Pak Bu Anik.docx

  • Uploaded by: Firda Nuzula
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pak Bu Anik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,892
  • Pages: 23
LAPORAN HASIL OBSERVASI SURVEILANS PENYAKIT AKIBAT KERJA DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) ARIEQUA PATEMON HALAMAN JUDUL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Surveilans Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dosen Pengampu

: Dr. Anik Setyo Wahyuningsih, M.kes

Disusun oleh: 1. Muhammad Lutfi Yahya

6411413135

2. Isna Aulia Safitri

6411416006

3. Ditha Andriyani Putri

6411416072

4. Firda Habibatun Nuzula

6411416092

5. Dicky Darmawan

6411416099

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Hasil Observasi Surveilans Penyakit Akibat Kerja di Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) Ariequa Patemon”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penulis sadar bahwa selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pemilik DAMIU Ariequa Patemon yang telah memberikan izin untuk mengambil data. 2. Dosen pengampu Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Dr. Anik Setyo Wahyuningsih, M.kes. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan di DAMIU Ariequa Patemon. Berbagai upaya telah penulis lakukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Semarang, Oktober 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i PRAKATA ............................................................................................................................. ii DAFTAR TABEL .................................................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1

LATAR BELAKANG................................................................................................ 1

1.2

RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 3

1.3

TUJUAN ............................................................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM ................................................................................................. 4 2.1

GAMBARAN UMUM USAHA................................................................................ 4

2.1.1

Profil Usaha ................................................................................................. 4

2.1.2

Sejarah Singkat ............................................................................................ 4

2.1.3

Struktur Organisasi...................................................................................... 4

2.1.4

Aktifitas Depot ............................................................................................ 6

BAB III METODOLOGI OBSERVASI ....................................................................................... 8 3.1

ANGGOTA OBSERVASI......................................................................................... 8

3.2

TEMPAT PELAKSANAAN ...................................................................................... 8

3.3

WAKTU PELAKSANAAN ....................................................................................... 8

3.4

METODE OBSERVASI ................................................................................... 8

3.5

OBJEK OBSERVASI ....................................................................................... 8

3.6

INSTRUMEN OBSERVASI ..................................................................................... 8

3.7

TEKNIK PENGAMBILAN DATA.............................................................................. 9

3.8

PROSEDUR OBSERVASI...................................................................................... 10

3.8.1

Tahap Pra Observasi.................................................................................. 10

3.8.2

Tahap Pelaksanaan Observasi ................................................................... 10

3.8.3

Tahap Paska Observasi .............................................................................. 10

3.9

TEKNIK ANALISIS DATA .......................................................................... 11

3.9.1

Analisis Univariat....................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................... 12 4.1

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA ........................................................................ 12

4.2

PENILAIAN RISIKO ............................................................................................. 13

4.3

KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA .................................................................. 15 iii

4.4

UPAYA PENGENDALIAN .................................................................................... 17

iv

DAFTAR TABEL Tabel 4 1 Identifikasi Potensi Bahaya di Depot Ariequa .................................................. 12 Tabel 4 2 Penilaian Risiko di Depot Ariequa ................................................................... 13

