Lampiran :
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PANGLIMA SEBAYA NOMOR : TANGGAL :
PEDOMANPELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGLIMA SEBAYA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG IPSRS RSUD Panglima Sebaya mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai Penunjang pelayanan kesehatan IPSRS RSUD Panglima Sebaya. Tantangan IPSRS
akan
selalu
muncul
sesuai
dengan
perkembangan
teknologi
kedokteran,perkembangan Sarana Non Medis dan Fisik serta tuntutan standar akreditasi rumah sakit yang semakin kompleks dan tinggi,Keberadaan IPSRS sangatlah vital karena bertanggung jawab terhadap laik pakainya alat kedokteran dan sistem kunci penunjang rumah sakit,sistem kunci yang dimaksud adalah alat kedokteran, Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, HVAC ( Heat, Ventilating and Air Conditioner ), Suplai Gas Medik, sistem Informasi dan Telekomunikasi,Sistem kunci tersebut harus dipelihara agar selalu handal serta berfungsi dengan baik sehingga memenuhi standar pelayanan, keamanan dan keselamatan, pemeliharaan sistem kunci tersebut dilakukan oleh petugas yang kompeten dibidangnya.
B. TUJUAN Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu dalam keadaan laik pakai. Dalam kegiatan dan kedudukan IPSRS mendapatkan pembinaan langsung dari Direktur. 1. Tujuan Umum Untuk mencapai kondisi pelayanan rumah sakit secara optimal terintegrasi dalam sistem pelayanan rumah sakit.
1
2. Tujuan Khusus a. Terciptanya kegiatan instalasi pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit. b. Terciptanya peralatan sarana dan prasarana, peralatan medik maupun non medik rumah sakit dalam kondisi laik pakai.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN A. FUNGSI KERJA IPSRS 1. Pemeliharaan dan Perbaikan a. Sarana, meliputi : Gedung rawat inap, Gedung rawat jalan, Gedung Penunjang. b. Prasarana, meliputi : Listrik, AC, Meubelair, Instalasi Gas Medis, Komunikasi c. Peralatan Medik, meliputi : Peralatan Radiasi, Peralatan Elektromedik, Peralatan Laboratorium d. Peralatan Non Medik, meliputi : CSSD, Lift, Incenerator, Alat Elektronika. 2. Pelatihan a. Operator peralatan listrik dan elektromedik b. Paramedis
guna
menjaga
keselamatan
kerja
peralatan
bagi
petugas/operator, penderita dan pekerja lainnya. c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai d. Teknisi selaku pelaksana pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan. e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan. B. KEGIATAN IPSRS 1. Perencaan a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan IPSRS b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana dan peralatan. c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan. 2. Pelaksanaan a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki b. Melakukan pemeliharaan : 1) Pola Dasar Pemeliharaan a) Pemeliharaan pencegahan (preventif) ialah pemeliharaan yang dilakukan
pada
selang
waktu
tertentu,
dimaksudkan
untuk 2
mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian- bagiannya tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima. b) Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan, penggantian bagian yang telah rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima. 2) Pelaksanaan pemeliharaan : a) Pemeliharaan dilaksanakan oleh IPSRS, sepanjang memiliki fasilitas kerja, tenaga yang mampu, dan peralatan kerja tersedia dengan cukup serta sesuai dengan norma keselamatan kerja yang berlaku. b) Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ke III yaitu dengan cara : 1) Perbaikan insidentil terhadap peralatan tanpa terikat waktu 2) Kontrak servis : Yaitu peralatan di pelihara atau diperbaiki dalam jangka waktu yang ditentukan misalnya jangka waktu 6 bulan atau 1 tahun. Jenis kegiatan disesuaikan dengan ketentuan pabrik. c. Melakukan pekerjaan teknis dalam tim medis yaitu : 1) Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis 2) Melakukan pelayanan teknis dalam tim medis 3) Mengambil tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan penunjangnya. d. Melakukan telaahan terhadap sarana, prasarana dan peralatan yaitu : 1) Dalam rangka pengadaan 2) Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan 3) Dalam rangka pengukuran dan kalibrasi. 4) Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan e. Menyususn laporan teknis mengenai sarana, prasarana dan peralatan yaitu : 1) Menyusun laporan data keadaan atau inventaris 2) Menyususn laporan kegiatan 3. Pengawasan Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan olek pihak ke III.
3
4. Pelatihan Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknis sehingga program pelayanan pemelihararaan dan perbaikan berjalan lancar.
D. BATASAN OPERASIONAL Dalam fungsinya
sebagai Instalasi Pemeliharaan,
IPSRS
mengelompokkan
pemeliharaan menjadi tiga bagian yaitu : -
Pemeliharaan Ringan Adalah pemeliharaan yang bersifat sederhana, bahan pemeliharaan tersedia di gudang logistik persediaan sukucadang pemeliharaan,
tidak memerlukan
peralatan khusus,kemampuan skill sudah dikuasai oleh tenaga IPSRS. -
Pemeliharaan Sedang Pemeliharaan yang memerlukan jasa pihak ke 3 atau vendor penyedia fasilitas karena jumlah alat yang harus dipelihara yang cukup banyak.
-
Pemeliharaan Berat Pemeliharaan yang memerlukan jasa perbaikan pihak ke 3, karena diperlukan skill, tooll dan pengetahuan khusus dari vendor penyedia barang atau pihak ke 3. Adapun untuk pemeliharaan yang dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ke 3 maka posisi IPSRS adalah sebagai supervisor pada saat proses pemeliharaan sarana dan prasarana, petugas melakukan pendampingan dari awal hingga pengecekan hasil pekerjaan, data selalu didokumentasikan agar data historical maintenance dapat selalu diketahui.
E. LANDASAN HUKUM 1. Kepmenkes RI no. 371 / menkes / SK / III / 2007 tentang Standart profesi teknisi elektromedis 2. PP PU no. 24 / RRT / M / 2008 tentang pedoman pemeliharaan dan perawatan gedung 3. UU RI no. 30 thn. 2009 tentang ketenaga listrikan 4. Permenkes 2306/ per / IX / 2011 tentang persyaratan teknis prasarana instalasi elektrikal RS 5. Penggunaan gas medis prasarana pelayanan kesehatan nomor 1439 / menkes / SK / XI / 2002 6. UU RI no. 36 th. 2009 tentang kesehatan 7. Keselamatan Pengionan dan keamanan sumber radioaktif menurut PP RI nmor 33 thn. 2007 8. PP PU no. 25 PRT/M/2007 tentang sertifikat layak fungsi gedung.
