Muh. Akbar Al-bantani.makalah.docx

  • Uploaded by: AkbarLaylaLita 17
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Muh. Akbar Al-bantani.makalah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,700
  • Pages: 17
PRODUKSI GEPLAK DI DESA CURUGBARANG Muh. Akbar Al-Bantani .SP (6661180071) [email protected]

RINGKASAN Kemajuan zaman hingga saat ini membuat masyarakat dituntut untuk lebih berkembang dan kreatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Daya kreativitas dalam mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada telah dimiliki oleh masyarakat Desa Curugbarang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat desa sering kali membuat makanan khas Desa Curugbarang, salah satunya adalah keripik singdas. Cara pembuatannya pun terbilang masih tradisional. Cara pengemasannya terbilang sederhana. Dengan mengandalkan kemasan dari plastik yang dibungkus secara tidak rapih membuat tampilan kemasan terlihat kurang menarik perhatian. Namun seiring berjalannya waktu makanan ini sudah mulai dilupakan. Adapun rumusan masalah, yaitu: 1). Bagaimanakah kondisi geografis dan demografis Desa Curugbarang?, 2). Bagaimanakah potensi yang ada di Desa Curugbarang?, 3). Bagaimanakah cara mengembangkan keripik singdas di Desa Curugbarang?. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengembangan sentra produksi kecil kripik singdas di Desa Curugbarang sebagai langkah awal industri kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan sifat deskriptif, yang bermaksud untuk menggambarkan bagaimana temuan hasil penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber, observasi, dan juga studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Curugbarang membuat getuk sebagai makanan ringan bagi masyarakat setempat. Dengan harga Rp. 12.000,00 sudah bisa mendapatkan 1 bungkus keripik. Berbahan dasar talas dan sedikit garam untuk perasa terlihat original. Maka dari situlah saya ingin sekali mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Curugbarang saat ini untuk dijadikan sebagai produk unggulan dengan menghadirkan inovasi baru dan unik pada keripik singdas tersebut. Masyarakat Desa Curugbarang mayoritas memiliki pencaharian sebagai petani. Ada 2 strategi pemberdayaan usaha kecil, yakni: Mengembangkan usaha yang relevan dengan daya inovatif dan kreatif yang baru dan Pemasaran penjualan keripik singdas yang seharusnya bisa dijual dengan harga yang layak dan meluas. Rekomendasi yang dapat saya berikan untuk produksi keripik singdas di Desa Curugbarang yakni dibuatkan keripik singdas dengan inovasi dan kreatif yang baru sehingga membuat keripik singdas memiliki nilai jual tinggi. Kadang kala, masyarakat Desa Curugbarang hanya membuat keripik singdas dengan rasa originalnya saja. Dari situ dibuatlah keripik singdas yang begitu berbeda dengan originalnya, yakni dibuatkan keripik singdas dengan dua bentuk, yakni pipih dan stik. Lalu diberi varian rasa yang menarik seperti rasa pedas, keju, pedas manis, jagung bakar, dan lain-lain. Pemproduksiannya pun terbilang masih bersifat masif, artinya keripik singdas dijual masih di dalam desa tidak di luar desa. Maka dari itu, salah satu cara untuk menarik minat konsumen yakni memperluas cara promosi bukan hanya berdagang saja tetapi menggunakan media sosial yang saat ini lebih digunakan oleh banyak orang. Dalam pengemasannya pun seharusnya dibuat sesuai dengan berkembangnya zaman, misalnya menggunakan pounch masing-masing ada yang berukuran besar dan kecil dengan dihiasi logo dan label menarik lainnya. Saat ini minat konsumen lebih cenderung kepada produk yang memiliki khas atau identitas dan keunikan sehingga menginovasikan produk daat bermanfaaat untuk meraup keuntungan di pasar.

