Journal Reading
“Recurrence Paterns Of Hyperemis Gravidarum”
Disusun Oleh : Ayu Tiara Nurpratomo 1620221181
Pembimbing :
dr. Erdiyan Astato, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR MINGGU PERIODE 24 DESEMBER 2018 – 3 MARET 2019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA
0
HIPEREMESIS GRAVIDARUM BERULANG
LATAR BELAKANG: Hiperemesis gravidarum, muntah berlebihan selama kehamilan, mempengaruhi sekitar 0,3-3,0% dari semua kehamilan, namun risikonya jauh lebih tinggi pada kehamilan setelah kehamilan hiperemetik. Tingkat kekambuhan hiperemesis gravidarum dilaporkan luas, yaitu berkisar antara 15-81%, tergantung pada pengaturan penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan hiperemesis gravidarum belum diteliti secara memadai. TUJUAN: Peneliti berusaha untuk mengevaluasi tingkat kekambuhan hiperemesis gravidarum pada kehamilan berikutnya, untuk menjelaskan pola kronologis dari kekambuha dan untuk menganalisis faktor-faktor terkait maternitas, lingkungan, dan kehamilan yang terkait dengan hiperemesis gravidarum yang berulang. DESAIN STUDI: Dari semua kehamilan yang berakhir dengan persalinan di Finlandia dari tahun 2004-2011, data wanita yang memiliki setidaknya kehamilan yang berakhir dalam persalinan setelah kehamilan yang didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum diambil dari daftar debit rumah sakit dan daftar kelahiran medis (1836 wanita, 4103 kehamilan; indeks kehamilan 1836 dan 2267 kehamilan berikutnya). Kehamilan pertama dengan diagnosis hiperemesis gravidarum dipilih sebagai indeks kehamilan, dan tingkat kekambuhan dihitung dengan membandingkan jumlah kehamilan hiperemetik yang mengikuti indeks kehamilan dengan total jumlah kehamilan yang mengikuti indeks kehamilan. Pola kekambuhan hiperemesis gravidarum diilustrasikan dengan urutan kronologis kehamilan wanita mulai dari indeks kehamilan hingga akhir periode tindak lanjut. Hubungan antara hiperemesis berulang dan usia, paritas, indeks massa tubuh sebelum kehamilan, merokok, status perkawinan dan sosial ekonomi, domisili, bulan persalinan, teknologi reproduksi berbantuan, jenis kelamin, dan jumlah janin yang dianalisis pada indeks kehamilan dan indeks kehamilan selanjutnya. HASIL: Terdapat 544 kehamilan dengan diagnosis hiperemesis dan 1723 kehamilan tanpa diagnosis hiperemesis mengikuti indeks kehamilan. Tingkat kekambuhan hiperemesis gravidarum secara keseluruhan pada kehamilan setelah indeks kehamilan adalah 24%. Dalam kasus > 1 kehamilan berikutnya, terdapat 11% wanita didiagnosis dengan hiperemesis pada semua kehamilan mereka. Dalam indeks kehamilan, kekambuhan hiperemesis gravidarum lebih umum di antara wanita dengan paritas 2 dibandingkan paritas 1 (rasio odds yang disesuaikan, 1,33, P = 0,046). Wanita yang memiliki kelebihan berat badan (rasio odds yang disesuaikan, 0,58, P = 0,036) atau wanita yang merokok setelah trimester pertama (rasio odds yang telah disesuaikan, 0,27, P <0,001) memiliki kekambuhan hiperemesis yang lebih rendah. Dalam perbandingan kehamilan
1
berikutnya, berhenti merokok pada trimester pertama (rasio odds yang disesuaikan, 0,32, P = 0,010) dan merokok berlanjut setelah trimester pertama (rasio odds yang disesuaikan, 0,38, P = 0,002) dikaitkan dengan peluang yang lebih rendah. hiperemesis berulang. Janin dengan jenis kelamin wanita dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi dari hiperemesis berulang (rasio odds yang disesuaikan, 1,29, P = 0,012). KESIMPULAN: Pada sebagian besar kehamilan setelah kehamilan hiperemetik sebelumnya, hiperemesis gravidarum tidak kambuh, tetapi kehamilan hiperemetik terjadi pada kehamilan berikutnya dengan prediksi yang rendah. Hanya terdapat beberapa faktor yang terkait dengan hiperemesis berulang yang dapat diidentifikasi. Meskipun memperkirakan kemungkinan kambuhnya hiperemesis gravidarum pada kehamilan berikutnya berdasarkan pada kehamilan hiperemetik pertama seorang wanita ternyata tidak layak, namun meyakinkan untuk mengetahui bahwa hiperemesis tampaknya tidak lebih mungkin terjadi pada setiap kehamilan dan setelah 1 kehamilan dengan hiperemesis, kehamilan selanjutnya mungkin dapat berbeda. Kata kunci: hiperemesis, hiperemesis gravidarum, mual, kehamilan, kekambuhan, muntah