4
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Pelaksanaan kegiatan IPSRS dalam menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit di perlukan tenaga teknis yang sesuai dengan bidang tugasnya. Yaitu: 1. Sarana Rumah Sakit pendukung tenaga kerja di bidang sarana adalah tenaga kerja dengan latar belakang teknik sipil / penilik kesehatan mulai dari tingkat SLTA sampai sarjana. 2. Prasarana Rumah Sakit Pendukung tenaga kerja di bidang prasarana adalah tenaga kerja dengan latar belakang teknik sipil, listrik maupun mesin dari tingkat SLTA sampai dengan sarjana. 3. Peralatan Medik Pendukung tenaga kerja di bidang peralatan medik adalah tenaga kerja dengan latar belakang teknik elektromedik, fisika, instrumentasi, yaitu tenaga teknik yang dididik dan dilatih di bidang peralatan kesehatan mulai dari tingkat Diploma II sampai dengan sarjana. 4. Peralatan Non Medik Pendukung tenaga kerja di bidang peralatan non medik adalah tenaga kerja dengan latar belakang teknik mesin, listrik yaitu tenaga teknik yang dididik dan dilatih di bidang peralatan non medik dari tingkat Diploma II sampai dengan sarjana.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN No
Jabatan
Jumlah
Pendidikan
Keterangan
1
Kepala IPSRS
1
S2
Kualifikasi
2
Sub Instalasi
4
S1/DIII
tenaga
3
Urusan
-
DIII/DII/SLTA
disesuaikan
4
Teknisi
13
DIII/SLTA/SLTP dengan
5
Tenaga Administrasi
1
SLTA
profesinya
Kriteria tenaga yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Kepala IPSRS : Tingkat pendidikan S1/DIV/DIII bidang Fisika medik, Instalasi medik / elektromedik, instrumentasi, mesin, listrik
1 orang
5
2. Kepala Sub Instalasi : Tingkat pendidikan S1/DIV/DIII
Bidang Administrasi
1 Orang
Tingkat pendidikan S1/DIV/DIII
Bidang sipil
1 Orang
Tingkat pendidikan S1/DIV/DIII
Bidang mesin / listrik
2 Orang
Tingkat pendidikan S1/DIV/DIII
Bidang elektronika /
1 Orang
Elektromedik
5 Orang
3. Urusan : Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Administrasi
2 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Sipil
4 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang mesin, listrik
6 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Elektronika/
3 Orang
Elektromedik
15 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Sipil
6 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang mesin, listrik
24 Orang
Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Elektronika/
4 Orang
Elektromedik
34 Orang
4. Teknisi :
5. Tenaga Administrasi : Tingkat pendidikan DIII/DII/SLTA
Bidang Administrasi
5 Orang
C. PENGATURAN JAGA Pelayanan pada IPSRS adalah 24 jam. Jumlah tenaga di IPSRS adalah 18personil ( termasuk kepala IPSRS ) yang pelaksanaan tugas tersebut di bagi menjadi 3 ( tiga ) shift yaitu :
Shift Pagi ( jam 07.30 – 14.00 WIB ) Terdiri dari 11 petugas ( termasuk Kepala IPSRS ), dan 1 orang petugas khusus di IBS
Shift Siang ( Jam 14.00 – 21.00 WIB ) Terdiri dari 2 orang petugas
Shift Malam ( Jam 21.00 – 07.30 WIB ) Terdiri dari 2 orang petugas
Shift pagi (Hari Libur)( jam 07.30 – 14.00 WIB ) Terdiri 2 orang Petugas
6
BAB III STANDAR FASILITAS
Benkel
A. DENAH RUANG
R. Administrasi dan Ka IPSRS
Bengkel / Workshop Medik
R. Prasarana Pendingin
TERAS
Bengkel / Workshop Non Medik
KM
Gudang dan Alat Pertukangan
B. STANDAR FASILITAS Berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit kelas C oleh kementrian kesehatan RI tahun 2010, di sebutkan bahwa kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas IPSRS kelas C adalah sebagai berikut: No
Nama Ruangan
Fungsi Ruangan
Besaran Ruang / Luas
Kebutuhan Fasilitas
1.
Ruang Kepala IPSRS
Ruang tempat kepala instalasi bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen.