v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Pada era globalisasi saat ini di tengah kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat pesat, untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat tidak hanya menggunakan air yang dimasak sendiri dari sumber air tanah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan air minum belum dapat sepenuhnya menyediakan air bersih bagi masyarakat karena masih banyak mengalami kendala-kendala. Air yang berasal dari PDAM tidak setiap hari mengalir dan terkadang tidak bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak bahkan untuk minum. Ditambah lagi dengan banyaknya keluhan masyarakat mengenai air yang berasal dari PDAM mulai dari soal kualitas dan kuantitas seperti halnya air yang mengandung timbale atau karsinogenik, air berwarna kecoklat-coklatan atau keruh, air berbau larutan zat kimia atau berasa aneh hingga debit air yang kerap kali tidak mengalir sama sekali atau sangat kecil keluarnya. Rendahnya kualitas dan kuantitas air yang berasal dari PDAM diakibatkan karena air yang selama ini dipenuhi dengan sumber air sumur atau sumber air dalam tanah semakin menipis, kerusakan alam dan percemaran serta kepercayaan masyarakat terhadap jumlah dan kualitas air yang baik yang berasal dari PDAM. Kendala-kendala inilah yang kemudian menjadi cikal bakal meningkatnya prospek usaha depot air minum isi ulang (DAMIU) yang memasukan produk air minum sehingga menjadi alternatif bagi masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih yang layak dan aman untuk dikonsumsi setiap hari. Namun demikian peningkatan kebutuhan air minum kadang tidak dapat terpenuhi oleh sumber air sumur maupun air yang sudah diolah oleh PDAM. Pola hidup yang serba instan dan kebutuhan air minum yang semakin meningkat di Perkotaan, sehingga konsumen mencari alternatif baru yang

1

murah yaitu air minum isi ulang dalam memenuhi kebutuhan air minum. Usaha Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) telah menjadi salah satu bisnis skala usaha kecil dan menengah yang berkontribusi terhadap suplai air minum dengan harga terjangkau. Keberadaan depot air minum isi ulang dilihat dari aspek ekonomi dapat memberi pembelajaran dan peningkatan kreativitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan penggunaan produk air minum dalam bentuk tabung selain mudah dan praktis, harganya juga ekonomis dan terjangkau. Perkembangan usaha depot air minum isi ulang dapat juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan konsumen bila tidak ada regulasi yang efektif.

Sebagaimana di kota besar lainnya di Indonesia, DAMIU juga telah menjadi alternatif bagi penduduk di sekitar patemon dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Konsumsi air minum isi ulang lebih banyak dibandingkan dengan air minum dalam kemasan, dikarenakan harga air minum isi ulang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan air minum kemasan, yaitu sepertiga hingga seperempat dari harga air kemasan. Harga air minum isi ulang lebih murah, karena untuk membuka DAMIU tidak diperlukan biaya pengemasan dan pengiriman, selain itu tidak dibutuhkan modal yang besar untuk membuka usaha ini. Modalnya lebih murah, risiko kecelakaan dan penakit akibat kerja yang diterima oleh pekerjanya juga tinggi. Dalam proses produksi isi ulang galon, terdapat berbagai risiko kecelakaan kerja, seperti, lantai licin karena tumpahan air, pengangkatan galon berisi air yang dapat menyebabkan gangguan musculoskeletal, pendistribusian air galon dengan menggunakan motor yang tidak sesuai standar, tidak menggunakan helm, serta muatan yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi memang tidak menimbulkan kerugian yang besar, tetapi dapat mengancam keselamatan pekerja di depot air minum Ariequa dimana jumlah pekerjanya hanya satu orang, sehingga menyebabkan

beban

kerja

yang

cukup

2

tinggi

bagi

pekerja

tersebut.

3

1.2

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana potensi bahaya di Depot air minum Ariequa? 2. Bagaimana penilaian resiko penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariequa? 3. Apa saja penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariequa? 4. Bagaimana upaya pencegahan penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariequa? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui potensi bahaya di Depot air minum Ariequa? 2. Untuk mengetahui penilaian resiko penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariequa? 3. Untuk mengetahui penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariqua? 4. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja di Depot air minum Ariequa?

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 2.1.1

GAMBARAN UMUM USAHA Profil Usaha  Nama Usaha

: ARIEQUA

 Jenis Usaha

: Depot air minum isi ulang

 Nama Pemilik

: Ibu Muthoharoh

 Alamat

: Jln. Patemon, RT 1/RW 1, Gunungpati, Semarang

50228  No. Telp 2.1.2

: 085100647163/ 087898232330

Sejarah Singkat Depot air minum isi ulang ARIEQUA merupakan usaha sektor informal

