BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nyeri kepala merupakan maslah kesehatan yang sering terjadi dikalangan masyarakat. Sering masyarakat menganggap bahwa nyeri kepala adalah hal yang sepele, padahal ada begitu banyak masalah kesehatan yang diawali dengan gejala nyeri kepala. Sakit kepala merupakan manifestasi dari beberapa masalah kesehatan seperti hipertensi, anemia, dan banyak lagi. Dengan berkembangnya dunia kesehatan dan berkembangnya pasar industri obat, sekarang ini banyak ditemukan obat-obat nyeri kepala yang beredar. Namun, semua obat itu tidak seluruhnya baik, karena semua obat memiliki efek ganda yang dapat memperburuk kondisi penderita. Hampir semua obat tidaklah mampu mengatasi nyeri kepala dengan benar, memang reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala namun dilain waktu akan kambuh kembali. Masyarakat umumnya mengalami tension type headache (TTH) dibanding migrain, akan tetapi sebagian besar orang yang menderita sakit kepala mencari pengobatan ketika menderita migrain. Lebih dari 90% dari 1203 pasien konsultasi dokter umum datang dengan keluhan sakit kepala didiagnosis dengan migrain sebagai penyebab keluhan mereka. Meskipun prevalensi pasien dokter umum yang didiagnosis migrain cukup banyak di antara pasien sakit kepala, akan tetapi pasien sendiri seringkali yakin bahwa sakit kepala yang mereka alami diakibatkan oleh penyakit sinus. Sekitar 15% pria dewasa dan 14–35% wanita dewasa menderita migrain setidaknya sekali dalam setahun. Rata-rata penderita migrain sedikit lebih rendah di Asia dan Afrika daripada di negara-negara Barat. Migrain kronis terjadi pada sekitar 1.4 sampai 2.2% populasi. Disamping nyeri kepala, penyakit yang umunya diderita anak-anak adalah kejang. Kejang merupakan Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Kejang umumnya terdapat pada kejadian demam tinggi yang umunya diderita anak-anak usia di bawah 5 tahun. Di Indonesia, terdapat 5 (6,5%) diantara 83 pasien kejang demam menjadi Epilepsi. Penanganan kejang demam harus tepat, sekitar 16% anak akan mengalami kekambuhan 1
(rekurensi) dalam 24 jam pertama walaupun adakalanya belum bisa dipastikan, bila anak mengalami demam yang terpenting adalah usaha menurunkan suhu badannya. Berdasarkan hasil prasurvey di Indonesia terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 Kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi Meningitis dan Enchepalitis. Dalam menyikapi masalah kejang demam ini, biasanya bukan hanya orangtua yang cemas. Terkadang, sebagian dokter yang menangani juga terbawa arus emosi orangtua dengan melakukan intervensi yang berlebihan khususnya dalam penanganan dan pemeriksaan.
Karena itu pengenalan tentang tanda dan gejala nyeri kepala dan kejang dapat dijadikan informasi dan acuan bagi calon tenaga kesehatan yang nantinya terjun langsung di masyarakat.
1.2 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui
kajian
patologi penyakit Nyeri kepala yang terdiri pengertian,
etiologi, pathogenesis, patofisiologi, gambaran mikroskopis dan maksrokopis. 2. Untuk mengetahui kajian patologi penyakit kejang yang terdiri pengertian, etiologi, pathogenesis, patofisiologi, gambaran mikroskopis dan maksrokopis.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Nyeri Kepala a. Pengertian Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan penyebabnyadigolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan bersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non vaskuler. Nyeri kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan baik struktural maupun fungsional, sehingga dibutuhkan sebuah klasifikasi untuk menentukan jenis dari nyeri kepala tersebut. (Di presentasikan pada acara Talk Show “Dokter Anda Menyapa” yang diselenggarakan oleh TVRI Sulawesi Selatan, tanggal 24 Januari 2010) dalam unhass.ac.id.