Min. 8 m2
Meja, kursi, lemari berkas / arsip, intercom/telepon, safety box
2
Ruang Administrasi (pencatatan) dan ruang kerja staf
Ruang tempat pencatatan masuk dan keluar peralatan/ perabot rusak dan ruang tempat staf bekerja
3 – 5 m2/ petugas (min 12m2)
Kursi, meja , komputer, printer dan peralatan kantor lainnya
3
Ruang Rapat / Pertemuan teknis
Ruang tempat melaksanakan diskusi / pertemuan teknis
Min. 9 m2
Kursi, meja screen dll
4
Ruang studio gambar dan arsip teknis
Ruang tempat menggambar dan menyimpan arsip arsip teknis
Min. 9 m2
Meja gambar, komputer dan printer, lemari arsip
5
Bengkel / workshop Bangunan/ kayu
Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana prasarana dan peralatan yang terbuat dari kayu
Min. 9 m2
Perlengkapan bangunan bengkel / kayu
6
Bengkel Workshop metal/ logam
Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana, prasarana dan peralatan yang terbuat dari metal / logam
Min. 9 m2
Perlengkapan bengkel metal / logam
7
No
Nama Ruangan
Fungsi Ruangan
Besaran Ruang / Luas
Kebutuhan Fasilitas
7
Bengkel / workshop peralatan medik ( Optik, elektromedik, mekanik )
Ruang tempat memperbaiki kerusakan peralatan medik, yaitu peralatan optik, elektromedik, dan mesin mekanik
Min. 16 m2
Perlengkapan bengkel peralatan elektromedik
8
Bengkel / Workshop penunjang medik
Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana, prasarana dan peralatan penunjang medik
Min. 16 m2
Perlengkapan bengkel peralatan mekanikal
9
Ruang panel Listrik
Ruang tempat pengaturan distribusi listrik RS untuk kegiatan di IPSRS
Min. 8 m2
Perlengkapan listrik, panel, dll
10
Gudang spare part
Ruang penyimpanan suku cadang/spare part
Min. 9 m2
Lemari/ rak
11
Gudang
Ruang penyimpanan sarana, prasaarana dan peralatan yang sudah tidak terpakai, telah diperbaiki (belum diserahkan kembali) atau yang akan diperbaiki
Min. 9 m2
Lemari/ rak
12
KM / WC petugas / pengunjung
KM / WC
@KM/WC pria/wanita luas 2 m2-3 m2
Kloset, wastafel, bak air
8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
IPSRS adalah satu instalasi kerja, merupakan unsur pelaksana dalam organisasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit. Proses penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasana dan pealatan di rumah sakit diperlukan pola yang sistematis.Tata Laksana Pelayanan di IPSRS meliputi: 1. SARANA Yang dimaksud Pemeliharaan sarana adalah pemeliharaan gedung yang ada di rumah sakit. Terdiri dari gedung rawat inap, gedung rawat jalan, dan gedung penunjang. Jenis pemeliharaan yang sangat dibutuhkan agar berfungsi dengan baik, kenyamanan pengguna, keindahan dan keamanan diantaranya : Pemeliharaan atap Dinding Pintu dan Jendela Lantai Saluran-saluran Jalan / Dorlup Pagar Pengaman Tanggul Pengaman Longsor
2. PRASARANA Dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit terdapat dua kriteria pemeliharaan, yaitu : a. Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terdapat alat sesuai dengan jadual yang telah disusun. jadual pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. b. Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terancana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang siap (stand by) dan fasillitas pendukungnya. Frekuensi
9
pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana. Pelaksanaan
Pemeliharaan
prasarana
Rumah
Sakit
sesuai
dengan
pengelompokannya a. Listrik Urusan listrik adalah merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang pelayanan di rumah sakit. Dimana pelaksanaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan instalasi listrik maupun panel – panel listrik. Di lingkungan RSUD Panglima Sebaya menggunakan sumber daya listrik suply langsung dari PLN. Apabila terjadi gangguan listrik PLN, maka untuk suply pelayanan listrik di RSUD Panglima Sebaya menggunakan Genset. Apabila Genset tidak berfungsi, telah di sediakan UPS pada ruangan IBS. Untuk ruangan vital seperti ICU, HD, Laboratorium, OK VK dan IGD, telah tersedia UPS pada masing – masing alat ( UPS Internal ). Genset cadangan untuk ruangan vital. b. Genset Genset merupakan peralatan yang sangat penting untuk menunujang suply listrik jika PLN tidak berfungsi atau padam di RSUD Panglima Sebaya. Pemeliharaan Genset meliputi : - Pemanasan genset secara otomatis yaitu satu minggu dua kali - Pengecakan solar / bahan bakar genset - Pengecekan filter Udara - Pengecekan filter BBM - Pengecekan Radiator - Pengecekan tegangan input dan output - Pengecekan charger - Penggantian oli - Penggantian air accu - Pengecekan panel panel genset / ATS c. UPS ( Unit Power Suply ) UPS adalah Unit penyuply listrik jika PLN atau Genset tidak berfungsi dengan baik.
10
Adapun pemeliharaan UPS antara lain : -
Pembersihan alat dan cek fisik
-
Pengecekan / penggantian bateray
-
Pengecekan panel input dan output
-
Cek tegangan input dan output
-
Sistem bypass ( jumper )
d. Pendingin / kulkas Kulkas adalah alat yang berfungsi untuk mengubah suhu suatu wadah menjadi lebih rendah. Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 1) Periksa semua pengkabelan tidak ada kebocoran, jika ada perbaiki. 2) Periksa tombol pengatur suhu, perbaiki jika rusak. 3) Periksa lampu ruang kulkas, jika rusak ganti. 4) Pastikan kompresor bekerja dengan baik, jika tidak perbaiki. 5) Cek pembuangan saluran air. 6) Pembersihan bunga es. e. AC (Air Conditioner) AC adalah rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada disekitar mrsin pendingin tersebut Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 1) Cek battery remote kontrol (3 bulan sekali). 2) Cek pembuangan saluran air. 3) Cek arus. 4) Bersihkan kondensor. 5) Bersihkan evaporator. 6) Bersihkan filter. f. Meubelair Meubelair adalah peralatan yang tidak kalah penting peranannya untuk menunjang pelayanan di RSUD Panglima Sebaya. Yang dimaksud meubelair disini adalah almari, meja, kursi, rak, bed pasien non elektrik, filling kabinet dll Adapun pelaksanaan pemeliharaan meubelair meliputi : 11
1) Pemeliharaan Harian Pembersihan meubelair oleh user 2) Pemeliharaan 1 tahun. Penggantian atau perbaikan komponen yang sekiranya dianggap perlu. g. Instalasi Gas Medik Instalasi Gas Medik adalah gas yang digunakan untuk pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien. Jika Instalasi gas medis mengalami kerusakan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perbaikan, maka untuk cadangan menggunakan tabung dan regulator manual. Yang termasuk gas medis adalah : Oksigen, N2O, CO Pelaksanaan pemeliharaan instalasi gas medis adalah : a) Pemeliharaan harian -
Bersihkan ruang sentral gas medis. Peralatan gas peka terhadap partikel yang mungkin terikut dalam aliran gas.
-
Periksa indikator tekanan, pastikan semua masih dalam tekanan normal. Waspadai over pressure pada sistem. Tekanan kerja max 6 bar.
-
Tekan tombol TEST pada alarm. Pastikan semua lampu dan bel berbunyi.
b) Pemeliharaan 6 bulan – 1 tahun -
Periksa secara visual kebocoran yang mungkin terjadi pada sambungan
-
Periksa connector pada flexible hose.
