2008
Ontology dan Pemodelan Enterprise Rinda Cahyana Eksplorasi referensi untuk mengungkap istilah ontologi dan pemodelan enterprise dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Proses dan Pemodelan Enterprise pada program studi Magister Teknik Informatika (Spesialis System Informasi) – Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – Institut Teknologi Bandung.
Rinda Cahyana (23506018) PROGRAM MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA – STEI ‐ ITB 2008‐01‐01
1 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Thomas Naylor mend definisikan model m sebagaai ". . . an n attempt to describee the interrelationshipss among a a corporatio on's financiall, marketing, and producction activities in terms of a set of mathematica m l and logicall relationships med into th he computeer." Interelassi which arre programm tersebut menurut Ge ersherfski haarus meremp presentasikan n semua aspek perusahaaan secara deetail yag meliputi ". . . thee o the company, the acccounting and d physical operations of financial practices p folllowed, and th he response to t investmen nt in key areeas”
Gambar 1.Pemodelan n sepanjang eempat + dekade. Sumber : Janis Pemodelaan konseptual dilakukan pada Systeem Informassi untuk meendukung aku uisisi dan deeskripsi pengeetahuan yangg
2 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e diperlukan dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi dan perangkat lunak yang akan, atau komponen aktif dari infrastruktur dunia nyata. ONTOLOGI Definisi Neches dan rekan mengatakan bahwa “Sebuah Ontologi merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi vokabulari dari sebuah area sebagaimana aturan dari kombinasi vokabulari”.
istilah
dan
relasi
Beberapa
tahun
untuk
mendefinisikan
kemudian
Gruber
mendefinisikan bahwa “Ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme”. Guarino dan Giaretta pada 1995 mengumpulkan hingga tujuh definisi ontologi berdasarkan definisi Gruber yang berkorespondken
dengan
syntactic
dan
semantic
interpretasi. Pada 1997, Borst merubah definisi Gruber menjadi “Sebuah ontologi adalah spesifikasi formal dari sebuah konseptual yang diterima (share)”. Definisi Gruber dan Borst coba dikompromikan oleh Studer sehingga diperoleh definisi baru:
3 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e “Konseptualisasi mengacu kepada sebuah model abstrak dari beberapa fenomena di dunia dengan memiliki identifikasi konsep yang relefan dari fenomena tersebut. Eksplisit dimaksud adalah tipe dari konsep yang digunakan, dan batasan dari eksplisit
yang
digunakan.
Shared
adalah
merefleksikan sebuah ontologi mencoba menangkap pengetahuan secara konsesus yang tidak merupakan hal yang hanya terkait pada individu tetapi diterima oleh sebuha group / domain.” Bernaras pada KACTUS proyek mendefinisikan ontologi berdasarkan proses pengembangan dari ontologi sebagai berikut: “Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base”. SENSUS proyek juga mendefinisikannya sebagai berikut: “Sebuah ontologi adalah sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dalam buku ”The Semantic Web” dituliskan bahwa Ontology adalah:
4 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 1. Salah satu cabang metafisika yang terfokus pada alam dan hubungan antara mahluk hidup; 2. Teori tentang sifat alami mahluk hidup. Ontology merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Pada tinjauan filsafat, ontology adalah studi tentang sesuatu yang ada. Selain itu ontology adalah sebuah konsep yang secara sistematik menjelaskan tentang segala sesuatu yang ada atau nyata. Dalam bidang Artificial Intelligence (AI) ontology memiliki dua pengertian yang berkaitan. Pertama ontology merupakan kosakata representasi yang sering dikhususkan untuk domain atau subyek pembahasan tertentu. Kedua, sebagai suatu body of knowledge untuk menjelaskan suatu bahasan tertentu. Secara umum, ontology digunakan pada Artificial Intelligence (AI) dan persentasi pengetahuan. Segala bidang ilmu yang ada di dunia, dapat menggunakan metode ontology untuk dapat berhubungan dan saling berkomunikasi dalam hal pertukaran informasi antara sistem‐sistem yang berbeda.
5 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 2. Contoh Ontologi
Gambar 3. Berbagai jenis ontologi
6 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Tujuan Ontologi Tujuan ontologi adalah memacu sharing pemahaman mengenai struktur informasi di antara manusia dan mengaplikasikan struktur ontologi pada beberapa tahap pengembangan
sistem
informasi,
yakni
analisa,
konseptualisasi, dan perancangan. Penggunaan ontologi sebagai bagian dari pengembangan sistem informasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu ontology of information system dan ontology for information system. Ontology of information system dipergunakan untuk keperluan pemahaman dan reasoning mengenai sistem informasi dan dunia nyata. Model framework ontologi Bunge‐Wand‐Weber adalah salah satu dari ontology of information system. Ontologi ini menjadi semacam de facto standard untuk penelitian‐penelitian yang berkaitan dengan ontologi. Ontology for information system memiliki tujuan yang sama dengan kategori pertama dari IS ontologi. Jenis ini hanya berbeda dalam hal, ontologi ini lebih terspesialisasi untuk mengekspresikan desain IS sebagai modelling/programming language. Dengan demikian kaitan antara dua kategori
7 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e ontologi di atas adalah ontology of information system digunakan sebagai kerangka berpikir pada penggunaan ontology for information system. Manfaat Ontologi Berikut ini manfaat penggunaan ontologi dalam perancangan sistem informasi : 1. Ontologi dapat membantu mereduksi vaguesness dalam perancangan data model atau entity relationship diagram dengan memetakan variabel‐ variabel design dalam konsep dunia nyata.