yang bergerak dalam bidang air minum isi ulang. Depot air minum isi ulang ARIEQUA ini telah didirikan 9 tahun lalu oleh keluarga ibu Muthoharoh. Depot air minum isi ulang ARIEQUA merupakan depot air minum yang teretak di jalan Patemon, RT 1/RW 1, Gunungpati, Semarang. Alasan utama berdirinya depot air minum isi ulang ARIEQUA adalah besarnya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air minum yang berkualitas, higienis, sehat dan ekonomis. Pemasaran produk ini adalah

untuk masyarakat

sekitar daerah Gunungpati saja, yaitu meliputi desa Pakintelan, Patemon, dan Sekaran. 2.1.3

Struktur Organisasi

Penyusunan suatu struktur organisasi perlu diperhatikan tentang bagaimana struktur organisasi yang diperlukan oleh organisasi bersangkutan. Hal ini dimaksudkan sangat pentingnya menciptakan kinerja organisasi yang efisien dan efektif. Dalam suatu organisasi pembagian tugas, penetapan kendudukan, 4

pembatasan kekuasaan dan wewenang adalah sangat penting, karena dengan demikian akan diketahui siapa yang bertanggung jawab dan kepada siapa harus dipertanggung jawabkan. Struktur organisasi menceminkan bagian-bagian yang dapat dalam perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan adalah: 1. Pemilik depot Kekuasan tertinggi di dalam perusahaan ini berada di tangan presiden direktur yang mempunyai hak dan kewajiban: a. Mengawasi semua kinerja depot b. Menentukan kebijakan dan peraturan depot c. Mengambil keputusan dengan segera dalam kondisi depot yang memungkinkan. d. Mengawasi secara keseluruhan aktivitas depot sehubungan masalah administrasi dan umum serta masalah karyawan. 2. Teknisi Teknisi merupakan bagian yang bertugas mengawasi dan merawat alat produksi depot air minum isi ulang sahira. Selain itu bagian teknisi bukan saja hanya merawat dan mengawasi alat produksi air minum isi ulang ARIEQUA saja, tetapi juga merawat atau memperbaiki alat transportasi yang di gunakan oleh bagian operasional untuk memasarkan hasil produksi depot air minum isi ulang ARIEQUA. 3. Bagian operasional Di depot air minum isi ulang ARIEQUA, bagian operasional bertugas sebagai bagian yang memasarkan produksi air minum isi ulang sahira. Bagian operasional inilah yang setiap hari bertugas mengantar jemput galon dari rumah kerumah ataupun dari warung ke warung.

5

6

2.1.4

Aktifitas Depot Depot air minum isi ulang ARIEQUA merupakan usaha yang bergerak

dalam bidang penjualan air minum kemasan galon. Depot air minum isi ulang ARIEQUA dibuka dari jam 07.30 s/d 20.00 malam. Dalam setiap harinya Depot air minum ARIEQUA dapat mendistribusikan 100 galon kepada konsumen. Depot air minum isi ulang ARIEQUA memiliki 1 orang tenaga kerja dan 1 unit sepeda motor untuk mendistribusikan produk nya. Proses Produksi air minum isi ulang ARIEQUA adalah sebagai berikut : 1. Pencucian Galon Pencucian galon dilakukan untuk membersihkan bagian dalam galon, agar terhindar dari kontaminasi kotoran yang mungkin saja masih tertinggal didalam galon. Proses pencucian dan pembersihan galon dikerjakan manual oleh pekerja. Galon yang kotor bagian dalam dan kotor bagian luar dibersihkan dan disikat dengan sabun detergen biasa. 2. Sterilisasi Galon Sterilisasi Galon dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses sterilisasi galon

dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung

dalam tangki pencampur ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan sterilisasi galon selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 mm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom. 3. Penyaringan Air dan Pengisian Galon Proses penyaringan air ini ada 3 tahapan, antara lain terdiri dari : 1) Saringan berasal dari pasir atau sandfilter 2) Saringan karbon aktif atau carbon filter 3) Saringan halus atau micro filter

7

Kemudian pengisian air bersih selanjutnya ketempat air (galon) dilakukan dengan menggunakan saluran yang terjaga kebersihannya serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis 4. Distribusi Galon Pengiriman atau proses distribusi menggunakan sepeda motor. Galon isi ulang ARIEQUA hanya didistribusikan di daerah Gunungpati saja, yaitu meliputi desa Pakintelan, Patemon, dan Sekaran.

