Pemeriksaan Kedokteran Forensik Pada Korban Meninggal Bagian I

PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK PADA KORBAN MENINGGAL BAGIAN I Taufik Suryadi

SISTEMATIKA 



 

TANATOLOGI DAN PENENTUAN LAMA KEMATIAN AUTOPSI DAN SEBAB KEMATIAN PENGGALIAN KUBURAN PEMERIKSAAN DI TKP

THANATOLOGI DAN PENENTUAN SAAT KEMATIAN

THANATOLOGI DEFINISI : ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PERUBAHAN YANG TERJADI SETELAH KEMATIAN KLASIFIKASI : II. TANDA SEGERA/IMMEDIATE III. TANDA DINI / EARLY IV. TANDA LANJUTAN

TANDA – TANDA SEGERA • Terhentinya sirkulasi dan respirasi secara permanen TANDA DINI 1. Perubahan pada mata 2. Perubahan pada kulit 3. Penurunan suhu tubuh 4. Lebam mayat

TANDA LANJUTAN 1. Kaku mayat 2. Pembusukan 3. Adipocere 4. Mummifikasi

1. TANDA SEGERA - Kematian somatik / klinik - Dijumpai : A. Henti sirkulasi • Physical diagnostik : Auskultasi selama 5 menit terus menerus •

Subsidiari test : a. Magnus’s test b. Diaphanous test

c. Icard’s test d. Penekanan ujung kuku e. Meletakkan benda panas f. Pemotongan arteri kecil g. EKG selama 5 menit

B. Henti respirasi • Physical diagnostik : Auskultasi selama 5 menit terus menerus •

Subsidiari test : a. Meletakkan kaca di depan hidung dan mulut b. Mendekatkan kapas atau bulu ayam di depan hidung dan mulut

2. PERUBAHAN PADA MATA

Dijumpai : - Selaput bening mata keruh - Reflex cahaya hilang - Tekanan intra okuler menurun

3. PERUBAHAN PADA KULIT Dijumpai : - Kulit tidak bercahaya dan pucat - Elastisitas kulit hilang 4. PENURUNAN SUHU TUBUH Dipengaruhi beberapa faktor : - Umur - Suhu sekitar - Gizi - Pakaian penutup - Ruangan - Penyakit sebelumnya

5. LEBAM MAYAT

= = = = = = = =

Livor Mortis Post Mortem Staining Post Mortem Lividity Suggilation Hypostasis Vibices Lijkvlekken ( Belanda ) Bintik Mayat

PROSES : - Berhentinya aliran - Gravitasi - Pengembungan kapiler dan vena-vena kecil - Lokasi tergantung posisi mayat - Pada bagian terbawah tubuh - Tampak ½ - 2 jam setelah kematian -

Bila < 6 jam dirobah posisinya  dijumpai di tempat lain

- Bila dibawah 6 jam ditekan  warna pucat - Bila > 6 jam ditekan  warna tidak berobah

ASPEK MEDIKOLEGAL DARI LEBAM MAYAT

1. Tanda pasti kematian 2. Lama kematian 3. Posisi mayat 4. Sebab Kematian 5. Cara kematian dan distribusi

6. KAKU MAYAT

3 Fase setelah kematian : 1. Fase Relaxasasi Primer ( Flacidity ) 2. Fase Rigor Mortis ( Cadaveric Rigidity ) 3. Fase Relaxasi Sekunder

Ad. 1. Fase Relaxasasi Primer - Relaxasi tonus otot - Otot masih bereaksi terhadap stimulus externa  Cadangan Glikogen otot di pecah Ad. 2. Fase Rigor Mortis Pada cadangan Glikogen ↓  ATP tidak dibentuk  Actinomyosin menggumpal  kontraksi  Rigor Mortis

Ad. 3. Fase Relaxasasi Sekunder Setelah Rigor Mortis  otot-otot jadi lunak dan tidak bereaksi terhadap stimulus

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : 1. Umur 2. Keadaan otot 3. Cara kematian 4. Keadaan Sekeliling

KEADAAN YANG MENSIMULASI RIGOR MORTIS

a. Heat Stiffening b. Cold Stiffening c. Cadaveric spasm

7. PEMBUSUKAN = Putrefaction = Decomposition Merupakan stadium lanjut resolusi tubuh dari organik  inorganik Proses pembusukan dibagi 2 bagian : a. Autolysis b. Aktivitas bakteri

A. Autolysis • Pada kematian tubuh, jaringan menghasilkan enzim yang merusak jaringan itu sendiri. • Proses ini dimulai 3 - 4 jam sesudah kematian. Berlanjut selama 2 - 3 hari. B. Aktivitas Bakteri Pada kematian, bakteri di usus masuk ke pembuluh darah hemolysis darah dan pembusukan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMODIFIKASI PEMBUSUKAN A. Faktor Eksternal

• Pemanasan dan pembekuan • Kelembaban • Udara • Cara penguburan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMODIFIKASI PEMBUSUKAN B. Faktor Internal • Umur dan kondisi tubuh • Sex • Cara kematian

8. ADIPOCERE = saponifikasi ♠ Jaringan lemak tubuh dihidrolisa menjadi asam lemak jenuh. ♠ Di daerah tropis, memerlukan waktu 3 – 6 minggu , bertahan sampai 20 tahun atau lebih. ♠Bertambah cepat pada media yang lembab dan cukup air.

