Naskah_drama_teater_komedi_6_orang (1).docx

  • Uploaded by: hotdaria purba
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Naskah_drama_teater_komedi_6_orang (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,810
  • Pages: 12
Simbah

Cuap Simbah Cuap Simbah

Naskah Drama/Teater Komedi 6 Orang

SIMBAH DAN CUAP Tokoh: Simbah Dulloh Cuap Penculik Polisi 1 Polisi 2 Pujo

: Muhammad Abdullah : Muflikhatul Khasanah : Bayu Budi Tri : Daski Tri : Effendy Imam : Achmad Saffrudin

Dikisahkan seorang anak bernama Cuap yang hidup bersama kakeknya di sebuah desa bernama Desa Sukamabur, Kabupaten Purwoboyo. Kakeknya tersebut adalah orang sudah agak tuli. Nama kakek tersebut adalah Simbah Dulloh. Umurnya sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh adalah kakek yang sangat trendi karena terus mengikuti perkembangan jaman. Bahkan setiap malam minggu simbah sering ikut dugem bersama kakek-kakek trendi lainnya di DGC, DGC tersebut bukan singkatan dari Dukun Gambar Cimot tetapi merupakan singkatan dari Dugem Goyang Celamanya. Simbah membesarkan Cuap sendiri dari sejak Cuap kecil. Simbah masih hidup sampai sekarang karena dia mempunyai ramuan rahasia yaitu susu cap tante. Dirumah simbah juga ada pembantu yang membantu kegiatan simbah seperti mencuci sapi, kerbau, buaya, dan singa. Tak usah berlama-lama langsung saja kita ke lokasi. Simbah : (berbicara sendiri di depan rumah) .... Tiba-tiba Cuap datang. Cuap : Pagi kakek Simbah : Pagi juga nduk. Piye ? ada apa ? Cuap : Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ? Simbah : Boleh-boleh saja, mau minta apa nduk ? Cuap : Aku mau main mbah, tapi nggak punya uang. Boeh minta uang nggak ? Simbah : Apa ? minta tulang ? waduh, tadi sudah dimakan sama kucing simbah nduk Cuap : Bukan tulang kek, tapi uang !!! Simbah : Owh minta uang, yasudah ini tak kasih Cuap : Makasih kakek : Nduk, kamu itu jangan jadi anak yang nakal, kamu itu sudah simbah besarkan dari sejak mbah temukan di pinggir kuburan sampai besar seperti ini. Kamu harus meneruskan perjuangan mbah. Kamu juga harus belajar memelihara buaya-buaya mbah yang sudah mbah anggap anak sendiri. : Iya kek, aku usahain. : Tahu nggak kamu kok bisa namanya Cuap ? : Nggak kek, emang kok bisa namanya Cuap ? : Nama panjang kamu itu Cuap Cuka Mangap. Karena ketika mbah temukan kamu sedang mangap nduk. Lalu mbah taruh makanan di mulut kamu tetapi tetap

Cuap Simbah

Simbah

Penculik

Penculik

Simbah

mangap, akhirnya mbah kasih kecoak di mulut kamu dan akhirnya kamau mau mengunyahnya. : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin main dulu ya kek. Assalamu’alaikum : Waalaikumsalam, hati-hati ya nduk. Tanpa sepengetahuan simbah, tiba-tiba ada dua orang penculik datang dan langsung menculik Cuap di depan Simbah. Cuap : Kakek, aku diculik, tolong aku !! Simbah : Ssssssttt.... jangan brisik nduk, simbah lagi sibuk Cuap : Kakek, ini aku lagi diculik, kakek !!!!!! Simbah : Simbah lagi mainan hp kok malah diganggu. (beberapa saat kemudian hp kakek berbunyi) Simbah : Hallo ? ada yang bisa membantu saya ? Penculik : Apa benar ini rumahnya simbah Dulloh? Simbah : Iya saya sendiri, ini dari siapa ya ? Penculik : Saya penculik Simbah : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ? Penculik : Ya bukan, ceritanya itu kita berbeda tempat dan aku menjadi pencuri Simbah : Spesialis penculik apa ya ? Penculik : Saya spesialis penculik orang Simbah : Owh penculik orang, tapi maaf saya tidak pesan penculik disini Penculik : Aghhh, pusing saya Simbah : Pujo !! Pujo, kesini sebentar Pujo : Iya tuan, ada apa ? Simbah : Ini ada telpon dari pencuri ngakunya, coba kamu yang jawab, males aku Pujo : Hallo, apa benar ini penculik ? Penculik : Iya benar, anak dari majikan kamu telah aku culik huahahahahaha Pujo : tuan, Cuap telah diculik : Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh aja ketemuan, kalau minta tebusan tawar ya ! Pujo : Baik, bagaimana penculik ? apa yang bisa saya bantu ? : Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda tidak bisa memberikan 2 milyar maka anak anda akan kami makan. Hahahaha Pujo : Waduh, 2 milyar ? bukannya dipasaran harga tebusan nggak segitu ? Penculik : Yasudah boleh nego, nego dikit ya gan Pujo : 700 Juta gimana gan ? Penculik : Wah, naik lagi gan Pujo : Yasudah 1 Milyar gimana ? Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi Pujo : Siap gan, mau ketemuan dimana ? : Di rumah kosong, Gg Boyo Kurawa. Saya tunggu sampai besok jam 3 sore. (Menutup Telepon) Simbah : Bagaimana Jo ? Pujo : Kita harus membayar 1 M dan bertemu di rumah kosong Gg Boyo Kurawa : Baiklah, besok simbah akan kesana bersama Polisi. Sekarang kamu cepat ke kantor polisi laporkan dan besok simbah akan kesana.

