Pelajaran 9
*21-27 November 2009
Dosa Musa dan Harun
Sabat Petang Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Bil. 20:21; Yoh. 3:14, 15; Yak. 4:4-15. Ayat Hafalan: “Naiklah ke puncak gunung Pisgah dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi” (Ulangan 3:27).
S
etelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, akhirnya bangsa Israel tiba di Kadesh-Barnea di perbatasan Selatan tanah perjanjian. Setelah semua yang mereka telah lalui, semua pelajaran keras yang Tuhan coba ajarkan kepada mereka, semua persoalan hukuman keras yang menimpa orang-orang yang secara terbuka memberontak, orang mungkin berpikir bahwa akhirnya bangsa ini, telah siap untuk Tuhan gunakan sesuai kemampuan mereka yang paling lengkap. Sebagaimana yang kita tahu, bukan demikian yang terjadi. Pekan ini kita akan mempelajari apa tema abadi sepanjang Alkitab: kemurahan dan rahmat Allah berbeda sekali dengan ketidaksetiaan, dosa, dan sifat tidak tahu berterima kasih dari umat-Nya. Sejak Adam dan Hawa di Eden, hingga jemaat Laodikia (Why. 3:14-18), berulang kali kita melihat kemurahan dan rahmat Allah berurusan dengan orang-orang yang lebih sering gagal daripada tidak, untuk menuntut janji-janji tentang kemenangan, iman, dan kesucian, yang Ia tawarkan. Pada saat yang sama, kita dapat melihat kemauan-Nya untuk mengampuni orang-orang yang terantuk dan jatuh, bahkan mereka yang seharusnya tahu lebih baik, seperti Musa sendiri, yang pada saat lemah, tidak sabar dan bahkan mungkin agak sedikit angkuh, kehilangan pandangan terhadap Allah yang telah melakukan banyak hal baginya. Jadi, sekalipun Musa bisa jatuh, apalagi kita? *Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 28 November.
102
Minggu
22 November
Ketika Raksasa-raksasa Jatuh Pada saat air berhenti mengalir di perkemahan Israel di Kadesh-Barnea, sua tu kesempatan yang luar biasa muncul bagi Israel untuk mengharapkan pertolongan dari Allah. Ia telah selalu menyediakan bagi mereka pada masa-masa lalu, jadi mengapa sekarang berbeda? Namun demikian, mereka cepat sekali melupakan masa lalu dan berpaling kepada Musa dan Harun dengan keluhankeluhan mereka yang dulu. Baca Bilangan 20:1-13. Apakah yang Tuhan perintahkan untuk Musa lakukan, dan apakah yang malahan ia lakukan? Menurut Anda mengapa hamba Allah yang penurut, setia dan berserah ini menunjukkan suatu kekurangan iman dan kepercayaan yang tidak seperti biasanya? Pada satu sisi, mudah untuk memahami kekecewaan Musa. Pertama, ia baru saja menguburkan saudara perempuannya, dan tentunya merasa pedih karena itu. Dan kemudian mendengar orang-orang ini mengeluarkan keluhan yang pada dasarnya sama dengan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, di mata Tuhan, ini tidak menjadi alasan bagi tindak-tanduknya. “Air memancar dengan berkelimpahan untuk memuaskan orang banyak itu. Tetapi satu kesalahan yang besar telah diperbuat. Musa telah berkata-kata dengan perasaan marah. . . . Pada saat oleh pemikirannya sendiri dia menuduh mereka, ia mendukakan Roh Allah dan hanya mendatangkan akibat yang buruk kepada bangsa itu. Kurang sabar dan kurang pengendalian diri Musa terlihat jelas dalam hal ini. Dengan demikian bangsa itu mempunyai peluang untuk meragukan apakah tindak an-tindakannya di masa yang silam itu di bawah petunjuk Allah, dan juga mereka mempunyai kesempatan untuk memaafkan dosa-dosa mereka. Musa, sebagaimana halnya mereka, telah menghina Tuhan. Tindakannya, kata mereka, sejak mulanya terbuka kepada kritikan dan celaan. Mereka sekarang memperoleh dalih yang mereka inginkan untuk menolak segala tempelakan yang Allah telah berikan melalui hamba-Nya.