Pasal 31.docx

  • Uploaded by: Safira Rizkiah Wahyudi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pasal 31.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 552
  • Pages: 2
Nama : Endang Astanti NRP : 04411840000004

Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Saya memilih pasal ini dikarenakan menurut saya pasal ini sangat tidak terrealisasikan di Indonesia. Masih banyak warga di ujung indonesia yang tidak mendapat hak untuk bersekolah dikarenakn kurangnya biaya untuk menjalakan pendidikan yang harusnya mereka jalani. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, banyak sumber daya yang disediakan oleh alam untuk dikelola oleh warga Indonesia. Namun, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya pengetahuan untuk mengelolahnya. Pengetahuan didapat dari ilmu yang salah satu mendapatkannya dengan cara menempuh pendidikan. Bukan hanya di kota kota terpencil di Indonesia, kota kota besar dan termasuk ibu kota pun masih banyak yang tidak menempuh pendidikan di karenakan tuntutan biaya yang sangat besar. Mereka di paksa untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Mereka masih terlalu dini untuk merasakan teriknya ibukota, merasa kerasnya ibukota, harusnya mereka masih bersenangsenang dengan teman sebayanya, masih ketawa ketawa bahagia tanpa memikirkan penderitaan yang harus mereka tanggung. Sesuai pasal 31 ayat 2 seharusnya pendidikan mereka harusnya di tanggung oleh pemerintah. Namun, pemerintah tidak menanggung semua biaya, walaupun ada wilayah indonesia yang mendapatkan hal tersebut. Namun, apa kabar dengan negara di ujung dan di Timur indonesia yang terisolasi? Jangankan biaya sekolah, memiliki gedung sekolah saja belum ada, memiliki tempat untuk belajar saja itu sudah sangat mereka syukuri. Saya sebagai warga negara Indonesia berharap semua pembiayaan pendidikan minimal pendidikan dasar diseluruh wilayah Indonesia bisa tersebar rata dan gratis atau di tanggung pemerintah.

Nama : Endang Astanti NRP : 04411840000004

PARA KANDIDAT INCAR FIGUR BERPENGARUH Figur-figur berpengaruh akan terus diincar kedua kubu pasangan calon presiden – calon wakil presiden di pemilu 2019 untuk bergabung dengan mereka. Masih kuatnya relasi patron-klien dalam politik indonesia membuat kehadiran figur berpengaruh ini diyakini akan berkontribusi pada perolehan suara kandidat yang mereka dukung di pemilu. Contohnya pasangan no urut satu memilih pengacara dan juga ketua umum partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, menjadi figur terbaru di kubu mereka. Sedangkan, pasangan no urut dua memilih untuk mengajak cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, yaitu KH Irvan Yusuf, untuk bergabung ke kubu mereka. Kedua kubu ini tidak akan berhenti disini kedua kubu ini akan terus mencari figur-figur lain yng berpengaruh dari berbagai latar belakang. Sosiologi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Arie Sudjito, menilai relasi proton-klien di masyarakat masih kuat. Oleh karena itu, tidsk heran jika para calon akan terus mencoba mengajak figur-figur

berpengaruh lain untuk bergabung.

Ini dengan harapan figur bisa menyakinkan

pengikutnya atau pengangumnya untuk memilih pilihan figur tersebut. “target utamanya sebenarnya calon pemilih yang masih ragu atau belum menentukan pilihan. Kehadiran figur tertentu bisa saja menyakinkan mereka pada calon yang direkomendasi atau dipilih oleh figur itu”, Kata Arie. Selain itu, bisa juga figur tertentu diajak bergabung sebagai bagian dari strategi untuk menangkal isu yang merugikan para capres-cawapres. Apalagi, selama masa kampaye, yang akan terjadi adalah pertarungan wacana. Tidak semua wacana yang muncul bisa dijawab oleh para pasangan capres-cawapres. Jadi, figur-figur itulah yang diandalkan oleh setiap calon pada saat pertarungan wacana. Kekuatan figur untuk menarik calon pemilih dinilai makin penting setelah partai politik tidak dapat dijadikan satu-satunya tumpuan untuk menyakinkan calon pemilih di pilpres. “ mesin partai pengusung belum tentu efektif. Jadi kini pemikiranlah yang dipakai, termasuk dengan figur-figur itu”.

Related Documents

Membuat Pasal-pasal Bab 5
October 2019 35
Pasal 7
April 2020 7
Pasal 17_bahanb3
April 2020 10
Pasal 17
May 2020 15
Pasal 4
April 2020 15
Makalah Pasal
August 2019 30

More Documents from "Muhammad Alvin N Fatah"