2. Ontologi dapat membantu mengurangi error rate yang muncul dan meningkatkan kinerja saat eksekusi query database. Komponen Ontologi Sebuah ontologi dijelaskan dengan menggunakan notasi: •
Konsep (concept) digunakan dalam pemahaman yang luas. Sebuah konsep dapat sesuatu yang dikatakan, sehingga dapat pula merupakan penjelasan dari tugas, fungsi, aksi, strategi, dan sebagainya.
8 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e •
Relasi (relation) merupakan representasi sebuah tipe dari interaksi antara konsep dari sebuah domain. Secara formal dapat didefinisikan sebagai subset dari sebuah pruduk dari n set, R: C1 x C2 X ... x Cn. Sebagai contoh dari relasi binari termasuk subclass‐ of dan connected‐to.
•
Fungsi (functions) adalah sebuah relasi khusus dimna elemen ke n dari relasi adalah unik untuk elemen ke n‐1. F: C1 x C2 x ..Cn‐1 ‐> Cn, contoh adalah Mother‐ of.
•
Aksiom (axioms) adalah digunakan memodelkan sebuah sentence yang selalu benar.
•
Instances adalah digunakan untuk merepresentasikan elemen.
Prinsip Dasar Pembangunan Ontologi •
Clarity dan Objectivity, maksudnya adalah ontology harus dipersiapkan dengan arti yang merupakan definisi istilah yang dipersiapkan sebagai definisi tujuan (obyektive) dalam sebuah dokumentasi natural language.
9 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e •
Completeness. adalah definisi dinyatakan dalam istilah yang penting dan memadai.
•
Coherence, konsistensi dalam pemberian definisi
•
Consistency, memungkinkan melakukan pengecekan silang dengan hal yang kontradiksi dari definisi yang valid.
•
Meminimalkan jarak semantik dengan konsep sibling.
•
Memaximumkan extendible dari definisi..
•
Meminimalkan ontologi komitmen
•
Standarisasi nama jika ini memungkinkan.
Jenis Ontologi Ada berbagai pendekatan dalam pengklasifikasian ontologi, secara umum mengikuti pendekatan Mizoguchi serta Van Heijst. Berdasarkan context (context dependent dan context independent) Mizoguchi, ontologi dapat dibagi menjadi: Domain Ontologi, Common Ontologi, Meta Ontologi dan Task Ontologi. Sementara Van
10 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Berdasarkan
konseptualisasi
(struktur
dan
subyek
konseptualisasi) Hijst, sStruktur konseptualisasi terdiri dari Terminologi Ontologi, Infromasi Ontology dan Knowledge Model Ontologi. Subyek konseptualisasi terdiri dari Aplikasi Ontologi,
Domain
Ontologi,
Generik
Ontologi
dan
Representasi Ontologi. Metode Pengembangan Ontologi Proses pengembangan ontologi lebih merupakan kegiatan ‘kerajinan tangan’ dibandingkan kegiatan ‘engineering’. Setiap
tim
pengembang
mengikuti
prinsip
yang
dikembangkan sendiri, baik dalam kriteria, fase maupun tujuan pada proses pengembangan ontologi. Belum hadirnya konsensus dan persetujuan dalam petunjuk dan metode pengembangan ontologi kerap menyulitkan untuk mencapai tujuan dari ontologi dalam term ‘reuse’. Uschold metodologi memiliki empat fase utama sebagai berikut: (1) mendifinisikan tujuan dan cakupan dari ontologi; (2) membangun ontologi dengan langkah ontology capture (pengumpulan pengetahuan), ontology coding membangun model konsep dan mengintegrasikan ontologi yang telah ada (reuse); (3) evaluasi dengan verifikasi dan validasi; (4)
11 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e petunjuk setiap fase dan dokumentasi. Grüninger dan Fox metodologi berdasarkan pengalaman ketika membangun ontologi pada proyek TOVE. Hal utamanya adalah pembuatan model logik dari ontologi, model ini tidak dibangun secara langsung. Pertama adalah motivasi dengan skenario pada aplikasi. Pendiskripsian dan formalisasi berdasarkan first‐order kalkuluss.. Dengan komposisi dan de‐komposisi mekanisasi, akan membantu dalam integrasi ontologi. Pada gambar 1 memperlihatkan alur yang digunakan oleh Grüninger dan Fox.