MEDIKOLEGAL DARI ADIPOCERE 1. Menentukan identitas 2. Menentukan penyebab kematian 3. Menentukan saat kematian 4.Menentukan tempat kematian

9. MUMMIFIKASI Proses dehidrasi atau pengeringan jaringan sesudah kematian sehingga kulit jadi kering, berkerut, warna coklat, melekat erat pada tulang, rambut kepala. Panas yang tinggi dan udara yang kering menghalangi terjadinya pembusukan, biasa dijumpai di daerah gurun pasir.

Waktu terjadi mummifikasi bervariasi , dari 3 bulan s/d ± 2 tahun.

ASPEK MEDIKOLEGAL DARI MUMMIFIKASI 1. Menentukan identitas 2. Menentukan sebab kematian 3. Menentukan tempat / lokasi kematian.

AUTOPSI DAN PENENTUAN SEBAB KEMATIAN

Peran PF pada TKP 

     

Membantu kepolisian dalam penentuan cara kematian (Manner of death) : Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan. Menegakkan penyebab (Cause of death) dan mekanisme kematian. Memperkirakan saat kematian Membantu polisi dalam rekonstruksi kejadian Membantu polisi dalam menentukan alat yang digunakan pada tindak pidana Membantu polisi dalam menentukan identitas korban yang tidak dikenal Saksi ahli

Jika tindak pidana terjadi PEMERIKSAAN DI TKP, AUTOPSI  AUTOPSI PF: MENGUMPULKAN BUKTI TINDAK PIDANA (VER)  SIDANG PENGADILAN: SAKSI AHLI (A CHARGE ATAU A DE CHARGE) 

AUTOPSI? PROSEDUR MEDIKOLEGAL PADA JENAZAH DIMANA MEMBUKA RONGGA KEPALA, DADA DAN PERUT SERTA ORGAN DALAM UNTUK MENENTUKAN PENYEBAB DAN MEKANISME KEMATIAN

PEMBAGIAN AUTOPSI   

AUTOPSI MEDIKOLEGAL AUTOPSI KLINIK AUTOPSI ANATOMIK

Fungsi autopsi         

Fungsi pendidikan Fungsi penelitian Fungsi kontrol untuk penelitian klinis Statistik medik, epidemiologi, genetika, populasi Kesehatan masyarakat: D/, Th?, pencegahan Prosedur medikolegal Transplantasi organ Perbaikan material buatan Jaringan untuk ekstraksi farmakologi dan pekerjaan kultur jaringan

PENYEBAB KEMATIAN



PADA SEMUA JENIS KEMATIAN BAIK YANG TERJADI SECARA ALAMI ATAUPUN ACCIDENTAL SECARA PRIMER DIBAGI ATAS TIGA SEBAB YAITU : 1. KOMA. 2. SINKOP. 3. ASFIKSIA .

KOMA KOMA BERARTI SUATU KEADAAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DARI BERBAGAI KASUS YANG BERBEDA YANG MENUNJUKKAN BAHWA SESUATU TELAH TERJADI YANG MENGGANGGU PUSAT VITAL PADA BATANG OTAK .

Gambaran klinis koma  





Kehilangan kemampuan merespon secara adekuat Refleks-refleks hilang, spingter-spingter berelaksasi, dan pupil berdilatasi atau berkontriksi, dan ia tidak sadarkan diri. Kulit yang membalut tubuhnya berkeringat dingin, dan temperatur berada pada sub normal atau normal. Denyut nadi biasanya lambat. Pernafasan lambat, ireguler. Lendir terkumpul dijalan nafas menyebabkan suara mengorok

Sinkop

   

Pada keadaan ini kematian biasanya disebabkan oleh terhentinya fungsi jantung, hal ini disebabkan pada keadaan-keadaan sebagai berikut : 1.Anemia yang terjadi pada perdarahan 2.Asthenia (lemah atau kehilangan energi) 3.Shock yang menghambat fungsi jantung 4.Penyakit-penyakit kelelahan seperti

ASFIKSIA PADA KEADAAN ASFIKSIA DIKATAKAN MATI BILA FUNGSI PARU-PARU BERHENTI DAN PEMOMPAAN OKSIGEN BERKURANG

Aspek Medikolegal PADA PEMERIKSAAN FORENSIK: 2. PERDARAHAN 3. MATI LEMAS 4. PENYAKIT

Penyebab kematian 

PENYAKIT, CEDERA ATAU KOMBINASI YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KEMATIAN



CONTOH: MCI, TRAUMA TUMPUL PADA DADA DLL

Mekanisme kematian MEKANISME YANG TERJADI SEBELUM KEMATIAN  PATOGENESE  CONTOH: GAGAL JANTUNG, ASPIRASI DARAH, EPIDURAL HEMATOM 

Cara kematian 

 3. 4.