Simbah

Pujo : Siap tuan. Apakah besok saya boleh ikut kesana ? Simbah : Jangan, kamu harus tetap disini menjaga buaya-buaya peliharaan simbah. Pujo : Baiklah, saya akan ke kantor polisi sekarang Simbah : Mau ngapain ke kantor polisi segala ? Pujo : Lho, tadi katanya saya disuruh lapor ke Polisi ? : Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu saya mau masuk ke dalam dahulu. (salah jalan) Pujo : eh eh eh, mau kemana tuan ? pintu masuknya disini. Simbah : Oh iya, saya lupa. Setelah itu Pujo melaporkan kejadian penculikan tersebut ke kantor polisi.

Keesokan harinya Simbah datang ke tempat yang telah ditentukan bersama dengan 2 orang polisi. 2 orang tersebut merupakan polisi yang sangat disegani di desa Sukamabur. Polisi I : Kakek masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini. Polisi II : Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi kakek nggak perlu khawatir. Simbah : Iya…iya…( Masuk ke dalam rumah kosong itu). (Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari simbah yang diculiknya) Penculik : Anda Simbah Dulloh kakek dari Cuap? Simbah : Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman) Loh, kamu Tono kan ? Penculik : iya saya Tono, kog anda tahu ? Simbah : Kamu lupa ya sama aku ? ini lho, aku Dulloh, nama lengkapku Dulloh, Dugem Gitu Loh. Penculik : Owh, Dulloh yang waktu SMK suka ngompol di celana itu ya ? Simbah : Iya ton bener, apa kabar ? Penculik : Baik-baik saja, kamu ? Simbah : Aku juga baik-baik saja. Bagaimana bisnismu sekarang ? Kamu sekarang kerja jadi penculik ? Penculik : Wah, iya Dull, maklum, dulu waktu daftar jadi model sampul Hidayah tapi nggak diterima, akhirnya aku nyerah dan jadi penculik. Kebetulan korbannya cucumu. Simbah : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan kalau sedang diculik ? Penculik : Iya Dull, dia memang anak yang nggak nakal. Dia juga mau makan apa saja. Simbah : Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya. Penculik : Lha emang orangtuanya kemana ? Simbah : Orangtuanya telah meninggal. Ibunya dimakan singa dan ayahnya tergigit ayam Penculik : Emang kamu juga memelihara ayam ? Simbah : Iya, bahkan sekarang ayam tersebut baru nikah sama ayam tetangga yang bernama Shelly. Nama panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga baru selesai mengurus pernikahan mereka di KUA Penculik : Apa itu KUA Simbah : Kantor Urusan Ayam Penculik : wah, selamat ya. Simbah : terima kasih. Penculik : Oh iya lupa saya lagi nyulik, reoniannya nanti saja ya ?. Oke. Anda membawa uang tebusannya? Simbah : Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya! Penculik : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.