-
Penggantian Oli mesin vacuum, oli separator, dan filter sentral vacuum. Penggantian filter compresor.
c) Pemeliharaan 4 tahun -
Lakukan tes kebocoran pada sistem bagian demi bagian.
h. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memperlancar komunikasi jarak jauh. Yang dimaksud sistem komunikasi disini adalah telephon ( PABX ), Nurse call, Handy Talky ( HT ) Adapun pemeliharaan sistem komunikasi tersebut antara lain :
12
a) Pemeliharaan Harian -
Pembersihan harian dan cek fisik (oleh user )
b) Pemeliharaan 6 bulanan -
Cek conector pada alat komunikasi
-
Lakukan penggantian bateray pada HT ( tergantung penggunaan ) dan PABX.
c) Pemeliharaan Tahunan Lakukan penggantian komponen yang sekiranya dianggap perlu.
3. PERALATAN MEDIS a. Perencanaan Kebutuhan Alat Kesehatan Dan Pemeliharaan Tahapan perencanaan pemenuhan kebutuhan Alat Kesehatan yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan menyeluruh, bagaimana pengelolaan Alat kesehatan
dan pemeliharaan di Rumah Sakit Umum Daerah Panglima
Sebaya berjumlah ribuan item jenis alat kesehatan dapat terwujud . Satuan kerja yang ditunjuk sebagai pengelola Alat Kesehatan dan pemeliharaannya adalah Instalasi Pemelihara Sarana Rumah Sakit (IPSRS).
Konsep perencanaan pemenuhan kebutuhan 1) Daftar Inventaris Mempunyai data Inventaris pemeliharaan dan alat kesehatan, bertujuan untuk membuat kebijakan cara pengelolaan Alat Kesehatan yang baik dalam memutuskan perencanaan pemeliharaan dan pemenuhan kebutuhan, serta memberlakukan recall (disposal) / penghapusan. 2) Menerima usulan kebutuhan Alat kesehatan dari seluruh unitkerja. Menerima
usulan
kebutuhan
Alat
kesehatan
adalah
langkah
awal
perencanaan pengadaan Alat kesehatan yang diputuskan untuk segera di adakan dengan alokasi anggaran yang sudah ditetapkan 3) Menyusun perencanaan sesuai alokasi anggaran tersedia. Setelah mendapatkan alokasi anggaran dari rumah sakit yang terdiri dari : a. Alokasi anggaran dari sumber dana BLUD (dana pendapatan RS) b. Alokasi anggaran dari sumber dana APBD c. Merencanakan dengan sistim Kerja Sama Operasional Seluruh alokasi anggaran adalah merupakan sumber alokasi yang akan dijadikan bahan perencanaan kebutuhan Alat kesehatan Alat kesehatan yang akan dibeli disusun sesuai urutan proritas dengan memperhatikan : 13
a. Pembelian untuk Penggantian karena alat yang tersedia sudah tidak layak pakai. b. Pembelian untuk penambahan karena alat yang tersedia dengan utilitinya cukup tinggi. c. Pembelian untuk pengembangan
pelayanan, harus didukung dengan
peralatan d. Apabila anggaran perencanaan pengadaan pembelian Alat Kesehatan tidak mencukupi, maka diupayakan dengan memperlakukan kerja sama operasional (KSO) dengan Investor. Dari urutan peralatan yang akan dibeli atau diputuskan untuk KSO, maka perlu di buat sekala proritas berdasarkan : - Jumlah pasien perhari - Jumlah kasus perhari - Jumlah produk layanan perhari - Jumlah alat sesuai standar yang dibutuhkan - Utility (penggunaan ) sangat tinggi - Unit cost sangat menguntungkan dengan memperhatikan Break Event Point
4) Menyusun spesifikasi dan pagu anggaran Cara penyusunan spesifikasiAlat kesehatan adalah sebagai berikut : a. Spesifikasi disusun secara umum tidak menjurus ke salah satu merk b. Penawaranminmal tiga merk alat untuk disusun spesifikasinya c. Spesifikasi disusun berdasarkan komparasi parameter ukur dengan sistim jangkauan (range) d. Pagu anggaran ditentukan berdasarkan spesifikasi alat yang dipilih minimal ada tiga penawaran dari supplier. b. Pengadaan Alat Kesehatan Pada prinsipnya Instalasi Pemelihara Sarana Rumah Sakit (IPSRS) hanya mengusulkan pengadaan, sedangkan pelaksana pengadaan adalah Pejabat Pengadaan. Adapun mekanisme usulan pengadaan adalah sebagai berikut : 1. Ka.
Instalasi
Pemelihara
Sarana
Rumah
Sakit
(IPSRS)
atau
user
mengusulkan pengadaan Alat Kesehatan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). 2. PPTK meneruskan usulan dimintakan persetujuan kepada PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ).