Gambar 4. Grüninger & Fox Metodologi
12 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Kactus metodologi oleh Bernaras memiliki tahapan secara umum sebagai berikut : (1) spesifikasi dari aplikasi; (2) design awal berdsarkan pada katogori top‐level ontologi; (3) penyempurnaan dan restrukturing ontologi. Sensus metodologi melakukan langdah dengan (1) mengidentifikasikan istilah yang penting (‘seed’); (2) melakukan link terminologi ke Sensus secar manual; (3) memasukkan node kedalam path ke root; (4) menambahakn subtree dengan aturan heuristik jika banyak node dalam sebuah subtree relevan, makan node lainnya dalam subtree adalah relevan.
Gambar 5. On‐To‐Knowledge (OTK) Metodologi
13 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e On‐To‐Knowledge (OTK) metodologi memiliki tahapan dan proses umpan balik seperti pada gambar 5. Tahapan pada OTK adalah studi kelayakan (feasibility study), penentuan kelanjutan (ontology kickoff), penyempurnaan (refinement), evaluasi, dan pemeilharaan‐evolusi. Perbandingan Metode Ontologi Dengan IEEE Standard IEEE Standard 1074‐1995 untuk software engineering meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Model proses pada software life cycle 2. Preses proyek managemen (planning, control dan quality managemen) 3. Proses berorientasi pada pengembangan (development) yang dirinci dengan tahapan 3.1. Proses pre‐development (studi lingkungan dan kelayakan) 3.2. Proses develoopment persyaratan/requirements, design,implementasi) 3.3. Proses post‐development (instalasi, operasi, dukungan, perawatan, keberlanjutan)
14 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 4. Proses terintegrasi (evaluasi, dokumentasi, konfigurasi dan training) Tabel 1. Perbandingan Metode Ontologi dengan IEEE Standard
Tabel 1 adalah alat dan hasil kerja Lõpez yang merupakan perbandingan
metodologi pengembangan ontologi
dengan IEEE standard dilihat dari sisi managemen proses, pre‐develop
proses,
pengembangan
pada
bidang
persyaratan, design dan implementasi, post‐develop serta
15 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e integrasi proses. Tabel 2 adalah kematangan dari metodologi ontologi dengan mempehatikan faktor life cycle, kesesuaian dengan IEEE standard, rekomendasi teknik, ontologi dan aplikasi serta detail dari metodologi. Tabel 2. Kematangan Metodologi Pengembangan Ontologi
Deskripsi lengkap tentang perbandingan ini dapat dilihat pada paper Fernández López, M. dengan judul: “Overview Of Methodologies For Building Ontologies” Representasi Ontologi Untuk dapat digunakan, sebuah ontology harus diekspresikan dalam notasi yang nyata. Sebuah bahasa ontology adalah
16 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e sebuah bahasa formal dari sebuah pembuatan ontology. Beberapa komponen yang menjadi struktur ontology, antara lain : 1.
XML. Menyediakan sintaksis untuk output dokumen terstruktur, tetapi belum dipaksakan untuk dokumen XML menggunakan semantic constrains.
2.
XML Schema. Bahasa untuk pembatasan struktur dari dokumen XML.
3.
RDF. Model data untuk objek (’resources’) dan relasi diantaranya, menyediakan semantic yang sederhana untuk model data tersebut, dan data model ini dapat disajikan dalam sintaks XML.
4.
RDF Schema. Adalah kosa kata untuk menjelaskan properties dan classes dari sumber RDF, dengan sebuah semantics untuk hirarki penyamarataan dari properties dan classes.
5.
OWL Manambahkan beberapa kosa kata untuk menjelaskan properties dan Classes, antara lain : relasi
antara
classes
(misalkan
disjointness),
kardinalitas (misalkan ’tepat satu’), equality, berbagai
17 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e tipe dari properties, karakteristik dari properties (misalkan symmetry), menyebutkan satu persatu classes. Berbagai bahasa yang menyusun ontology, seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki kedudukan tertentu dalam struktur ontology. Struktur layer ontology ditunjukan seperti gambar 6. Setiap layer akan memiliki fungsi tambahan dan kompleksitas tambahan dari layer sebelumnya. Pengguna atau User yang memiliki fungsi pemrosesan layer paling rendah dapat memahami walaupun tidak seluruh ontology yang terletak di layer atasnya.