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 500-501. Bahkan hamba Tuhan yang paling setia dan tekun pun perlu berhati-hati. Yang menjadikan dosa tersebut lebih buruk adalah karena itu dilakukan oleh seseorang yang telah memperoleh hak-hak istimewa yang besar. Pikirkan tentang semua kuasa Allah yang Musa telah lihat, pikirkan tentang semua wahyu luar biasa dari Tuhan yang telah berulang kali ia saksikan. Akan tetapi, sekalipun telah mendapatkan semuanya itu, ia membiarkan egonya muncul dan menguasai? Sungguh hal ini harus menjadi suatu amaran bagi kita. Pikirkan tentang suatu saat ketika merasa terdesak, Anda melakukan sesuatu yang gegabah dan berdosa. Betapa seringkah Anda berharap untuk bisa memutar kembali jarum jam dan tidak melakukan hal yang merugikan itu? Pelajaran apakah yang telah Anda pelajari dari peristiwa ini yang seyogianya dapat menolong mencegah Anda melakukan hal yang sama lagi? 103
Senin
23 November
Kematian Harun Baca Bilangan 20:23-29. Hal-hal apakah yang tampaknya berkaitan dalam gambaran kematian Harun? Pelajaran apakah yang dapat kita tarik dari sini bagi kita dan bagi pekerjaan apa pun yang kita lakukan untuk Tuhan? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ______________________________________________________________ Pasal 20 dibuka dengan kematian Miryam dan diakhiri dengan kematian Harun. Jelas bahwa generasi yang lebih tua sedang berlalu, dan generasi baru mengambil alih. Kita melihat hal yang sama dalam gereja kita sekarang ini. Satu generasi berlalu dan generasi baru muncul mengambil alih. Pertanyaan penting adalah: Sejauh manakah generasi baru belajar dari kesalahan-kesalahan, dan juga kesuksesan-kesuksesan generasi yang lebih tua? Perhatikan perbedaan dalam cerita kematian Miryam dan Harun. Kematian Miryam disebutkan hanya dalam satu ayat pendek. Seakan-akan kematiannya terjadi tiba-tiba dan tidak diduga. Sungguh berbeda dengan kematian Harun, yang diramalkan dengan jelas. Sebelum kematian Harun, Musa, Harun dan Eleazar anak Harun, naik ke atas puncak Gunung Hor, dan sambil dilihat oleh orang banyak, Musa menanggalkan jubah keimamatan saudaranya dan mengenakannya kepada keponakannya Eleazar, suatu simbol yang kuat mengenai peralihan peran dari satu generasi ke generasi lainnya. Walaupun Harun segera “dikumpulkan kepada kaum leluhurnya,” pekerjaan Imam Besar harus terus dilaksanakan. Dengan kata lain, pekerjaan dan misi gereja itu lebih besar dari siapa pun juga. Jika kita mau, kita dapat melakukan tugas kita dengan setia, tetapi cepat atau lambat kita akan berlalu dari pandangan dan orang lain mengambil alih apa yang kita tinggalkan. Sukar membayangkan betapa mengharukannya peristiwa ini bagi siapa pun yang terlibat. Mengetahui bahwa kematiannya akan segera menyusul, Musa menanggalkan jubah suci dari saudaranya, dan mengenakannya kepada keponakannya, yaitu putra Harun; tidak diragukan, Harun sangat menyesali beberapa kegagalannya, dan mengetahui bahwa ia akan segera mati; dan Eleazar berdiri di hadapan bapanya, yang segera akan mati, sekarang memikul tanggung jawab yang berat sebagai Imam Besar. Sementara itu, di kaki gunung sana, anak-anak Israel secara terbuka memperhatikan keseluruhan peristiwa itu. Jika Anda akan mati besok, warisan apakah yang akan Anda tinggalkan? Apakah yang telah Anda lakukan bagi pekerjaan Tuhan? Bagaimanakah Anda menggunakan dengan lebih baik lagi sedikit waktu yang Anda miliki (Yakobus 4:4-15)? 104
Selasa
24 November
Dosa Tidak Berterima kasih Karena bangsa Edom (keturunan Esau) menolak membiarkan bangsa Israel melintasi perbatasannya, maka mereka harus mengelilinginya. (Lihat Bil. 20:14-21). Orang Edom menduduki wilayah sepanjang selatan dari Laut Mati hingga ke Teluk Aqabah. Baca Bilangan 21:1-5. Apakah yang dikeluhkan oleh bangsa itu? Pikirkan tentang semua yang telah terjadi kepada mereka, dan semua yang telah mereka lewati. Adakah alasan-alasan yang membenarkan keluhankeluhan mereka? Betapapun mereka berpikir bahwa mereka punya alasan untuk menggerutu, jelas sekali, Tuhan tidak setuju. Karena, dalam perjalanan mereka setiap hari, mereka telah dipelihara oleh mukjizat kemurahan Tuhan. Mereka memperoleh air yang mereka butuhkan, bahkan di padang gurun pun, mereka memperoleh