b. Etiologi A. Migren Faktor-faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migren: 1. Perubahan hormone. Estrogen dan progesterone merupakan hormone utama yang berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar periode menstruasi. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren. Nyeri kepala migrain dipicu oleh turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid. 2. Makanan. Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang antara lain: makanan yang bersifat vasodilator (histamin, contoh: anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin, contoh: keju; feniletilamin, contoh: coklat; kafein), dan zat tambahan pada makanan (natrium nitrit, monosodiaum glutamat/MSG, dan aspartam). 3
3. Stres. Akan meningkatkan kadar asam lemak, yang kelihatannya sebagai bahan bakar cadangan untuk energi mengatasi gangguan gangguan lingkungan tersebut. 4. Rangsangan sensorik.
Sinar yang terang dan sinar yang menyilaukan.
Bau menyengat, termasuk bau yang tidak menyenangkan seperti tinner dan asap rokok.
5. Faktor fisik.
Kegiatan fisik yang berlebihan termasuk aktivitas seksual.
Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak tidur atau terlalu sedikit tidur, dan gangguan saat tidur.
6. Perubahan lingkungan. Seperti: cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan barometer, atau zona waktu. 7. Alkohol. 8. Merokok. Akan meningkatkan ldl (low density lipoprotein),kolesterol yang disebut sebagai lemak dasar yang buruk akibatnya bagi tubuh, melalui peningkatannyakekentalan plasma darah dan menyebabkan sel sel pembeku darah menggumpal hingga menimbulkan sumbatan didalam pembuluh darah.
B. Tension type headache (Nyeri kepala tegang) Menurut dr.Rury (2014) pengertian dari Tension Type Headache adalah suatu keadaan yang melibatkan sensasi nyeri atau rasa tidak yaman di daerah kepala, kulit kepala atau leher yang biasanya berhubungan dengan kontraksi aau ketegangan otot kepala dan leher. Ketegangan otot dapat dipicu oleh faktor-faktor psikogenik, yaitu ansietas atau depresi, atau oleh penyakit lokal pada kepala dan leher, misalnya spondilus servikal atau maloklusi gigi. Kondisi ini lebih sering diderita oleh dewasa muda atau usia pertengahan, dan tidak spesifik terhadap jenis kelamin. Hal ini berbeda dengan migrain yang lebih sering terjadi pada wanita.
4
1. Peristiwa stres tertentu Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya. 2. Kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa mungkin tidur teratur. 3. Tidak makan Hindari
makan
atau
minum
sesuatu
yang
sensitif,
khususnya
sebelum
melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya, pembuluh darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa mungkin makan secara teratur. 4. Posisi tubuh yang salah saat tidur Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala. 5. Bekerja dalam posisi yang tidak enak Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan komputer. 6. Kurangnya aktifitas fisik Kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon, 7. Penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan.
C. Cluster Penyebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak normalan pada hypothalamus sepertinya berperan. Serangan cluster terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. Pola ini menunjukkan pola jam biologis tubuh terlibat. Pada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada hypothalamus, yang berada di dalam pada tengah otak. Ketidaknormalan hypothalamus menerangkan waktu dan siklus alami 5
sakit kepala cluster. Penelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada hypothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster. Faktor lain yang mungkin juga terlibat adalah:
Hormon Orang dengan sakit kepala cluster memiliki ketidaknormalan tingkat hormon tertentu, seperti melatonin dan cortisol, terjadi saat periode cluster.
Berubahnya tingkat beberapa reaksi kimia yang membawa impuls syaraf pada otak (neurotransmitter), seperti serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhnya sakit kepala cluster. Pemicu lain yang mungkin juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti nitroglycerin, obat yang digunakan untuk penyakit jantung.
c. Patogenesis. a. Migren Patogenesis migren disebabkan oleh ketidakseimbangan aktivitas sel syaraf (neuron) yang mengandung serotonin dan atau jalur noradrenergic di inti (nuclei) batang otak yang mengatur
pembuluh
darah
otak
dan
persepsi
nyeri.