MENERANGKAN BAGAIMANA TERJADINYA KEMATIAN APAKAH WAJAR ATAU TIDAK CARA KEMATIAN WAJAR: PENYAKIT, DEGENERASI TIDAK WAJAR: PEMBUNUHAN, BUNUH DIRI, KECELAKAAN









Sebab, mekanisme dan cara kematian

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN LUKA TUSUK PADA DADANYA, PARU KIRI ROBEK DAN MENYEBABKAN PERDARAHAN HEBAT DALAM RONGGA PLEURA SEBAB KEMATIAN: LUKA TUSUK PADA DADA KIRI MEKANISME KEMATIAN: ROBEKAN PARU KIRI DAN PERDARAHAN CARA KEMATIAN: PEMBUNUHAN

EXHUMASI DAN PEMERIKSAAN DI TKP

Apa itu?  

EXHUMASI, EXO DAN HUMUS MENGELUARKAN KEMBALI MAYAT YANG SUDAH DIMAKAMKAN DARI DALAM KUBURANNYA YANG TELAH DISAHKAN OLEH HUKUM UNTUK KEPENTINGAN PERADILAN

Untuk apa sih?  PENGUBURAN

ILEGAL SEPERTI MENYEMBUNYIKAN KEMATIAN  SURAT KEMATIAN TIDAK JELAS  IDENTITAS MAYAT TIDAK JELAS

KETENTUAN HUKUM YANG TERKAIT EXHUMASI PASAL 135 KUHAP  PASAL 133 AYAT 2 KUHAP  PASAL 134 AYAT 1 KUHAP  PASAL 136 KUHAP  PASAL 224 KUHP  PASAL 222 KUHP 

Persiapannya bagaimana? 





HARUS ADA PERMINTAAN TERTULIS DARI PENYIDIK KEPADA DOKTER DIBERIKAN KETERANGAN MODUS OPERANDI LENGKAP PENYIDIK MENYEDIAKAN 3 STOPLES BERSIH, 2 LTR ALKOHOL 96%, 1 LTR FORMALIN 10%, 10 KANTONG PLASTIK TEBAL

Siapa yang harus hadir PENYIDIK/POLISI  PEMERINTAH SETEMPAT/PEMUKA MASYARAKAT  DOKTER BESERTA TIMNYA  KELUARGA KORBAN/AHLI WARIS  PETUGAS PEMAKAMAN/PENGGALI KUBURAN 

Perhatian!  SEBAIKNYA

DILAKUKAN PADA

PAGI HARI  DAERAH SEKITAR PENGGALIAN SEBAIKNYA DIPASANG TIRAI YANG TIDAK TEMBUS PANDANG DAN DIJAGA OLEH PETUGAS KEPOLISIAN

Apa yang dilakukan?  IDENTIFIKASI

KUBURAN  PEMERIKSAAN LUAR  PEMERIKSAAN DALAM  PEMERIKSAAN TAMBAHAN

PEMERIKSAAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA

Apa itu TKP? TEMPAT DITEMUKANNYA BENDA DAN ATAU TERJADINYA PERISTIWA KEJAHATAN ATAU YANG DIDUGA KEJAHATAN MENURUT SUATU KESAKSIAN MISAL: KASUS PENGANIAYAAN, PEMBUNUHAN, KEMATIAN MENDADAK

Yang perlu diperhatikan dokter di TKP 





TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG DAPAT MENGUBAH, MENGGANGGU, MERUSAK KEADAAN DI TKP MINTA INFORMASI SECARA GLOBAL TENTANG KASUS UNTUK PERSIAPAN PEMERIKSAAN ATAS TUBUH KORBAN DILAKUKAN SECARA SISTEMATIS

Tujuannya apa? 

MENDAPATKAN DATA YANG AKURAT DALAM TEMPO SINGKAT DAN MELAKUKAN BEBERAPA TES LAPANGAN YANG BERGUNA BAGI PIHAK PENYIDIK AGAR IA DAPAT MELAKUKAN STRATEGI SERTA LANGKAH YANG TEPAT UNTUK DAPAT MEMBUAT JELAS DAN TERANG SUATU PERKARA PIDANA

Tugas dokter 





MENENTUKAN APA KORBAN MASIH HIDUP ATAU SUDAH MENINGGAL DUNIA BILA KORBAN MASIH HIDUP BERI PERTOLONGAN SEGERA BILA SUDAH MENINGGAL TENTUKAN SAAT KEMATIAN DARI CIRI TANATOLOGISNYA

Lalu apa lagi…  TENTUKAN

JATI DIRI KORBAN  TENTUKAN JENIS LUKA DAN KEKERASAN  BUAT SKETSA SEDERHANA, CARI BUKTI BIOLOGIS (AKAN DIBAHAS SENDIRI)

Tugas penyidik 



 

MEMBERITAHU GAMBARAN LINGKUNGAN SEKITAR APA YG DITEMUKAN PADA KORBAN DESKRIPSI TTG KEMATIAN ITU SENDIRI DESKRIPSI SAKSI SCR LISAN, FOTO MEMBERITAHU BENDA BUKTI YG DITEMUKAN DI TKP