14
3. Setelah mendapat persetujuan, Panitia Pengadaan melaksanakan pengadaan
c. Uji Coba Untuk Alat Baru Proses uji coba alat dilakukan setelah dilakukan proses instalasi dan uji fungsi dari supplier dan pihak Rumah Sakit. Tujuan uji coba adalah : 1. Memberikan kesempatan kepada operator yang telah mengikuti training uji fungsi, untuk membiasakan pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan 2. Mengetahui kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat Program pelatihan uji coba bagi tenaga operator/pengguna/Teknisi IPSRS adalah: 1. Cara pengoperasian alat 2. Penjelasan fungsi masing-masing bagian alat 3. Penyusunan program pemeliharaan berkala 4. Perbaikan ringan 5. Pengenalan dan penggantian suku cadang 6. Penyusunan SPO pemeliharaan alat d. Pengoperasian Peralatan Kesehatan Beberapa tahapan kegiatan yang perlu di perhatikan dan dilakukan dalam operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai digunakan. 1. Persiapan Pengoperasian Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap dioperasikan adalah : a. sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan. Peralatan harus dikondisikan dalam keadaan laik pakai lengkap dengan aksesori yang diperlukan, b. Terpelihara dengan baik, sertifikat kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin. c. Prasarana yang diperlukan oleh masing-masing alat (misal listrik, air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang memenuhi kebutuhan. d. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM siap, baik dokter, operator maupun paramedik, 15
dll, 2. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien, secara teknis agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat, mulai dari : alat dihidupkan sampai alat dimatikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan medik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tombol atau saklar mana saja yang dioperasikan (ON) lebih dulu dan tombol/saklar mana yang dioperasikan kemudian sacara berurutan sampai pengoprasian alat sesuai pelayanan medik selesai. demikian halnya pada waktu mematikan alat, maka tombol/saklar yang terakhir dioperasikan (ON) harus lebih awal dimatikan (OFF) dan seterusnya secara berurutan, sehingga tombol yang pertama dihidupkan adalah merupakan yang terakhir dimatikan (OFF) pada waktu mematikan alat. 3. Penyimpanan Peralatan Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien, maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik. Selesai dioperasikan setiap aksesori alat harus dilepaskan, kemudian alat dan aksesorinya dibersihkan sebagai kegiatanperawatan yang merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan peralatan. Pada waktu disimpan (dalam keadaan tidak operasional), setiap alat agar ditutup dengan penutup debu, agar terhindar dari debu sehingga peralatan terlihat selalu dalam keadaan bersih. Peralatan yang mobile sebaiknya di letakkan di bagian ruangan tertentu yang terhindar dari jalan keluar masuk personil. Sedangkan peralatan yang bersifat portable beserta aksesorinya sebaiknya diletakan dalam lemari atau rak. 4. Pemantauan Operasional Peralatan Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang operasional. Dalam pemantauan didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh teknisi secara periodik pada selang waktu
pemeliharaan
preventif
untuk setiap alat. Operator atau pengguna alat mendatakan/mencatat beban kerja setiap alat operasional. Apabila kondisi alat tidak memungkinkan untuk difungsikan, segera lakukan tindakan perawatan/pemeliharaan. 5. Pemeliharaan Peralatan Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai. Dapat 16
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan terdapat berbagai kriteria dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan. a. Kriteria Pemeliharaan Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria pemeliharaan, yaitu : 1. Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan
terencana
adalah
kegiatan
pemeliharaan
yang
dilaksanakan terdapat alat sesuai dengan jadual yang telah disusun. jadual
pemeliharaan
disusun
dengan memperhatikan jenis peralatan,
jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan yang
tersedia.Pemeliharaan
terencana
meliputi
pembiayaan pemeliharaan
preventif/pencegahan dan pemeliharaan korektif (perbaikan). a. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta pergantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapatdilakukan jalan/operasional/running dengan tanpa
maintenance,
pada alatsedang melalui
pemeriksaan
melihat, merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik maupun menggunakan
alat
ukur. Pada
waktu
running
maintenance dilakukan juga pelumasan dan penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan. Pemeliharaan preventif dengan running maintenance biasa nya tidak dilakukanuntuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan pada umumnya dilakukan pada waktu alat tidak operasional/shut down maintenance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan lalu di pelihara. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan fungsi komponen, penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran pengeluaran dan keselamatan. b. Pemeliharaan korektif Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang
17
bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak kekondisi siap operasional dan laik pakai dapat difungsikan dengan baik. Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran
kuantitatif
keluaran
dan
pengukuran
aspek
keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan
alat
harus
dilakukan
oleh
institusi
penguji
yang
berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakuakan secara terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaan. 2. Pengujian dan Kalibrasi Akurasi suatu instrumen tidak dengan sendirinya timbul dari rancangan yang baik. Rancangan suatu instrumen merupakan hasil kompromi antara kinerja, stabilitas, keandalan dan biaya serta faktorfaktor lain yang mempengaruhinya. Akurasi dapat diperoleh hanya dari kegiatan kalibrasi yang benar, sedangkan stabilitas dan keandalan dapat diketahui dari pengujian, atas dasar inilah perlunya dilakukan pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen secara teratur. Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria : a. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi. b. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis. c. Diketahui
penunjukannya
atau
keluarannya
atau
kinerjanya
(performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku. d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.
e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.Sebagaimana ditetapkan pada Permenkes
18
No. 363/Menkes/Per/IV/1998 alat kesehatan yang dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional,
menggunakan alat ukur dan besaran standar yang terkalibrasi. Dimana untuk pengujian peralatan baru dilakukan oleh pihak penjual dan teknisi internal yang di ketahui oleh pengguna alat. Dan untuk kegiatan pengujian dan kalibrasi tahunan dilakukan oleh instansi penguji dari BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kemkes RI) atau perusahaan swasta yang telah mempunyai ijin atau rekomendasi dari Dinas Kesehatan RI untuk dapat melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan medis. Kalibrasi alat kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Pengukuran kondisi lingkungan 2) Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat. 3) Pengukuran keselamatan kerja. 4) Pengukuran
kinerja
sebelum
dan
setelah
penyetelan
atau
pemberian faktor kalibrasi sehingga nilai terukur sesuai dengan nilai yang diabadikan pada bahan ukur. Petugas kalibrasi Yang dapat melakukan pengujian
kalibrasi adalah institusi penguji
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi persyaratan antara lain: a. berbadan hukum b. memiliki
sumber
daya
manusia
yang
ahli
dalam
pegujian
dankalibrasi alat medik c. memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan ujidan kalibrasi untuk alat medik d. memperoleh ijin dari DEPKES RI 3. Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terancana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat
dibutuhkan
dalam
pelayanan.
Untuk
dapat
melaksanakan
pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang siap (stand by)
19
dan fasillitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana. e. Penarikan (Recall) Alat Kesehatan Recall / penarikan alat medis adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada peralatan medis, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau dapat menyebabkan suatu bahaya pada penggunanya. Suatu produk yang ditarik dari peredaran, akan diteliti ulang oleh pihak pihak terkait ( produsen ) sehingga dapat ditentukan apakah produk tersebut akan diperbaiki atau dimusnahkan. Prosedur pelaksaan : 1. Rumah sakit menerima informasi recall / penarikan alat medis dari distributor/kementrian kesehatan / dinas kesehatan. 2. Petugas elektromedis menginventarisasi jenis alat medis, merk dan type serta jumlah alat yang di recall. 3. Hasil inventarisasi dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit/ distributor. 4. Distributor / Rumah sakit ( petugas elektromedis) melakukan penarikan alat medis tersebut. Jika masih layak digunakan maka dikembalikan ke user, jika tidak akan dilakukan penghapusan. f. Penggudangan Alat Kesehatan Adalah suatu tindakan penarikan yang dilakukan ketika alat kesehatan sudah dalam keadaan rusak berat dan tidak diperbaiki serta alat kesehatan yang sudah tidak di gunakan lagi untuk pelayanan. Prosedur pelaksanaan : 1. Pihak IPSRS melakukan inventarisasi dan kegiatan pemeliharaan alat kesehatan secara berkala sesuai jadwal pada setiap unit terkait dan mendapati alat kesehatan tersebut dalam kondisi rusak atau adanya laporan dari user bahwa ada alat kesehatan yang rusak. 2. Petugas IPSRS melakukan pengecekan di lapangan terkait laporan user tentang kondisi alat kesehatan yang rusak. 3. Pihak IPSRS membuat berita acara pemindahan / penarikan alat kesehatan yang rusak tersebut dan di tandatangani oleh user, IPSRS dan pihak pengelola aset.