PENDAHULUAN Industri kreatif di Indonesia berkembang pesat tidak bisa lepas dari dukungan media baru. Pemanfaatan media baru oleh industri kreatif menarik minat calon konsumen tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Mereka bisa mendapatkan informasi tentang industri kreatif melalui media baru. Tempat di mana industri kreatif itu ada juga menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam menentukan pilihannya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Pada era globalisasi saat ini, penguasaan teknologi menjadi prestise dan indikator kemajuan suatu negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Teknologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap globalisasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses masuknya keruang lingkup dunia. Banyak kalangan menyadari bahwa globalisasi banyak membawa dampak positif, diantaranya komunikasi lebih canggih, transportasi lebih cepat, dan lain-lain. Perubahan ini secara tidak langsung maupun langsung mampu mengubah cara pandang masyarakat Indonesia, sehingga terjadi pergeseran secara drastis, mulai dari cara berpikir (mind set) sampai pada hal-hal yang bersifat teknis seperti perilaku keseharian. Budaya konsumerisme mulai hadir dalam kehidupan masyarakat desa saat ini, bahkan saat ini masyarakat desa lebih memilih mengkonsumsi atau sebagai pembeli daripada memproduksi atau menciptakan sesuatu untuk diperdagangkan. Sebagaimana yang terjadi di Desa Curugbarang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten, bahwa kemampuan memenuhi kebutuhan oleh masyarakat desa sangat sulit. Masalah kemiskinan menjadi permasalahan besar yang dialami oleh Desa Curugbarang. Kemajuan zaman membuat masyarakat dituntut untuk berlomba-lomba memenuhi kebutuhan dengan cara apapun. Apalagi dengan adanya globalisasi membuat perilaku masyrakat desa semakin hari semakin konsumtif akan barang yang mereka konsumsi. Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat. Dapat kita ketahui bahwa desa seperti biasa memiliki penduduk yang menetap, wilayah yang mencakup dalam desa, memiliki potensi yang khas baik pemandangan, makanan, atau lain sebagainya. Salah satunya yakni Desa Curugbarang. Desa Curugbarang dulunya merupakan Desa tertinggal di tahun 2014. Pada tahun 2015, Desa Curugbarang mulai meningkat statusnya menjadi Desa Berkembang. Desa Curugbarang adalah desa dengan potensi yang begitu melimpah di dalamnya namun belum bisa diketahui secara luas oleh orang lain. Desa Curugbarang dikenal dengan Desa Agrarian dimana desa tersebut memiliki lahan persawahan, perkebunan, serta peternakan yang begitu besar. Ini merupakan potensi fisik Desa Curugbarang dimana hal ini merupakan sumber penghidupan untuk masyarakat Desa Curugbarang. Desa Curugbarang juga memiliki makanan khas tersendiri sebagai produk unggulan, salah satunya yakni keripik singdas. Namun seiring berkembangnya zaman, makanan khas tersebut sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit. Jika hal itu terjadi, maka pendapatan Desa Curugbarang akan semakin berkurang. Maka dari itulah, bahwa kemampuan mengelola sumber daya yang ada menjadi nilai yang sangat menentukan saat semua orang berlomba-lomba untuk mencapai sebuah kesejahteraan. Salah satunya adalah dengan memberdayakan masyarakat yakni kelompok ibu-ibu PKK Desa Curugbarang untuk mengelola produksi keripik singdas. Penjelasan di atas sekiranya adalah yang menarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengembangan produk unggulan yang dimiliki Desa Curugbarang saat ini dan membuat inovasi dan ide kreatif baru dari getuk tersebut. Sebagaimana pemaparan latar belakang di atas bermaksud untuk membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaimanakah kondisi geografis dan demografis Desa Curugbarang?, 2). Bagaimanakah potensi yang ada di Desa Curugbarang?, 3). Bagaimanakah cara mengembangkan keripik singdas di Desa Curugbarang?. Sementara itu tujuan dilakukannya penelitian ini selain untuk mememnuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, juga bertujuan untuk mengetahui kondisi geografis dan demografis Desa Curugbarang, mengetahui potensi apa saja yang ada di Desa Curugbarang, dan mengetahui cara mengembangkan keripik singdas di Desa Curugbarang.