Gambar 6. Lapisan Ontologi
18 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Berikut ini adalah fungsi dari setiap lapisan ontologi: 1. XML memiliki fungsi menyimpan isi halaman web 2. RDF adalah layer untuk merepresentasikan semantik dari isi halaman tersebut 3. Ontology layer untuk menjelaskan vocabulary dari domain 4. Logic Layer memungkinkan untuk mengambil data yang diinginkan PEMODELAN ENTERPRISE Apakah Pemodelan Enterprise itu? Model enterprise adalah representasi komputasional dari struktur, aktivitas, proses, informasi, sumber daya, orang, kelakuan, sasaran, batasan bisnis, pemerintah, dan perusahaan lain. Proses ini meliputi pemodelan domain bisnis yang sesuai, proses bisnis, dan teknologi informasi (TI). Pemodelan enterprise digunakan secara strategis oleh sejumlah besar bisnis, karena kemampuannya dalam menyediakan gambaran menyeluruh tentang perusahaan.
19 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Pemodelan enterprise meliputi desain model‐driven enterprise, analisa, dan operasi. Modelnya tidak hanya sekedar untuk menunjukan apa tetapi juga kenapa dan apa yang harus dilakukan. Pemodelan dibuat agar solusi SI dapat dirunut hingga ke objektifnya. Tujuan Pembuatan Model Model dibuat tidak hanya untuk merepresentasikan kebutuhan bisnis dari suatu aplikasi tetapi juga dapat melukiskan kebutuhan informasi bisnis dari seluruh bagian organisasi. Model enterprise adalah satu atau lebih model yang digunakan untuk mendokumentasikan proses atau data untuk organisasi, bisnis atau enterprise, dan bertindak sebagai titik perencanaan dan integrasi untuk semua manajemen system informasi. Model proses enterprise merepresentasikan proses utama dari organisasi; model data enterprise melukiskan data utama
yang
dibutuhkan
oleh
organisasi.
Dengan
mengecualikan tingkat detail, teknik yang digunakan untuk membangun model enterprise sama dengan yang digunakan untuk membangun data aplikasi dan model proses.
20 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambaar 7. Perkemb bangan iteratif dari pengettahuan dan mo odel. Sumberr: Janis Model enterprise meru upakan pandangan kohesiif dari sumbeer ormasi korporat yaitu data d dan prroses. Modeel daya info dikemban ngkan oleh saatu tim interr‐disiplin yan ng memaham mi persyaratan perusahaaan untuk data serta proses yangg m tim dikenaal bertindakk sesuai denggan data itu. Aktor dalam dengan pengetahuan p ompetensi daalam wilayah h nya dan ko keahlian tertentu. Aktor mem miliki objektif mengenaai pemodelaan enterprise. Pemodelaan enterprise e sebagai seb buah proses memiliki duaa fase utam ma: 1. Taahap pengem mbangan (diilustrasikan oleh dua panah h keecil berwarnaa abu‐abu), yaakni memban ngun sejumlah h
21 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e artifak
antara
mencakup
model
enterprise,
penjelasan model, naratif, kiasan, definisi, dan contoh. Semua itu merupakan produk proses pemodelan enterprise. Artifak menggambarkan suatu domain. Artifak memiliki ekpresi dan kesan. Ekpresi dinyatakan dalam suatu medium. Kesan dapat didiskusikan dalam kaitan dengan unsur dan struktur. 2. Tahap penyebaran (panah besar berwarna abu‐abu), membuat artifak yang dipilih tersedia bagi aktor lainya – Audien suatu perusahaan – yang biasanya berasal dari organisasi yang sama. Penyesuaian ini membuat artifak antara menjadi artifak yang diarahkan. Audien enterprise menerjemahkan dan mempertimbangkan artifak dan memberikan umpan balik kepada tim proyek. Baik pengembangan dan penyebaran,
keduanya
merupakan
proses
komunikasi yang esensial. Komunikasi dapat menggunakan sejumlah forum dan media yang berbeda, masing‐masing dengan properti tertentu
22 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e dan kepantasan untuk tujuan pengembangan dan penyebaran.
Gambar 8. Konsep Pemodelan Enterprise
23 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 9. Proses pemodelan enterprise Motiovasi Pemodelan Enterprise Pemodelan enterprise biasanya dilakukan untuk mendukung aktivitas berikut ini: 1. Strategi bisnis. Mengidentifikasi dan menerapkan strategi bisnis yang sesuai dengan perusahaan dalam suatu konteks yang diberikan (dengan kekuatan dan kelemahan internal, dan peluang serta ancaman ekternal).
24 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 2. Perencanaan
Organisasi
dan
Proses.
Mengidentifikasi dan menerapkan operasional secara bertahap atau radikal atau peningkatan manajemen. 3. Perencanaan TI / System Informasi (SI). Justifikasi harga, pengadaan dan penerapan semua aspek TI, mencakup infrastrukur komunikasi, dan perangkat serta lingkungan untuk pengembangan aplikasi dan operasi.
Justifikasi
harga,
pengadaan
dan
implementasi sistem aplikasi, dalam suatu kerangka yang didefinisikan dalam rencana TI. Juga meliputi struktur organisasi untuk mendukung TI, dan kebijakan‐kebijakan untuk mendukung kordinasi pengembangan 4. Rekayasa Persyaratan dan Pengembangan Sistem. Mendefinisikan persyaratan untuk aplikasi atau portfolio aplikasi tertentu, mengembangkan sistem, dan merencanakan transisi atau penghubung dari sistem lama (legacy) kepada sistem yang baru yang telah dikembangkan.