BAB III METODOLOGI OBSERVASI

3.1

ANGGOTA OBSERVASI 1. Muhammad Lutfi Yahya 6411413135 2. Isna Aulia Safitri

6411416006

3. Ditha Andriyani Putri

6411416072

4. Firda Habibatun Nuzula 6411416092 5. Dicky Darmawan 3.2

6411416099

TEMPAT PELAKSANAAN

Lokasi

: Ariequa

Alamat

: Jalan Patemon, RT. 01/RW. 01 Gunungpati, Semarang

3.3

WAKTU PELAKSANAAN

Hari/Tanggal

: Kamis, 15 September 2018

Lama Pelaksanaan

: 1 hari

Waktu

: 19.00 WIB – selesai

3.4

METODE OBSERVASI Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

3.5

OBJEK OBSERVASI Objek penelitian pada laporan ini adalah kecelakaan kerja terkait

surveilans keselamatan dan kesehatan kerja di tempat pengisian galon Ariequa. 3.6

INSTRUMEN OBSERVASI

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun variabel yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut

8

variabel penelitian (Sugiyono, 2016). Instrumen yang digunakan untuk observasi di Ariequa yaitu pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui kecelakaann dan penyakit akibat apa saja yang pernah terjadi di tempat pengisian air galon Ariequa. 1. Berapa lama saudara bekerja? 2. Dari pukul berapa dan sampai pukul berapa saudara bekerja? 3. Berapa banyak galon yang diangkut tiap harinya? 4. Keluhan apa saja yang saudara rasakan selama bekerja? 5. Apakah saat terjadi keluhan saudara konsultasi ke dokter? 6. Penanganan seperti apa yang saudara berikan jika terjadi keluhan yang saudara alami muncul secara tiba-tiba saat bekerja? 3.7

TEKNIK PENGAMBILAN DATA Dalam kegiatan observasi ini digunakan beberapa teknik pengumpulan

data, antara lain: 1. Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa kelebihan

pengumpulan

data

melalui

wawancara,

diantaranya

pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna. Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan pedoman yang telah di buat. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan data tentang kecelakaan kerja yang pernah terjadi pada pekerja di tempat pengisian galon Ariequa.

9

10

2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari foto tempat kerja di Ariequa, foto peralatan dan bahan yang di gunakan untuk pengisian ulang galon, dan foto pekerja Ariqua. 3.8

PROSEDUR OBSERVASI Prosedur observasi yang dilakukan terdiri dari tahap pra observasi,

observasi, dan paska observasi diuraikan sebagai berikut: 3.8.1 Tahap Pra Observasi Tahap pra observasi dijelaskan sebagai berikut: 1. Menetapkan lokasi observasi 2. Mengurus perizinan observasi 3. Mengidentifikasikan permasalahan. 4. Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi yang akan digunakan sebagai panduan pengambilan data di lapangan. Pedoman observasi disusun berdasarkan permasalahan. 5. Menyiapkan perlengkapan observasi. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi Tahap pelaksanaan observasi dijelaskan sebagai berikut: 1. Koordinasi dengan narasumber yang sebagai objek penelitian. 2. Melakukan komunikasi dan menyebar angket kepada objek penelitian. 3. Mengamati keadaan narasumber di pengisian galon Ariequa. 3.8.3 Tahap Paska Observasi Tahap paska observasi dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data hasil observasi. 2. Melakukan pengolahan dan analisis data.