PEMBAHASAN Perlu dipahami pengertian serta makna dari industri kreatif di Indonesia, bahwa Industri kreatif telah menjadi satu pilar dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus mensejahterakan masyarakat, yang membuatnya dipandang sangat strategis. Pesatnya pertumbuhan industri kreatif di Indonesia ini tidak lepas perkembangan media baru termasuk di dalamnya adalah media sosial. Hal seperti itulah yang ingin dilakukan oleh Desa Curugbarang dengan melalui inovasi baru dari makanan produk unggulan serta daya pemasaran yang meluas bukan hanya di sekitar desa saja dan cara pemasaran yang sudah mulai menggunakan media sosial untuk mempermudah konsumen dalam membeli barang tanpa harus ke tempatnya. Namun saat ini, masyarakat Desa Curugbarang masih kesulitan untuk menerapkan hal tersebut. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya kualitas pengetahuan dan pemahamaan terhadap industri kreatif serta minimnya daya untuk menguasai teknologi yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut adalah dengan jalan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat desa akan dikenalkan terlebih dahulu dengan pendidikan yang mumpuni serta mengajak masyarakat untuk mengetahui industri kreatif. Dengan demikian masyarakat Desa Curugbarang akan semakin giat untuk memproduksi keripik singdas, bentuk pengemasan, dan cara pemasaran yang benar sesuai dengan tuntutan globalisasi dan industri kreatif. Pemberdayaan masyarakat dapat diketahui adalah sebuah proses untuk memperkuat posisi masyarakat uang kurang berdaya. Sehingga ada proses yang dijalankan dengan baik untuk dapat menghasilkan tujuan pemberdayaan yakni memperkuat masyarakat untuk dapat berdaya.

Kondisi Geografis Desa Curugbarang Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan geosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Letak geografis Desa Curugbarang terletak di Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Desa Curugbarang memiliki luas Desa sekitar 205 Ha dengan batas desa, diantaranya :

a. Sebelah utara : Pasir Eurih

c. Sebelah selatan : Palanyar

b. Sebelah timur : Sekong

d. Sebelah barat : Kalang gunung

Untuk Jarak desa (Orbitrasi) memiliki jarak diantaranya : a. Pusat Pem. Kec. : 2,3 km

c. Ibukota Prov. : 28,1 km

b. Pusat Pem. Kab. : 13,8 km

d. Ibukota Negara : 128 km

Desa Curugbarang merupakan daerah dataran rendah dengan letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 2’00 dengan memiliki tingkat curah hujan sekitar 8,42 mm, suhu udara sekitar 26-28° C, dan beriklim tropis. Desa Curugbarang ini terdiri dari sembilan Kampung, enam RW, sembilan belas RT. Di Desa Curugbarang memiliki dua dusun, yakni Dusun satu dan Dusun dua. Desa Curugbarang memiliki ladang pertanian yang luas, terdapat sekitar 130 Ha untuk lahan sawah dan lahan kebun, sedangkan luas permukiman sekitar 75 Ha. Bukan hanya itu, Desa Curugbarang juga memiliki lahan peternakan salah satunya yakni peternakan ayam negeri yang ada di Kp. Cimongkor dengan pemiliknya pun berada tidak jauh dengan peternakannya. Desa Curugbarang juga memiliki destinasi tempat yang begitu mistis menurut kepercayaan warga di sana, yakni perairan Batu Pamongkoran yang terletak di Kp. Cimongkor. Konon diceritakan bahwa di dalam Batu Pamongkoran terdapat sebuah benda mistis dengan pancaran keemasannya di dalam batu tersebut hingga suatu hari batu tersebut hendak dihancurkan dengan alat berat namun tidak berhasil, bahkan para pekerja yang ingin menghancurkan batu tersebut tiba-tiba saja terkena serangan demam panas yang lebih. Di perairan tersebut pula sering digunakan untuk memancing ikan kecil, mandi, dan tempat mencuci pakaian dan alat rumah tangga. Kondisi Demografis Desa Curugbarang Berdasarkan data demografi desa curugbarang tahun 2018, jumlah penduduk desa Curugbarang adalah 4.730 jiwa, terdiri dari Laki-laki 2.424 jiwa dan perempuan 2.307 jiwa. Jumlah Kartu Keluarga sebesar 1.181 KK. Para masyarakat berstatus Warga Negara Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai penduduk dapat dilihat berikut :

a. Mutasi Penduduk No.

Keterangan

b. Mata Pencaharian Jumlah

No.