roti dari surga untuk dimakan, makanan malaikat (Mzm. 78:25); dan mereka memperoleh damai dan keamanan di bawah awan yang menaungi pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Tidak ada satu pun yang lemah di barisan mereka. Kaki mereka tidak bengkak dalam perjalanan mereka, dan pakaian mereka pun tidak “menjadi usang” (Ul. 8:3, 4; Mzm. 105:37). Memang benar mereka memiliki pergumulan, masalah, ketakutan, sebagaimana halnya kita. Tetapi jelas bahwa dengan berfokus hanya pada masalah-masalah tersebut, mereka melupakan berkat-berkat Allah yang telah mereka miliki sekian lama. Tentu saja itu mungkin menjadi masalah mereka: karena sudah terbiasa dengan kemurahan, rahmat dan pemeliharaan Allah, mereka mulai menganggap hal itu sebagai hal yang lumrah. Dan sekali kita menganggap sesuatu itu sebagai hal yang lumrah, maka sangat mudah untuk melupakannya. Adakah hal-hal yang Anda anggap lumrah dalam kehidupanmu? Mengapa hal yang bodoh ini dilakukan? Satu-satunya obat untuk hal ini adalah dari hari ke hari bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang telah Ia berikan kepada kita. Itulah sebabnya mengapa memuji sangat penting. Allah tidak membutuhkan pujian kita; kita perlu memuji Tuhan sebanyak-banyaknya, karena ini dapat menjadi pengingat yang terusmenerus kepada diri kita bahwa betapa kita harus bersyukur kepada Tuhan. Tulislah mazmur pujian Anda sendiri. Masukkan ke dalamnya segala sesuatu yang harus Anda syukuri. Bayangkan seakan-akan Anda menyanyikan itu setiap hari. Bagaimanakah hal itu bisa menghindarkan Anda dari jatuh ke dalam dosa tidak berterima kasih dan jebakan-jebakan berbahaya yang diakibatkannya? 105
Rabu
25 November
Ular-ular Tedung Biarpun orang banyak itu mengira bahwa mereka memiliki hal-hal yang pantas untuk dikeluhkan, namun jelas bahwa Tuhan tidak bersimpati dengan keluhan-keluhan mereka. Setelah bertahun-tahun di padang belantara, bertahuntahun melihat Allah bekerja di antara mereka, apakah yang mereka lakukan selain mengeluarkan keluhan-keluhan yang sama seperti dulu tentang dibawanya mereka ke padang agar mati di sana? Tidak heran Tuhan tidak bersimpati. Yang menjadikan keluhan mereka lebih buruk lagi ialah bahwa mereka baru saja mengalami suatu kemenangan atas bangsa-bangsa Kanaan. Baca Bilangan 21:5-9. Bagaimanakah kita melihat kembali Musa dalam peran sebagai pengantara? Mengapa orang membutuhkan seorang pengantara, khususnya sekarang ini? Ada sekitar 35 spesies ular di Palestina. Beberapa sangat beracun. Ular-ular beracun yang menghuni padang belantara disebut “ular tedung,” mengingat akibat pagutannya yang sangat menakutkan. Pada saat tangan perlindungan Allah diangkat dari Israel, banyak sekali orang diserang oleh makhluk berbisa ini. Dengan kata lain, bukannya Allah mengirimkan ular-ular itu untuk menyerang orang Israel, tetapi, Tuhan menghentikan perlindungan-Nya terhadap mereka, maka mereka pun menderita akibatnya. Baca Yohanes 3:14 dan 15. Bagaimanakah Yesus menghubungkan peristiwa ular ini dengan rencana keselamatan? Dalam pengertian apakah kita semua telah dipagut oleh ular tedung? Keberadaan ular tembaga pada tiang tidaklah cukup untuk menghentikan pagutan yang mematikan. Mereka harus memandang; mereka harus membuat pilihan untuk menurut dan kemudian menerima keuntungan dari keselamatan yang disediakan untuk mereka. Demikian pula halnya, kematian Yesus sendiri tidak secara otomatis membawa keselamatan kepada dunia. KematianNya menjadi sarana keselamatan, tetapi sebagaimana halnya orang-orang di padang belantara perlu memandang, maka kita pun harus memandang kepada Yesus dan percaya agar menerima apa yang Ia tawarkan dengan cuma-cuma dan penuh rahmat. Bagaimanakah Anda mengenal kuasa penyembuhan Kristus dalam kehidupanmu saat ini? Kepedihan apakah yang Anda perlu bawa kepadaNya untuk dihiburkan, disembuhkan, dan dikuatkan agar terus maju meskipun ada perasaan sakit yang kelihatannya seperti tidak teratasi?
