Magetan Adopsi Sistem Tanam dari Prancis Radar Madiun, Selasa, 30 Oktober 2007 Magetan -- Meski lahan pertaniannya tidak terlalu luas, Pemkab bertekad menjadikan Magetan sebagai slah satu lubung padi nasional. Caranya, dengan melakukan intensifikasi pertanian dengan pola tanam System of Rice Intensification. Yakni, sistem pola tanam padi yang diadopsi dari Prancis. "Sistem SRI ini tlah terbukti mampu meningkatkan produksi hingga 30 persen dari sistem pola tanam biasa" terang Tirsan Yusuf, Kepala Dinas Pertanian Pemkab, kemarin. Diungkapkan, pola tanam SRI ini terbilang baru di Jatim. Selain lebih efektif, SRI juga dinilai lebih efisien dari aspek biaya produksi. Contohnya, untuk tanah satu hektare dengan sistem ini hanya membutuhkan benih 5 kilogram. Padahal, jika menggunakan pola tanam biasa, 1 hektare bisa membutuhkan benih hingga 20 kilogram. "Kebutuhan air juga sedikit, sistem pembenihan yang sederhana, dan 1 hektare panennya bisa mencapai 11 ton", tegasnya Hal senada juga diungkapkan Plt. Bupati H Miratul Mukminin. Menurutnya, dengan hasil maksimal itu, pihaknya tahun depan bakal mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pengembangan tanaman padi. Yakni, dengan cara pengembangan pola tanam SRI di seluruh sentra padi. Selain itu, pihaknya juga bakal memberikan bantuan benih padi dan pedampingan tenaga teknis para petani. "Yang pasti kami siap mendukung sepenuhnya program pertanian ini. Tidak saja dalam pendanaan, tapi juga pembinaan teknis," terang Gus Amik, panggilan karibnya. Lebih lanjut, Gus Amik mengaku mulai menyiapkan program pembangunan sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Artinya, pemkab bakal memfasilitasi petani tidak saja dalam hal produksi. Tapi juga pasca panen. Seperti pengolahan hasil produksi padi dan pemasarannya. "Untuk pembangunan insfrastruktur
seperti itu, kita bakal menguatkan kelompok tani. Kelompok tani itu nantinya juga berperan mengolah padi menjadi beras, pengemasan, dan pemasarannya." "Dan untuk mendukung itu semua, pemkab bakal mendukung sepenuhnya dalam pendanaan maupun jaringan pemasaran" jelasnya Hal tersebut disampaikan Gus Amik saat panen raya padi dengan pola tanam SRI di Desa Panggung, Kecamatan Barat. Yang menarik, saat digelar dialog, Plt Bupati ini sempat memindah tempat duduk para peserta. Jika biasanya di bangku paling depan adalah pejabat, kemarin diubah menjadi para petani. Hal itu sempat menyulitkan protokoler dan panitia setempat. Sementara, Hartono, Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Panggung mengeluhkan kesulitan petani dalam pemodalan. Pasalnya, petani sering direpotkan dengan kurangnya persediaan pupuk. Kalaupun ada, harganya menjadi mhal. "Kami berharap pemkab bisa membantu dalam hal penyediaan pupuk ini," ujarnya --------------------------------------------------------------------------------------------------------------