20
4. Pihak IPSRS melaporkan dan menyerahkan copy berkas berita acara tersebut ke pihak usder dan pengelola aset. g. Dokumentasi Setiap
kegiatan
pemeliharaan
peralatan
kesehatan
dari
mulai
perencanaan,pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat memberi tugas sesuai dengan penugasannya pada setiap bulan dilaporkan kepada Kepala Divisi Umum akan hasil pemeliharaan yang telah dilakukan, kemudian minimal 1 tahun sekali dievaluasi sebagai dasar pertimbangan perencanaan pemeliharaan periode selanjutnya. Dokumentasi dan pengumpulan data terkait dengan pemeliharaan peralatan medis adalah sebagai berikut: 1. Pengisian form pemeriksaan dan perawatan alat yang diisi oleh petugas teknisi biomedis yang melakukan kegiatan pemeliharaan oleh petugas pemeliharaan. 2. Memberikan label pada setiap peralatan yang telah dilakukan pemeriksaan. 3. Sertifikat kalibrasi pada setiap alat yang telah dilakukan kalibrasi yang dinyatakan lulus uji atau laik pakai. 4. Pelaksanaan kegiatan pelatihan terhadap teknisi dan user peningkatan pengetahuan akan peralatan medis. 5. Pengisian form perbaikan dan penambahan oleh unit peminta atau pelapor yang digunakan sebagai laporan apabila terjadi kerusakan peralatan medis ataupun permintaan pekerjaan penambahan (upgrade) peralatan medis. 6. Pengisian pada laporan harian masing-masing petugas pemeliharaan sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan setiap hari. 7. Pengisian form hasil kalibrasi untuk setiap peralatan khusunya medis pada saat peralatan tersebut dilakukan kalibrasi baik oleh petugas eksternal maupun internal. 8. Pengisian form hasil pekerjaan perbaikan ekternal oleh petugas teknisi ekstenal alat bila mana fasilitas tersebut diperbaiki oleh pihak eksternal. 4. PERALATAN NON MEDIS Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan Nonmedis Rumah Sakit terdapat dua kriteria pemeliharaan, yaitu : 1. Pemeliharaan Terencana
21
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terdapat alat sesuai dengan jadual yang telah disusun. jadual pemeliharaan disusun
dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas
sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. 2. Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak terancana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa
perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak
terduga danharus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang siap (stand by) dan fasillitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana. Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan Nonmedis Rumah Sakit sesuai dengan pengelompokannya yaitu : 1. Pemeliharaan Peralatan Dapur, Cuciandan CSSD, meliputi: Peralatan Dapur Yang dimaksud peralatan dapur antara lain Mixer, Blender, Magic com dll Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi, 1. Pemeliharaan Harian (oleh User) Pembersihan alat dan cek fisik. 2. Pemeliharaan 3 Bulan Cek Fisik & Fungsi, cek beban kerja. Lakukan perbaikan-perbaikan kecil bila perlu. 3. Pemeliharaan 1 tahun Penggantian komponen yang sekiranya dianggap perlu. Cucian Yang dimaksud peralatan Cucian adalah antara lain Mesin cuci dan setrika Mesin Cuci dan Mesin Setrika adalah Peralatan rumah tangga listrik yang terdiri dari komponen – komponen listrik yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mencuci, membilas, memeras / mengeringkan pakaian. Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 1. Pemeliharaan harian oleh User : -
Membersihkan bodi mesin dan kaca-kaca penduga
22
-
Memberi pelumas pada poros penggerak maupun oli hidrolis
-
Mengontrol instalasi uap dan udara dari kebocoran, dll
-
User wajib menjaga kebersihan pada mesin
2. Pemeliharaan Teknisi : -
Mengontrol tegangan arus listrik yang dipakai
-
Chek putaran dinamo penggerak pada mesin
-
Kontrol instalasi steam, udara dan steam trap
-
Kontrol mekanikal elektrikal pada mesin
-
Melakukan kalibrasi pada sarana dan sparepart mesin
-
Merencanakan suku cadang sparepart yang langka dan sulit dipasaran
-
Mengontrol fungsi stiredruk dan polaroid valve
CSSD Yang dimaksud Peralatan Non Medis CSSD yaitu peralatansterilisator termasuk Autoclave. Dimana Pelaksanaan pemeliharaan meliputi: 1. Periksa ulir, engsel pintu, beri pelumasan bila diperlukan. 2. Periksa sill pintu, pastikan tidak ada kebocoran. 3. Cek heater dari hubungan body, ganti jika diperlukan. 4. Cek kondisi komponen pada rangkaian control, pastikan semua komponen berfungsi baik. 5. Cek volume air pada chamber, pastikan air dalam batas yang telah ditetapkan. 6. Hidupkan alat, atur timer 2 jam alat mati. 7. Cek pemanasan air pastikan dalam waktu ±30 menit air sudah mendidih. 8. Pastikan tidak ada kebocoran pada pemipaan. 9. Pastikan pressure gauge dan temperature berfungsi dengan baik. 10. Pastikan radiator trap bekerja baik. 11. Pastikan kerja rangkaian control baik. 12. Jika dalam uji fungsi ada yang tidak bekerja dengan benar, perbaiki atau lakukan penggantian. 2. Pemeliharaan Lift dan Incenerator Lift Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut 23
orang atau barang. Dimana pelaksanaan pemeliharaan meliputi : a. Pemeliharaan Harian Pembersihan alat dan cek fisik b. Pemeliharaan 2 minggu sekali
Cek Fisik & Fungsi, Pemeriksaan Mekanik, Perbaikan-perbaikan kecil bila perlu.
