Panduan Penatalaksanaan Pasca Anest Di Rr.docx

  • Uploaded by: Anonymous 2QE677tq9Q
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Penatalaksanaan Pasca Anest Di Rr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,374
  • Pages: 15
PANDUAN PEMULIHAN PASIEN PASCA BEDAH / ANESTESI

Edisi 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH Jl. AIP. KS. Tubun No. 2 Tegal Telp. (0283) 356067, Fax (0283) 353131 Kode Pos 512124

KATA PENGANTAR Dalam Undang- undang RI no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Oleh karenanya rumah sakit umum Kardinah menyusun Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi di RSUD Kardinah.. Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi ini adalah standar baku yang ditentukan oleh rumah sakit dalam melakukan monitoring status fisiologis terutama pasien yang dilakukan tindakan Anestesi / Sedasi. Buku ini berisi prosedur yang harus dipatuhi oleh semua tenaga medis profesional, instalasi atau unit pelayanan di lingkungan RSUD Kardinah. Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi ini disusun bersama oleh bidang pelayanan dan pokja PAB (Pelayanan Anestesi Anestesi) yang merupakan bagian dari tim akreditasi RSUD Kardinah, dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien. Akhir kata semoga buku ini berguna sebagaimana mestinya, sehingga bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam memberikan pelayanan aman, nyaman, dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran untuk memperbaiki buku Panduan ini akan menambah kesempuranaan penyusunan buku panduan dimasa mendatang.

Tegal, Oktober 2014

Tim Editor

KATA SAMBUTAN DIREKTUR Assalamu’alaikum Wr. Wb. RSUD Kardinah merupakan rumah sakit rujukan tipe B non pendidikan yang akan sealalu meningkatkan mutu pelayanan. Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi RSUD Kardinah tahun 2014 yang telah disusun oleh bidang pelayanan dan pokja PAB (Pelayananan Anestesi dan Anestesi) tim akreditasi RSUD Kardinah, adalah salah satu upaya dalam mencapai tujuan keselamatan pasien dan yang memuaskan pengguna jasa dirumah sakit. Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi ini di buat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah dan buku-buku standar klinik pelayanan anestesi. Proses penyempurnaan buku panduan ini tentunya akan terus menerus dilakukan, sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi di RSUD Kardinah Tegal.. Semoga Buku Panduan Pemantauan Pasien Pasca Bedah/ Anestesi bermanfaat dan dapat digunakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien yang pada akhirnya pasien puas untuk dirawat di RSUD Kardinah yang kita cintai bersama ini. Penghargaan kami berikan kepada editor yang telah menyelesaikan buku ini dengan sebaik-baiknya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Direktur, RSUD Kardinah Kota Tegal

dr. Abdal Hakim Tohari, Sp. RM, MMR Pembina Utama Muda NIP. 19580607 198502 1 003

PEMERINTAH KOTA TEGAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH JL. AIP. KS. Tubun No. 4 Telp. ( 0283 ) 356067, Fax ( 0283 ) 353131 Tegal 52124

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KARDINAH TEGAL NOMOR :

/

/2014

TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN ANESTESI RSUD KARDINAH TEGAL

Menimbang

: a. Bahwa pelayanan Anestesi merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan terpadu RSUD Kardinah yang saat ini peranannya berkembang dengan cepat diperlukan buku panduan Anestesi b. Bahwa sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pokok fungsi agar dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai bahan evaluasi kinerja Tahunan maka perlu Penyusunan Buku Panduan Anestesi ; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Buku Panduan Anestesi ;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Panduan Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan Nomor 519/MENKES/PER/III/2011 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 31 tentaang Penyelenggaraan Pekerjaan Penata Anestesi 6. Komisi Akreditasi Rumah Sakit 2012 tentang Panduan Penyusunan Dokemen Akreditasi; 7. Peraturan Daerah Kota Tegal nomer 12 tentang Pembentukan Organiasi dan Tata Kerja Inspektora, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tegal ( Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun 2008 Nomor II;

8. Peraturan Wali Kota Tegal Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal;

9. Peraturan Wali Kota Tegal Nomor 27Tahun 2010 tentang Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal; 10. Peraturan Wali Kota Tegal Nomor 39 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tegal; 11. Peraturan Wali Kota Tegal Nomor : 445/244/2008 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal sebagai Unit Kerja yang menetapkan pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara penuh