2
Latar belakang Hiperemesis gravidarum (HEG), muntah yang berlebihan pada kehamilan, merupakan penyebab terbanyak kasus rawat inap trimester pertama kehamilan. HG terjadi sekitar 0,3- 3.0% dari semua kehamilan. Kemungkinan terulangnya HG pada kehamilan berikutnya belum jelas diketahui. Terdapat dua penelitian yang telah meneliti kemungkinan terulangnya HEG pada kehamilan selanjutnya : Trogstad et al menemukan 15% kekambuhan pada kehamilan kedua, dan Fiaschi et al menemukan 26% kekambuhan pada kehamilan kedua. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan dalam mendefinisikan HEG dan perbedaan metodologi penelitian. Dalam survei studi, Fejzo et al menemukan HEG terulang kembali pada 46 dari 57 kehamilan berikutnya (81%), dan 22 dari 57 kehamilan (39%) harus menjalani rawat inap karena HEG. Peran faktor yang berkontribusi dalam HEG menarik untuk diteliti agar dapat mengenali wanita yang berisiko tinggi mengalami HEG berulang. Beberapa faktor berhubungan dengan ibu, lingkungan, dan kehamilan diketahui terkait dengan HEG secara umum. Hasil penelitian sebelumnya mengenai paritas dan graviditas saling bertentangan: menurut beberapa penelitian, wanita primipara tampak lebih mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit karena HEG
6,10,11
sementara menurut yang lain, HEG
dikaitkan dengan peningkatan graviditas. Indeks massa tubuh (BMI) mungkin memiliki beberapa efek pada HEG ; perempuan dengan berat badan kurang telah terbukti lebih rentan mengalami HEG
13,14
sedangkan pada wanita obesitas
hasilnya saling bertentangan: terdapat penelitian yang melaporkan risiko HEG yang lebih tinggi dan adapula yang melaporkan lebih rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap terjadinya HEG.14,16 Selain itu, HEG ditemukan lebih umum pada kehamilan ganda
10,17
serta kehamilan dengan janin perempuan.
3,6
Namun, pengetahuan
tentang faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya HEG berulang masih terbatas. Dalam penelitian Fiaschi et al, 6 Asia atau etnis kulit hitam dan disfungsi tiroid terkait dengan peningkatan risiko terulangnya HEG dikehamilan selanjutnya. Trogstad et al5 menemukan janin dari ayah yang berbeda dapat
3
mengurangi kemungkinan HEG berulang, tetapi dalam studi oleh Fejzo et al,
8
janin dari ayah yang berbeda tidak mempengaruhi rekurensi hiperemesis. HEG mungkin mempengaruhi perencanaan keluarga bahkan hubungan ibu-anak, untuk itu keshahihan data tentang tingkat kekambuhan HEG sangat diperhatikan dalam protokol terbaru 19 Tujuan dari penelitian kami adalah untuk mengevaluasi tingkat kekambuhan HEG pada kehamilan selanjutnya dan untuk menganalisis bagaimana faktor ibu, lingkungan, dan faktor yang berhubungan dengan kehamilan seperti usia, paritas, BMI sebelum hamil ibu, merokok selama kehamilan, status perkawinan,status sosial ekonomi, bulan melahirkan, jumlah janin dan jenis kelamin janin berhubungan dengan terjadinya HEG berulang. AJOG at a Glance Mengapa penelitian ini dilakukan? Untuk mengevaluasi tingkat kekambuhan hiperemesis gravidarum, untuk menjelaskan pola kekambuhan hiperemesis, dan untuk menganalisis faktorfaktor yang terkait dengan kekambuhan hiperemesis. Temuan kunci Tingkat kekambuhan hiperemesis secara keseluruhan adalah 24%, dan 11% wanita didiagnosis dengan hiperemesis pada semua kehamilan mereka. Merokok dikaitkan dengan kemungkinan lebih rendah mengalami hiperemesis berulang (odds rasio 0,27, P <0,001); janin berjenis kelamin perempuan meningkatkan peluang (odds rasio 1,29, P = 0,012). Apakah menambah apa yang telah diketahui? Hasil kami menyajikan berbagai pola rekurensi hiperemesis beberapa kehamilan berturut-turut. Hiperemesis gravidarum tampaknya tidak memburuk pada setiap kehamilan selanjutnya. Perbandingan wanita yang hiperemetik dikehamilan pertama mengungkapkan bahwa ada sangat sedikit perbedaan antara keduanya.