Incenerator Incenerator adalah alat untuk pembakaran sampah medis padat. Dimana pelaksanaan pemeliharaan meliputi: a. Pemeliharaan Harian (oleh User) Pembersihan alat dan cek fisik b. Pemeliharaan Bulanan dan 3 bulanan
Cek Fisik & Fungsi, Pemeriksaan Mekanik, Perbaikan-perbaikan kecil bila perlu.
3. Pemeliharaan Alat Elektronika atau mekanik non medis Pompa Air Pompa air adalah alat untuk menghisap air dan mengeluarkanya untuk didistribusikan ke bangsal / user. Dimana pelaksanaan pemeliharaan meliputi: 1. Pemeliharaan Harian (oleh User) Pembersihan alat dan cek fisik. 2. Pemeliharaan 3 Bulan Cek Fisik & Fungsi, Cek Asessories pendukung (ganti bila perlu). Pembersihan debu/ kotoran (In case / Out Case), cek beban kerja. Lakukan perbaikan-perbaikan kecil bila perlu. 3. Pemeliharaan 1 tahun Penggantian komponen yang sekiranya dianggap perlu.
Kipas Angin Kipas angin adalah suatu alat yang berfungsi untuk menggerakan udara agar berubah menjadi angin.
24
Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 1. Bersihkan kipas dari kotoran. 2. Periksa semua pengkabelan, perbaiki jika ada yang rusak. 3. Periksa bearing-bearing, jika perlu beri pelumas. 4. Periksa semua tombol-tombol pengatur kecepatan dan tombol power, perbaiki jika rusak. Exhaus Fan Exhaus Fan adalah Alat untuk menghisap udara dari dalam ruangan menuju ke luar ruangan agar udara di dalam ruangan tidak pengap. Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 1.
Pemeliharaan Harian (oleh User) Pembersihan alat dan cek fisik.
2.
Pemeliharaan 3 Bulan Cek Fisik & Fungsi, Cek Asessories pendukung (ganti bila perlu). Pembersihan debu/ kotoran (In case / Out Case), cek beban kerja. Lakukan perbaikan-perbaikan kecil bila perlu.
3.
Pemeliharaan 1 tahun Penggantian komponen yang sekiranya dianggap perlu.
Televisi Televisi adalah peralatan elektronika non medis yang menghasilkan gambar dan suara. Dimana Pelaksanaan Pemeliharaan meliputi: 5. Periksa semua tombol, jika ada yang rusak perbaiki. 6. Pastikan semua fungsi yang ada bekerja dengan baik. 7. Pastikan kualitas gambar baik, jika tidak perbaiki/stel. 8. Pastikan semua saluran dapat diterima, jika tidak lakukan scanning. Aspek Pemeliharaan dan Pembiayaan Agar pemeliharaan sarana, prasarana, peralatan medis maupun nonmedis dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka unit kerja pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, sumber daya manusia yaitu teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek
pemeliharaan
ini
pada
umumnya
memerlukan
pembiayaan.
Pembiayaan tahunan untuk pemeliharaan peralatan ini diajukan oleh IPSRSyang disampaikan dalam rencana anggaran pembiayaan pemeliharaan peralatan yang
25
ditujukan ke bagian Perencanaan RSUD Panglima Sebaya. Apabila pengajuan biaya tersebut telah disetujui sebagai anggaran biaya tahun berikutnya maka biaya tersebut yang digunakan untuk biaya pemeliharaan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku di managemen RSUD Panglima Sebaya. 5. MEKANISME KERJA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN -
Alur Pemeliharaan Peralatan
1
Ka. IPSRS 2
Penanggungjawab
3b
4
3a
Perlengkapan
Perbaikan
Proses SPK Proses III
Proses II
Proses I
User/ Ruangan Keterangan 1. Penanggungjawab mengusulkan jadwal pemeliharaan peralatan kepada
Ka.
IPSRS 2. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas IPSRS sesuai dengan bagian pekerjaan atau tupoksi masing masing, diantaranya : a. Penanggung jawab Sarana b. Penanggung jawab Prasarana c. Penanggung jawab Peralatan Medik d. Penanggung jawab Peralatan Non Medik 3. Pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan di teknisi setempat dengan prosedur sebagai berikut : a. Proses I : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel tanpa membutuhkan suku cadang/sparepart. Peralatan yang telah
26
selesai dipelihara, dikembalikan ke user/bangsal atau ruangan yang bersangkutan. b. Proses II : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel namun membutuhkan suku cadang. Suku cadang di mintakan di bagian Perlengkapan.
Peralatan
yang
telah
selesai
dipelihara,
dikembalikan ke user yang bersangkutan. 4. Proses III Kegiatan
yang
tidak
dapat
dilakukan
oleh
IPSRS
disebabkan
kerena
keterbatasan ketempilan, alat kerja, suku cadang khusus, maka Kepala IPSRS membuat perencanaan untuk pemeliharaan yang nanti dilakukan oleh Pihak ke III. 5. Semua kegiatan yang dilakukan IPSRS dibukukan/ di catat. -
Alur Perbaikan Peralatan 1
Admin / Ka. IPSRS
User/ Ruangan
2
Penanggungjawab 4 3b Perlengkapan
3a Perbaikan
Proses SPK Proses III
Proses II
Proses I
Keterangan 1. Laporan dari user atau bangsal/ruangan ditujukan kepada IPSRS 2. Secara administrasi laporan tersebut di catat dalam buku harian IPSRS, selanjutnya diteruskan ke masing-masing sub bagian, diantaranya : a. Penanggungjawab Sarana b. Penanggungjawab Prasarana c. Penanggungjawab Peralatan Medik d. Penanggungjawab Peralatan Non Medik
27
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di bengkel setempat dengan prosedur sebagai berikut : a. Proses I : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel tanpa membutuhkan suku cadang/sparepart. Peralatan yang telah selesai diperbaiki, dikembalikan ke user/bangsal atau ruangan yang bersangkutan. b. Proses II : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel namun membutuhkan suku cadang. Suku cadang di mintakan di bagian Perlengkapan.
