OPERASI PLASTIK Di susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Masailul Fiqhiyyah Dosen Pengampu : Drs. Ahmad Thobroni, MH
Disusun Oleh : 1. Iva Masruroh
31501502224
2. Jauharatul Arafah
31501502226
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TP. 2018 / 2018
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan laporan makalah ini. Sholawat serta Salam penulis haturkan ke baginda kita semua yakni Rasulullah SAW, semoga kita semua termasuk golongan ummatnya yang akan mendapatkan syafa’atul ‘udhma kelak di yaumul akhir. Amin. Makalah ini berjudul “Operasi Plastik / Bedah Plastik”. Karya tulis yang penulis buat guna memenuhi tugas mata kuliah masailul Fiqhiyyah. Semoga dengan makalah yang penulis kerjakan, kita dapat memetik hikmah yang terkandung didalamnya serta dapat lebih menambah wawasan kita tentang masalah – masalah yang terjadi di dalam hukum fiqih. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat jauh dari kata sempurna. karena masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah yang penulis kerjakan, dikarenakan terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat membangun untuk menuju pada hasil penulisan yang lebih baik lagi. penulis berharap makalah yang penulis kerjakan dapat memberikan manfa’at seta menambah wawasan bagi para pembaca semua. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Semarang, 19 oktober 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1 C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1 D. Kegunaan Penulisan ........................................................................................................ 2 BAB II : PEMBAHASAN A. Pengetian Operasi Plastik ............................................................................................... 3 B. Hukum Operasi Plastik ................................................................................................... 4 BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8 B. Saran ............................................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Kalangan Masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat sangatlah menempati kedudukan yang amat sangat tinggi. Sehingga, berdasarkan suatu produk hukum dapat dibuatnya. Dari sini dapat digambarkan bahwa sudah terjadi pergeseran nilai yang ada didalam Masyarakat. Tampan dan cantik merupakan dambaan dan impian banyak orang. Terutama bagi kaum hawa, yang ingin terlihat angun dan mempesona. Apalagi didalam hadist ada yang menjelaskan bahwa “ Sesungguhnya allah itu indah dan menyukai seutu yang indah”. Untuk itu masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh banyak kalangan terutama dari kalangan dunia medis ( kedokteran ) dan praktisi hukum dikalangan barat. Operasi plastik tidak hanya digunakan untuk kecantikan akan tetapi juga dapat digunakan untuk rekonstruksi, misal : pada kasus kebakaran, kecelakaan, dan cacat bawaan lahir ( bibir sumbing, dll ), serta kelainan pada alat kelamin. Akan tetapi menjalani operasi plastik juga harus memperhatikan nilai estetika. Di Indonesia juga di bahas oleh para ahli kedokteran, ahli hukum positif dan hukum islam. Akan tetapi masih saja mejadi sebuah perdebatan. Dengan adanya makalah ini, penulis akan membahas mengenai operasi plastik dan hukum bagi yang melakukannya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang diatas, maka penulis penulis menetapkan beberapa rumusan masalah. 1. Apa yang di maksud dengan Operasi Plastik ? 2. Bagaimana Hukum Melaksanakan Operasi Plastik ?
C. Tujuan Masalah Adapun tujuan dari rumasan masalah antara lain : 1. Agar Mengetahui tentang apa yang dimaksud degan operasi plastik 2. Agar mengetahui hukum melaksanakan operasi plastik
1
D. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan makalah mengenai operasi plastik adalah : 1. Dengan adanya tugas mengenai operasi plastik ini bagi penulis merupakan suatu wahana latihan pengembangan dan keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. 2. Dengan adanya pembahasan seperti ini tentunya pembaca dan penulis akan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mengenai hukum melaksanakan operasi plastik.