25 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Kegunaan Pemodelan Enterprise Pemodelan enterprise sering digunakan untuk membuat proyeksi yang digunakan pada saat perencanaan TI. Dalam contoh kasus ini, model memperlihatkan bagaimana TI digunakan dalam organisasi, bagaimana struktur organisasi mendukung penggunaan TI, dan bagaimana cara terbaik untuk mengintegrasikan TI. Kemudian perusahaan akan memperhitungkan biaya pengadaan system komputer yang baru. Pemodelan enterprise menentukan apakah pengadaan sistem komputer baru sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Pemodelan enterprise juga sering digunakan untuk meningkatkan strategis bisnis dan organisasi. Dengan menyediakan gambaran lengkap seluruh bagian organisasi, pemodelan ini memungkinkan perusahaan untuk melihat bagaimana sistem mencapai tujuan, dapat menangani ancaman ekternal, dan menghilangkan kelemahan internal. Pengetahuan dari padanya dapat digunakan untuk meningkatkan teknik manajemen, mengembangkan prosedur internal, dan menjamin kualitas bisnis jangka panjang.
26 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Pemodelan
ini
juga
digunakan
perusahaan
untuk
memproyeksikan masa depan, memperhatikan perubahan hubungan perusahaan dengan lingkungan ekternal. Jenis pemodelan enterprise ini mempertimbangkan jenis produk apa yang harus dikembangkan lebih luas lagi, bagaimana pasar akan berubah, bagaimana perluasan perusahaan menjadi lebih halus dan efisien. Bentuk Pemodelan Enterprise Pemodelan enterprise dibagi menjadi dua bentuk:. 1. Pemodelan enterprise statis, yakni gambaran perusahaan pada saat tertentu, meliputi struktur, batasan dengan lingkungan, proses, objektif strategis, kekuatan kompetitif ‘Porter’, nilai, pengaruh ekstrenal, SWOT (strengths, weekness, opportunities, dan threats). Model ini menunjukan posisi perusahaan di dalam pasar, peluang apa yang dimilikinya untuk mencapai kemajuan, bagaimana dia disusun, dan apa objektif organisasi terkini. 2. Pemodelan
enterprise
dinamis
menunjukan
bagaimana cara perubahan perusahaan dari waktu
27 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e ke waktu. Model ini seringkali digunakan oleh perusahaan pada saat pengambilan keputusan utama, untuk mengetahui apakah keputusan ini mempengaruhi perusahaan dalam organisasi dalam skala besar. Model organizational learning, model kematangan, model technology assimilation, masuk ke dalam kategori ini. Jenis Pemodelan Enterprise Jenis Pemodelan Enterprise antara lain sebagai berikut: 1. Systems Thingking. 2. Systems Architecture. 3. Economic Modelling 4. Soft System Methodology Gaya Pemodelan Enterprise 1. Pemodelan strategi bisnis, yakni model hirarki mencakup beberapa konsep seperti objektif, target, faktor sukses kritis, penghambat, ukuran kinerja, manfaat, memerlukan biaya, strategi, siasat dan rencana.
28 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 2. Pemodelan hirarki organisasi dan geografi, yakni model hirarki dari organisasi yang dipertakan ke dalam lokasi. 3. Pemodelan tanggung jawab, yakni model tanggung‐ jawab, kewajiban dan aktivitas‐aktivitas. Contohnya: ORDIT dan analisa RAEW. 4. Pemodelan bisnis proses, yakni sebuah model rantai nilai, yang digunakan untuk mengukur biaya dan delay masing‐masing proses. Contohnya Business Reengineering dan Business Process Model. 5. Pemodelan kematangan, cara sistematis untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan secara keseluruhan, dari proses tertentu (seperti pengembangan
perangkat
lunak)
atau
dari
penggunaan teknologi tertentu. Contohnya: Nolan, SEI CMM, Bootstrap, SPICE. 6. Pemodelan Kohesi Bisnis, yakni model dari mekanisme kordinasi yang memegang hirarkis atau struktur jaringan secara bersama‐sama.