Simbah

: Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik) Penculik : Ini isinya duit?! Simbah : Ya iyalah…dah tau nanya! Penculik : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil menggoyang – goyangkan kantong itu). Simbah : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit! Penculik : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong itu) Hmm…niat banget nih kakek-kakek ngasih gue duit. Simbah : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya…. Penculik : Nih! Cucu kamu saya kembalikan! (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah). Cuap : Kakek! (Sambil mendekati simbah). Simbah : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil membuka tutup yang menutupi kepala Cuap) Ha…! Lho kok…cucu saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan cucu saya! Cucu saya cucu bendera (nyanyi) Penculik : Lho?! Jadi ini bukan cucu kakek? Simbah : Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini tanda persahabatan kita waktu kecil (Sambil mendorong Cuap ke arah penculik). Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –kenangan dari saya untuk kakek dan uang ini sebagai kenang – kenangan dari kakek untuk saya. (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah) (Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu) Polisi I : Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang). Polisi II : Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu). Polisi I : Oh iya, maaf! Polisi II : Angkat tangan! Penculik : Tadi katanya kaki, sekarang tangan ! Polisi I : Kalian berdua ditangkap! Simbah : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia! (Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil menunjuk Dian) Polisi II : Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu ditangkap karena menolak anak ibu sendiri. Simbah : Apa?! Tapi kan… Polisi I : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi! Akhirnya polisi membawa Simbah dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara

Penculikan Di sebuah rumah mewah dengan perabotan yang mahal, tampak dari ruang keluarga seorang pembantu yang tengah memasak di dapur. Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Dia langsung bergegas ke ruang tengah untuk mengangkat telepon sambil memegang ulekan di tangannya. Bi’ Siti : (Mengangkat telepon) Halo… Penculik : Apa benar ini kediaman Ibu Kiki? Bi’ Siti : Ya, benar. Ini siapa ya? Penculik : Saya penculik. Bi’ Siti : Oh…tunggu sebentar ya! Bu ada telepon dari penculik! Eh…tunggu idulu, yang nelpon tadi…penculik…??? (Pingsan seketika) Ibu Kiki : (Datang menghampiri Bi’ Siti) Ada apa sih Bi’? Ya ampun Bi’! Kok itidur disini sih?! (Sambil menutup gagang telepon)

(Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Ibu Kiki langsung duduk dan mengangkat ulekan. Ia mengira ulekan itu adalah telepon) Ibu Kiki : (Mengangkat ulekan) Halo…halo…Aduh maaf ya, suaranya kurang ijelas nih…(Melihat ulekan yang dipegangnya) Oh iya salah… i(Kemudian mengangkat gagang telepon) Halo… Penculik : Ini dengan Ibu Kiki? Ibu Kiki : Ya dengan saya sendiri. Ini siapa ya? Penculik : Saya penculik! Ibu Kiki : Pe…pe…penculik?! Penculiki: Ya, saya sudah berhasil menculik anak ibu. Kalau ingin anak ibu kembali, ibu harus membayar uang tebusan sebesar Rp 1 Milyar! Ibu Kiki : Apa! 1 Milyar?! Penculik : Ya! Dan ingat, jangan laporkan hal ini pada polisi! Ibu Kiki : I…iya…ya…ya…Dimana saya memberikan uang tebusan itu? Penculiki: Di rumah kosong, Gg. Sukabangkrut. Saya tunggu sampai jam 03.00 sore. (Menutup telepon) Bi’ Siti :i(Tiba – tiba siuman) Laporin aja ke polisi bu! 1 Milyar itu kan banyak bu! Ibu Kiki : Lho? Kok kamu dengar sih? Kamu tidur atau nguping? Bi’ Siti : Mmm…dua – duanya bu…(Sambil menggaruk kepala) Tapi, pokok – nya laporin aja deh bu! Ibu Kiki : Mmm…gimana ya? Ya udah deh…(Menelepon polisi) Halo, ini Kantor Polisi? (Terdiam sejenak)Tolong saya bu! Anak saya diculik. (Terdiam sejenak) Saya Ibu Kiki. Rumah saya di Jl. Sukasepi no. 4. Ya, Terima kasih ya bu. (Menutup telepon) (Beberapa saat kemudian, Ibu Kiki sudah berada di depan rumah kosong yang dimaksud si penculik, bersama 2 orang polisi) Polisi I : Ibu masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini. Polisi II: Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi ibu nggak perlu khawatir. Ibu Kiki : Iya…iya…( Masuk ke dalam rumah kosong itu). (Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa anak Ibu Kiki yang diculiknya) Penculik : Anda Ibu Kiki? Ibu Kiki : Iya benar, saya Ibu Kiki. Penculik : Anda membawa uang tebusannya? Ibu Kiki : Ya, saya membawanya. Kembalikan anak saya! Penculik : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan. Ibu Kiki : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik) Penculik : Ini isinya duit?! Ibu Kiki : Ya iyalah…dah tau nanya! Penculik : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil menggoyang – goyangkan kantong plastik itu).

