Pastor Paroki & Pengelolaan Keuangan Paroki.docx

  • Uploaded by: John M. Balan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pastor Paroki & Pengelolaan Keuangan Paroki.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 832
  • Pages: 2
Pendahuluan Uang bukanlah segalanya. Tetapi segala sesuatu butuh uang. Termasuk untukurusan penyelamatan jiwa-jiwa, sebuah tujuan yang diwariskan kepada Gerejauniversal pada umumnya dan Gereja lokalsetempat (paroki) pada khususnya.Tulisan bertemakan pengelolaan keuangan paroki ini berusaha memahamiwajah Gereja lokal yakni paroki dengan penanggung jawab utama pastor parokinya.Untuk selanjutnya menelaah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaankeuangan dalam paroki. Pada bagian akhir tulisan ini akan disajikan catatan-catatan kritis. 1. Paroki: Memahami Sejarah dan Gagasan Teologisnya 1.1 Paroki dalam Kitab Suci Kata ‘paroki’ dalam bahasa Latin parochia berasal dari bahasa Yunani paroikia .Akar kata dari paroikia adalah paroikos yang berarti tetangga atau bisa juga orangasing, yakni orang yang tinggal di sebuah negara atau kota dan memiliki hak-hak yangdilindungi oleh negara sekalipun bukan warga negara. Kata kerja dari kata ini adalah paroikein di satu pihak berarti hidup bersama-sama dan di lain pihak berarti hidupsebagai orang asing. Kitab Suci berbahas Yunani terutama menggunakan istilah paroikia berdasarkan pengertian yang lebih tua, yakni paroikos yang berarti tetanggaatau orang asing seperti di atas. Dalam Kitab Suci terjemahan Septuaginta, kata paroikein diterjemahkan sebagai hidup dalam negeri asing, dan kata paroikos berarti orang asing yang hidup dalam privilese tetapi tidak memiliki hak penuh sebagai warganegara. Contoh paling kongkrit yang dapat ditemukan dalam Kitab Suci adalahAbraham yang disebut orang asing atau seorang parokial di Mesir (bdk. Kej. 12:10), di Palestina (bdk. Kej. 21:34), di Kanaan (bdk. Kej. 17:8). Tokoh lain yang dapat disebutyaitu Lot yang disebut orang asing di Sodom (bdk. Kej. 19:9). Juga Ishak di Kanaan (bdk. Kej. 26:3) dan anak-anak Yakub yang dapat disebut membentuk paroki di negeriMesir.Jika dikaji secara lebih dekat kisah Abraham, menjadi amat kelihatan bahwaAbraham dan keturunannya sejak semula memelihara hidup religiusnya sebagai orang asing di tempat yang bukan milik mereka sendiri. Dalam arti itu dapat dikatakan paroki (Abraham dan keturunannya) terbentuk sebagai jemaat yang berziarah ke suatu tujuansebagaimana yang disabdakan Yahwe yakni Tanah Terjanji. Maka jelas bahwa istilahparoki dalam Kitab Suci tidak mengandung arti yuridis-sosiologis, namun lebihmengandung arti religius semata. Berziarah menuju ke tanah yang dijanjikan Yahwe,itulah tujuan religius mereka.1 Seluruh pengertian paroki dalam Perjanjian Lama (PL) tidak lain berhubungandengan qahal (bahasa Ibrani) dan ekklesia (Yunani) yang berarti kumpulan atau jemaat.Ciri pertama dari jemaat itu adalah adanya panggilan bersama sebagai umat Allah (bdk.1 Raj. 8:1-2). Dalam pertemuan jemaat itu mereka pertama-tama mendengarkan sabdaAllah (bdk. Ul. 31:1-12) yang disertai penjelasan tentang sabda itu agar iman seluruh jemaat dinyatakan (bdk. Ul. 27:14-26). Semua itu harus disertai tindakan religius beruparitus pengorbanan yang disatukan dengan doa syukur dari pemimpin upacara.Kemudian pemimpin upacara mengakhiri pertemuan itu dengan pengutusan. Demikianlah pertemuan itu menjadi gambaran dari suatu kebersamaan yang bersifatuniversal dan demi masa depan. Gambaran itu akan mencapai kepenuhannya di dalamKristus yang akan memanggl dan menyatukan semua menjadi kesatuan yang baru,yakni paroki universal. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (PB) kata paroikos (bdk. Kis. 7:6; Ef. 2:19; 1Ptr. 1:17; 2:11) dan paroikia (bdk. Kis. 13:17) serta paroikein (bdk. Luk. 24:18; Ibr. 11:9) mempunyai arti yang sama dengan pengertian dalam Kitab Suci PL.

Baik dalam PL maupun PB “berziarah” memiliki makna yang penting. Hal itu jelastampak dari peziarahan bangsa Israel dari Mesir ke tanah yang dijanjikan. Di sanaIsrael berhasil membentuk sebuah kerajaan yang kuat yang mencapai puncaknyaketika dipimpin oleh Salomo. Pada waktu itulah Bait Alah di mana Tabut Perjanjiandisimpan secara terhormat dibangun. Seterusnya bangsa Israel selalu mengarahkanpandangannya ke Sion, kota Yerusalem, sebab Tabut Perjanjian ditempatkan di sana.Di kota suci ini mereka sebagai bangsa keturunan pengembara membentuk umat Allah, qahal Yahwe. Dan ketika mereka berada di tanah pembuangan, perjalanan kembali keYerusalem memperlihatkan bahwa diri mereka adalah orang asing di tengah bangsa-bangsa. Sebab hanya Yerusalem yang menjadi tanah air mereka dan yang selalumenjadi tujuan perjalanan mereka. Di dalam PB Yesus sendiri mengadakan perjalanan dua kali menuju Yerusalem(bdk. Luk. 2:22-51; 19: 28-38). Para pengarang Injil memperlihatkan bahwa pelayananYesus selalu menuju dan berakhir di Yerusalem. Di sana puncak pewartaan-Nyaterpenuhi dalam penyerahan diri-Nya kepada Bapa di atas kayu salib. Akhir daripeziarahan-Nya di dunia ini pun terjadi di Yerusalem yakni ketika Ia naik di ke surga. Dalam arti itu, paroki dalam Kitab Suci dimengerti bukan sebagai jemaat yangberkumpul di sekitar tempat ibadah atau wilayah tertentu. Paroki lebih-lebih dimengertisebagai jemaat beriman yang berziarah sebagai orang asing di dunia ini menuju tempattinggal abadi di surga.2 1.2 Paroki dalam Sejarah Paroki sudah muncul pada abad IV pada zaman Kaisar Konstantinus. Mulai padaabad ini paroki sebagaimana artinya dalam Kitab Suci mengalami pergeseran. Parokipada waktu itu dimengerti sebagai sebuah lembaga gerejani. Ini disebabkan olehagama Katolik ditetapkan oleh kaisar sebagai agama negara. Sebagai agama negara,penekanan pada unsur eskatologisnya perlahan menghilang. Akibatnya, Gereja dalamhal ini paroki dipahami sebagai tidak lagi menjadi asing atau hidup di tanah asing dansementara berziarah. Paroki cenderung dipahami secara yuridis sebagai lingkunganterritorial. Namun jauh sebelumnya ketika gereja-gereja setempat tumbuh dan memilikistruktur pelayanan ke luar dan ke dalam, bentuk paroki sudah ada. Yang dimaksudgereja-gereja setempat adalah Gereja perdana yang diwariskan oleh para Rasul. Gereja-gereja setempat tersebut dipimpin oleh seorang uskup yang disebut paroikias Paroikias ini dibagi menjadi beberapa wilayah yang lebih kecil dan diketuai oleh seorang imam atau beberapa imam. Tetapi uskuplah yang menjadi pemersatuseluruh Gereja setempat dalam pelayanannya.3

Related Documents


More Documents from ""