106
Kamis
26 November
Penaklukan Mula-mula Hampir 40 tahun sebelumnya Israel mencoba menyerang bangsa Kanaan di wilayah yang sama ini dan kalah dengan telak (Bil. 14:40-45). Generasi tersebut sekarang telah mati selama 40 tahun pengembaraan di padang belantara dan suatu generasi baru sekarang bersiap-siap mengambil alih apa yang ditinggalkan oleh generasi terdahulu. Baca Bilangan 21:10-33 dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut: nn Janji apakah yang dibuat oleh orang Ibrani kepada raja kafir Sihon? oo Apakah yang ditawarkan dalam janji tersebut? pp Siapakah menyerang siapa (ayat 23)? qq Apakah perbedaan antara cara bangsa Israel merespons Raja Sihon dan Raja Og? “Bangsa-bangsa di perbatasan Kanaan ini seharusnya dibiarkan hidup, mereka tidak berdiri menentang firman Allah, untuk melawan kemajuan Israel.... Walaupun bangsa Amori itu adalah penyembah berhala, yang kehidupannya pantas dibinasakan karena kejahatan mereka yang besar, Allah membiarkan mereka empat ratus tahun.... Semua keajaiban-Nya dalam membawa Israel dari Mesir telah mereka ketahui. Bukti yang cukup telah diberikan.” —Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, vol. 1, p. 434. Perhatikan perbedaan strategi sehubungan dengan dua kerajaan. Tidak ada permohonan yang sopan dibuat untuk melintasi tanah Og dengan damai. Malahan, Tuhan menarik raja dan pasukannya keluar dari kota-kota mereka yang berkubu, “dengan tembok yang tinggi-tinggi, dengan pintu-pintu gerbang dan palang-palangnya” (Ul. 3:5). Dengan keluar dari pertahanan mereka, maka Israel—di bawah tuntunan dan janji Allah melalui Musa—sanggup mengalahkan Raja Og dan pasukan Amori dalam pertempuran. Kemenangan atas Sihon dan Og—raja-raja Amori di seberang Yordan— diabadikan dalam lagu (Mzm. 135:10-12; 136:18-26), dan dalam kenangan bangsa itu (Hak. 11:18-22). Empat puluh tahun kemudian anak-anak Israel akhirnya memasuki tanah perjanjian. Lihat semua waktu yang disia-siakan, semuanya disebabkan oleh kekurangan iman dan kepercayaan mereka, meskipun adanya semua bukti pemeliharaan Allah. Berapa banyakkah waktu yang berharga yang Anda sia-siakan, tidak bergerak maju dalam iman? Bagaimanakah Anda dapat lebih mempercayai janji-janji Allah kemudian bertindak sesuai dengan janji-janji tersebut sekarang gantinya menyia-nyiakan waktu? 107
Jumat
27 November
Pendalaman: Bacalah tulisan Ellen G. White “Batu Karang yang Dipukul,” Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 495-508; “Perjalanan Mengelilingi Edom,” hlm. 9-23; “Penaklukan Bazan,” hlm. 24-30, dalam buku Alfa dan Omega, jld. 2. “Nikodemus sedang tertarik kepada Kristus. Ketika Juruselamat menjelaskan kepadanya tentang kelahiran baru itu, ia pun rindu supaya perubahan ini dilaksanakan di dalam dirinya sendiri. Dengan jalan apakah hal itu dapat dilaksanakan? Yesus menjawab pertanyaan yang tidak diucapkan itu: ‘Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.’ “Inilah dasar yang dipahami benar oleh Nikodemus. Lambang ular yang ditinggikan itu menjelaskan kepadanya pekerjaan Juruselamat. Ketika bani Israel sudah hampir binasa akibat bisa ular tedung, Allah menyuruh Musa membuat seekor ular tembaga, serta meninggikannya di tengah-tengah himpunan orang banyak. Lalu kabar disiarkan di seluruh perkemahan bahwa semua orang yang mau memandang kepada ular itu akan hidup. Orang banyak itu tahu benar bahwa dalam dirinya sendiri ular itu tidak mempunyai kuasa untuk menolong mereka. Ular itu melambangkan Kristus. Sebagaimana rupa ular yang dibuat menurut rupa ular-ular pembinasa itu ditinggikan untuk kesembuhan mereka, demikian juga Dia yang dibuat ‘dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa’ (Roma 8:3) harus menjadi Penebus mereka.... Apakah untuk kesembuhan lukaluka mereka ataupun keampunan segala dosa, mereka tidak dapat berbuat apa-apa bagi diri sendiri kecuali menunjukkan iman mereka pada karunia Allah. Mereka harus melihat dan hidup.”