12. SK Direktur RSU Kardinah No 188.4/165.c/2013 tentang Panduan Pelayanan Anestesi

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

PERTAMA

: KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KARDINAH KOTA TEGAL TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN ANESTESI

Pasal 1 Pengaturan Buku Panduan Anestesi di RSUD Kardinah bertujuan untuk memberi acuan bagi pelaksanaandan pengembangan serta meningkatkan mutu pelayanan Pelayanan Anestesi di rumah sakit. Pasal 2 (1) Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan Peraturan ini dilaksanakan oleh Direktur, Komite Medis, dan Ka. SMF Anestesi sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk: a. meningkatkan mutu dan keselamatan pasien; b. meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan; c. meningkatnya sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan standar; dan d. meningkatnya kinerja pemanfaatan pelayanan, efisiensi penggunaan sumber daya. Pasal 3

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Wadir Pelayanan, dan Ka. SMF Anestesi dapat memberikan tindakan administratif kepada staff. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. teguran lisan; b. teguran tertulis;

KEDUA Kardinah Kota

: Memberlakukan Buku Panduan Anestesi RSUD Kardinah Kota Tegal sebagai Panduan melaksanakan Penerimaan Pasien di IBS di RSUD Tegal, dimana Buku tersebut meliputi : 1. Buku Panduan Informasi dan Edukasi Anestesi 2. Buku Panduan Penerimaan Pasiein Di IBS 3. Buku Panduan monitoring Anestesi / Sedasi. 4. Buku Panduan Pemulihan Pasien Pasca Bedah / Anestesi Di RR

KETIGA

: Keputusan ini segera disosialikan kepada unit kerja yang terkait untuk diketahui dan dilaksanankan

KEEMPAT

: Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

: Tegal

Pada tanggal

:

Oktober 2014

DIREKTUR RSUD KARDINAH TEGAL

Dr. Abdal Hakim Tohari, Sp.RM, MMR Pembina Utama Muda NIP. 19580607 198502 1 003

TIM PENYUSUN EDITOR KEPALA

: dr. Trisanto, Sp. An

Editor

: Tobiin, Amk. An Sriyono, S. Kep

Kontributor

: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Sriyono, S.Kep Ronto U, S.Kep Lohari N, SST Ahmad Kusen, SST Tobiin, Amk. An Fathudin, Amk.An Tuti Hartini, Amk.An M. Subhan, Amk.An Tasripin, Amk.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................

i

KATA SAMBUTAN DIREKTUR .........................................................................

ii

KEBIJAKAN .........................................................................................................

iii

TIM PENYUSUN ...................................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

v

A. Definisi .............................................................................................................

1

1. Latar Belakang ............................................................................................

1

2. Definsi .........................................................................................................

1

B. Ruang Lingkup .................................................................................................

1

C. Tatalaksana.......................................................................................................

1

D. Dokumentasi ....................................................................................................

1

RUJUKAN ..............................................................................................................

2

LAMPIRAN ............................................................................................................

3

A. Definisi 1. Latar Belakang Keadaan pasca bedah / anestesi membutuhkan pematuan yang ketat guna mendapatkan keadaan yang stabil pasien pasca pembedahan. Adanya pemantaun di RR akan mencegah komplikasi dan mengurangi resiko KTD di IBS. 2. Definsi Upaya / tatalaksana stabilisasi segera yang dilakukan pada pasien setelah menjalani pembedahan / anestesi umum, regional agar terjamin patensi jalan nafas, breathing dan sirkulasi yang adekuat. B. Ruang Lingkup 1. Semua pasien yang menjalani pembedahan baik dengan anestesi atau lokal anestesi harus melalui ruang pulih utuk memastikkan patensi airway, breating, sirkulasi yang adekuat. 2. Penilaian pasien ( Scoring ) dilakukan dengan cermat, cepat dan tepat untuk memastikan : a.

Pasien telah pulih dari anestesi sehingga dapat dikembalikan ke unit lain.

b.

Menentukan kebutuhan asuhan pasca bedah / anestesi.

c.

Menghindari terjadinya komplikasi akibat gangguan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.

3. Ceklist keselamatan pasien di RR 4. Tranport pasein aman. C. Tatalaksana 1. Kententuan yang harus diperhatikan: a.

Pasien pasca anestesi mulai dari kamar bedah, selama transport ke ruang pulih, selama diruang pulih mendapat pamantauan standar sampai pasien pulih dari anestesi.

b.