29 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 7. Pemodelan
komunikasi,
yakni
model
dari
percakapan dan kontrak di antara agen, sering berdasarkan kepada teori spech act Austin dan Searle. Contohnya VSM. 8. Pemodelan relasi bisnis, yang mendefinisikan topologi dari system terdistribusi, dimana banyak agen otonomi saling berhubungan secara komersial dan secara teknis untuk melakukan satu atau banyak proses bisnis terdesentralisasi, atau untuk mengirim satu atau banyak layanan bisnis. Contohnya SCIPIO. Permintaan Dalam Pemodelan Enterprise Sejumlah metoda yang tersedia, teknik, notasi, dan alat untuk pemodelan enterprise gagal untuk memuaskan permintaan berkut: 1. Kompleksitas, yakni kemampuan untuk menjelaskan secara holistik tentang identitas, maksud dan perilaku perusahaan sebagai sebuah kompleks yang utuh. 2. System terbuka, yakni kemampuan untuk melakukan penalaran tentang sistem terkait dengan interaksi
30 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e dinamisnya dengan lingkungan, dengan batasan‐ batasan yang fleksibel. 3. Distribusi, yakni Kemampuan untuk melakukan penalaran tentang bentuk organisasi yang berbeda, mencakup perusahaan maya, struktur terdistribusi dan terfederasi. Teknik Dalam Pemodelan Enterprise Teknik yang digunakan dalam pemodelan enterprise antara lain sebagai berikut: 1. Active Knowladge Modelling 2. Extended Enterprise Modelling Language 3. Object‐Oriented Modelling 4. Pemodelan proses seperti CIMOSA, PERA, LOVEM, DYA, dan lain sebagainya. 5. Integrated Enterprise Modelling, dan 6. Pemodelan enterprise dengan multi‐agent systems
31 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e ONTOLOGI DAN PEMODELAN ENTERPRISE Ontologi adalah basis untuk pemodelan enterprise. Pengembangan ontologi untuk pemodelan enterprise sangat banyak. Sejumlah proyek dengan lingkup pemodelan yang cukup luas telah dikerjakan, termasuk di dalamnya proyek CYC di MCC [Lenat & Guha 90], proyekn TOVE di Universitas Toronto [Fox et al. 93], dan proyek enterprise di Universitas Edinburgh [Uschold et al.97]. Apa yang dimodelkan dari enterprise dapat dibagi ke dalam kategori. 1. Proses dan aktivitas, termasuk representasi state waktu, kausaliti [Gruninger & Fox 94] [Gruninger & Pinto 95] [Fillion et al. 95] [Menzel & Mayer 96] [Schlenoff et al. 96] [Vernadat 96]. Area ini mendapatkan perhatian yang besar dari komunitas Representasi Pengetahuan Kecerdasan Buatan dan Perencanaan. 2. Sumber daya dan inventory: representasi umum dari umber daya, inventory, lokasi, dan lain sebagainya. [Fadel et al. 94]
32 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 3. Struktur organisasi: representasi posisi, aturan, departemen, proses, sasaran, batasan, dan lain sebagainya. [Lee 88] [Fox et al. 95] [Yu et al. 96]. 4. Struktur produk dan kebutuhan: [Borgo et al. 96] [Lin et al. 96] [Liebig & Roesner 96]. 5. Kualitas:
Representasi
dasar
kualitas
dalam
mendukung ISO9000, QFD, daln lain sebagianya [Kim & Fox 95]. 6. Biaya: Representasi biaya sumber data, biaya aktivitas, pembiayaan berbasis aktivitas, dan lain sebagianya. [Tham et al. 94] [Nado et al. 96]. Ontologi enterprise adalah fondasi primer untuk mencapai kecerdasan organisasi yang nyata. Sekarang ini terdapat banyak proyek dan inisiatif dengan tujuan untuk mengembangkan ontologi untuk pekerjaaan enterprise yang spesifik. Tuntutan kebutuhan untuk ontologi enterprise sudah diselidiki sepanjang tahap awal penelitian. Dengan mempertimbangkan domain dan perhatian tugas para pengembang ontologi maka diperoleh area primer ketertarikan:
33 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 1. Proses enterprise, workflow, penjadwalan. 2. Sumber daya dan kemampuan 3. Strategi enterprise, seting sasaran, onjektif. 4. Pemasaran dan penjualan 5. Struktur organisasi dan otoritas 6. Keputusan, resiko dan asumsi. 7. Konsep meta‐ontologi (state, aktor, waktu, dan lain sebagainya) Selama 10 tahun banyak yang menawarkan ontologi untuk digunakan dalam domain pemodelan enterprise dan rekayasa. Berikut ini analisa dan perbandingan dari usaha penerapan ontologi tersebut: 1. Tahun 1993‐2000 dikembangkan Enterprise Ontology menggunakan
bahasa
informal
inggris
dan
ontolingua. Merupakan usaha bersama untuk menyediakan framework bagi pemodelan enterprise. Ontologi dibangun sebagai basis untuk framework ini yang melibatkan metoda dan sejumlah peralatan komputer untuk pemodelan enterprise.