—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 175, 176. Pertanyaan untuk didiskusikan: nn Pikirkanlah tentang cerita ular tedung. Bicarakan tentang bertindak dalam iman. Yaitu, hanya oleh memandang ular itu, mereka dijanjikan akan terluput dari apa yang semestinya adalah kematian yang pasti. Tidak ada penjelasan alamiah; kehidupan mereka bergantung pada perbuatan gaib untuk kepentingan mereka. Bagaimanakah hal tersebut menggambarkan rencana keselamatan? Bagaimanakah hal ini memberitahukan kepada kita tentang betapa tidak berdayanya kita untuk mendapatkan hidup kekal bila terpisah dari Allah? Bagaimanakah seharusnya kenyataan ini menjadikan kita rendah hati? oo Dalam cara-cara apakah kita, secara individu ataupun secara gereja, melakukan kesalahan-kesalahan yang sama seperti anak-anak Israel? Mengapa selalu sangat sulit melihat titik-titik kelemahan rohani kita? Rangkuman: Bagian kitab Bilangan ini berfokus pada akhir pengembaraan selama 40 tahun. Berduka karena kematian saudara perempuan mereka Miryam, Musa dan Harun dalam keadaan marah berdosa melawan Allah. Kemudian, orang banyak yang bersungut-sungut, dipagut ular yang mematikan mendapat kesembuhan fisik dan rohani mereka oleh iman jika mereka memandang kepada ular tembaga yang atas perintah Tuhan dibuat dan didirikan oleh Musa di hadapan mereka. Menyusul pengalaman yang merendahkan hati ini Tuhan menyanggupkan bangsa Israel mengalahkan bangsa Amori di seberang Yordan dan merampas wilayah mereka. 108
Penuntun guru 9 Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: Ulangan 3:27.
Anggota Kelas Akan:
¾¾ Mengetahui: Maju mundurnya bangsa Israel dan juga Musa dan Harun sementara mereka belajar pentingnya kepercayaan yang tidak pernah kendur kepada Allah. ¾¾ Merasakan: Mengakui betapa bergantungnya kita kepada anugerah Allah saat demi saat. ¾¾ Melakukan: Menunjukkan kepercayaan kepada Allah apa pun situasi yang kita hadapi.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Upah Iman dan Tragedi Ketidakpercayaan A. Baik Musa dan Allah telah marah karena kekurangan iman bangsa Israel sebelumnya. Apakah yang sangat berbeda kali ini, ketika Musa memukul batu karang, sehingga Allah harus menghukum Musa dan Harun dengan kematian dan tidak mengizinkan mereka memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian? B. Apakah pentingnya mengizinkan orang banyak itu melihat upacara pemindahan jubah keimamatan kepada Eleazar sebelum Harun mati? C. Walaupun ular berbisa diizinkan menyerang orang Israel karena ketidakpercayaan umat itu, masih ada harapan diberikan kepada mereka. Apakah artinya ular di tiang itu? Bagaimanakah Yesus menggunakan metafora ini? II. Merasakan: Setia kepada Allah, Satu-satunya Pengharapan Kita A. Seberapa pentingkah bagi para pemimpin untuk menunjukkan iman dan penurutan? B. Bila Anda berfokus pada ular di tiang itu, apakah yang Anda lihat, dan apa pengaruhnya kepada cara Anda menghadapi masalahmasalah dalam hidup Anda? III. Melakukan: Percaya dan Menurut Ada saatnya bertempur, dan ada juga saatnya untuk tidak bertempur. Bagaimanakah kita tahu perbedaannya?