Pekerjaan

Jumlah

1.

Lahir

6 orang

1.

Petani

1.720 orang

2.

Meninggal

2 orang

2.

Wiraswasta

1.688 orang

3.

Pendatang

3.

Buruh

994 orang

4.

Pindah

4.

Pedagang

35 orang

5.

PNS

25 orang

6.

TNI/Polri

2 orang

7.

Pensiunan

25 orang

8.

Lain-lain

-

3 orang

c. Lulusan Pendidikan

d. Jenis Ternak

No. Lulus Pendidikan

Jumlah

No.

Hewan

Jumlah

1.

TK

25 orang

1.

Kerbau

21 ekor

2.

SD/MI

530 orang

2.

Kambing

88 ekor

3.

SLTP

1.012 orang

3.

Ayam

4.210 ekor

4.

SLTA

233 orang

4.

Bebek

1.526 ekor

5.

AKADEMIK

15 orang

5.

Lain-lain

6.

SARJANA

65 orang

-

Potensi Yang Ada Di Desa Curugbarang a. Komponen alam Desa Curugbarang 1. Lokasi Desa Curugbarang Lokasi Desa Curugbarang terletak di Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia. Desa Curugbarang terletak tidak jauh dari jalan raya, sehingga Desa Curugbarang tidak tergolong desa yang sepi. Desa Curugbarang sendiripun sudah terbilang berkembang, hal ini dikarenakan oleh kebijakan-kebijakan baru yang membuat Desa Curugbarang menjadi berkembang seperti kebijakan masalah pemasukan pendapatan melalui hasil pertanian dan peternakan.

2. Luas Desa Curugbarang Berdasarkan data dari Balai Desa Curugbarang tahun 2017, Desa Curugbarang memiliki luas desa sekitar 205 Ha. Desa ini terdiri dari dua dusun, enam RW, dan 19 RT. Luas permukiman penduduk sekitar 75 Ha, sedangkan 130 Ha merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini dikarenakan oleh luasnya lahan pertanian dan perkebunan yang membuat desa ini dikenal sebagai Desa Agrarian seperti lahan sawah yang begitu luas, perkebunan seperti sayur mayur, buah-buahan, umbi-umbian, rempah-rempah, dan lain-lain. 3. Keadaan Tanah Desa Curugbarang Keadaan tanah di Desa Curugbarang cukup subur karena banyak jenis tanaman yang tumbuh di desa ini. Masyarakatnya pun sebagian besar menanami lahan perkebunannya dengan menanam cabai, tomat, mentimun, ubi, singkong, pohon pisang, dan pohon jambu. Adapula sebagian masyarakat menanam padi yang sangat luas untuk diperjualbelikan maupun untuk kebutuhan hidup. Karena hal inilah, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Desa Curugbarang sebagai tambahan pendapatan desa. 4. Keadaan Iklim Desa Curugbarang Keadaan iklim di Desa Curugbarang sama halnya seperti keadaan iklim umumnya di Indonesia, yakni musim hujan dan musim kemarau. Kedua aspek ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Desa Curugbarang bermata pencahariannya sebagai petani. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui dan mengawasi panen padi yang dilakukan oleh para petani agar mencegah terjadinya gagal panen. 5. Ketersediaan Sumber Daya Nabati Desa Curugbarang Sumber daya nabati yang terdapat di Desa Curugbarang cukup banyak, bahkan di dominasi oleh lahan sawah padi yang begitu luas. Ini dikarenakan oleh mata pencaharian penduduk Desa Curugbarang yakni sebagai petani. Namun, tidak lupa pula dengan olahan-olahan dari hasil bumi. Olahan khas Desa Curugbarang adalah keripik singdas (talas) rasa original. Olahan lainnya seperti peyek tutul, keripik biung (ubi jalar), keripis pinis (pisang), keripik wangbom (pangsit), dan keripik suren (buah sukun).