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengetian Operasi Plastik Operasi Plastik merupakan salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang bertujuan untuk dapat merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia. Operasi plastik dalam bahasa inggris biasa dikenal dengan “Plastic Surgery” atau dalam Bahasa Arab yang disebut dengan “Jirahah Tajmil” yang berarti Bedah / Operasi yang dilakukan untuk memperbaiki atau mempercantik satu anggota tubuh baik itu yang nampak maupun yang tidak nampak dengan cara ditambah atau dikurangi ( dibuang ) dengan tujuan untuk memperbaiki fungsinya. Operasi Plastik dikenal dari kata yunani “Platikos” yang berarti membentuk.1 Sebagian Ulama’ berpendapat bahwa yang dimaksud dengan operasi plastik itu ada 2 macam : 1. Untuk mempercantik diri, Yaitu dengan mencari bagian badan yang dianggap menganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, kemudian dilakukan operasi plastik agar terlihat cantik dan sesuai dengan yang diinginkan. Istilah yang kedua ini adalah untuk kecantikan dan keindahan. 2. Untuk mengobati aib yang ada di badan, atau dikarenakan kejadian yang menimpa nya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainnya. Maka ini dimaksudkan untuk pengobatan.2 Operasi Plastik tidak hanya digunakan untuk merubah kecantikan saja bisa juga digunakan untuk kesehatan yang dikenal dengan operasi untuk memperbaiki anggota tubuh yang mengalami kecacatan seperti : bibir sumbing, luka bakar, luka kecelakan, dan lain – lain. Operasi semacam ini dapat dapat diartikan sebagai sebagai operasi untuk menyembuhkan dan bukan operasi untuk kecantikan. Misalnya : operasi bibir sumbing yang dilakukan oleh jalinan kasih yang bekerja sama dengan smile train
1
http://nininkarengga.blogspot.com/2013/12/makalah-bedah-plastik.html diakses pada tanggal 19 oktober 2018, Pukul 18 : 13 WIB 2 http://Klikbrc.klik-brc.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:Operasiplastik-bolehkah&catid=19:artikel-kesehatan diakses tanggal 19 oktober 2018 pukul 18:30 3
untuk menyelenggarakan kegiatan dengan tema “senyum indonesia” berupa operasi bibir sumbing langit – langit bagi masyarakat tidak mampu.3 B. Hukum Operasi Plastik Hukum Operasi Plasik dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Operasi plastik untuk kecantikan Sebagian orang berpendapat bahwa tidak ada ruginya bagi Allah apabila kita mempercantik diri dengan melakukan operasi plastik, bahkan adapula hadist yang menjelaskan operasi plastik dengan tujuan memperindah atau mempercantik diri kita. Namun benarkah hal tersebut di perbolehkan dalam islam ? Pada dasarnya segala sesuatu perbuatan yang kita lakukan hukumnya adalah boleh, sebagaimana kaidah fikih,
ْ َص ُل فى ْاال علَى التَّحْ ر ْيم َ شيَاء ْاالبَا َحةُ َحتَّى يَ ُد ُل الدَّل ْي ُل ْ َاال Artinya : “ Hukum dasar segala yang ada itu di perbolehkan sampai ada dalil yang menunjukan ke haraman.”4 Islam memperbolehkan berhias atau mempercantik diri selama itu tidak berlebihan, sampai menjerumus kepada sikap mengubah ciptaan Allah SWT. Sebab mengubah ciptaan Allah SWT, dapat di pndang sebagai salah satu ajakan setan.5 Sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat An – Nisa’ ayat 119
ْ ان َ َّو ََّلَ ُم َرنَّ ُه ْمَّفَلَيُبَتِك َُّنَّ َءا َذ َّ ََّو ََّلَ ُم َرنَّ ُه ْمَّفَلَيُغَيِ ُر َّنَّ َخ ْلق ََّ َّٱَل َ ْن َٰعَ ِم َ َّو ََل ُ َمنِ َينَّ ُه ْم َ َو ََل ُ ِضلََّّنَّ ُه ْم َ َٰ ش ْي س َرانًاَّ ُّمبِينًا َّ َِّو َمنَّيَت َّ ِخذَِّٱل ْ س َرَّ ُخ ِ َّٱَّللَِّفَقَدَّْ َخ ِ ًَّّو ِلي َ ط َن َ ٱَّلل َّ ُون َّ ِ اَّمنَّد Artinya : “dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-
3
https://www.rcti.tv/jk diakses pada tanggal 19 oktober 2018 pukul 19:11 Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet I 2002, halm. 135 5 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyyah : Kajian Hukum Islam Kontemporer, Bandung : Percetakan Angkasa, cet I 2005, halm. 127 4
4
benar mereka merobahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya bertujuan mempercantik diri termasuk perbuatan syetan yang dilaknat Allah. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila dilihat dari kaidah yang disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk mempercantik [jirahah at-tajmil], maka hukumnya adalah haram.6 2. Operasi Plastik Untuk Memperbaiki cacat atau luka akibat kecelakaan Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir (al-’uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-’uyub at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat kebakaran / kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai mubah atau dibolehkan melakukan operasi tersebut. Dalam ushul fikih, cacat atau akibat kecelakaan dapat dikategorikan sebagai mudharat atau disebut kemudaratan. Kemudaratan mengakibatkan ketidakbaikan yang akhirnya membuat orang yang mengalami kemudaratan ini tidak merasa nyaman beragama. Oleh karena itu, Islam memang bukan agama yang memudahmudahkan sesuatu, tetapi bukan pula agama yang mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau setidaknya menguranginya melalui operasi plastik.
Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir atau cacat akibat kecelakaan adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:
Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan”,
7
َّ ال ض َر ُر يُ َزا ُل
6
Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan , http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dan-tindakan/, diakses tanggal 19 oktober 2018 pukul 21:20 7 Muchlis Usman, Kaidah – Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta : Raja Grafinfo Persada, Cet III 1999, Halm. 144. 5
Sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan yang disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan keumuman (‘amm) dalil yang menganjurkan untuk berobat (attadawiy). Nabi SAW bersabda: َماا َ ْن َز َل هالل دَاء ال انزل له اشفَاء Artinya: Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya. (HR Bukhari).8 Menurut Yusuf al – Qardhawi islam membolehkan operasi terhadap bagian tubuh yang mengalami gangguan fungsional, baik karena bawaan lahir, maupun akibat kecelakaan. Sedangkan operasi plastik pada bagian tubuh yang tidak mengalami gangguan fungsional, hanya bentuknya yang kurang sempurna atau ingin memperindah seperti hidung yang pesek kemudian dioperasi sehingga menjadi mancung, maka hukumnya haram.9 Penulis sangat setuju dengan pendapat Yusuf al – Qardhawi yang membolehkan seorang melakukan operasi karena mengalami gangguan fungsional, baik karena bawaan lahir maupun kecelakaan. Hal tersebut berdasarkan kaidah fikih,
صالح َ ب ا ْل َم ُ د َْر ُء ا ْل َمفَاسد َو َج ْل Artinya : “ Menolak Kemudaratan dan Menarik kemaslahatan.”10
Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil umum, maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan. Hadis di atas dipandang sebagai hadis yang umum, dan dapat diamalkan atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan adanya dalil yang mengkhususkannya.
Hadits nomor 5246 dalam Program kutubuttis’ah di akses pada tanggal 19 oktober 2018 pukul 22:10. 9 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyyah : Kajian Hukum Islam Kontemporer, Bandung : Percetakan Angkasa, cet I 2005, Halm.129 10 Muchlis Usman, Kaidah – Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta : Raja Grafinfo Persada, Cet III 1999, Halm. 144. 8
6
Penulis dapat mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa operasi plastik apabila dilakukan hanya semata – mata untuk mengubah penampilan agar lebih cantik dan terlihat elegan maka hukumnya Haram. Sebab, dengan melakukan operasi plastik tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita semua. Sedangkan apabila melakukan operasi semata – mata hanya untuk memperbaiki anggota tubuh yang cacat atau tidak dapat berfungsi secara normal karena atas dasar kecelakaan maka hukumnya boleh / Wajib. Karena di khawatirkan akan menganggu aspek kehidupan dan agamanya.
7
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan kesimpulan dari makalah ini bahwa operasi plastik apabila dilakukan hanya semata – mata untuk mengubah penampilan agar lebih cantik dan terlihat elegan maka hukumnya Haram. Sebab, dengan melakukan operasi plastik tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita semua. Sedangkan apabila melakukan operasi semata – mata hanya untuk memperbaiki anggota tubuh yang cacat atau tidak dapat berfungsi secara normal karena atas dasar kecelakaan maka hukumnya boleh / Wajib. Karena di khawatirkan akan menganggu aspek kehidupan dan agamanya.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA Usman, Muchlis. Cet III 1999, . Kaidah – Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah. Jakarta : Raja Grafindo Persada, Cet III 1999, . Yanggo , Huzaimah Tahido. cet I 2005. Masail Fiqhiyyah : Kajian Hukum Islam Kontemporer. Bandung : Percetakan Angkasa, cet I 2005. Mubarok, Jaih . cet.I 2002. Kaidah Fiqh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet.I 2002. http://nininkarengga.blogspot.com/2013/12/makalah-bedah-plastik.html diakses pada tanggal 19 oktober 2018, Pukul 18 : 13 WIB http://Klikbrc.klik-brc.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:Operasiplastik-bolehkah&catid=19:artikel-kesehatan diakses tanggal 19 oktober 2018 pukul 18:30 https://www.rcti.tv/jk diakses pada tanggal 19 oktober 2018 pukul 19:11 Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan , http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dantindakan/, diakses tanggal 19 oktober 2018 pukul 21:20 Hadits nomor 5246 dalam Program kutubuttis’ah di akses pada tanggal 19 oktober 2018 pukul 22:10