TUGAS SKI “ PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH BIDANG BUDAYA”
DISUSUN OLEH NAMA KELAS KELOMPOK
: REVA DAMAYANTI : VII-3 :4
MUTIARA SALAF "Barang siapa tidak mau (bersabar) menanggung kehinaan menuntut ilmu meskipun hanya sesaat, maka dia akan tetap berada dalam hinanya kebodohan untuk selama-lamanya."
MTs NEGERI 2 SUMBAWA TAHUN AJARAN 2018/2019
KEMAJUAN DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA BANI UMAYYAH
Kemajuan Dalam Bidang Sosial Budaya
Pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah, beberapa cabang seni budaya mengalami kemajuan, terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa dan seni bangunan. Berikut uraian singkiat mengenai perkembangan dan kemajuan dalam bidang sosial budaya.
1. Kemajuan dalam bidang bahasa dan sastra Diantara salah satu factor terjadinya kemajuan dalam bidang bahasa dan sastra adalah karena luasnya wilayah kekuasaan dinasti bani Umayyah. Wilayah yang luas dengan beragam penduduk dan bahasa yang berbeda, menambah pembendaharaan kata semakin kaya dalam pengguanaan bahasa komunikasi diantara penduduk. Akan tetapi, pada masa pemerintahan khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, terjadi penyeragaman bahasa. Semua bahasa daerah, terutama dalam bidang administrasi dan pemerintahan, diharuskan menggunakan bahasa arab. Dengan demikian, bahasa Arab mengalami kemajuan yang cukup berarti pada masa itu.
Selain factor tersebut diatas, beberapa kota besar seperti Kufah, Basroh, Damaskus, dan lain-lain, merupakan pusat kegiatan pengembangan sastra. Pertemuan peradaban antara bangsa yang telah majusebelumnya dengan bangsa
arab muslim, menambah semarak kegiatan sastra dan bahasa, sehingga berkembang pesat ilmu bahasa dan sastra arab. Banyak sastrawan lahir dan mengembangkan kemampuannya dalam bidang ini. Diantara para ahli bahasa dan sastrawan yang terkenal pada saat itu adalah; 1. Nu’man bin Basyir al-Anshary (w. 65 H) 2. Ibn Mafragh al-Hamiri (w.69 H) 3. Miskin ad-Damiry (w.90H) 4. Al-Akhthal (w.95 H) 5. Jarir (w.111 H) 6. Abul Aswad al-Du’ali (w.69 H) 7. Al-Farazdaq 8. Ar-Rai (w.90 H) 9. Abu Najam al-Rajir (w.130 H) 10.Abul Abbas al-Am’a 11.Asya Rabiah (w.85 H) Dari pemikiran dan kreatifitas mereka inilah kemudian bahasa dan sastra arab mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat berarti abgi dunia islam hingga kini. Pemikiran dan karya mereka inilah yang kemudian dikembangkan lebih jauh pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasyiyah.
2. Kemajuan dalam bidang seni rupa
Seperti telah dikemukakanpada bagian sebelumnya, bahwa salah satu orienrtasi pemerintaha dinasti Bani Uamyyah adalah pengembangan wilayah kekuasaan. Usaha ini bukan berarti mengabaikan pengembangan bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni lainnya. Terbukti banyak ditemukan berbagai perkembangan dan kemajua yang terdapat pada masa pemerintahan, salah satunya adalah perkembangan seni rupa.
Seni rupa yang berkembang pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah hanyalah seni ukir dan seni pahat. Seni ukir yang berkembang pesat pada masa itu adalah penggunaan khat Arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran. Banyak ayat Al-Qur’an, Hadits Nabi dan rangkuman syair yang dipahat dan diukir pada tembok bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.
Diantara kemajuan dalam bidang ini dapat dilihat pada dinding Qushir Amrah, Istana mungil amrah. Bangunan ini merupakan sebuah istana musim panas yang terletak didaerah pegunungan, sebeleah timur laut mati sekitar 50 mil dari kota Amman, Yordania. Istana yang dibangun oleh khalifah Al-Walid bin Abdul Malik ini dirancang untuk tempat peristirahatan pada musim panas dan waktu berburu, sehingga tempat tersebut sering disebut dengan istana berburu.
3. Seni bangunan dan arsitektur
Para penguasa dinasti Bani Umayyah tidak hanya mampu menjalankan pemerintahan dan persoalan-persoalan politik militer, mereka juga memiliki cita rasa seni yang tinggi, terutama cita rasa dalam seni bangunan. Oleh karena itu, banyak penguasa dinasti Bani Umayyah mahir dalam seni arsitektur. Mereka mencurahkan perhatian demi kemajuan bidang ini. Diantara hasil kreatifitas sebagai bentuk perwujudan cita rasa seni rupa itu adalah berdirinya sejumlah bangunan megah, misalnya, Masjid Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina, terkenal dengan Kubbah Al-Sakhra, yaitu kubah batu yang didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 691 M. bangunan itu merupakan salah satu peninggalan terindah dari masa kejayaan dinasti bani Umayyah. Abngunan masjid tersebut merupakan bangunan masjid yang ditutup atapnya dengan kubah. Selain itu, Abdul Malik juga membangun masjid AlAqsa yang tidak kalah tinggi nilai seni arsitekturnya. Dengan gaya arsitektur tinggi juga terdapat di Damaskus yang dibangun oleh al-Walid bin Abdul Azis sebagai masjid istana. Ruangan masjid ini dihiasi dengan berbagai ornament yang terbuat dari batu pualam (marmer) dengan bentuk mozaik yang indah.