4
Material dan metode Data disusun menggunakan register layanan kesehatan Finlandia dengan izin
dari
Finnish
National
Institute
for
Healt
and
Welfare
(THL/658/5.05.00/2012). Team etik Rumah Sakit Finlandia Barat Daya mengevaluasi dan menyetujui rencana studi (43/180/2011). Semua kehamilan dengan diagnosis HEG pada kehamilan (International Statistical Classification of Diseases, 10th Revision [ICD-10] kode diagnosis O21 [muntah berlebihan pada kehamilan], O21.0 [HEG, ringan atau tidak spesifik, dimulai sebelum akhir minggu ke – 22 kehamilan], O21.1 [HG, dimulai sebelumnya akhir minggu ke 22 kehamilan, dengan gangguan metabolisme seperti deplesi karbohidrat, dehidrasi, atau ketidakseimbangan elektrolit], dan O21.9 [muntah kehamilan, tidak spesifik]
20
dalam Daftar Discharge Rumah Sakit
Finlandia) dari tahun 2004 hingga 2011 dilibatkan dalam penelitian ini. Di Finlandia, semua orang yang tercatat di sistem pusat pelayanan kesehatan masyarakat dari titik masuk mana pun (pusat perawatan kesehatan lokal, gawat darurat, klinik khusus, atau bangsal rumah sakit) mencantumkan diagnosis utama dan diagnosis sekunder. Penelitian kami terdiri dari wanita yang telah didiagnosis HEG dengan atau tanpa rawat inap. Wanita yang hamil pertama kali selama masa studi (2642) dan wanita yang tidak hamil setelah kehamilan pertama dengan diagnosis HEG (885) tidak dimasukkan kedalam penelitian (Gambar 1). Data tentang faktor ibu, lingkungan, dan faktor-faktor kehamilan yang berhubungan dengan HEG diperoleh dari Daftar Kelahiran Finlandia: usia ibu dalam tahun, paritas (kehamilan saat ini), BMI prahamil (dihitung dari tinggi dan prahamil berat dan dikategorikan menjadi <18.5; 18.5-24.9; 25-29.9; 30-34.9, dan 35 kg / m2), merokok atau tidak merokok; merokok tetapi berhenti pada trimester pertama; lalu kembali merokok setelah trimester pertama, hidup bersama pasangan (ya /tidak), status sosial ekonomi (berdasarkan pekerjaan ibu), ukuran kotamadya (dimasukkan dalam database sebagai kode identifikasi masyarakat; dikategorikan dalam analisis sesuai dengan jumlah populasi: <10.000, 10.000-99.999, atau 100.000 jiwa), bulan melahirkan, ART (termasuk inseminasi, stimulasi folikel,
5
dan transfer embrio), dan jumlah janin dan jenis kelamin janin. Kehamilan dengan penyebab lain muntah selain HEG (1 kasus batu empedu dan 1 kasus pankreatitis) dieksklusikan. Diagnosis kepulangan pada kehamilan berikutnya juga dianalisis untuk menilai apakah HEG terulang pada kehamilan baru atau tidak. Kehamilan pertama dengan HEG dari setiap wanita disebut (dianggap) sebagai indeks kehamilan. Untuk menghitung tingkat kekambuhan rata-rata HEG, semua kehamilan setelah indeks kehamilan (kehamilan pertama dengan HEG) dikelompokkan menjadi positif HEG dan tidak mengalami HEG. Untuk menilai mekanisme terjadinya hal tersebut dan untuk menghitung frekuensi dari kedua hal tersebut, dilakukan kompilasi pada grafik pola HEG (Gambar 2). Analisis statistik Faktor yang terkait dengan HEG berulang dianalisis dalam 2 bagian: masing-masing faktor dianalisis baik pada indeks kehamilan maupun kehamilan setelah indeks kehamilan (Tabel). Pertama, pada indeks kehamilan diidentifikasi faktor-faktor yang dapat memprediksi kekambuhan HEG di masa depan. Wanita pada indeks kehamilan ini dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan kondisi kehamilannya: (1) mereka dengan diagnosis HEG setidaknya 1 kehamilan setelah indeks kehamilan (kelompok rekurensi HG); dan (2) mereka yang tidak didiagnosis HEG di kehamilan setelah indeks kehamilan (kelompok yang tidak berulang). Hubungan faktor-faktor dengan berulangnya HEG dianalisis secara univariat dan multivariat dengan regresi logistik biner. Faktor dengan nilai P <.10 dalam analisis univariat dimasukkan ke dalam analisis multivariat. Kedua,
