Obituari Prematur

OBITUARI PREMATUR Oleh: Jum’an Waktu itu saya menjabat ketua RT dan sedang menderita sakit berkepanjangan; banyak tetangga yang tahu itu. Suatu hari belasan orang berkerumun didepan rumah tetangga sebelah, beliau terkena serangan jantung dan para tetangga ingin melihat dan menolong. Beberapa orang yang sedang berada diujung gang berusaha menebak (hal ini baru saya dengar belakangan): Pak RT meninggal, ya Alloh Pak RT meninggal. Untung mereka segera tahu bahwa yang meninggal adalah tetangga hingga saya tidak jadi tersiar meninggal. Diberitakan mati padahal tidak, sungguh mebuat keki dan bisa berakibat macam-macam. Bahkan Marcus Garvey, nasionalis kulit hitam dan pahlawan nasional Jamaika meninggal karena serangan jantung akibat diberitakan meninggal. Sebaliknya Alfred Nobel penemu bahan peledak dynamit itu diberitakan meninggal oleh sebuah surat kabar Perancis dengan kata-kata ”Sang penyebar maut itu telah mati” (padahal adiknya, Ludwig Nobel yang mati). Dari obituari prematur itulah bangkit tekadnya untuk tidak dikenang sebagai penyebar maut. Iapun memutuskan untuk menggunakan sebagian hartanya yang berlimpah itu untuk memberi penghargaan kepada para ahli yang sampai sekarang dikenal sebagai hadiah Nobel. Tahukah anda bahwa sebagian koran, majalah dan website telah menuliskan obituari untuk seorang tokoh jauh sebelum ia meninggal? Supaya rapih dan dapat segera diterbitkan tepat pada hari orangnya mati, biar laris. Pada tahun 2003 CNN.com karena salah click, menyiarkan draft obituari tidak kurang dari tujuh tokoh dunia yang masih hidup diantaranya Fidel Castro, Dick Cheney, Nelson Mandela, Gerald Ford, dan Ronald Reagan. Konyolnya Dick Cheney digambarkan sebagai ”Embahnya orang Inggris” karena ditulis menggunakan obituari Ibu Suri Ratu Elisabeth sebagai template. Juga Fidel Castro digambarkan sebagai ”penjaga pantai, atlit dan bintang film” yang sebenarnya untuk Ronald Reagan.

Maklum masih draft. Maksudnya nanti kalau sudah mati betulan baru dirapihkan lima menit dan siap terbit. Rupanya ada kegiatan rahasia diantara para penulis berita duka itu: bermain malakul maut, diam-diam mengendap-endap mengincar nyawa orang. Tapi rasanya kok nggak salah-salah amat asalkan mereka rapih menjaga rahasia.......