Rangsangan
oleh
serotonin
(5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskular menyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi. Seperti diketahui, waktu serangan migren kadar serotonin dalam plasma meningkat. Dulu kita mengira bahwa serotoninlah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada fase aura. Pemikiran sekarang mengatakan bahwa serotonin bekerja melalui sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan rasa nyeri kepala dan pelebaran pembuluh darah. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah intracranial serta aktivasi system trigeminovaskular. b. Kluster Penyebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak normalan pada hypothalamus sepertinya berperan. Serangan cluster terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. Pola ini menunjukkan pola jam biologis tubuh terlibat. Pada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada hypothalamus, yang berada di dalam pada tengah otak. Ketidaknormalan hypothalamus menerangkan waktu dan siklus alami sakit kepala cluster. Penelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada hypothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster.
6
A. c. Tension type headache (Nyeri kepala tegang) Dalam kelompok besar pasien, sakit kepala, bila berat, mengembangkan kualitas berdenyut, yang istilah ketegangan-ketegangan migrain atau sakit kepala vaskular-telah diterapkan (Lance dan Curran). Ini terutama terjadi pada pasien dengan sakit kepala harian berlarut-larut dan kronis. Pengamatan seperti ini cenderung mengaburkan perbedaan yang tajam antara migren dan sakit kepala ketegangan dalam beberapa kasus. Selama bertahun-tahun itu mengajarkan bahwa ketegangan sakit kepala yang disebabkan kontraksi berlebihan dari otot craniocervical dan penyempitan terkait dari arteri kulit kepala. Namun, tidak jelas bahwa salah satu dari mekanisme berkontribusi terhadap usul ketegangan sakit kepala, setidaknya dalam bentuk yang kronis. Sampai saat ini telah merasa bahwa pada kebanyakan pasien dengan sakit kepala tegang, otot-otot craniocervical cukup santai (palpasi) dan tidak menunjukkan bukti kontraksi terus-menerus ketika diukur dengan permukaan. Baru-baru ini, oksida nitrat telah terlibat dalam asal-usul ketegangan-jenis sakit kepala, khususnya dengan menciptakan sensitisasi sentral untuk stimulasi sensorik dari struktur tengkorak. Dukungan kuat untuk konsep ini berasal dari beberapa laporan bahwa inhibitor oksida nitrat mengurangi kekerasan otot dan nyeri pada pasien dengan sakit kepala kronis ketegangan.
d. Patofisiologi Menurut Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persarafan, patofisiologi headache sebagai berikut: B. Migren Migren headache merupakan gangguan nyeri kepala ditandai dengan adanya serangan nyeri yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan vasokonstriksi yang diikuti dengan vasodilatasi. Migren headache dapat diawali dengan adanya aura atau berbagai sensasi prodromal seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi adanya disfungsi serebral fokal. Berkenaan dengan migren ini dikatakan bahwa kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional yang berkepanjangan. Ini akan menyebabkan reflek vasospasmus dari beberapa arteri di kepala termasuk arteri yang mensuplai otak. Vasospasmus akan menyebabkan sebagian otak menjadi iskemik dan menyebabkan gejala prodromal. Iskemik yang berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi flasik dan tidak mampu mempertahankan tonus
7
vaskular. Desakan darah menyebabkan pembuluh darah berdilatasi dan terjadi peregangan dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau migren. C. Tension type headache (Nyeri kepala tegang) Tension headache merupakan nyeri kepala yang pada umumnya disebabkan oleh ketegangan dan kontraksi otot-otot leher dan kepala. Ini akan menyebabkan tekanan pada serabut syarafdan konstriksi pembuluh darah pada dasar leher yang pada gilirannya akan makin menambah tekanan dan menyebabkan buangan sisa (asam laktat) menumpuk. Akumulasi ini menyebabkan timbulnya nyeri. Ketegangan otot ini pada umumnya merupakan reaksi yang tidak disadari terhadap stres. Akan tetapi, aktifitas-aktifitas yang membutuhkan kepala harus bertahan pada satu posisis dapat menyebabkan nyeri kepala jenis ini, ataupun tidur dengan letak leher yang tidak benar(tegang)dapat merpakan penyebab tension headache. D. Cluster Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.