11

3. Membuat laporan hasil observasi. 3.9

TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

3.9.1 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil observasi. Analisis ini akan menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Variabel yang diteliti antara lain kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja terkait surveilans keselamatan dan kesehatan kerja. Data hasil analisis ini berupa tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

Tabel 4 1 Identifikasi Potensi Bahaya di Depot Ariequa Uraian Kegiatan Pencucian Galon

Potensi Bahaya  Lantai licin dan

Risiko  Terjatuh, terpeleset

berlumut  Stop kontak

 Tersengat listrik

menggantung

Sterilisasi Galon

 Terkena sabun

 Iritasi mata dan kulit

 Kabel listrik yang

 Tersengat listrik

tidak rapi  Paparan sinar ultraviolet  Cahaya terlalu silau

 Terkena radiasi (kanker)  Gangguan penglihatan

Pengisian Galon

 Angkat angkut

 Terkilir, gangguan muskuloskeletal.

 Tumpukan galon

12

 Terjepit, tertimpa

Distribusi

 Tidak mengenakan

 Kecelakaan lalu

helm saat

lintas, cedera,

mengendarai motor

fraktur, dislokasi

 Muatan galon tidak

 Motor terguling,

seimbang

terjatuh

 Angkat angkut

 Terkilir, gangguan musculoskeletal.

Berdasarkan table 4.1. dapat dilihat bahwa terdapat empat proses utama di depot isi ulang air minum Ariequa yaitu pencucian galon, sterilisasi galon, pengisian galon dan ditribusi. Pada setiap proses yang dilakukan memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan risiko bagi pekerja. Pekerja di depot Ariequa hanya 1 orang, sehingga semua proses tersebut dikerjakan sendiri oleh pekerjanya yaitu Wahyono (23 tahun). Risiko yang dapat terjadi yaitu tersengat listrik, terjatuh, terpeleset, kecelakaan lalu lintas, terjepit galon tertimpa galon, dan sebagainya. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan dampak yang fatal bagi pekerja bila terjadi secara terus menerus dalam durasi waktu yang lama. Seperti paparan langsung sinar ultraviolet yang dapat mengganggu perkembangan sel-sel manusia. Selain itu kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada pekerja menyebabkan akibat yang fatal. Hal ini dikarenakan penggunaan helm sangat penting untuk melindungi kepala pengendaranya. 4.2

PENILAIAN RISIKO

Tabel 4 2 Penilaian Risiko di Depot Ariequa Potensi Bahaya

Risiko

Penilaian Risiko Peluang

Akibat

Tingkat Risiko

Lantai licin dan

Terjatuh, terpeleset

berlumut Stop kontak

Tersengat listrik

menggantung Terkena sabun

Iritasi mata dan kulit

Kabel listrik tidak

Tersengat listrik

rapi 13

A

3

E

C

1

L

B

1

M

D

1

L

Paparan sinar

Terkena radiasi (kanker)

ultraviolet Cahaya terlalu silau

Gangguan penglihatan

Angkat angkut

Terkilir, gangguan musculoskeletal

Tumpukan galon

Tertimpa, terjepit

Tidak mengenakan

Kecelakaan lalu lintas,

helm saat

dislokasi, fraktur, cedera

A

5

E

A

4

E

A

3

E

B

2

H

B

5

E

B

3

H

A

3

E

mengendarai motor Muatan galon tidak

Motor terguling, terjatuh

seimbang Angkat angkut

Terkilir, gangguan musculoskeletal

Keterangan : Peluang

Akibat

Tingkat Risiko

A = hamper pasti akan terjadi

1 = cedera ringan/P3K

E = extreme risk

B = cenderung untuk terjadi

2 = medical treatment

H = high risk

C = mungkin dapat terjadi

3 = hilang hari kerja

M = moderate risk

D = kecil kemungkinan terjadi

4 = cacat

L = low risk

E = jarang terjadi

5 = kematian

Berdasarkan hasil penilaian pada hasil penilaian risiko di Depot Ariequa didapatkan beberapa potensi bahaya yang menyebabkan risiko bagi pekerja. Tabel penilaian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melakukan pengendalian terhadap risiko pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja. Potensi yang memiliki tingkat risiko ekstrim (E) dan tinggi (H) harus segera dikendalikan. Karena apabila tidak dikendalikan dapat menimbulkan masalah yang besar. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor manusia yaitu pekerjanya maupun factor lingkungan yang tidak aman bagi pekerja. Pada table 4.2. menunjukkan bahwa beberapa perilaku pekerja dan lingkungan kerja yang ditempati memiliki tingkat risiko yang tinggi yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi pekerja jika berlangsung secara terus menerus tanpa pengendalian. 14