b. Komponen Manusia Desa Curugbarang 1. Komposisi umur penduduk Desa Curugbarang Jumlah masyarakat Desa Curugbarang secara keseluruhannya berjumlah 4.730 jiwa. Di dominasi oleh umur tua dengan persentase 45%, sedangkan umur anak-anak

berkisar 35% dan umur dewasa berkisar 20%. Maka dapat

disimpulkan bahwa komposisi umur penduduk di dominasi oleh golongan umur tua. 2. Organisasi Kemasyarakatan Desa Curugbarang Organisasi di Desa Curugbarang tidak begitu banyak, hal ini berkemungkinan di sebabkan oleh desa yang tidak seperti kota. Hanya ada beberapa organisasi kemasyarakatan seperti kelompok ibu PKK dan Karang Taruna. Hanya saja saat ini organisasi kemasyarakatan Desa Curugbarang cukup dibilang belum berjalan dengan baik. 3. Tingkat Pendidikan Desa Curugbarang Saat ini tingkat pendidikan di Desa Curugbarang terbilang cukup baik, karena sudah diberikan subsidi oleh pemerintah untuk pembangunan pendidikan di Desa Curugbarang, salah satunya yakni PAUD Al-Azkia. Walaupun fasilitas yang tersedia di sekolah masih minim namun setidaknya sudah sedikit membantu anak-anak mengenyam pendidikan. c. Tata Kehidupan atau Adat Istiadat Tata kehidupan atau adat istiadat di Desa Curugbarang untuk saat ini cukup baik. Adat istiadat di desa ini misalnya dalam gotong royong. Dalam bergotong royong, pendudukan Desa Curugbarang tidak memandang status apapun melainkan ikatan kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi membuat hal ini menjadi sangat begitu peduli terhadap antar tetangga. Tata aturan yang diberlakukan masih tradisional. Penduduk Desa Curugbarang menganggap bahwa perilaku yang tidak sewajarnya dilakukan harus di hukum seadil mungkin bahkan mungkin saja akan terjadi main hakim sendiri jika sudah parah.

Masalah atau Kendala Desa Curugbarang Masalah merupakan suatu hal yang menjadi hambatan bagi pembangunan dan pengembangan suatu wilayah. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) wilayah atau kawasan tertentu. Desa Curugbarang masih memiliki masalah-masalah yang harus diperbaiki, diantaranya : a. Kualitas Sumber Daya Manusia Saat ini penduduk Desa Curugbarang di dominasi oleh penduduk berumur tua. Jika hal tersebut berlanjut, maka dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah kematian dan berkurangnya jumlah penduduk. Walaupun masih terdapat penduduk berumur anak-anak dan dewasa, namun kadang kala misalkan dalam pembuatan olahan-olahan khas Desa Curugbarang masih dilakukan oleh penduduk umur tua. Jika hal ini terus berlanjut, maka kemungkinan akan mulai ditinggalkan karena sudah memasuki umur tua dan tidak akan diteruskan oleh generasi muda. Seharusnya generasi mudalah yang harus melanjutkan tradisi penduduk umur tua agar tetap dilestarikan makanan khas tersebut. b. Kualitas Pendidikan Kualitas pendidikan yang dimiliki penduduk Desa Curugbarang sebenarnya cukup baik. Akan tetapi, ternyata masih ada anak-anak desa tersebut yang tidak bisa bersekolah atau bahkan berhenti di tengah jalan dalam menuntut ilmu di sekolah. Mayoritas penduduk Desa Curugbarang dalam segi pendidikan hanya sampai pada tingkat SLTP. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor ekonomi yang memungkinkan sulitnya untuk bersekolah. Jika hal ini terus terjadi, maka akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di Desa Curugbarang. Tingginya tingkat kawin muda juga menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Desa Curugbarang. c. Mata Pencaharian Tidak Tetap Faktor ekonomi merupakan salah satu penghambat kemajuan masyarakat. Keterbelakangan dalam hal ekonomi dapat menjadi hambatan untuk peningkatan dan pengembangan kualitas desa. Masyarakat Desa masih banyak yang belum memiliki mata pencaharian yang tetap, terutama yang masyarakat yang berada di

