PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS BAGENDIT JL. K.H Hasan Arif No.10 Kecamatan Banyuresmi Kab. Garut Tlp. (0262) 2443001 E-mail :
[email protected]
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT Nomor : ........./SK/PKM.BGT/..../2018
TENTANG PENETAPAN PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MTBS DI UPT PUSKESMAS BAGENDIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT
Menimbang
: a. bahwa dalam penyelenggaraan program pelayanan UKM di Puskesmas, perlu disusun panduan
program yang jelas di Puskesmas, sehingga
setiap pelaksana program akan melakukan tugas sesuai dengan panduan yang diberikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dipandang pelu ditetapkan keputusan Kepala UPT Puskesmas Bagendit tentang penetapan panduan penyelenggaraan program MTBS di UPT Puskesmas Bagendit; Mengingat
: 1. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676); 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 46 tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi; 4. Peraturan Bupati Garut nomor 27 tahun 2016 tentang Kedudukan dan
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut; 5. Peraturan Bupati Garut Nomor 1436 Tahun 2015 Tentang Tata Kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Bagendit Dengan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Penuh; MEMUTUSKAN : Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT TENTANG PENETAPAN PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MTBS DI UPT PUSKESMAS BAGENDIT.
KESATU
: Menetapkan Panduan Penyelenggaraan Program MTBS di UPT Puskesmas Bagendit yang terlampir pada surat keputusan ini.
KEDUA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Garut Pada tanggal :
Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT,
Drs Kadar Wilasmana, SKM., M.Si Pembina NIP. 19640502 198803 1 005
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR :
/SK/ PKM.BGT/
/2018
TENTANG PENETAPAN PANDUANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MTBS DI UPT PUSKESMAS BAGENDIT
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UPT UPT PUSKESMAS BAGENDIT
I. DEFINISI Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu strategi untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dikaitkan dengan penyebab utama penyakit pada balita (anak umur di bawah lima tahun). MTBS merupakan pendekatan terpadu untuk kesehatan anak yang berfokus pada kesejahteraan anak secara menyeluruh. MTBS bertujuan mengurangi kematian, kesakitan dan kecacatan, serta mempromosikan tumbuh kembang balita. MTBS meliputi elemen preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan. Setiap tahun hampir 10 juta balita meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahun ke-5. Umumnya kematian ini disebabkan oleh hanya lima kondisi yang dapat dicegah dan diobati, yaitu Pnemonia, Diare, Malaria, Campak, Malnutrisi.
II. PRINSIP DARI PEDOMAN MANAJEMEN TERPADU KASUS KLINIS Pedoman MTBS didasari oleh prinsip berikut:
Semua balita sakit umur sampai 5 tahun diperiksa untuk tanda bahaya umum dan semua bayi muda diperiksa untuk tanda-tanda penyakit sangat berat. Tanda-tanda ini menunjukkan perlunya rujukan segera atau dirawat di rumah sakit.
Anak dan bayi kemudian dinilai untuk gejala utama. Untuk anak yang lebih tua, gejala utama termasuk batuk atau kesulitan bernapas, diare, demam, dan infeksi telinga. Untuk bayi muda, gejala utama meliputi infeksi bakteri lokal, diare, dan
ikterus. Sebagai tambahan, semua anak secara rutin dinilai status gizi dan imunisasinya serta masalah potensial lainnya.
Hanya menggunakan tanda-tanda klinis dalam jumlah terbatas, dipilih berdasarkan sensitivitasnya dan spesivisitasnya untuk mendeteksi penyakit.
Suatu kombinasi dari tanda-tanda individual mengarah pada satu klasifikasi anak dalam satu atau lebih kelompok gejala, dan bukan satu diagnosa. Klasifikasi penyakit didasarkan pada sistem triase dengan kode warna: “Merah muda“ menunjukkan perlunya rujukan segera sedangkan “kuning“ menunjukkan diperlukannya pengobatan spesifik pada pasien rawat jalan, dan “hijau“ menunjukkan perawatan di rumah.
Prosedur tatalaksana dari MTBS menggunakan obat-obat esensial dengan jumlah terbatas dan mendorong partisipasi aktif dari pengasuh anak dalam menangani anak.
Suatu komponen esensial dari MTBS adalah konseling bagi ibu/pengasuh anak berkaitan dengan perawatan di rumah, pemberian makan dan cairan yang tepat, dan kapan harus kembali ke klinik, dengan segera atau untuk tindak lanjut.
III. RUANG LINGKUP MTBS Mengapa MTBS sangat cocok di terapkan di puskesmas pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke puskesmas, keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi menurut data WHO, tiga dari balita yang sakit seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita satu dari lima penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS. Ruang Lingkup MTBS: a) Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari – 2 bulan. b) Penilaian dan klsaifikasi anak sakit umur 2 bulan – 5 tahun. c) Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi.
d) Konseling bagi ibu. e) Tindakan dan pengobatan.
IV. LANGKAH-LANGKAH MTBS\ Proses manajemen terpadu kasus dalam MTBS terdiri dari sejumlah langkah yang harus diambil oleh petugas kesehatan untuk memastikan penanganan kasusu secara efektif. Langkah 1: Penilaian Langkah 2: membuat Klasifikasi Langkah 3: Menentukan tindakan Langkah 4: Memberi Pengobatan Langkah 5: Konseling Langkah 6: Tindak lanjut
V. TATALAKSANA MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut algoritma MTBS untuk melakuakan penilaian atau pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apa saja keluhan-keluahan atau masalah anak, kemudian memeriksa dengan cara lihat dan dengar, atau lihat dan raba. a. Apakah anak bisa minum atau menyusu ? b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya ? c. Apakah anak menderita kejang ? d. Petugas akan melihat atau memeriksa apakah anak tampak letargis atau tidak sadar? Setelah itu petugas akan menanyakan keluhan utama lain: 1. Apaka anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
2. Apakah anak menderita diare ? 3. Apakah anak demam ? 4. Apakah anak mempunyai masalah telinga ? 5. Memeriksa status gizi 6. Memeriksa anemia 7. Memeriksa status imunisasi 8. Memeriksa status pemberian vitamin A 9. Menilai maslah atau keluhan lain Berdasarkan hasil penilaian tersebut diatas, petugas akan mengklasifikasikan keluhan atau penyakit anak, setelah itu petugas melakukan langkah-langkah tindakan atau pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian atau klsaifikasi tindakan, yang dapat dilakukan berupa: 1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah. 2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. 3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, aturan penanganan diare di rumah. 4. Memberikan konseling bagi ibu, misal anjuran pemberian makanan selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat. 5. Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.
VI. DOKUMENTASI Dokumentasi MTBS terdiri dari: 1. Mencatat dalam register pasien. 2. Mencatat dalam formulir tata laksana kasus balita sakit. 3. Mencatat dalam buku register MTBS.
4. Membuat laporan bulanan. 5. Evaluasi setiap bulan.
Ditetapkan di : Garut Pada tanggal :
Desember 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT,
Drs Kadar Wilasmana, SKM., M.Si Pembina NIP. 19640502 198803 1 005