BAB PEMBAHASAN I.
Diagnosis Penegakan diagnosa pada kasus ini didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis diketahui bahwa penderita mempunyai keluhan perdarahan pervaginam. Perdarahan pada umumnya terjadi segera sehabis senggama (perdarahan kontak), namun pada tingkat klinik yang lebih lanjut perdarahan spontan dapat terjadi. Pada kasus ini didapatkan perdarahan pervaginam yang terjadi diluar senggama dimana 75-80% pendarahan yang terjadi diluar senggama merupakan salah satu gejala khas pada karsinoma serviks stadium lanjut. Dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 19 Maret 2019, dari status ginekologis penderita didapatkan Hal ini menunjang diagnosa karsinoma serviks dimana pada stadium IIIA tumor ini telah meluas sampai ke Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
Pemeriksaan luar : Abdomen; datar, lemas, simetris, fundus uteri tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-), tanda cairan bebas (-).
Inspekulo : vagina ditampakkan, tampak massa berbenjol rapuh, flour (-), fluksus (-) darah tak aktif.
II.
VT
: Massa mengisi vagina ¾ mudah berdarah dan berbenjol
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Laboratorium : A. Darah Hematologi (Tanggal 13 Februari 2019): Hb: 13,2 g/dL, Ht: 37,9%, leukosit:14680/mm3, trombosit: 447.000/mm3 Eritrosit 4.510.000/mm3,
B. Patologi jaringan Kesan : Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin, diferensiasi sedang-buruk, derajat 3. C. USG (Hasil pemeriksaan tanggal 14 Desember 2018) Kesan : Massa di serviks suspek malignansi serviks Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hemoglobin berkisar 13,2 g/dl dan Leukosit leukosit:14680/mm3. Dari hasil patologi anatomi dinyatakan Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin, diferensiasi sedang-buruk, derajat 3.
III.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan bagi penderita karsinoma serviks stadium IIIA merupakan suatu terapi paliatif, berupa radiasi eksterna (teletherapy) dan radiasi interna (brachytherapy) ditambah dengan brakytherapy intrakaviter dengan konkruens kemoterapi. Radiasi eksterna ditujukan pada kelenjar getah bening dan penjalaran parametrium dinding panggul. Untuk mengurangi efek samping, digunakan sinar energi megavolt, misalnya Co 60 dengan dosis fraksinasi 200cGy/ hr. Radiasi eksternal diberikan dengan target primer berupa tumor dan uterus sedangkan target sekunder berupa KGB pelvis dan KGB iliaka komunis. Target volume pada terapi ini adalah tumor primer, kelenjar limfe pelvis dan iliaka komunis. Radiasi interna merupakan radiasi dosis tinggi yang ditujukan pada tumor primer serviks. Hal ini dilakukan dengan cara memasang sumber radiasi terhadap intrauterin dan vagina (intrakaviter) dengan tetap mempertahankan radiasi pada rektum dan vesika urinaria dipertahankan dalam dosis toleransi. Pemasangan radiasi interna dilaksanakan dengan 2 metode, berupa metode konvensional (metode paris, sockholm, manchester dan implantasi interstitiel) serta metode afterloading. Konkruen kemoradiasi yang dilaksanakan berupa sisplastin dengan dosis 50 mg / m2 selama pemberian radiasi eksterna. Pada pasien ini diberikan terapi Curcuma tablet 3x20mg, Inj. Asam tranexamat 3x1gr, Inj. Ketorolac 3x30mg, Inj. Ranitidin 2x50mg, Inj. Ondansetron 2x4mg, IVFD RL, IVFD NaCL, Profenid 100 mg sup
IV.
Faktor Predisposisi Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik diantaranya yang penting adalah jarang ditemukan pada perawan, insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama (ciotarche) dialami pada usia amat muda (kurang dari 16 tahun) insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan sosial ekonomi rendah, higine seksual yang jelek, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat, Dan akhirnya kebiasaan merokok
V.
Prognosis Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah : a. Umur penderita b. Keadaan umum c. Tingkat klinik keganasan d. Sitopatologi sel tumor e. Kemampuan ahli atau tim ahli yag menanganinya f. Sarana pengobatan yang ada Stadium
Penyebaran kanker serviks
% Harapan Hidup 5 Tahun
0
Karsinoma insitu
100
I
Terbatas pada uterus
85
II
Menyerang luar uterus tetapi meluas
60
ke dinding pelvis III
Meluas ke dinding pelvis dan atau
33
sepertiga bawah vagina atau hidronefrosis IV
Menyerang mukosa kandung kemih atau rektum atau meluas keluar pelvis sebenarnya
7
Ciri-ciri Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki resiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun