BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu. Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”. Kelima elemen dasar tersebut adalah Who ( sumber atau komunikator ), Says What ( pesan ), in Which Channel ( Saluran ), to Whom ( Penerima ), with What Effect ( Efek atau dampak ). Di dalam komunikasi, manusia menyampaikannya dapat melalui pesan ( tidak langsung ) atau secara tatap muka ( langsung ). Pesan yang disampaikan dapat berupa pesan baik ( good news ) atau pesan buruk/ negative ( bad news ). Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah sikap dan perilaku komunikan, serta perubahan yang bagaimana yang diharapkan harus menjadi perhatian sangat besar bagi kita semua 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Pesan Negatif ? 2. Apa itu Pesan Persuasif ? 1.3 Tujuan 1. Untuk lebih memahami tentang pesan negatif 2. Untuk lebih memahami tentang pesan persuasif
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pesan Negatif Salah
satu
fungsi
dari
komunikasi
adalah
untuk
menyampaikan
pesan/informasi. Pesan yang disampaikan tentu tidak selalu berbentuk pesan yang positif atau pesan yang menyenangkan. Bentuk pesan yang juga sering disampaikan adalah pesan yang bersifat negatif atau yang biasa disebut bad news. Bad news atau kabar buruk adalah pesan yang jika disampaikan akan memberikan perasaan tidak menyenangkan bagi penerima pesan tersebut. Oleh karena itu, pembuatan dan p e n ya m p a i a n p e s a n b a d n e w s harus memperhatikan banyak hal serta harus menggunakan cara yang tepat agar penyampaian pesan dapat dilakukan secara efektif namun tetap memperhatikan perasaan penerima pesan bad news 2.1.1
Tujuan Pesan Negatif a. Penerimaan Pastikan pembaca memahami dan menerima berita buruk. Pola tidak langsung membantu dalam mencapai tujuan ini. b. Citra Positif Promosikan dan jaga citra baik diri dan organisasi. Dengan menyadari tujuan ini , maka pihak penyampai bad news telah bertindak dengan benar. c. Kejelasan Pesan Buat pesan sejelas mungkin sehingga korespondensi tambahan tidak lagi diperlukan. d. Proteksi Hindari menimbulkan tuntutan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak penyampaian bad news atau organisasi pihak penyampai bad news.
2
2.1.2
Strategi Pengorganisasian
a. Menciptakan Audience Centered Tone -
Membantu audiens mengerti bahwa bad news menggambarkan suatu keputusan yang tegas.
-
Membantu audiens mengerti keputusan.
-
Membantu audiens agar tetap memberikan goodwill bagi perusahaan.
b. Memilih Pendekatan Organisasional -
Pendekatan Langsung Suatu pesan yang kurang menyenangkan yang diorganisasikan dengan pendekatan langsung akan diawali dengan suatu pernyataan bad-news, selanjutnya diikuti dengan berbagai alasan yang mendukungnya, dan diakhiri dengan penutup yang bersahabat. Walaupun relatif jarang diterapkan, pendekatan ini memiliki suatu keuntungan yaitu audiens hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk sampai pada ide pokoknya
yaitu bad-news.
Suatu
pendekatan
organisasi direct
approach dapat diterapkan jika : 1. Penerima pesan lebih menyukai pesan langsung ke poin yang dituju. 2. Pesan tersebut mempunyai pengaruh yang kecil terhadap si penerima pesan. 3. Pesan disampaikan secara empati.
PEMBUKA Pernyataan Bad News ALASAN Penjelasan yang logis PENUTUP Positif & Bersahabat
3
-
Pendekatan Tidak Langsung Pendekatan Tak Langsung (indirect approach) merupakan pendekatan yang paling lazim digunakan untuk penulisan pesan-pesan yang mempunyai dampak kurang menyenangkan kepada audiens (badnews). Dalam pendekatan tak langsung terdapatt 4 bagian penting, yaitu : (1) pembuka, (2) alasan pendukung keputusan-keputusan negatif, (3) pernyataan bad-news, dan (4) penutup positif yang bersahabat. 1. Pembuka Tahap awal dalam menggunakan pendekatan tak langsung adalah menempatkan audiens pada situasi yang netral melalui pernyataan tanpa beban bagi audiens Anda. Pernyataan netral yang mengantarkan pernyataan bad-news sering disebut dengan buffer. Dalam menulis paragraf pembuka, ada beberapa hal yang perlu dihindari, antara lain :
Mengatakan “Tidak”
Penggunaan frase yang tidak relevan
Permohonan maaf
Penulisan buffer yang terlalu panjang
2. Alasan pendukung keputusan-keputusan negative Setelah membuat pernyataan yang bersifat netral, tahap berikutnya adalah memberikan alasan mengapa suatu keputusan tersebut harus diambil/terjadi, sebelum menyatakan apa keputusan sebenarnya. Jika Anda dapat menyajikan alasan dengan efektif, hal tersebut akan dapat membantu audiens menyadari bahwa keputusan Anda adil maupun logis. Dalam hal ini, seorang komunikator yang baik harus dapat memusatkan perhatian terhadap apa manfaat yang dapat diambil oleh audiens Anda. Sebagai contoh, tatkala Anda ingin menolak
pengajuan
kredit
seorang
nasabah,
Anda
dapat
memberikan penjelasan kepada mereka bahwa apabila pengajuan tersebut dipenuhi akan berakibat beban yang ditanggungnya menjadi semakin berat dikemudian hari.
4
3. Bad-News Setelah Anda memberikan alasan “mengapa” suatu keputusan harus diambil,
pada
tahapan
ini
Anda
dapat
secara
langsung
mengemukakan apa keputusan yang diambil, seperti keputusan menolak lamaran kerja, menolak permintaan kredit, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), mengumumkan kegagalan ujian (tidak lulus ujian), dan sebagainya. 4. Penutup Setelah
Anda
menyampaikan
pesan-pesan
yang
kurang
menyenangkan, tahap berikutnya adalah memberikan kata penutup yang bersifat positif, hangat, bersahabat, dan lebih menyenangkan. Di samping itu, Anda dapat mengusulkan suatu cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh audiens Anda. Dan yang lebih penting lagi adalah berikan kesan yang baik kepada audiens Anda
PEMBUKA Pernyataan netral (buffer) ALASAN Penjelasan yang logis BAD NEWS Nyatakan bad news PENUTUP Positif & Bersahabat
2.1.3
Aneka Ragam Pesan Negatif -
Pesan negatif tentang masalah bisnis rutin kenaikan harga, produk cacat, produk kedaluarsa
-
Berita negatif tentang pesanan, seperti tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh pesanan
5
-
Berita negatif tentang orang, seperi menolak lamaran kerja, menolak memberikan rekomendasi.
-
Bad news tentang penolakan, seperti penolakan; kerjasama, klaim, undangan, permohonan kredit
-
Berita negatif lainnya seperti pemutusan hubungan kerja, skorsing
2.2 Pesan Persuasif Persuasif berasal dari persuasio yang kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu. Jadi, persuasif adalah setiap usaha untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian orang lain dengan cara berbicara atau dengan menulis kepada mereka (verbal maupun nonverbal). Menurut K. Andeerson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Menurut R. Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima. Menurut Burgon dan Huffner, komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakanaudiens untuk mencapai suatu tujuan. Persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju.
2.2.1
Tujuan Pesan Persuasif -
Mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide atau gagasanya.
-
Menjual ide/gagasan kepada orang lain.
6
2.2.2
-
Memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien.
-
Mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan
-
Meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
Perencanaan Pesan Persuasif Mark Burnett dalam Bovee & Thill (2007: 384) Bisnis yang berhasil bersandar pada pesan-pesan persuasif dalam komunikasi internal maupun eksternal. Pesan pesan persuasi dimulai dengan melakukan analisis audiens,mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan direct atau indirect. Pesan-pesan persuasi juga bertujuan untuk memotivasi audiens untuk melakukansesuatu maka dari itu komunikator harus mengetahui kredibilitas, menyusun kerangka argumentasi, memilih daya penarik dan memperkuat posisi ketika mengembangkan pesan-pesan yang disampaikan. Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiensuntuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang efektif adalah kemampuan untukmenyampaiakan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju. Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis adalah rutin, namun dalam beberapa situasitertentu diperlukan pesan yang didesain untuk memotivasi atau memberi persuasi kepada oranglain. Penyampaian pesan ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal organisasi namundapat pula digunakan untuk kepentingan eksternal organisasi seperti permintaan atau informasiyang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerjasama.Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderungmempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci,dan tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif antara lain : a.
Analisis Audiens Penyampaian
pesan-pesan
persuasif
terbaik
adalah
dengan
menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
7
mengakomodasikan
perbedaan
individual
komunikator
harus
menganalisis audiensnya kemudian komunikator harus menyusun suatu pesan yang dapat memenuhi kebutuhan audiens. Melalui analisis audiens secara tepat, penyampaian pesan-pesan persuasive dapat dilakukan secara efektif. b. Pertimbangan Perbedaan Budaya Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan membantu komunikator dalammemuaskan audiens selain itu juga akan membantu bagaimana audiens memandangkomunikator. Ketika komunikator memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda, maka cara yang digunakan juga pasti akan berbeda. Misalnya, di Swedia audiens cenderung fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan teoritis dan implikasi strategis sedangkan di Amerika para audiens lebih cenderung untuk fokus terhadap hal-halyang bersifat teknis dan praktis. c. Memilih Pendekatan Organisasional Dalam memyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator dapat menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach). Namun jika audiens bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang disampaikan secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah pendekatan langsung (direct approach).
2.2.3
Contoh Pesan Persuasif -
Permintaan persuasif untuk melakukan tindakan
-
Presentasi persuasif tentang ide
-
Pesan pemasaran dan penjualan
8
BAB III STUDI KASUS 3.1 Judul Jurnal “ Perilaku Mahasiswa Dalam Menyerap Informasi Iklan Rokok ” 3.2 Penulis Jurnal -
Bowo Santoso, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jatim
[email protected]
-
Resi Permanasari, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jatim
[email protected]
3.3 Tujuan Jurnal -
Menganalisa perbedaan sikap mahasiswa terhadap iklan rokok dengan tingkat fear appeal tinggi dan rendah.
-
Menganalisa perbedaan niat berperilaku (behavior intention) pada iklan rokok dengan tingkat fear appeal tinggi dan rendah.
3.4 Fokus Jurnal “ Intention Behavior, Low Fear Appeal, High Fear Appeal, Advert ” 3.5 Metode Penelitian Jenis penelitian adalah exploratroy research yang menggambarkan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Pendekatan riset yang digunakan dalam penelitian adalah survey. 3.6 Hasil Penelitian Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap mahasiswa terhadap iklan dengan high fear appeal (A) dengan sikap mahasiswa terhadap iklan dengan low fear appeal (B) adalah tidak terdukung. Hasil pengujian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa fear
9
appeal tinggi kurang menaikan tingkat persuasive dari iklan dibanding iklan dengan tingkat fear appeal rendah (Witte and Morrison dalam Tarpudin, 2007). Hasil penelitian senada dengan penelitian dari Keller dan Block dalam Zhang (1999) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara fear appeal dengan peningkatan persuasive sebuah iklan. Tidak adanya perbedaan pada sikap perokok terhadap iklan dengan tingkat fear appeal rendah maupun tinggi dikarenakan pada penelitian ini seluruh responden adalah perokok yang telah merokok selama 3-4 tahun sehingga dengan melihat jangka waktu tersebut maka sangat dimungkinkan perokok sudah sangat addective (kecanduan) dengan rokok. Implikasi dengan kecanduan rokok tersebut adalah iklan dengan fear appeal tinggi maupun rendah tidak merubah sikap dan perilaku perokok. Kebiasaan merokok bisa disebabkan oleh gencarnya iklan rokok di media, tetapi juga dipengaruhi lingkungan terkecilnya yaitu keluarga. Hampir 75 persen rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok yang berarti minimal ada satu perokok di dalam rumah tangga ( Ririn, 2010). Bagi perokok, merokok selain mempunyai akibat negatif, juga memiliki efek positif yang berkaitan dengan masalah relaksasi dan kenikmataan sensoris. Selain itu juga dapat mengurangi stress, memudahkan dalam berinteraksi, membawa kearah penerimaan kelompok teman sebaya, memberi kesibukan, menolong untuk berkonsentrasi dan sebagainya. Dengan merokok akan memberikan pengaruh yang menenteramkan ketika masuk dalam pergaulan sosial. Pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa niat berperilaku mahasiswa pada iklan dengan high fear appeal (A) tidak berbeda dengan niat mahasiwa berperilaku pada iklan dengan low fear appeal (B). Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh O’Keefe dalam Zhang (1999) mengungkapkan bahwa iklan tentang bahaya rokok dan obat obatan hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan perilaku merokok dan mengkonsumsi obat obatan. Niat berperilaku yang ditimbulkan dari iklan rokok dengan tingkat fear appeal tinggi dan rendah tidak berbeda pada perokok.
10
Banyak pengetahuan tentang bahaya merokok dan kerugian yang ditimbulkan oleh perilaku merokok, meskipun demikian perilaku merokok tampaknya sampai sekarang kebiasaan merokok masih ditoleransi oleh masyarakat walaupun dilihat dari sudut pandang manapun sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya (Ririn, 2010). Perokok menilai bahwa rokok sudah menjadi gaya hidup bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari hari mereka. Perilaku kesehatan adalah tindakan yang tidak bisa lepas dari unsur-unsur pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma kebudayaan yang berkembang dalam kelompok sosial dan diwarnai oleh kepribadian individu-individunya, yang mencakup tiga aspek sikap yaitu kognitif atau pikiran, afektif atau emosi dan psikomotorik atau tindakan (Azwar, 2002 dalam Ririn, 2010). Memodifikasi perilaku bisa menjadi jalan keluar bagi seseorang yang ingin berhenti merokok. Namun semuanya dikembalikan pada personal masing-masing. Sebab tidak ada yang bisa memperbaiki suatu hal, selain diri kita sendiri.
11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Maksud dari pesan-pesan bad news adalah untuk menyampaikan informasi yang kurang menyenangkan dengan tetap menjaga atau memperhatikan bagaimana dampaknya bagi audiens. Sebagai contoh, berita dukacita, pemutusan hubungan pekerjaan (PHK), penurunan jabatan, penolakan kredit, kegagalan ujian, penolakan lamaran pekerjaan dan sejenisMaksud dari pesan-pesan bad news adalah untuk menyampaikan informasi yang kurang menyenangkan dengan tetap menjaga atau memperhatikan bagaimana dampaknya bagi audiens. Sebagai contoh, berita dukacita, pemutusan hubungan pekerjaan
(PHK),
penurunan
jabatan,
penolakan kredit, kegagalan ujian, penolakan lamaran pekerjaan dan sejenisnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, harus dipertimbangkan bagaimana pandangan audiens.
Bahkan,
kalau memungkinkan
penyampaian
informasi
dapat
menjelaskan bagaimana pesan pesan bad news dapat tetap memberikan manfaat kepada audiens. Pesan persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi
kepercayaan,
sikap
dan
perilaku
seseorang
melalui
penggunaan pesan sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Proses komunikasi persuasif
dilakukan
dengan
memperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah prinsip yang dijadikan landasan dalam
melakukan
persuasif,
tahap
tahap berlangsungnya persuasif
dengan menggunakan model model dalam proses persuasif dan penggunaan teknik serta strategi yang tepat dalam komunikasi persuasif. Akan tetapi proses persuasif tidak akan berhasil jika persuader tidak mampu mengatasi hambatan hambatan yang terjadi dalam komunikasi persuasive
12
4.2 Saran 1. Dalam berkomunikasi baik dalan bentuk pesan negatif maupun persuasif seharusnya gunakanlah kata-kata yang baik, jelas atau tidak ambigu, netral, kata-kata yang positif, spesifik, berbicara yang sopan, berbicara sesuai konteks dan situasi, kata-kata yang tepat dan mudah diingat dan kuat serta dukunglah kata-kata dengan alat bantu visual. 2. Tekanan, nada,volume suara,gunakan bahasa yang mudah dimengerti atau sesuai dengan bidang masing-masing pekerjaan. 3. Proses penyampaian secara tertulis harus diperhatikan penulisan terlebih lagi apabila pesan-pesan yang disampaikan rumit harus diperhatikan katakata yang cermat untuk ditulis agar dapat dipahami dan dimengerti,bahasa yang digunakan bisa formal dan non formal tergantung isi pesan atau informasi.
13