Rangkuman: Kemajuan kita menuju Tanah Perjanjian terletak pada kepercayaan yang tak kendur dan penurutan, itu hanya mungkin melalui ketergantungan setiap saat kepada anugerah Allah.
109
Metode Belajar
Langkah 1—Memotivasi Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Sebagai respons kepada tekanan-tekanan hidup, kita bisa saja mempercayakan sepenuhnya hidup kita kepada Allah atau dengan tidak sabar menanganinya sendiri. Khusus untuk Guru: Seorang pelawak dari era 1970-an memopulerkan ungkapan “Iblis yang menyebabkan saya melakukan itu!” Tidak ada yang dapat lebih jauh dari kebenaran. Iblis bisa saja menggoda, tetapi Iblis tidak dapat memaksa orang yang meminta kuasa Allah, yang tersedia bagi kita melalui pengorbanan Putra Allah, Yesus Kristus. Meskipun demikian, Allah tidak memaksa kita untuk bergantung kepadaNya. Pilihan itu adalah hak kita. Oleh sebab itu, kita tidak dapat mempersalahkan keadaan, situasi, atau orang lain untuk pilihan-pilihan yang kita buat. Allah berbicara kepada Musa, dan ia menurut (betapapun enggannya ia melakukannya), tetapi ketika Ia berbicara kepada Bileam, Bileam memilih jalannya sendiri. Allah berbicara kepada Yosia, dan ia menghormati-Nya, tetapi ketika Ia berbicara kepada Yerobeam, Yerobeam melawan. Orang merespons situasi tertentu dengan cara berbeda-beda. Bagaimana kita merespons tekanan-tekanan hidup menunjukkan karakter kita yang sebenarnya. Aktivitas Kelompok Bahan-bahan yang Diperlukan: Lilin besar atau benda dari lilin, tanah liat atau bubur pembuat patung (sejenis tanah liat yang tersedia di kebanyakan toko kerajinan tangan dan di bagian kerajinan tangan di toko-toko swalayan), sebuah cetakan kue dari besi atau gilingan (sering tersedia di toko hemat jika Anda tidak mau merusak punya Anda sendiri). Sebelumnya, hubungkan dulu alat cetakan itu ke listrik agar ketika kelas mulai itu sudah panas. Tanyakan kelas apa yang akan terjadi jika Anda meletakkan lilin di alat yang panas itu, lakukan kegiatan itu. Kemudian, tanyakan apa yang akan terjadi dengan bahan tanah liat jika diletakkan di alat yang panas. (Anda dapat sekadar bertanya apa yang akan terjadi jika Anda memasukkan benda-benda itu ke dalam oven, tetapi Anda akan banyak kehilangan pengaruh indera). Yang jelas, yang satu akan menjadi keras, dan yang lain akan menjadi lembek (cair). Tekankan bahwa situa sinya sama. Sekarang buat aplikasi rohani tentang bagaimana respons yang berbeda-beda terhadap peristiwa yang sama akan menghasilkan akibat yang berbeda.