e. Penyakit yang gejala klinisnya disebabkan karena nyeri kepala. a. Hipertensi. Penyakit hipertensi atau yang sering disebut dengan darah tinggi adalah penyakit yang banyak dialami oleh sebagian orang terutama pada orang-orang yang lansia atau lanjut usia. Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik melebihi batas normal. b. Stroke. Stroke adalah sebuah penyakit yang menyerang pada bagian otak. Kondisi ini dapat terjadi ketika ada gumpalan darah yang menyebabkan bagian otak tidak mendapatkan oksigen. Kondisi lain yang dapat menyebabkan stroke adalah ketika pembuluh darah di bagian otak pecah dan menghalangi aliran darah di bagian otak tertentu. Ketika otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup maka bisa menyebabkan sel – sel dalam otak akan mengalami kematian. Kerusakan 8
otak jangka panjang atau permanen menjadi ancaman yang sangat serius.biasanya orang yang menderita stroke akan mengalami sakit kepala skala ringan hingga sangat berat. c. Glaukoma Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata, yang secara berangsur-angsur menyebabkan pandangan mata semakin berkurang hingga akhirnya buta jika tidak mendapatkan pengobatan dengan segera. Salah satu gejalanya adalah sakit kepala tiba-tiba yang terasa tajam . Sakit kepala juga kerap diikuti dengan pandangan yang agak kabur.
f. MAKROSKOPIK.
9
MIGRAIN.
KLASTER.
Sakit kepala klaster selalu terjadi pada sisi kepala yang sama . rasa sakit sangat hebat dan seringkali terasa sangat menyiksa berlangsung antara setengah sampai 2 jam atau sedikit lebih lama.
10
Dr. Clifforrd rose,dan dr. Paul davies,migren,bumi askara ,jakarta, 1993. Rasa sakit pada tension headache hampir selalu terjadi pada kedua sisi kepala pada saat yang bersamaan yaitu pada dahi , pelipis, puncak atau belakang kepala dan pada leher. Kadang nyeri menjalar ke arah bahu. Penderita menggambarkan rasa sakit tadi sebagai rasa tertekan,terkait erat, nyeri dan seperti memakai topi atau helm yang sempit. Kajian kejang A. Pengertian Kejang merupakan perubahan fungsi otak yang terjadi secara mendadak dan sementara sebagai mengakibatkan akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (betz & sowden, 2002). Kejang adalah kondisi di mana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkontraksi dan bergerak tanpa terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang. Tiap orang yang mengalami kejang akan mendapat gejala yang berbeda-beda. Perbedaan ini umumnya tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan. Beberapa gejala yang dapat muncul secara tiba-tiba diantaranya kehilangan kesadaran untuk sesaat dan akan merasa bingung ketika sadar karena tidak ingat apa yang terjadi . kemudian perubahan gerakan bola 11
mata , Mengeluarkan air liur atau mulut berbusa, Perubahan suasana hati misalnya mendadak marah atau panik dan tubuh akan mengalami Gemetaran pada daerah seluruh tubuh dan tiba-tiba jatuh. Ada juga yang mulutnya terasa pahit atau ada sensasi rasa logam pada mulut kemudian kejang otot yang disertai gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki. Sebagian penderita kejang terkadang juga mengalami sensasi aura, yaitu indikasi sebagai peringatan sebelum terjadi kejang. Tanda-tanda ini dapat berupa kejanggalan yang dirasakan pada tubuh, mencium aroma tertentu, atau mengecap rasa tertentu. Pada lain sisi, terdapat sebagian penderita yang hanya mengalami tangan gemetar dan tanpa kehilangan kesadaran. Bahkan terkadang ada yang kehilangan kesadaran dan terlihat seperti bengong untuk sesaat, tapi tanpa mengalami gemetaran. Itulah kenapa kondisi kejang-kejang kadang sulit terdeteksi. B. Etiologi Kejang dapat disebabkan oleh berbagai patologis diantaranya tumor otak, trauma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit dan gejala putus alkohol dan gangguan metabolik, uremia, overhidrasi, toksik subcutan, sebagian kejang merupakan idiopatuk (tidak diketahui etiologinya). Terlalu sering mengalami kejang akan dapat menyebakan munculnya peenyakit epilepsi. 1.