kehamilan
setelah
indeks
kehamilan
dianalisis
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan kehamilan dengan HEG berulang dari kehamilan tanpa HEG berulang. Selanjutnya dibagi dalam 2 kelompok: (1) kehamilan dengan diagnosis HEG; dan (2) kehamilan tanpa diagnosis HEG. Seorang wanita bisa memiliki kehamilan >1 setelah indeks kehamilan selama masa studi, beberapa dengan HEG dan beberapa tanpa HEG (Gambar 2), dan dengan demikian kelompok dibandingkan menggunakan regresi
6
logistik biner untuk memperhitungkan kehamilan wanita yang sama. Hubungan faktor-faktor dengan diagnosis HEG dianalisis secara univariat dan multivariat dengan regresi logistik. Faktor dengan nilai P <.10 dalam analisis univariat dimasukkan kedalam analisis multivariat. Analisis statistik dilakukan dengan perangkat lunak (Sistem SAS untuk Windows, Versi 9.4; SAS Institute Inc, Cary, NC).
5541 wanita dilakukan diagnosis, antara 2004 dan 2011
Muntah hanya pada akhir kehamilan: 176 wanita dikeluarkan Penyebab lain muntah: 2 wanita dikeluarkan Jumlah total : 5363
Wanita dengan satu kehamilan selama penelitian: 2642 dikeluarkan Wanita yang tidak hamil sesudah kehamilan HEG pertama mereka:
885 wanita dikeluarkan 1836 wanita yang memiliki setidaknya satu kehamilan setelah indeks kehamilan
HEG terulang dalam setidaknya satu kehamilan berikutnya
Tidak ada pengulangan HEG di salah satu kehamilan berikutnya 1343 wanita
493 wanita 7
Sumber utama diagnosis hiperemesis gravidarum (HG) adalah Data Register Rumah Sakit Finlandia. (FHDR) (officially Care for Health Care), di mana semua diagnosa kunjungan perawatan kesehatan dikumpulkan, dan sumber sekunder adalah Finnish Medical Birth Register (FMBR), dimana diagnosis diberikan selama kunjungan ibu. Dari 1836 wanita, 1828 diidentifikasi dalam FHDR dan 374 di FMBR (366 wanita di kedua register, hanya 1462 di FHDR dan 8 di FMBR). Dari 496 wanita dengan kekambuhan HEG, 490 diidentifikasi dalam FHDR dan 121 di FMBR (115 wanita di keduanya, 372 hanya di FHDR dan 6 hanya di FMBR). Dari 1343 wanita tanpa kekambuhan HEG, 1341 diidentifikasi dalam FHDR dan 253 di FMBR (251 wanita di kedua register, 1090 hanya di FHDR dan 2 hanya di FMBR). Hasil Kami mengidentifikasi 1836 wanita yang setidaknya 1 kali hamil setelah indeks kehamilan HEG. Diantaranya 493 (26,9%) didiagnosis dengan HEG setidaknya 1 kali pada kehamilan setelah kehamilan indeks, dan 1343 (73,1%) tidak mengalami HEG. Terdapat total 2267 kehamilan setelah indeks Kehamilan HEG, dan didapatkan HEG terulang kembali pada 544 kehamilan. Secara keseluruhan tingkat rekurensi HEG adalah 24,0%. Pada kehamilan setelah indeks kehamilan dengan HEG didapatkan kasus paling banyak berupa tidak adanya kehamilan setelah indeks kehamilan yang didiagnosis dengan HEG. Antara wanita yang memiliki 1 kehamilan setelah indeks kehamilan, HEG terulang pada 25% pada kehamilan kedua. Terdapat 333 wanita yang memiliki >1 kehamilan setelah indeks kehamilan, dan di antara mereka 11% didiagnosis HEG pada semua kehamilan berikutnya, 22% didiagnosis HEG setidaknya 1 kali di kehamilan berikutnya, dan 67% tidak mengalami HEG. Secara keseluruhan, 11% wanita yang memiliki >1 kehamilan setelah indeks kehamilan memiliki ≥1 kehamilan tanpa HEG terjadi di antara kehamilan berikut dengan diagnosis HEG (lagi); jadi, HEG- non HEGHEG (Gambar 2).