pedalaman. Hal ini menimbulkan kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil, sehingga berdampak pada kestabilan ekonomi masyarakat secara umum. Sebagian besar warga yang menjadi petani juga belum memiliki lahan sendiri untuk bertani, hal ini menyebabkan pendapatan mereka tiap bulan tidak menentu. d. Organisasi Masyarakat Kurang Dimaksimalkan Organisasi masyarakat yang ada di Desa Curugbarang diantarnya kelompok ibu-ibu PKK dan Karang Taruna kurang begitu maksimal dalam pembangunan desa. Kegiatan tersebut masih bersifat masif dan tidak meluas. Hal ini mungkin disebabkan oleh minimnya dana sehingga sulit untuk melaksanakan kegiatan rutinitas baik kelompok ibu-ibu PKK atau Karang Taruna. Jika hal ini terus berlanjut, maka bisa saja pembangunan desa menjadi lambat akibat dari kegiatannya yang begitu masif. Ide Pengembangan Potensi Desa Curugbarang Dari potensi-potensi yang ada di Desa Curugbarang yang akan saya kembangkan ialah olahan-olahan khas Desa Curugbarang, salah satunya yakni keripik singdas. Keripik singdas adalah makanan khas dari olahan talas Desa Curugbarang berbentuk bulat pipih dengan rasa original. Biasanya keripik ini dimakan sebagai makanan ringan. Bentuk pengemasan dari keripik singdas seharusnya di sesuaikan dengan perkembangan zaman, seperti menggunakan aluminium foil agar lebih menarik lagi dan sertakan logo dan gambar menarik lainnya. Namun saat ini, sudah mulai jarang diminati oleh orang lain secara meluas. Cara pembuatan keripik singdas ini menggunakan bahan dasar talas tanpa varian rasa alias original. Maka dari itulah, keripik singdas dibuatkan inovasi dan kreasi baru dengan varian rasa seperti keju, balado, pedas, jagung bakar, dan lain-lain serta dibuatkan dua bentuk yakni bulat pipih dan bentuk stik. Berikut ini adalah bahanbahan yang dibutuhkan:  3 buah talas (kupas lalu potong korek api atau iris tipis)  5 siung bawang putih  1/4 sdt kunyit bubuk  Garam (secukupnya)

 1/2 sdt kapur sirih  500 ml air  Minyak goreng secukupnya  1 sdm bawang putih bubuk, bumbu balado bubuk dan cabai bubuk Ket: untuk rasa bisa diganti dengan rasa keju bubuk, barbeque, jagung bakar, dan lain-lain. Berikut ini adalah cara pembuatan keripik singdas: 1. Kupas talas, cuci hingga bersih dan potong-potong talas dengan bentuk panjang korek api atau bisa juga tipis-tipis. 2. Rendam talas yang telah dipotong ke dalam air yang telah diberi kapur sirih hingga 30 menit agar lendir di talas berkurang. 3. Haluskan bawang putih dan campurkan bersama bubuk kunyit dan garam ke dalam sedikit air. 4. Tiriskan talas di dalam air kapur lalu masukkan ke dalam air telah berisi bumbu, diamkan hingga 30 menit sebelum digoreng. 5. Panaskan minyak lalu goreng talas yang telah dibumbui hingga kering. 6. Angkat talas dan tiriskan, tunggu hingga talas dingin. 7. Masukkan bumbu balado bubuk, cabai bubuk dan bawang putih bubuk. Campur bumbu dan talas hingga merata. 8. Keripik talas siap di sajikan atau disimpan dalam pounch agar tetap renyah dan gurih dan siap dijual. Komoditi keripik singdas yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Curugbarang di peroleh dari hasil umbi-umbian berupa talas yang telah ditanam dan diurus sebaik mungkin. Talas merupakan salah satu umbi-umbian yang ditanam di perkebunan Desa Curugbarang dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat desa, salah satunya dijadikan sebagai keripik singdas. Keripik singdas di produksi dalam industri rumahan, dibuat secara tradisional dengan tangan dalam proses padat karya. Sebenarnya tidak banyak yang memproduksi keripik singdas dalam bentuk industri rumahan, tetapi keripik tersebut menurut masyarakat cara pembuatannya pun dibilang cukup mudah. Masyarakat Desa Curugbarang biasanya menjual keripik singdas tersebut berkisar antara Rp. 12.000,00-Rp. 20.000,00 sesuai dengan