Intrakranial Asfiksia
: Ensefalitis, hipoksia iskemik
Trauma (perdarahan) : Perdarahan sub arknoid, sub dural atau intraventrikular
2.
Infeksi
: Bakteri virus dan parasit
Kelainan bawaan
: Disgenesis, korteks serebri
Ekstra cranial Gangguan metabolik :
Hipoglikemia,
hipokalsemia,
hipomagnesimia,
gangguan
elektrolit (Na dan K) Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat Kelainan yng diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan kekurangan asam amino 12
3.
Idiopatik Kejang neonates, fanciliel benigna, kejang hari ke 5 (Lumbang Tebing, 1997).
C. Patogenesis Pemicu dari kejang adalah depolarisasi paroksismal neuron individu yang disebut Paroxysmal depolarization shift (DPS). Hal ini disebabkan oleh aktivasi kanal kalsium. Masuknya kalsium akan membuka kanal kation spesifik dan menyebabkan depolarisasi massif atau depolarisasi besar yang di akhiri dengan pembukaan kalsium yang akan aktivasi kanal kalium dan klorida. Kejang yang terjadi apabila paroksismal neuron telah terfokus di daerah otak bisa disebabkan beberapa factor yaitu defek genetic, malformasi otak, trauma otak, tumor, pendarahan, abses, keracunan, peradangan, demam, sel bengkak dan menyusut. Eksitasi saraf atau penyebaran eksitasi neuron akan mempromosikan sejumlah mekanisme seluler berupa dendrit dari sel pyramidal yang mengandung voltage-gated Ca2+ akan terbuka pada depolarisasi massif. Depolarisasi massif dapat di hambat oleh magnesium. Sesuai dengan beberapa penelitian setelah terjadinya post operasi otak pada pasien akan mengalami kejang kurang lebih sejam setelah operasi dan diberikan 10 mg Magnesium untuk mencegah kejang. Hipomagnesium yang terjadi dapat mengakibatkan aktivitas peningkatan eksttraseluler konsentrasi kalium sehingga terjadi pengurangan kalium di kanal kalium. Dendrit bagian sel pyramidal juga terjadi depolarisasi akibat glutamate. Glutamat bekerja pada saluran kation kalsium pada kanal AMPA. Kanal NMDA normalnya di blok oleh Magnesum. Namun pada kasus terjadinya depolarisasi massif maka akan terjadi aktivasi kanal AMPA sehingga terjadinya penipisan blok magnesium. Defisiensi magnesium dan depolarisasi massif mengakibatkan aktivasi kanal NMDA. Potensial membrane dari neuron biasanya dikelola oleh kanal Kalium. Kanal kalium bekerja dengan melintasi membrane sel yang di buat oleh adanya jalur kanal natrium kalium. Pada normalnya depolarisasi di akibatkan pengurangan dari neuron inhibitor yang menghambat aktivasi Kalium dan kanal klorida yaitu GABA. GABA adalah bentuk dari glutamate dekarboksilase yang merupakan sebuah enzim yang dibutuhkan piridoksin atau B6 sebagai kofaktor. Defisiensi dari vitamin B6 dapat menyebabkan terjadinya kejang. Pasien akan 13
mengalami gejala kejang. Terjadinya hiperaktivitas dari motoric, sensorik, autonomic, kognitif dan emosional. D.PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan hidupnya, sel otak membutuhkan energi yaitu senyawa glukosa yang didapat dari proses metabolisme.Sel-sel otak dikelilingi oleh membran yang dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lain kecuali Clorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K di dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion Na rendah. Keadaan sebaliknya terjadi di luar sel neuron. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel tersebut maka terjadi beda potensial yang disebut ‘Potensial Membran Sel Neuron’. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran sel diperlukan energi dan enzim Na-K-ATP ase yang terdapat di permukaan sel. Keseimbangan potensial membran sel dipengaruhi oleh: 14
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler. 2. Rangsangan yang datangnya mendadak baik rangsangan mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. 3. Perubahan patofisiologi dari membran karena penyakit atau faktor keturunan. Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 1015% dan peningkatan kebutuhan oksigen sampai 20%. Jadi pada kenaikan suhu tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion Kalium dan Natrium melalui membran sel, dengan akibat lepasnya muatan listrik yang demikian besar sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke membran sel tetangga dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah kenaikan suhu sampai 38 C sudah terjadi kejang, namun pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu diatas 40 C.