8
Pada analisis kehamilan indeks, paritas tidak berhubungan dengan terulangnya HEG pada analisis univariat, tetapi dalam analisis multivariat terulangnya HEG lebih sering terjadi di antara wanita dengan paritas 2 daripada paritas 1 (odds rasio [OR], 1.33, P = .046). Terulangnyan HEG (OR 0,58, P= .036) kurang umum pada wanita overweight dibandingkan dengan wanita dengan berat badan normal, tetapi klasifikasi BMI lainnya tidak memiliki hubungan dengan terulangnya HEG. Wanita yang merokok setelah trimester pertama lebih rendah risikonya untuk HEG berulang dibandingkan wanita dengan kelompok yang tidak merokok (OR 0,27, P <0,001). Faktor-faktor lain tidak berhubungan dengan kekambuhan HEG. Sedangkan analisis pada kehamilan setelah kehamilan indeks, merokok dikaitkan dengan risiko
lebih rendah mengalami HEG berulang. Usia 36-40
tahun, tinggal di kota dengan > 100.000 penduduk, ART, dan jenis kelamin janin perempuan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami HEG berulang pada analisis univariat. Merokok (merokok, tetapi berhenti pada trimester pertama vs tidak merokok: OR 0,32, P = 0,010; terus merokok setelah trimester pertama vs tidak merokok: OR 0,38, P=.002) dan jenis kelamin janin perempuan (OR, 1.29, P =.012) tetap signifikan dalam analisis multivariat.
9
Gambar 2. Pola rekurensi HEG pada kehamilan setelah indeks kehamilan
Ibu hamil yang melahirkan pada tahun 2004 hingga 2011 dari para wanita yang memiliki setidaknya 1 kehamilan setelah kehamilan HG pertama selama masa studi dimasukkan dalam analisis. Komentar Tingkat kekambuhan HEG adalah 24% termasuk kategori sedang: tiga perempat wanita pada penelitian kami tidak didiagnosis dengan HEG pada kehamilan berikutnya. Namun, wanita dengan diagnosis HEG pada kehamilan sebelumnya jauh lebih sering mengalami HEG
lagi
dibandingkan populasi umum.
Berdasarkan analisis pada kehamilan setelah kehamilan indeks diketahui bahwa
10
hanya sedikit faktor baik faktor ibu, terkait kehamilan, atau faktor lingkungan yang secara konsisten dikaitkan dengan HEG berulang. Penilaian tingkat kekambuhan HEG cukup sulit oleh karena perbedaan mendefinisikan HEG dan kurangnya pemahaman tentang apa yang dianggap sebagai HEG berulang. Pada penelitian ini, kami menggunakan diagnosis klinis berdasarkan pada sistem diagnostik ICD-10 yang digunakan di unit perawatan kesehatan Finlandia selama masa studi. Pada penelitian di Norwegia dari 4796 wanita dengan HEG, didapatkan tingkat kekambuhan HEG yang lebih rendah daripada penelitian kami yaitu 15%5 Waktu penelitian di Norwegia tersebut lebih lama dari penelitian ini yaitu 1967 hingga 1998, dan perubahan dalam diagnosis HEG rendah di awal penelitian dan lebih tinggi menjelang akhir penelitian. Penelitian di Inggris,
tingkat
kekambuhan sama dengan penelitian ini, 26%, dan lama penelitian dilakukan dari 1997 hingga 2012, tumpang tindih dengan penelitian ini. Kedua penelitian sebelumnya hanya menganalisis kehamilan pertama dan kedua populasi penelitian. Sebaliknya, kami memasukkan semua kehamilan selama masa studi dalam analisis, mengungkapkan pola kekambuhan HEG di mana 1 kehamilan tanpa HEG dapat terjadi antara 2 kehamilan HEG. Dalam penelitian di AS, dilaporkan tingkat kekambuhan 81%, jauh lebih tinggi daripada penelitian kami, dan tingkat kekambuhan sampai dirawat inap 39%, tidak jauh berbeda dengan penelitian ini. Data penelitian di AS dikumpulkan secara retrospektif dengan kuesioner untuk pasien HEG yang telah mengunjungi situs mengenai HEG di internet dan diterapi dengan infus pada kehamilan pertamanya. Populasi penelitian kami mungkin berbeda dari populasi umum dan kemungkinan bias terhadap estimasi kambuhnya HEG secara berlebihan tidak bisa dihindari, atau, karena studi mereka masih dalam skala kecil (57 kehamilan setelah kehamolan dengan HEG sebelumnya), perbedaannya mungkin berasal dari variasi umum. Temuan mengenai faktor yang berhubungan dengan HEG, gen21 dapat menjadi presiktor terjadinya HEG berulang. Misalnya, alel G dari gen GDF15 lebih sering ditemukan di antara pasien HEG dibandingkan dengan wanita
11
non HEG (sekitar 80% vs 70%), serta alel A gen IGFBP7 (sekitar 70% vs 65%), untuk itu penelitian mengenai hubungan gen terhadap
hiperemesis berulang
cukup menarik; dalam teori, HEG berulang mungkin lebih sering terjadi di antara mereka yang memiliki kecenderungan genetik. Namun sejak itu alel yang terkait dengan HEG ditemukan pada lebih dari setengah wanita tanpa HEG, juga, belum memungkinkan untuk memperkirakan apakah gen tersebut dapat memberikan estimasi kekambuhan Faktor maternal yang sebelumnya telah ditemukan terkait dengan HEG, seperti paritas atau BMI, tidak memberi hasil konsisten dalam penelitian kami sehingga memerlukan lebih banyak penelitian lagi. Merokok menunjukkan hubungan yang konsisten dengan HEG berulang. Merokok dapat mengurangi risiko HEG berulang mungkin karena efeknya pada plasenta, seperti menghambat pertumbuhan plasenta dan mempengaruhi protein yang diproduksi plasenta yang mungkin berperan dalam tombulnya HEG, seperti GDF15 dan IGFBP7. Dalam analisis univariat, tempat tinggal kota tampaknya berpengaruh pada HEG berulang: wanita yang tinggal dikota atau kelompok besar masyarakat mengalami HEG berulang lebih sering daripada wanita yang tinggal di kelompok kecil. Namun, faktor ini tidak berpengaruh dalam analisis multivariat Hasil ini memerlukan studi lebih lanjut. Di Finlandia, meskipun perawatan kesehatan layanan bersifat universal dan sebagian besar digratiskan, populasi kepadatan dan jarak ke layanan perawatan kesehatan cukup berbeda di setiap bagian: di daerah berpenduduk kurang padat Finlandia, terutama di Jepang Utara, jarak ke unit perawatan kesehatan terdekat mungkin beberapa ratus mil. Dapat dihipotesiskan bahwa di kota-kota besar, dimana layanan perawatan kesehatan lebih mudah diakses, perempuan lebih cenderung mencari bantuan sehingga dapat terdiagnosis. Di sisi lain perempuan yang tinggal di kelompok kecil (desa) mungkin lebih sering tinggal di dekat kerabat mereka dibandingkan ke kota terbesar. Mungkin juga terdapat kebijakan pengobatan yang berbeda di setiap negara, yang mungkin memiliki mempengaruhi hasil penelitian kami. Di antara faktor-faktor terkait kehamilan, ART dikaitkan dengan kekambuhan HEG pada analisis univariat, tetapi dalam analisis multivariat, asosiasi itu tidak