110
Langkah 2—Menyelidiki Komentar Alkitab I. Ketika Raksasa Jatuh (Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 20:1-13; Mzm. 78:40-56; 105:41; 106:32, 33). Pada saat mereka bersedih setelah kematian saudara perempuan mereka, Musa dan Harus berhadapan dengan pemberontakan lain yang muncul dari orang Ibrani. Tidak diragukan bahwa rasa haus mereka bukan hanya khayalan tetapi kenyataan. Anak-anak menangis, dan kegelisahan para orangtua sudah mencapai puncak. Persungutan mencapai puncak yang menyakitkan, dan Musa serta Harun harus berpikir, berapa lamakah kita bisa bertahan dengan hal ini? Setelah hampir empat puluh tahun mengembara di padang belantara, pada usia 120 dan 123, setelah mengalami tahun-tahun tidak dihargai dan penuh persungutan, Musa dan Harun merasa bahwa kesabaran mereka telah sampai di titik puncak. Mula-mula, kelihatan bahwa Musa dan Harun akan menang secara rohani. Selama bertahun-tahun mereka belajar bergantung kepada Allah dalam doa. Sekali lagi mereka meminta jawaban dari Allah dan Ia berbicara. Ia tidak melupakan kebutuhan-kebutuhan umat-Nya, dan Ia akan menyediakannya. Petunjukpetunjuk khusus diberikan kepada dua bersaudara itu; tetapi dalam tekanan saat itu Musa menyerang umat Allah, dengan berbicara seakan-akan Dia dan Harun (bukannya Allah) yang bertanggung jawab mengeluarkan air. Musa memukul batu karang bukannya berbicara kepada batu itu. Pikirkan Ini: Semua pemimpin menghadapi tantangan-tantangan dari para pengikut mereka. Sebagai pemimpin, bagaimanakah Anda menghindari jebakan yang menjerat Musa dan Harun di padang belantara? II. Kematian Harun (Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 20:23-29; 33:38; Mzm. 77:20). Empat bulan telah berlalu sejak kematian Miriam, kakak perempuan Harun. Setelah meninggalkan Kadesy, bangsa Israel harus berjalan ke Gunung Hor, di perbatasan wilayah Edom. Hari-hari pengembaraan di padang belantara hampir berakhir—masa peralihan sudah tiba. Peran para pemimpin yang dikomandani oleh Musa dan Harun sudah hampir beralih kepada Yosua dan Eleazar, putra sulung Harun. Tahapan berikut pekerjaan Allah adalah bersiap untuk maju bersama para pemimpin yang masih muda. Itu juga adalah saat kesedihan besar saat umat itu menyampaikan salam perpisahan kepada orang-orang yang telah membuat banyak pengorbanan pribadi untuk memimpin Israel sejauh ini. Pastilah itu merupakan waktu yang mencemaskan, telah berkembang satu tingkatan kepercayaan kepada para pemimpin; sekarang mereka menghadapi ketidakpastian tanpa mereka.
111
Pikirkan Ini: Warisan apakah yang akan Anda tinggalkan kepada generasi berikut? Bila pemimpin berganti, bagaimanakah mengingat Pemimpin Sejati (Allah) dapat menolong? III. Dosa Tidak Berterima Kasih dan Ular Berbisa (Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 20:14-21; 21:1-9; 2 Raj. 18:4; Mzm. 78:19, 20; Yoh. 3:14, 15; Ibr. 12:1, 2). Betapa ironisnya bahwa satu lagi masa persungutan menyusul kemenangan besar atas bangsa Kanaan. Bangsa Israel mungkin melihat hal ini apa adanya: pertanda kemajuan kerajaan Allah di antara wilayah-wilayah yang dikuasai orang kafir; bukannya bersyukur, mereka malah bersungut. Sungguh tidak bijaksana! Setiap ketidaknyamanan sedikit saja menjadi kesempatan untuk menggerutu. Empat puluh tahun pimpinan Allah yang sangat baik itu secara aneh dilupakan. Sekarang suatu generasi yang hampir tidak ingat lagi Mesir (dan penindasan mereka) mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan leluhur mereka: “Mesir lebih baik!” Akibatnya Allah menarik sebagian perlindungan-Nya, dan ular-ular menyerang orang Israel secara besar-besaran. Allah menyuruh Musa untuk membuat replika ular dari tembaga dan menaruhnya di tiang. Bila dipagut, maka orang Israel dapat memandang ular tembaga itu, suatu lambang pembebasan Allah. Oleh memandang, mereka akan disembuhkan dari bisa ular yang mematikan. Pada waktunya, Yesus mengambil peristiwa ini sebagai simbol penebusan-Nya atas dosa. Pikirkan Ini: Mengapa penting bagi Israel untuk memandang kepada ular tembaga itu? Mengapa perlu bagi orang percaya untuk melatih iman dengan memandang kepada Yesus?