15
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. Hal ini disebabkan oleh subarachnoid haemorrhage, penyakit-penyakit serebrovaskular, meningitis atau encephalitis dan juga ocular disease. Sakit kepala diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Dimana pada Saat melihat benda jauh mekanisme otonom saraf sensorik, motoric, dan otot mengalami kecembungan lensa. Dengan menarik lensa bisa terjadi kelelahan padastruktur mata lainnya seperti nyeri sampai kepala dan otot mata sampai terasa juling, dan bisa jadi terjadi kecapaian kestabilan penglihatan. Kejang merupakan perubahan fungsi otak yang terjadi secara mendadak dan sementara sebagai mengakibatkan akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan. kondisi di mana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkontraksi dan bergerak tanpa terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang. Penyakit kejang harus segera diatasi sejak awal, karena jika dibiarkan akan mampu memicu penyakit. Ketika ketika melihat kejadian kejang alangkah baiknya jika kita langsung memberikan pertolongan. pertolongan pertama pada kasus kejang sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya cidera pada penderita karena pada saat reaksi otot tidak terkendali, penderita mungkin saja dapat terluka.
16
DAFTAR PUSTAKA
DR. Clifford rose,1993.migrain,bumi aksara, jakarta. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35567-Kep%20NeurobehaviourAskep%20Sakit%20Kepala%20(Headache).html#popup DR. Marcia wilkinson,2002.(migren dan sakit kepala lainnya),dian rakyat,jakarta. Gejala Sakit Kepala Cluster, Penyebab dan Pencegahan Writed by Dr. Dadan Harjana Posted by Dadan Harjana at 23.27 (http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2015/08/gejala-sakitkepala-cluster-penyebab.html). http://pharmacist-smart.blogspot.co.id/2012/04/migren.html. Dr. Faisal yatimDTM&N,MPN (sakit kepala,migarin&vetigo),mardi yuana,2004,bogor Dr marcia wilkinson&dr.anne macgregor,(migren dan sakit kepala lainya),dian rakyat,2002,jakarta. Akbar, M. 2010. Nyeri Kepala, (Daring), (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9629/nyerikepala-MA.pdf), diakses 23 April 2017. http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.beguwaijejamowawai.com/2016/10/contohmakalah-kejang-demam.html?m%3D1&ei=0UArSl_5&lc=idIka, N. 2014. Makalah nyeri kepala, (Daring), (http://dokumen.tips/documents/makalah-nyerikepala.html#), diakses 23 April 2017. Terapisehat.com.
2009.
Kejang,
mengapa
bisa
terjadi,
(Daring),
(http://www.terapisehat.com/2009/12/kejang-mengapa-bisa-terjadi.html), diakses 23 April 2017. http://halosehat.com/penyakit/sakit-kepala/sering-sakit-kepala http://www.alodokter.com/sakit-kepala
17