4.3

KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Berdasarkan analisa potensi bahaya dan penilaian risiko yang terdapat di depot isi

ulang air minum Ariequa terdapat beberapa risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi. Risiko yang terjadi disebabkan oleh adanya sumber bahaya yang ditimbulkan dari proses pekerjaan maupun lingkungan tempat kerja itu sendiri. Penyakit akibat kerja dapat terjadi karena 2 faktor yaitu unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action disebabkan karena perilaku manusia yaitu pekerja sebagai actor utamanya. Sedangkan unsafe condition disebabkan karena tuntutan pekerjaan yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesehatan pekerja. Sehingga hal tersebut dapat mendukung timbulnya risiko terjadi terjadinya penyakit akibat kerja di tempat kerja. Depot isi ulang air minum Ariequa memiliki potensi penyakit akibat kerja yang besar baik karena perilaku pekerjanya maupun lingkungan kerjanya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pekerja (Wahyono, 21 tahun) menyatakan bahwa keluha yang sering dialami yaitu nyeri pada pinggang, nyeri pada lengan atas, dan nyeri pada pergelangan tangan sehingga pekerja beresiko mengalami gangguan kesehatan berupa Musculoskeletal Disorders (MSDs). Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah kelainan yang disebabkan penumpukan cidera atau kerusakan-kerusakan kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang yang setiap kalinya tidak bisa sembuh secara sempurna, sehingga membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit. Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala/gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs pada awalnya menyebabkan sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar. Faktor risiko Musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perilaku pekerja saat angkat angkut, perilaku berulang, beban kerja, durasi kerja dan usia tenaga kerja. Perilaku angkat angkut yang tidak sesuai dan banyaknya jumlah galon yang diangkut setiap harinya dapat menyebabkan risiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja. Pekerja menyatakan bahwa selama 1 hari bekerja sejak pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB. Dengan banyak galon yang diangkut minimal 100 buah dalam 15

sehari. Sehingga angkat angkut yang dilakukan oleh pekerja menimbulkan risiko yang tinggi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja Musculoskeletal Disorders (MSDs). Perilaku berulang yang dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan terjadinya keluhan bahkan cidera pada otot. Hal ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi. Gerakan lengan dan tangan yang dilakukan secara berulang-ulang terutama pada saat bekerja mempunyai risiko bahaya yang tinggi terhadap timbulnya CTDs. Tingkat risiko akan bertambah jika pekerjaan dilakukan dengan tenaga besar, dalam waktu yang sangat cepat dan waktu pemulihan kurang. Pembebanan fisik pada pekerjaan dapat mepengaruhi terjadinya kesakitan pada muskuloskeletal tubuh. Pembebanan fisik yang dibenarkan adalah pembebanan yang tidak melebihi 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam 8 jam sehari dengan memperhatikan peraturan jam kerja yang berlaku. Semakin berat beban maka semakin singkat waktu pekerjaan. Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. PER.01/Men/1978 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam bidang Penebangan dan Pengangkutan Kayu. Beban angkat ditetapkan dengan dasar perhitungan 5/7 kg berat badan, contohnya seorang lelaki dengan berat badan 70 kg berarti beban yang dapat diangkat sebesar 50 kg. Maksimal batasan angkat yang ditetapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi untuk aktivitas mengangkat yang dilakukan secara sesekali pada laki-laki dewasa berat beban yang boleh diangkat adalah 40 kg, wanita dewasa berat beban yang boleh diangkat adalah 10 kg, laki-laki muda berat beban yang boleh diangkat adalah 15 kg, dan wanita muda berat beban yang boleh diangkat adalah 10-12 kg. Namun di Depot isi ulang air minum Ariequa ini pekerja dituntut untuk melakukan aktivitas mengangkat galon seberat 19 kg secara terus-menerus sehingga pekerja di Depot isi ulang air minum Ariequa ini sangat beresiko untuk mengalami kejadian penyakit akibat kerja Musculoskeletal Disorders (MSDs). Lamanya waktu atau durasi kerja berkaitan dengan keadaan fisik tubuh pekerja. Pekerjaan fisik yang berat akan mempengaruhi kerja otot, kardiovaskular, sistem pernafasan dan lainnya. Jika pekerjaan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa istirahat, kemampuan tubuh akan menurun dan dapat menyebabkan kesakitan pada anggota tubuh. Semakin lama durasi melakukan pekerjaan yang beresiko maka waktu yang diperlukan untuk recovery (pemulihan) juga akan semakin lama. Semakin lama durasi kerja yang dilakukan maka 16