Langkah 3—Menerapkan
Khusus untuk Guru: Tekanan-tekanan kepada para pemimpin itu tak terelakkan. Jika pemimpin mengizinkan tekanan terbangun tanpa dicegah, cepat atau lambat mereka akan mengalah kepada kelelahan, ketidaksabaran, keangkuhan, dan bahkan kemarahan. Harapan para pemimpin adalah bahwa mereka mau memindahkan tekanan itu kepada Dia yang tak terbatas yang memiliki kesanggupan tak terbatas untuk menangani tekanan. Ilustrasi: Ambil sebuah balon besar (contohnya, balon lonjong ukuran 12 inci) dan tiupkan angin ke dalamnya sekali saja. Sekarang ambil bolpoin ukuran sedang dan tusuk ujungnya ke balon yang berisi sedikit angin itu. Balon itu tidak akan meledak. Tiup lagi balon itu sebelum menusuknya kembali dengan bolpoin. Balon itu tidak akan meledak. Berikut, tambahkan beberapa tiupan lagi hingga balon itu jadi kencang. Sekarang tanya anggota kelas apakah mereka berpikir Anda akan menusuk balon dengan bolpoin Anda. Sekarang “kencangkan” balon itu dengan beberapa tiupan lagi sehingga balon itu jadi sangat mudah pecah. Letakkan balon itu dekat ke wajah seorang anggota kelas dan tanyakan apakah dia tidak keberatan jika sekarang Anda mencoba meledakkan balon itu dengan pena. Singkirkan balon itu, dan biarkan terbang ke suatu tempat lain.
112
Membicarakan Pokok Penting: Apakah beberapa cara agar para pemimpin dapat memindahkan atau melepaskan tekanan kepemimpinan? Cara-cara apakah yang tidak dapat diterima? Apakah peranan doa? Apakah peranan refleksi atau retreat rohani? Apakah hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari pembagian tugas? Mengapa pemimpin Kristen itu harus menghindari menggunakan hal ini untuk tujuan mengalihkan kesalahan? Makin besar balon itu ditiup, makin besar kemungkinan untuk pecah. Sambil mengingat hal ini, bagaimanakah kerendahan hati (tidak membesarkan diri) menjadi keuntungan dalam mengatasi tekanan?
Langkah 4—Melatih Kreativitas
Khusus untuk Guru: Kadangkala kita menempatkan tekanan pada diri kita dengan sia-sia, karena penundaan kita sendiri. Betapa cocoknya hal ini bagi bangsa Israel! Karena mereka tidak menempatkan iman mereka sepenuhnya pada Allah, perjalanan yang seharusnya hanya dua bulan telah berubah menjadi penderitaan selama empat puluh tahun. Berapa banyak dari kita yang dapat memikirkan orang-orang yang menyepelekan tawaran keselamatan tahun demi tahun, dan pada akhirnya menuai akibat buruk dari penolakan mereka? Betapa seringkah, orang-orang ini seperti halnya orang Israel, mempersalahkan Allah karena masalah yang mereka sendiri bawa ke atas diri mereka? Betapa seringkah kita sebagai orang-orang percaya, gagal memberitakan Injil kepada orang-orang yang sedang sekarat dan perlu mengenal Yesus? Betapa seringkah kita menggunakan alasan-alasan yang bukan-bukan untuk membenarkan penundaan kita? Aktivitas Kelas: Baca Ibrani 3:12-19 dan 4:1-7 secara bersahutan di kelas. Jika kelas terdiri dari pria dan wanita, gunakanlah dua kelompok itu, dan baca ayat-ayat secara bergantian. Perhatikan bahwa ayat-ayat itu menekankan pengambilan keputusan sekarang ini dan bahwa ayat-ayat itu menunjuk kepada Israel kuno selama zaman Musa sebagai suatu contoh bagi mereka yang belum mengambil keputusan. Menyusul pembacaan, bagikan kertas dan pena dan minta kelas membuat dua daftar tindakan. Yang pertama akan mendaftarkan tiga keputusan rohani pribadi yang telah ditunda oleh anggota kelas tetapi yang sekarang mereka ingin memutuskannya. Daftar kedua akan berisi nama-nama hingga lima orang yang anggota kelas telah menunda untuk bersaksi kepada mereka. Sekarang anggota berjanji untuk berdoa agar Roh Kudus akan memberikan kepadanya kesempatan untuk memperkenalkan Kristus kepada lima orang itu, berjanji untuk melakukannya bila ada kesempatan.
113