ukuran kemasan. Dana penjualan dari hasil keripik singdas akan dialihkan sebagian ke pendapatan desa. Jika hal ini terus dilakukan, maka pendapat desa akan bertambah dan masyarakat desa terbantu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga khususnya bagi kelompok wira karya dan masyarakat desa pada umumnya. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Curugbarang setelah mampu memproduksi keripik singdas yaitu terbentuknya kemandirian. Sehingga pengusaha-pengusaha kecil tersebut sudah mampu memperbaiki kehidupan ekonomi mereka dan dapat menghidupi kebutuhan keluarga. Dampak yang dapat dirasakan oleh Desa Curugbarang yakni semakin berkembangnya produksiproduksi keripik singdas dan sangat membantu dalam penambah pendapatan dana desa.

KESIMPULAN Desa Curugbarang adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Desa Curugbarang memiliki jumlah sebesar 4.730 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 2.424 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.307 jiwa. Desa Curugbarang dikenal sebagai Desa Agrarian karena luasnya lahan pertanian dan perkebunan, serta peternakan yang dapat mendukung keberlangsungan hidup desa. Sehingga kekayaan alam yang ada di Desa Curugbarang dapat dimanfaatkan dengan baik. Produk unggulan di Desa Curugbarang diantaranya yakni peyek tutul, keripik biung (ubi jalar), keripik singdas (talas), keripis pinis (pisang), keripik wangbom (pangsit), dan keripik suren (buah sukun). Begitu banyak sekali produk unggulan di Desa Curugbarang, namun lebih diprioritaskan pada keripik singdas yang semakin hari semakin tidak bisa dirasakan. Dengan cara membuat yang begitu tradisional dan sederhana membuat keripik singdas ini begitu terasa biasa saja dari keripik tersebut. Dalam bentuk kemasan masih mengandalkan plastik tanpa logo dan gambar menarik lainnya. Maka dari situlah, masyarakat desa diajarkan untuk berinovasi dan berkreasi dan disalurkan melalui produk-produk unggulan dengan konsep pemahaman tentang industri kreatif serta bisa beradaptasi dengan berkembangnya teknologi dan globalisasi. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Curugbarang setelah mampu memproduksi keripik singdas yaitu terbentuknya kemandirian. Sehingga pengusaha-pengusaha kecil tersebut sudah mampu memperbaiki kehidupan ekonomi mereka dan dapat menghidupi kebutuhan keluarga. Dampak yang dapat dirasakan oleh Desa Curugbarang yakni semakin berkembangnya produksiproduksi keripik singdas dan sangat membantu dalam penambah pendapatan dana desa.

DAFTAR PUSTAKA Adi, I.R. 2012. Intervensi Komunitas dan Pengembang Masyarakat (Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat). PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Amir Muhammad Faisal. 2014. Kreativitas dan Inovasi dalam Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media. Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Bandung: Alfabeta Hadari. N. & hadari. M. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Khristianto, W. 2008. “Peluang dan Tantangan Industri Kreatif Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(1), 33-48. Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prenhallindo. Prof. Drs. Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. R. Bintaro. 1989. Dalam Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia Rodiana, Nur, dkk. 2018. Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2018. Pandeglang: BPS Kabupaten Pandeglang 2018 Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal Filsafat, 37, hal.111

LAMPIRAN

Ket: (paling atas kiri) sedang proses penirisan keripik singdas (paling atas kanan) lahan persawahan milik Desa Curugbarang (baris ke dua atas kiri) PAUD Al-Azkia yang dibangun oleh Balai Desa Curugbarang (baris ke dua atas kanan) Tempat ibu-ibu PKK Desa Curugbarang (baris ke tiga tengah kiri) Bibit unggul yang diberdayakan oleh masyarakat Desa Curugbarang (baris ke tiga tengah kanan) Pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swasembada (baris ke empat bawah kiri) Ibu Tati salah satu penjual keripik singdas di Desa Curugbarang (baris ke empat bawah kanan) Keripik singdas yang sudah dikemas dan siap dijual

Related Documents

Teologi Muh
April 2020 28
Zheeendy Muh
June 2020 18
Muh. Syahril.pdf
December 2019 25
Rpp Muh
June 2020 11
Akbar Priambodo.docx
June 2020 13

More Documents from "akbar priambodo"