34 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e 2. Dalam rentang tahun yang sama Universitas Toronto mengembangan Toronto Virtual Enterprise (TOVE) dengan menggunakan bahasa Prolog. Sasaran dari proyek TOVE adalah membuat model data yang: 1) menyediakan terminologi bersama untuk enterprise yang mana setiap agen dapat ikut memahami dan menggunakan, 2) mendefinsikan makna dari setiap istilah (semantik) secara persis dan tidak ambigu, 3) mengimplementasikan semantik dalam himpunan aksioma yang memungkinkan TOVE secara otomatis menyimpulkan jawaban untuk sejumlah pertanyaan “akal sehat” tentang enterprise, 4) Mendefinisikan simbol untuk menggambarkan konsep dan istilah dalam bentuk grafik. 3. Core Enterprise Ontology, yang dikembangkan dengan bahasa informal inggris adalah proposal pertama bingkai metode penyelesaian untuk membangun ontologi enterprise. 4. Process Specification Language (PSL), menggunakan bahasa KIF untuk medefinsikan representasi neural untuk proses manufaktur. PSL distandarisasi oleh
35 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Kelompok kerja sub komite 4 (data Industri) dan sub komite 5 (Kesatuan Manufaktur) dari komite teknik ISO TC 184 (Industrial automation systems and integration). 5. OpenCyc, area domain tertentu. Open source yang menggunakan bahasa CYCL ini merupakan teknologi cyc, knowladge base dan commonsense reasoning engine umum terbesar dan terlengkap. Dapat digunakan pada sejumlah besar aplikasi cerdas seperti speech understanding, database integration, pengembangan cepat dari ontologi pada area vertikal, prioritasi email, routing, pengikhtisaran, penambahan catatan. 6. Business
Management
Ontology
(BMO).
Merepresentasikan model informasi terintegrasi untuk membantu meluruskan teknologi informasi dengan bisnis. Enterprise ontologi yang dibuat dengan bahasa OWL (diedit dengan Protégé) ini membawa desain bisnis proses manajemen proyek, manajemen kebutuhan, dan manajemen kinerja bisnis ke dalam balanced scorcard.
36 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Tabel 3. Perbandingan ontologi dan pemodelan enterprise.
Pemodelan Enterprise
Ontologi
Persamaan
Identifikasi konsep
Perbedaan
Penelitian pemodelan enterprise informal
Teknik ontologi formal
Tidak memungkinkan untuk menangkap dengan tepat semantik dari konsep
Memungkinkan untuk menentukan semantik dari konsep secara lebih baik
Menyajikan struktur atau operasi dari enterprise
Mengorganisir konsep yang digunakan dan relasi diantaranya.
37 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 10. Komplementaritas dan pemetaan
Gambar 11. Pengayaan semantik dari model enterprise
38 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e REFERENSI A. Bernaras, L. Laresgoiti, J. Corera, “Building and Reusing th
Ontologies for Electical Network Application,” in 12 European Conference on Artificial Intelligence,1996, pp. 298‐302 A. Gómez‐Pérez, N. Guarion, and M. Uschold Ed., 1999, Sweden, pp.4.1‐4.12 A. Gómez‐Pérez, “Knowledge Sharing and Reuse,” in The Handbook of Applied Expert Systems, CRC Press, 1998 Anne Marie Smith. ”Justification for an Enterprise Model”. http://www.tdan.com. March 1, 1998 Amit P Sheth, “Changing Focus On Interoperability In Information Systems: From System, Syntax, Structure, rd
To Semantics,” MITRE, Dec 3 , 1998 Asunción Gómez‐Pérez, et al, “A Survey on Ontology Tools”, th
Asunción Gómez‐Pérez Ed., OntoWeb, 11 Juni 2004, <www.aifb.uni‐ karlsruhe.de/WBS/ysu/publications/OntoWeb_ Del_1‐ 3.pdf.>
39 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Asunción Gómez‐Pérez, Mariano Fernandez, Antonio de Vicente, “Towards a Method to Conceptualize Domain Ontology,”
1996,
th
20
Jan
2004,
<
http://delicias.dia.fi.upm/miembros/ ASUN/ECAI96.ps.> Asunción Gómez‐Pérez, “Ontological Engineering,” in Tutorial th
on Ontological Enginering IJCAI’99, 20 Jan 2004, < www.ontology.org/main/presentations/ madrid/theoretical.pdf > CACM, Vol.5, No. 4, April 1962, pp. 190 ‐ 204 Gershefski, G. (1971) "What's happening in the world of corporate models?", Interfaces, Vol 1, No 4. H.Wache, T. Vogele, U. Visser, H. Stuckenschmidt, G. Schuster, H. Neumann, and S. Hubner, „Ontology‐Based Integration of Information‐A Survey of Existing Approaches,”
2000,
11
th
June
2004,
I Wayan Simri Wicaksana, “Survei Dan Evaluasi Metode Pengembangan Ontology”. Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia.
40 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e I Wayan Simri Wicaksana, “Pengujian Tool Ontology Engineering”.