Peralatan
yang
telah
selesai
diperbaiki,
dikembalikan ke user yang bersangkutan. 4. Proses III Kegiatan
yang
tidak
dapat
dilakukan
oleh
IPSRS
disebabkan
kerena
keterbatasan ketempilan, alat kerja, suku cadang khusus, maka Kepala IPSRS membuat perencanaan untuk perbaikan yang nanti dilakukan oleh Pihak ke III. 5. Semua kegiatan yang dilakukan IPSRS dibukukan/ di catat.
28
BAB V LOGISTIK
a. Sistem Administrasi sangatlah vital karena mengartur alur pemeliharaan masing masing bidang, keteraturan alur pemeliharaan akan menentukan kecepatan respon terhadap kerusakan. b. Pengadaan sparepart pemeliharaan sangat vital keberadaannya bagi IPSRS, karena mempengaruhi kecepatan dan ketepatan waktu pemeliharaan dan penentuan jenis kerusakan. Agar mempermudah pencatatan dan pengklasifikasian sparepart, sparepart dibagi menjadi 3 menurut jenis pekerjaan dan asal dananya : - Sparepart Pemeliharaan alat Medis - Sparepart Pemeliharaan alat Non medis - Sparepart Pemeliharaan Fisik / bahan bangunan MEKANISME PENGADAAN BARANG DAN JASA TEKNIK Alur Pengadaan barang dan Jasa Teknik DIREKTUR RUMAH SAKIT / PPTK
1
2 PANITIA PENGADAAN 3 PIHAK KE III 4 BARANG / JASA 5 PANITIA PEMERIKSA DAN PENERIMA 6 PERLENGKAPAN / GUDANG
7 IPSRS
29
Keterangan : 1. Laporan kerusakan / Permintaan IPSRS kepada Direktur Rumah Sakit atau PPTK untuk pengadaan barang / jasa teknik yang di perlukan. 2. Perintah Direktur Rumah Sakit atau PPTK kepada Panitia Pengadaan Barang untuk pengadaan Barang / jasa teknik. 3. Panitia pengadaan barang menyusun dan membuat prioritas sesuai dengan anggaran yang ada untuk pengadaan barang / jasa teknik, kemudian memprosesnya. 4. Pihak ke III melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SPK ( Surat Perintah Kerja ). Untuk kegiatan yang berupa jasa teknik pelaksanaannya di awasi oleh IPSRS. 5. Panitia penerima menerima barang / jasa teknik. 6. Kegiatan berupa barang di serahkan ke Perlengkapan / Gudang Rumah Sakit. 7. Barang yang telah di terima di Perlengkapan / gudang Rumah Sakit diserahkan ke IPSRS, jika barang sudah tidak dapat diperbaiki, maka dilakukan usulan penghapusan barang dan usulan pembelian alat baru.
30
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPSRS) turut mendukung program Keselamatan Pasien (Pasien Safety) dengan menyelenggarakan
pemeliharaan sarana
dan
prasarana, Pemeliharaan sarana Medis, Non medis dan Fisik, Kalibrasi Alat Kedokteran, Lift secara berkala oleh badan yang berkompeten, perencanaan grounding sistem terintegrasi.
31
BAB VII KESELAMATAN PEKERJA
Untuk menciptakan keselamatan pekerja, maka semua pekerja IPSRS diwajibkan menggunakan alat pelindung diri dengan standar APD nya adalah :
NO 1
PENANGGUNGJAWAB Sarana Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rawat Inap, Rawat jalan dan Gedung Penunjang
2
4
5
6
Masker Handscon Kacamata Safety Sepatu safety Ear Protector
Prasarana
Pemeliharan dan perbaikan AC, Uap, Meubelair, Gas medik, Komunikasi
3
APD
Masker Sarung tangan non elektrik Kacamata safety Sepatu safety Full body Harness Safety Helmet Isolated Toolkit
Peralatan Medik Masker Handscon Pemeliharaan dan perbaikan Jas Lab alat medis Kacamata Safety Sepatu Safety Peralatan Non Medik Masker Pemeliharaan dan perbaikan Kacamata safety Lift, Incenerator dan alat Sepatu safety elektronika lainnya Safety Helmet Tenaga Administrasi Masker, Sarung tangan Adm Teknik dan Umum Adm Logistik dan Masker, Sarung Tangan Perlengkapan Masker Kacamata safety Perbengkelan Sepatu safety Safety Helmet Sarung Tangan
Jika terjadi kecelakaan akibat kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) maka Koordinator / penanggung jawab mencatat dan dilaporkan setiap bulannya pada Form PencatatanPAK dan KAK .
32
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
A. PELAPORAN Laporan kegiatan pemeliharaan dilakukan setiap bulan oleh petugas, kemudian direkap dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali. Hal yang dilaporkan adalah jumlah alat yang dipelihara, jumlah alat yang layak pakai dan alasan pemeliharaan tertunda.
B. DIMENSI MUTU Dimensi mutu Instalasi pemeliharaan Sarana mengacu pada Kemenkes no 129 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Judul
Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat
Dimensi mutu
Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan
Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi Operasional
Kecepawatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode analisis
3 bulan
Numerator
Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama dengan 15 menit dalam satu bulan
Denominator
Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber data
Catatan laporan kerusakan alat
Standar
> 80%
33
Penangung jawab
Kepala IPRS
2. Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Judul
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
Dimensi mutu
Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan
Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi Operasional
Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang menunjukkan periode pemeliharaan/service untuk tiaptiap alat sesuai ketentuan yang berlaku
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode analisis
6 bulan
Numerator
Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu dalam satu bulan
Denominator
Jumlah seluruh alat yang seharusnya pemeliharaan dalam satu bulan
Sumber data
Register pemeliharaan alat
Standar
100%
Penangung jawab
Kepala IPRS
dilakukan
Hasil dari laporan ketepatan dan kecepatan waktu pemeliharaan alat digunakan sebagai acuan peningkatan pelayanan terhadap pemeliharaan dan perbaikan sarana.
34
BAB IX PENUTUP
Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ini disusun sebagai petunjuk pelaksanaan sistem pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit. Penyusunan pedoman ini diusahakan dengan sebaik-baiknya, walaupun demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam pedoman ini yang perlu diperbaiki.
DIREKTUR RSUD PANGLIMA SEBAYA
IDA BAGUS NGURAH EKA WESNAWA
35