Pasien dapat dikeluarkan dari ruang pemulihan setelah memenuhi kriteria yaitu skor aldrette > 8, PADSS Score ≥ 9 pasien dipulangkan.

c.

Pasien pasca bedah yang telah direncanakan masuk ICU pasca bedah, seperti pasien bedah syaraf dan sebagainya dapat langsung di transport ke ICU tanpa melalui ruang pulih anestesia.

d.

Pasien pasca bedah di ruang pulih anestesia yang ternyata kemudian membutuhkan perawatan dan pemantauan intensif dapat masuk ke ICU.

2. Tatacara a. Pasien pasca bedah selama transport dari kamar bedah ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter anestesi atau penata anestesi yang mengetahui keadaan pasien pra anestesia dan selama anestesia.

b. Selama transport pasien secara kontinyu dipantau dan dievaluasi jalan nafas, pernafasan dan kardiovaskulernya, bila perlu dilakukan tindakan. c. Dokter anestesi atau penata anestesi yang bertanggung jawab dalam melakukan tindakan anestesi melakukan serah terima dengan staf ruang pulih atau dokter anestesi atau penata anestesi yang bertugas di ruang pulih.  Status atau keadaan umum pasien sewaktu tiba di ruang pulih di catat pada rekam medis anestesi pasien  Informasi kondisi preoperatif, perjalanan operasi dan anestesi diberitahu pada staf/dokter anestesi yang bertanggung jawab di ruang pulih.  Anggota tim anestesi harus tetap di ruang pulih sampai staf/ dokter anestesi/ residen anestesi ruang pulih bersedia menerima tanggung jawab penatalaksanaan pasien. d. Selama di ruang pulih, kondisi di evaluasi dan dipantau.  Monitor jalan nafas, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, dan temperatur pasien.  Pada rekam medis anestesi dicatat : 1. Hasil pemantauan selama di ruang pulih. 2. Score ruang pulih atau Ladrette Score pada ssat pasien masuk dan keluar ruang pulih. e. Pengawasan dan koordinasi penatalaksaan medis pasien di ruang pulih merupakan tanggung jawab dokter anestesi atau residen anestesi yang bertugas di ruang pulih. f. Selama di ruang pulih pasien juga mendapat penatalaksanaan nyeri atau mual muntah yang efektif dan efisien, bila diperlukan g. Pasien dapat dikeluarkan dari ruang pulih bila :  Jalan nafas, ventilasi, oksigenasi, sirkulasi, dan temperatur dalam kondisi stabil.  Tidak membutuhkan penatalaksanaan intensif pasca bedah  Score Aldrette lebih dari 8  Disetujui oleh dokter anestesi dan ditandatangani pada rekam medis pasien. D. Dokumentasi RSUD Kardinah memberikan gambaran bahwa penulisan sebagai dokumentasi hasil monitoring yang dilakukan petugas dibukukan dalam Rekam Medis. Contoh form pasien pasca bedah/ anestesi dapat dilihat di lampiran dalam panduan ini.

RUJUKAN 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 2. Standards and Practice Parameters. Standards for basic anesthetic monitoring. Disetujui oleh ASA House of Delegates; 2010. 3. Surgical Anesthesia. Guidelines for patient care in anesthesiology. Disetujui oleh ASA House of Delegates; 2011. 4. Standars and Practice Parameters. Basic standards for anesthesia care. Disetujui oleh ASA House of Delegates; 2010. 5. Standars and Practice Parameters. Standards for postanesthesia care. Disetujui oleh ASA House of Delegates; 2009. 6. Hewer CL. The stages and signs of general anesthesia. BMJ. 2009; 2 : 274-6.

LAMPIRAN I PERAWATAN PASCA ANESTESI DI RR No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RSU KARDINAH TEGAL Tgl. Terbit

Ditetapkan Oleh : Direktur

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BEDAH SENTRAL

dr. ABDAL HAKIM TOHARI, Sp.RM,MMR. NIP : 19580607 198502 1 003 Pengawasan dan pemantauan pasien pasca anestesi di ruang pulih, oleh karena :

Pengertian

1. Semua pasien setelah tindakan anestesi mempunyai resiko gangguan jalan nafas, ventilasi dan sirkulasi. 2. Adalah sangat berbahaya bagi pasien bila dilakukan tranport pasien dari IBS ke unit lain sebelum pasien dipulihkan pasca anestesi. 1. Memastikan pasein telah pulih dari anestesi sehingga dapat dikembalikan ke unit rawat. 2. Menentukan pasien yang membutuhkan perawatan dan pemantauan