12
signifikan secara statistik. Analisis lebih lanjut mengenai peran ART cukup menarik untuk dilakukan lebih lanjut, sebagai gambaran hubungan antara HEG dan ART telah dijelaskan pada penelitian sebelumnya.11,15,16 Risiko HEG lebih tinggi terkait dengan janin berjenis kelamin perempuan telah dilaporkan sebelumnya.3,6 Mungkin terdapat kesamaan mekanisme antara ART dengan janin berkelamin perempuan: kadar serum hCG lebih tinggi dari rata-rata ditemukan pada kehamilan dengan ART, juga pada kehamilan dengan janin perempuan.14,22 Peran kadar hCG dalam HEG masih tidak jelas dan terhadap hipotesis bahwa hCG, atau kerentanan individu terhadap hCG, atau beberapa isoform biokimia, mungkin menyebabkan atau memperburuk gejala HEG pada beberapa wanita.16,23 Analisis terperinci tentang 4372 kehamilan setelah fertilisasi in vitro tidak menunjukkan hubungan apa pun antara kadar hCG dan HG24 sebagai bukti bahwa gen plasenta mungkin terlibat dalam perkembangan HEG, 21 hubungan antara HEG dengan Level hCG dapat berubah sewaktu-waktu. Diperlukan studi lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya asosiasi ini. Data penelitian kami tidak memungkinkan analisis semua faktor yang berhubungan dengan HEG berulang, seperti etnis atau latar belakang migran, fungsi tiroid,
6
atau perubahan paternitas.5 Namun demikian, hasil kami sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu usia
5,6
atau status sosial ekonomi6 tampaknya tidak
berhubungan dengan kekambuhan HEG.
13
Tabel. Perbandingan faktor ibu, lingkungan, dan terkait kehamilan pada kehamilan indeks (kelompok rekurensi hiperemesis gravidarum vs tidak ada rekurensi kelompok) dan kehamilan berikutnya (kehamilan dengan diagnosis hiperemesis gravidarum vs kehamilan tanpa diagnosis hiperemesis gravidarum)
14
Kekuatan dan kelemahan Data kami diambil dari register (rekam medis). Menurut studi validasi, akuntabilitas dan cakupan data register perawatan kesehatan Finlandia termasuk data yang akurat dan reliable (dapat dipercaya kesahihannya).25 Data tentang kunjungan ke klinik kesehatan dan rumah sakit dikumpulkan secara sistematis ke register nasional. Penyediaan data dan semua institusi wajib menggunakan protokol pengumpulan data yang sama dibuat oleh the National Institute for Health and Welfare.26 Pasien HEG pada penelitian ini didiagnosis di poli umum, bangsal rawat inap persalinan, klinik rawat jalan, atau di rumah sakit. Di sisi lain, semua wanita dengan gejala HEG mungkin tidak berobat dengan demikian mungkin tidak terdiagnosis. Dengan demikian hasil kami dapat dianggap mewakili persentase terendah risiko kemungkinan terulangnya HEG, dan mungkin persentase aktualnya bisa lebih tinggi. Durasi penelitian selama 8 tahun, belum tentu mencakup seluruh riwayat reproduksi semua wanita, dengan demikian kelanjutan dari penelitian kami akan menarik jka diteliti lebih lanjut. Makna penelitian (peran penelitian) Pengetahuan tentang kekambuhan HEG pada kehamilan berikutnya adalah penting, karena HEG mungkin memiliki efek terhadap keluarga berencana serta hubungan ibu-anak.18 Beberapa faktor yang memengaruhi Kekambuhan HEG dapat diidentifikasi, tetapi belum ada cara yang dapat digunakan untuk memprediksi apakah HEG akan terulang kembali di kehamilan berikutnya. Meskipun hal yang baik untuk memperkirakan kekambuhan HEG pada kehamilan berikutnya dengan cara mengevaluasi kehamilan pertama dengan HEG, mengetahui bahwa HEG belum tentu terulang kembali mungkin meyakinkan ketika mempertimbangkan untuk hamil lagi.
15