Ibu Kiki : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit! Penculik : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong plastik itu) Hmm…niat banget nih ibu – ibu ngasih gue duit…(Bicara dalam hati). Ibu Kiki : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya…(Bicara dalam hati). Penculik : Nih! Anak ibu saya kembalikan! (Sambil mendorong Dian, anak Ibu Kiki ke arah Ibu Kiki). Dian : Mama! (Sambil memeluk Ibu Kiki). Ibu Kiki : Ya ampun Dian! Mama khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil membuka plastik yang menutupi kepala Dian) Ha…! Lho kok…anak saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan anak saya! Penculik : Lho?! Jadi ini bukan anak ibu? Ibu Kiki : Ya…kayaknya sih dia emang anak saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! (Sambil mendorong Dian ke arah penculik). Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –kenangan dari saya untuk ibu dan uang ini sebagai kenang – kenangan dari ibu untuk saya. (Sambil mendorong Dian ke arah Ibu Kiki) (Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu) Polisi I : Angkat tangan! (Sambil menodongkan pisang). Polisi II : Eh! Itu…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu). Polisi I : Oh iya, maaf! Polisi II : Angkat tangan! Penculik : Iya, dari tadi juga dah angkat tangan kok! Polisi I : Kalian berdua ditangkap! Ibu Kiki : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia! (Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil menunjuk Dian) Polisi II : Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu ditangkap karena menolak anak ibu sendiri. Ibu Kiki : Apa?! Tapi kan… Polisi I : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi! Akhirnya polisi membawa Ibu Kiki dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara itu, Dian dipulangkan ke rumahnya.

dalah: Jangan pernah menyia – nyiakan sesuatu atau orang yang selama ini kita miliki.

Naskah drama lucu dukun somplak 6 orang Tokoh : Ani,nono,adi,bintang,bulan,dukun Ani,nono,bintang,bulan dan adi mereka lagi jalan2 ke trans studio bandung dan menyewakan 2 kamar di hotel Ani: bin kok gua di hotel ini rasanya ga enak bngt hawanya Bintang: mungkin lu ga enak badan kali Ani: mungkin kali ya Bulan: ayok ah kita masuk gua mau tiduran ni bdn gua pegel2 bngt Ani: yaudalah kita masuk.. oh iya bin,ni adi sama nono ke kmr nomer berapa Bintang: ga tau ni lnjutin bsk aja, gua udh ngantuk bngt ni udh mlem kan pagi2 nya kita langsung maen wahana Pagi paginya meraka kumpul bersama dan makan bareng Ani: hehhh lu pada ga ngerasa apa di hotelnya rada2 Nono: rada2 knp ni Ani: ya ada rada2 Nono: ya knpa rada2nya lu rada2 sarap appa nii hahaha gila lo ni .. lu jgn macem2 lah Adi: knp si no lu kaya nya ribut bngt sm ani Nono: itu si ani ga danta bngt udh ditanya rada2 knp tpi mlh trs aja ngomongnya begitu. Gmnga gedeg gua dii Adi: saabbaarr nonooooo Bintang: lu rada2 knp si ni? Yg kmrn smlm itu Bulan: yaelah ni udh lah ga ush nakutin Ani: iya, iya deh bul tapikan ini bukan hotel trans studio nya bul Mereka maen wahana di trans studio senang2 breng bersama teman2nya, dan mereka kembali ke hotel.. pas sudah nyampe ke hotel ani nono bintang bulan dan adi merasa tdk enak hawanya Ani: tuh kan guys bener kata gua Teman2nya ttp masuk ke kamar dan si Nono ketakutan dan dia menuju kamarnya ani dan teman2nya yg sekamar dan si adi juga berjln cepat mengikuti si nono .. si nono dan adi di suruh keluar sama bintang dan bulan.. si nono dan adi balik ke kamarnya sore2 nya mandi dan si nono mandi duluan .. di adi lagi makan di dpn tv dan kamar mandi di blkng Nono: diii anduk gua kmn.. gua pgn udahan ni mandinya,tolong ambilin dong anduknya Adi pun gak mendengar omongannya nono karna tdk kedengaran Nono sedang menunggu kesal di kamar mandi Nono: aadddiiii lu budek apa yak.. tolongin ambilin anduk gue Adi mendengarnya ternyata lgsg di ambilkan handuknya Adi: iya bawel Lalu nono dan adi melihat bayangan putih2 melayang lalu dia ketakutan dan lari keluar pdhl nono blom pake baju yang lengkap:D Adi, nono : bintang bulan aniiiiii buka pintunya Ani: ada apa si di,no Nono: itu ada setan nniii (sambil ke takutan) Ani: setan dmn no... loh kok lu pke anduk doang si, ga pake baju lu Adi: ayooo ni kita ke dukun buat mata2in setannya (smbil gresak grusuk) Nono pun ga sempat ke kamarnya lagi dan terpksa pke baju daster ani ... dan ani bilng ke bintang dan bulan kita harus ke dukun buat nemenin nono sama adi.. dan mereka sudah nyampe ke dukunnya itu Nono: misiiii mbahhhh Dukun: mbahh mbahh aku ini laki2 panggil aku cinta aja nak Adi ani bintang bulan : haaaaaaaaaa (langsung mingkem sambil cengo) Nono: ini mbah ehhh salah cciinn,, ciiinn tolong kita kita di kejar2 sm setan Dukun: aaaapppaaa hati2 kau innii Ani: mangkannya tolong mata2in setan itu Dukun: mata2in? Aku saja tdk bisa mata2in Adi: lahhh kok ga bisa kan cinta dukun Bintang: dukun pea bngt ya bul pgn gua botakin itu pala (suara nya kecil) Bulan: coba aja ad salon gua sewain dah tuh alat mohak nya Dukun: apaaa kau kau bilng kamu pgn botakin saya Bintang: tdk cin tdk maapin saya yaah Nono: ayo cin.. bisa ngikiutin saya ga ke hotel saya bunuh2in setan itu

Dukan nya pun ke hotel Nono: nah di sini cin tempatnya Dukun: oh di sini saya akan masuk ke dlm kmar kalian Dukun: wahh dek ini tdk ad setannya ini kau mengkhayal.. kalo ad duitnya si saya aaddainn si setannya Nono: ini benar kok iya dah cin nnti gua byr Mereka kumpul merapat dan meraka bilang "dukun somplak, sarap emang yee tuh dukun" akhirnya si dukun itu melihat setannya dan semua pada ketakutan.. di kira mereka dukun itu tdk takut sm setan tau taunya mlh ketakutan Adi: cin mau kmn.. lo jgn kabur lo harus tanggung jawab Dukun: aku ga berani nak Nono: somplak lu dukun Semua nya pada lari2an gara2 dikejar2 semua pada baca baca surat kursi .. dan si setannya itu malah lari lari dan ani nono bintang bulan adi dan dukun mengejar setannya dan akhirnya menjadi kejar kejaran Hahahhaaha :D

Di

Drama ini mengisahkan seorang dalam drama ini akan dimainkan oleh 6

pengamen yg dipandang negative. Orang pemain. Langsung saja sobat simak.

Anak jalanan juga punya hati Mungkin selama ini anak jalanan sering kita lihat seperti orang yg susah di atur, brandal dan identik dgn pencurian. Namun disisi lain ada kalanya mereka tidak lah seperti apa yg kita lihat. Berikut ini adalah sebagian kecil drama yg mengisahkan bahwa “Anak jalanan juga punya hati” Terlihat dua orang pengamen yg tengah berjalan lesu menuju teras di pinggir jalan. Pengamen 1 : “ya Allah.... udah siang gini baru dapat segini” Pengamen 2 : “sabar ya cuy, namanya juga rezeki kita Cuma segini, mau gimana lagi.” Pengamen 1: “ semoga aja masih ada rezeki buat kita ya....” Pengamen 2: “ amin...... dari pada bersedih, mending kita nyanyi cuy.” Pengamen 1: “ ok.” Akhirnya mereka pun bernyanyi dan suasana pun menjadi asyik. Ketika sedang asyik bernyanyi, tiba” pengamen 2 tertuju pada 2 orang yg tengah berdua’an di seberang jalan. Pengamen 2: “ cuy, liat. Disana ada yg lagi berduaan tu. Kesana yok.” Pengamen 1: “ ayok.” Mereka pun beranjak dari tempat mereka menghibur diri. Disisi lain, ti dan van dua orang yg sedang di tuju kedua pengamen tersebut sedang update berita terkini melalui laptop. Ti: “van liat, sadis banget ya. Seorang pengamen merampok dan membunuh anak” kayak kita ini. Van: “sadis banget. Jadi ngeri sama pengamen.” Lalu tiba’ datang 2 orang pengamen menghampiri mereka. Pengamen 1 : “permisi mas, permisi mbak.” Lalu pengamen 1 bernyanyi dgn di iringi musik pengamen 2. Karena baru membaca berita mengenai pengamen, ti dan van merasa ketakutan dan langsung melrikan diri. Pengamen 2: “ hei mbak, mas. Mau kemana.....” [berusaha mengejar ti dan van] Pengamen 1: “udalah cuy, gak usah di kejar. Mungkin belum rezeki kita” Pengamen 2: “ huufffttttt.... ya udah lah.” [tertunduk lesu] Ti: Van:

Setelah merasa aman, ti dan “uda van, berhenti dulu. Toh mereka uda “ iya. Untung aja ya kita lari sebelum di

van berhenti sejenak. gak ngejar kita lagi.” apa-apain sama mereka.”

Tiba” mereka di todong oleh seorang rampok. Rampok: “hey kalian, serahkan hp, dompet sama laptop kalian. Cepat!!! [dgn nada keras sambil menodongkan pisau] Van: “ i... i.... iya bang.” [ sambil menyerahkan hp, dompet dan laptop nya.] Sementara itu ti ketakutan dan sembunyi di balik van. Dari kejauhan pengamen 1 melihat van dan ti tengah di rampok. Pengamen1 : “cuy, mereka di rampok tu. Kita tolong yok.” Pengamen 2: “ ngapain sih cuy, mereka aja tadi lari pas kita mau ngamen. Loe peduli amat sih ma mereka.” Pengamen 1: “ kita itu sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong. Walau sejahat apapun mereka sama kita.” Pengamen2 : “ ya udah lah terserah mu. Aku disini aja.” Pengamen 1: “ ya udah kau telpon polisi aja. Biar rampok tu aku yg ngurus” Pengamen 2: “ ok”. Akhirnya pengamen Rampok: “ hei, siapa

1 lu.

datang Gak usah

dan ikut

membantu campur.

van dan Mau mampus

ti. lu.”

Tanpa banyak kata, pengamen 1 langsung berkelahi dgn rampok tersebut. Akhirnya sang rampok kalah dan tersungkur di tanah. Di waktu yg bersamaan pun pengamen 2 bersama pak polisi datang dan pak polisi pun langsung memborgol rampok tersebut. Polisi: “ terima kasih ya nak. Orang ini sudah menjadi buronan kami selama ini. Karena kamu, kami sekarang bisa menangkap nya.” Pengamen 1: “ iya pak, sama-sama”. Polisi: “ ayok ikut....”[sambil membawa sang rampok]

Dengan sedikit menahan rasa sakit pengamen 1 memberikan laptop, hp dan dompet milik van. Pengamen 1: “ini barang lo cuy” Dengan rasa malu van mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Van: “ makasih ya bro. Gue gak tau kalo gak ada lo tadi. Oh ya, maaf ya tentang yg tadi. Gue kira semua pengamen itu sama.” Pengamen 1: “hahahahaha.... gak apa-apa cuy. Lagi pula jangan melihat seseorang tu dari luarnya aja. Ge pula gak semua orang itu sama.” Van: “ bro, ini ambil. Ya... anggap aja sebagai tanda terima kasih.” Pengamen2 : “ambil cuy, lumayan tambahan buat hari ini.” Pengamen 1: “ah kau ne. Cuy, kita tu Cuma mau terima uang kalau kami sudah kerja.” Van: “ ya uda, kalau gitu kenapa kalian gak nyanyi satu lagu aja buat kita. Kan kita jadi impas.” Pengamen 1: “ok. Let’s go......”

|||>>>>Pesan

DI

dalam

cerita

Ini<<<<|||

“Jgn menilai seseorang hanya dari penampilan atau pun profesinya. Mungkin di antara yg seperti mereka ada yg berbuat keburukan. Tapi ingat satu hal. Manusia itu memang hanya ada dua jenis, namun semuanya berbeda, baik dari sifat atau pun tingkah laku nya.”

itu, Cuap dipulangkan ke rumahnya.

Related Documents


More Documents from "Kevin Bran"