Tujuan

intensive di ICU. 3. Untuk menjaga supaya kenyamanan dan keselamatan pasien dapat terjamin dengan mencegah komplikasi akibat gangguan jalan nafas, ventilasi dan sirkulasi pasca anestesi. Kebijakan Direktur RSUD Kardinah nomor : ...................tentang

Kebijakan

pemberlakuan implementasi SPO anestesi. Ketentuan yang harus diperhatikan 1. Pasien pasca anestesi mulai dari kamar operasi, selama transport ke ruang pulih dan selama di ruang pulih mendapat pemantauan standar sampai pasien pulih ( refress ) dari anestesi. 2. Pemantau dilakukan oleh Perawat RR / Perawat anestesi di bawah pengawasan Dokter Anestesi. 3. Kriteria pemindahan pasien dengan menggunakan Aldrette score ( Dewasa ) dan Lockhart ( Pediatrik ). 4. Kriteria score Aldrette / Lockhart :

Prosedur

 Nilai 9 – 10 boleh pulang / ke rumah.  Nilai >8 boleh pindah ke ruangan.  Nilai 5 pindah ke ICU atau yang perlu pemantauan di ICU 5. Pasien pasca bedah yang telah direncanakan masuk ICU seperti bedah saraf dsb dapat langsung di transport ke ICU tanpa melalui ruang pulih anestesi. 6. Dokter Anestesi harus membuat intruksi pasca anestesi di RM pasien. Langkah-langkah 1. Siapkan brancar standart ( kereta pasien ) dan pulse oksimetri portable. 2. Pindahkan pasien dari meja operasi ke brancar, pasang sabuk pengaman,

pasang pengaman kanan kiri brancar, beri O2, pasang pulse oksimetri. 3. Selama trnasport pasien secara kontinyu di pantau dan dievaluasi jalan nafas, ventilasi dan sirkulasi bila perlu lakukan tindakan. 4. Pasein pasca bedah selama transport dari kamar operasi ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter anestesi atau perawat anestesi yang menetahui keadaan pra dan durante anestesia. 5. Setelah sampai di ruang pulih lakukan serah terima dengan petugas RR, yaitu : a. Status atau keadaan umum pasien pada waktu tiba di ruang pulih dan catat dalam RM pasien. b. Informasi kondisi preoperatif, perjalanan operasi dan anestesi dan diberitahukan kepada petugas ruang pulih. c. Perawat anestesi yang mengantar pasien ke ruang pulih tidak diperkenankan meninggalkan ruang pulih sebelum petugas ruang pulih menerima tanggungjawab penatalaksanaan pasien. 6. Selama di ruang pulih pasien dievaluasi dan di pantau: a. TD, N, RR, kesadaran, warna kulit, perdarahan post operasi dan motoriknya setiap 5 – 10 menit. b. Cegah pasien jatuh. c. Pada rekam medis anestesi di catat: 

Hasil pemantauan selama diruang pulih.



Sekor ruang pulih ( Aldrete ) pada saat pasien masuk dan keluar ruang pulih.

7. Selama di ruang pulih pasien juga mendapat penatalaksanaan nyeri / PONV a. Skala nyeri 1-2 : pasien dipindahkan ke ruangan b. Skala nyeri 3-4 : pasien dipertimbangkan untuk tatalaksana nyeri c. Pemberian anti mual muntah yang efektif dan efesien. 8. Pasien dapat dikeluarkan dari ruang pulih bila : a. Jalan nafas, ventilasi, oksigenasi, sirkulasi dan temperatur dalam kondisi baik dan stabil. b. Tidak membutuhkan penatalaksanaan dan pemantauan intensif pasca bedah. c. Aldrete skore > 8. Jika setelah 2 jam nilai score < 8 pasien dapat dipertimbangkan untuk dirawat di ICU dan diberitahu operator dan jelaskan kepada keluarga pasien d. Disetujui oleh dokter anestesi dan ditanda tangani di RM anestesi pasien. 9. Jika selama pemantauan ada hal-hal yang mengkhawatirkan segera beritahukan kepada Dokter Anestesi. Unit Terkait Dokumen terkait

IBS. Anestesi Panduan anestesi Format laporan anestesi

LAMPIRAN II

LAMPIRAN III

Related Documents


More Documents from "sutopo patriajati"