Universitas
Gunadarma,
Jakarta,
Indonesia. Irit Hadar & Pnina Soffer. Variations in Conceptual Modeling : “Classification and Ontological Analysis”. Journal of the AIS Vol. 7 No. 8, August 2006. Janis A. Bubenko jr. “A Historical Perspective on Conceptual Modelling: From Information Algebra to Enterprise Modelling and Ontologies. Royal Institute of Technology”. Stockholm, Sweden. Jan Recker & Peter Green. “Business Process Modelling : A Maturing Discipline?” . Unpublished paper. 2006. Linthicum, D. 2004. “Leveraging ontologies: The intersection of data integration and business intelligence, part 1”. DM Review, June. M. Fernandez‐Lõpez, “Overview of Methodologies for Building Ontologies,” in Proc. of IJCAI‐99 workshop on Ontologies and Problem‐Solving Methods, V.R. Benjamin, B Chandrasekaran, M. Grüninger and M. Fox, “Methodology for the Design and
41 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Evaluation of Ontologies,” in M. Uschold, “Building Ontologies: Towards a Unified Methodology,” in Expert System 96, 1996 Mark S. Fox and Michael Gruninger. “Enterprise Modeling”. American Association of Artificial Intelligence (AAAI), Menlo Park, California. Natalya F. Noy, Deborah L. McGuinness, “Ontology Development 101: A Guide to Creating Your First th
Ontology,”,
2000,
20
Jan
2004,
<
http://www.ksl.stanford.edu/people/dlm/papers/ ontology‐tutorial‐noy‐mcguinness.pdf> Naylor, T. (1970) “Corporate simulation models and the economic theory of the firm”, in Schrieber Obrst, L. 2003. “Ontologies for semantically interoperable systems”.
12th
International
Conference
on
Information and Knowledge Management (CIKM'03), New Orleans, Louisiana, November 3‐8, 2003. Paul L. Bowen et al. Analysis of Competing Data Structures : “Does Ontological Clarity Produce Better End User
42 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Query Performance”. Journal of the AIS Vol. 7 No. 8, August 2006. Paun E van der Vet and Nicolas JI Mars, “Bottom‐Up Construction of Ontologies,” IEEE Trans on Know and Data Eng, vol 10 No 4, pp. 513‐525, July 1998 Proc. of the Workshop on Basic Ontological Issues in Knowledge Sharing held in conjuction with IJCAI‐95, Montreal Canada, 1995 Rajiv Kishore et al. “Computational Ontologies and Information Systems: I. Foundations”. CAIS Vol. 14, 2004. Raul Valverde & Mark Toleman. “Ontological Evaluation of Business Models : Comparing Traditional and Component Based Paradigms in Information System Re‐ Engineering”. Springer. Volume 14, 2007. S.E.
Smith,
“What
is
Enterprise
Modelling?”.
http://www.wisegeek.com/ ,1/12/2008. Schreiber, Z. 2003. “Semantic information architecture: creating value by understanding data”. DM Review, October.
43 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e University of Washington Press, Seattle, 1970, pp 1‐35. Uschold, M., M. King, S. Moralee, and Y. Zorgios. 1997. “The enterprise ontology”. AIAI University of Edinburgh. V Richard Benjamins, Assunción Gómez‐Pérez, “Knowledge System Technology: Ontologies and Problem‐Solving Methods,”
2000,
th
15
May
2004,
<www.swi.psy.uva.nl/usr/richard/ pdf/kais.pdf> Weber, R. 2003. “Conceptual modeling and ontology: Possibilities and pitfalls”. Journal of Database Management, 14(3): 1‐20. Wikipedia, “Enterprise Modelling”. http://en.wikipedia.org. 1/12/2008. Yang Ding & Dieter Fensel. “Ontology Library System : The Key to successful Ontology Reuse”. Unpublished paper. 2001. Young and Kent, Journal of Industrial Engineering, Nov. – Dec. 1958, pp. 471‐479 York Sure, Rudi Studer, “A Methodology for Ontology‐based Knowledge Management” in Towards the Semantic
44 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e Web: Ontology‐driven Knowledge Management, John Davies, Dieter Fensel and Frank van Harmelen Ed.,John Wiley & Sons, 2003, pp.33‐46 Zuniga, G. 2001. Ontology: Its transformation from philosophy to information systems. Proceedings FOIS’01, October. Rinda Cahyana, lahir di Ciamis tanggal 17 Oktober 1979. Lepas dari program IPA SMUN 1 Subang tahun 1997 sempat di terima sebagai mahasiswa sarjana program studi teknik mesin Sekolah Tinggi Teknologi Kutawaringin Subang, dan peserta calon mahasiswa Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN). Pendidikan sarjananya diselesaikan pada program studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Dari tahun 2003 bekerja sebagai tenaga pengajar dan kepala Laboratorium Komputer di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Tahun 2005 diangkat sebagai tenaga pengajar Pegawai Negeri Sipil Departemen Pendidikan Nasional di lingkungan Kordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV Jawa Barat dan Banten yang diperbantukan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Tahun 2007 melanjutkan pendidikan pascasarjana program studi Teknik Informatika spesialis Sisten Informasi di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung.