Pelayanan Konseling akan meningkatkan kepatuhan pasien pada terapi obat Written by Drs. Bayu Tedja Muliawan, Apt, M.Pharm Tuesday, 15 January 2008 (Diambil dari http://www.binfar.depkes.go.id/def_menu.php) Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat dan penyerahan obat pada pasien , tetapi perlu melakukan interaksi dengan pasien dan profesional kesehatan lainnya , dengan melaksanakan pelayanan "Pharmaceutical care" secara meneyeluruh oleh tenaga farmasi. Konseling pasien merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi , karena baik tenaga farmasi maupun pasien memperoleh keuntungan dari kegiatan konseling.
Definisi dari konseling mungkin berbeda - beca diantara kalangan pharmacist, ada yang berpendapat . Bahwa Konseling adalah memberi nasehat pada pasien. ada juga yang berpendapat Konseling adalah pendidikan untuk pasien dan ada juga yang mendefinisikan Konseling sebagai upaya membantu pasien memecahkan masalah Secara Terminologi Konseling ( Counsel ) berarti memberikan nasihat , tapi juga punya implikasi diskusi timbal. balik dan tukar menukar opini. Namun di lapangan konseling dan pendidikan pasien berjalan berdampingan , dan menjabarkan lebih banyak lagi, meliputi ; mendengarkan, bertanya , evaluasi, interpretasi, mensuport, menjelaskan , memberikan informasi, memberikan nasehat, merekomendasi. Mengapa Pelayanan Konseling Pasien dibutuhkan ? Berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan ( compliance) pasien untuk mengikuti terapi yang telah di tentukan. Kapatuhan pasien ditentukan oleh beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga ), adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, Interaksi dengan tenaga kesehatan (dokter, apoteker dan perawat). Akibat dari ketidakpatuhan pasien pada terapi obat yang diberikan adalah kegagalan terapi , terjadinya resistensi antibiotika, dan yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksistas . Adapun penyebab dari ketidakpatuhan pasien adalah : usia lanjut, regimen yang kompleks, lamanya terapi, hilangnya gejala ( symptom ), takut akan efek samping, takut ketergantungan obat, rasa obat yang tidak enak , masalah ekonomi, kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pentinyya terapi dan petunjuk penggunaan obat. Faktor tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien . Biasanya karena kurangnya informasi mengenai hal - hal di atas , pasien melaukan self - regulation terhadap terapi obat yang diterimanya. Keuntungan dari konseling bagi pasien adalah :
• • • • •
mengoptimalkan hasil terapi obat, tercapainya tujuan medis dari terapi obat Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat , mengurangi efek samping obat, resistensi antibiotika dan toksisitas obat Adanya panduan dalam swamedikasi tambahan pengetahuan tentang penyakit yang diderita Keuntungan pasien - konseling bagi tenaga farmasi adalah • Sebagai bahan untuk Legal protection bila dikemudian hari terjadi klaim atas obat yang diberikan pada pasien • Sebagai salah satu � profesional" dalam team perawatan kesehatan
• • •
Meningkatkan kepuasaan kerja menjadi mitra pasien dalam pengobatan sendiri (swamedikasi) tambahan service untuk menarik konsumen dan meningkatkan daya saing dan meningkatkan omzet Adapun Tujuan dari konseling pasien adalah • mengoptimalkan hasil terapi obat dan tujuan medis dari terapi obat dapat tercapai • Membina hubungan dengan pasien dan nimbulkan kepercayaan pasien • menunjukan perhatian dan care kita pada pasien • membantu pasien dalam menangani obat-obat yang digunakan • membantu pasien dalam mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan penyakitnya • mencegah dan mengurangi efek samping obat, toksistas, resistensi antibiotika ,dan ketidakpatuhan pasien Konseling pasien sebaiknya dilakukan pada setiap pasien , namun jumlah pasien terlalu banyak ( untuk RS ) dan ada keterbatasan waktu dan sumber daya maka criteria urutan prioritas pemilihan pasien dapat didasarkan pada : Pasien dengan lebih 3 maslah /gangguan kesehatan, , pasien yang menerima lebih dari 5 jenis obat,pasien yang menerima obat dengan indeks terapi yang sempit, diperlukan teknis khusus dalam penggunaan obat ( supositoria ), , pasien berisiko tinggi mengalai efek samping, , pasien usia lanjut. Dalam pelayanan konseling sangat dibutuhkan kemampuan berkomunikasi selain basic keilmuan lainnya, dan tenaga farmasi harus memiliki dan mnggunakannya Untuk beinteraksi dengan pasien dan untuk berinteraksi dengan profesional kesehatan lainnya. Hal -hal pasien
yang harus disiapkan
dalam
memberikan pelayanan Konseling pada
Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahuio oleh seorang apoteker agar tujuan konseling tercapai .Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang pasien ( data base pasien ) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi, riwayat keluarga , sosial dan ekonomi. Hal kedua yang pelu diperhatikan adalah membuat daftar masalah yang dihadapi pasien ( terutama masalah yang berkaitan dengan obat ). Setelah kedua hal tersebut dilakukan baru dapat memberikan konseling berdasarkan masalah yang sudah di susun kemudian dapat dilihat dari perubahan sikap pasien apakah konseling yang telah diberikan sudah tepat atau belum. Kendala dalam pemberian obat dan konseling Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada proses pengobatan dan pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalah perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empathy, mencari sumber timbulnya masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang berasal dari Latarbelakang pendidikan, budaya dan bqhasa Kendala dapat diatasi dengan Menggunakan istilah sederhana dan dapat dipahami, Berhati-hati dalam menyampaikan hal yang sensitif , atau Menggunakan penterjemah. Untuk kendala yang berasal dari f isik dan mental dapat diatsai dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau Melibatkan orang yang merawatnya. Sedangkan Kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa m endominasi percakapan, Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak mendengarkan apa yang pasien sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai (terlalu keras , sering rnengulang suatu kata ), Menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien, sikap dan gerakan badan yang tidak sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi pasien, sedikit atau terlalu banyak melakukan kontak mata dengan pasien. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya adalah dengan Memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya dan sikap badan yang cenderung ke arah pasien, Menyesuaikan volume suara dan mengurangi kebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan tidak siap, menghindari pemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak menyilangkan kedua tangan dan menghindari gerakan berufang yang tidakk pada tempatnya dan Menjaga kontak mata dengan pasien
Selain kendala - kendala tersebut diatas terdapat kendala lain yang kadang kurang diperhatikan oleh tenaga farmasi . kendala tersebut adalah lingkungan pada saat konseling dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya interupsi, adanya partisi (kaca kounter ) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini harus diperhatikan oleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling. Adanya tempat khusus ataupun tidak menerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan nyaman kepada pasien . Itulah sekilas pandangan tentang pelayan konseling pasien , diharapkan dengan melakukan pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan peran dan citra tenaga farmasi di masyarakat luas (oleh. Drs. Bayu Tedja Muliawan, Apt, M.Pharm)