LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKEMAS KERTOSARI KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : / / . . /2019 TANGGAL : 26 Februari 2019
BAB I DEFINISI
Triase berasal dari bahasa Perancis yaitu trier dan bahasa Inggris yaitu triage, diturukan dalam bahasa Indonesia yaitu triase yang berarti sortir. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap orang yang memerlukan perawatan di Ruang Gawat Darurat. Triase adalah suatu sistem seleksi penderita sesuai dengan kegawatdaruratannya sehingga menjamin penderita untuk mendapatkan prioritas
pelayanan Gawat Darurat
secara cepat dan akurat. Penderita yang masuk dalam sistem triase, segera diserahkan keruang periksa sesuai dengan sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang dibutuhkan. Dokter dan perawat mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu dalam waktu 10 menit.
1|Panduan Triase
BAB II RUANG LINGKUP
Menurut Brooker (2008), dalam prinsip triase diberlakukan sistem prioritas. Prioritas adalah penentuan atau penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan : -
Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
-
Dapat meninggal dalam hitungan jam.
-
Trauma ringan.
-
Sudah meninggal .
Berdasarkan
Oman (2008) pengambilan keputusan triase didasarkan pada keluhan
utama, riwayat medis dan data objektif yang mencakup keadaan umum serta hasil pengkajian fisik yang berfokus. Jenis-jenis label dalam triase: 1. Label Merah : Pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi. Contoh: 1) Sumbatan jalan nafas atau distress nafas 2) Luka tusuk dada 3) Hipotensi/shock 4) Perdarahan pembuluh nadi besar 5) Problem kejiwaan yang serius 6) Tangan/kaki yang terpotong dengan shock 7) Combustion TK II>25% 8) Combustion TK III>25% 2. Label Kuning : Pasien yang memerlukan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat ditunda sementara. Contoh: 1) Combustion TK II/TK III<25% 2) Patah tulang besar 3) Trauma thorak atau abdomen 4) Laserasi luas 5) Trauma bola mata
3. Label Hijau : Pasien yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda. Contoh : 1) Combustion dan laserasi otot ringan 2|Panduan Triase
2) Combustion TK II<20% ( kecuali daerah muka dan tangan) 4. Label Hitam : Pasien yang jelas tidak mungkin dapat diselamatkan Contoh : 1) Henti jantung yang kritis 2) Trauma kepala berat 3) Radiasi tinggi
Prinsip yang harus diterapkan dalam pelaksanaan triase: 1. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu. Kemampuan berespon
dengan
cepat terhadap
kemungkinan
penyakit yang
mengancam kehidupan adalah hal yang terpenting dalam unit gawat darurat. 2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat. Intinya ketelitian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam proses anamnesa. 3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian. Keselamatan dan perawatan pasien yang efektif hanya dapat direncanakan bila terdapat informasi yang adekuat serta data yang akurat. 4. Melakukan intervensi berdasarkan keakuratan dan kondisi pasien. Tanggung jawab utama dalam pelaksanaan triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan untuk pasien tersebut. Hal tersebut termasuk intervensi terapeutik, prosedur diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pengobatan. 5. Tercapainya kepuasan pasien. Petugas kesehatan yang melakukan triase seharusnya memenuhi semua yang ada diatas saat menetapkan hasil secara serempak dengan pasien dan menghindari keterlambatan penanganan yang dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang yang sakit dalam keadaan kritis serta memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya.
3|Panduan Triase
BAB III TATALAKSANA
1. Proses triase dimulai ketika pasien masuk pintu Ruang Gawat Darurat. Petugas Ruang Gawat Darurat menanyakan riwayat penyakit dan melakukan pengkajian singkat (tidak boleh lebih dari 5 menit) untuk menentukan sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang diberikan. 2. Pasien ditempatkan sesuai dengan label : a. Label Merah : -
Dokter dan perawat melakukan resusitasi sesuai dengan keadaan pasien.
-
Monitor tanda-tanda vital ( tensi, suhu, nadi, pernafasan )
-
Cito pemeriksaan laboratorium, dan radiologi ( bila dibutuhkan).
-
Setelah diberikan pertolongan darurat dan kondisi pasien memungkinkan untuk ditransfer , pasien dapat dipindahkan.
b. Label Kuning : -
Dokter dan perawat melakukan pertolongan medic sementara sesuai dengan kondisi pasien.
-
Setelah pertolongan pertama dilakukan, dokter melakukan pemeriksann fisik dan perawat melakukan tindakan keperawatan.
-
Setelah diberikan pertolongan darurat dan kondidi pasien memungkinkan ditransfer , pasien dapat dipindahkan.
c. Label Hijau. -
Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien.
-
Pasien diberi penjelasan mengenai keadaan penyakitnya.
-
Pasien diberi resep obat dan penjelasan mengenai rawat jalan.
-
Apabila diperlukan dokter dapat mengadakan pemeriksaan lanjutan .
d. Label Hitam : -
Pasien yang meninggal di Ruang Gawat Darurat selanjutnya dirawat jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga.
3. Apabila pasien perlu dirujuk ke Rumah Sakit dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
4|Panduan Triase
BAB IV DOKUMENTASI
Dokumentasi
yang dijadikan
bukti
bahwa petugas
pemantauan dengan tepat dan mengkomunikasikan
sudah
perkembangan
melakukan kepada tim
kesehatan. Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi: a. Waktu dan datangnya pasien b. Keluhan utama c. Pengkodean prioritas untuk penanganan pasien d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat e. Penempatan di area penanganan yang tepat f. Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Gawat Darurat harus mengevaluasi secara bertahap perawatan pasien berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien kearah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses dokumentasi triase menggunakan Rekam Medis
5|Panduan Triase