semakin besar risiko terjadinya kelelahan otot yang dapat berdampak pada keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Menurut Chaffin dkk (1979) menyatakan “Pada umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Pada usia 35, kebanyakan orang memiliki episode pertama mereka kembali sakit” dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya, kekuatan otot dan ketahanan otot pada masa itu mulai menurun sehingga risiko mengenai keluhan otot meningkat. Semakin tinggi usia maka seseorang akan semakin beresiko mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). 4.4

UPAYA PENGENDALIAN Pengendalian yang dapat dilakukan harus memperhatikan factor-faktor yang memiliki

tingkat risiko yang tinggi. Factor-faktor yang tinggi berdasarkan uraian pembahasan diatas yaitu perilaku pekerja saat angkat angkut, perilaku berulang, beban kerja, durasi kerja dan usia tenaga kerja. Berdasarkan hierarkhi pengendalian risiko dapat dilakukan dengan cara eliminasi, subtitusi, control teknik/perancangan, dan control administrative. Pada tahap pertama yaitu dengan eliminasi sumber bahaya. Eliminasi yang dapat dilakukan yaitu menghilangkan atau tidak menggunakan lagi sumber bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan menghilangkan perilaku pekerja yang salah saat melakukan aktivitas angkat angkut. Pada tahapan ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja seperti Musculoskeletal Disorders (MSDs), karena pengendalian ini tidak memerlukan biaya yang besar. Pada tahap kedua yaitu subtitusi dengan melakukan penggantian sumber-sumber bahaya. Penggantian dapat dilakukan dengan menambah satu orang pekerja. Pada tahap pengendalian ini membutuhkan biaya yang besar karena perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menggaji seorang pekerja baru yang dapat membantu aktivitas pekerjaan di Depot isi ulang air minum Ariequa. Pada tahap control teknik/perancangan dapat dilakukan dengan merancang keranjang pengantaran yang menempel pada motor menjadi lebih ergonomis sehingga dalam melakukan kegiatan angkat angkut saat bekerja pekerja menjadi lebih mudah. Namun pada pengendalian

17

ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk dapat memodifikasi keranjang pengantaran yang menempel pada motor. Pada pengendalian administratif dapat dilakukan dengan memberikan waktu istirahat yang cukup untuk tenaga kerja agar dapat beristirahat untuk mengurangi terjadinya kelelahan otot yang dapat berdampak pada terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs).

18

Related Documents

Pak Bu Anik.docx
June 2020 10
Pak
November 2019 67
Pak
July 2020 40
Bu Nyimas.docx
June 2020 17

More Documents from "dio Kagura"

Pak Bu Anik.docx
June 2020 10
Daftar Pustaka.docx
April 2020 31
Al-ghazali
October 2019 45
Plato
October 2019 71
Al-farabi
October 2019 46