Msnyusuri Pembelajaran Sains Anak-anak 35 Belajer Peristiwa

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Msnyusuri Pembelajaran Sains Anak-anak 35 Belajer Peristiwa as PDF for free.

More details

  • Words: 617
  • Pages: 3
Menyusuri pembelajaran sains 35: Belajar erosi dan sedimentasi Leo Sutrisno Air yang mengalir dari lereng gunung atau tempat-tempat yang tinggi menuju ke dataran rendah selalu menghanyutkan sesuatu. Peristiwa semacam ini disebut erosi atau pengikisan. Ingat erosi bukan emosi, ya. Akibat peristiwa erosi, permukaan tanah tidak datar rata tetapi beralur-alur, ada yang menonjol ke atas ada yang amblas ke bawah. Berikut disajikan beberapa kegiatan yang dapat menunjukkan peristiwa erosi berlangsung. Kegiatan 1: Mencermati arus air yang mampu menghanyutkan. Kita siapkan sebuah wadah yang bening, misalnya gelas air aqua. Ke dalam gelas dimasukkan segenggam pasir halus, kemudian ditambah air hingga hampir penuh. Perlahan-lahan kita aduk air di atas permukaan pasir dengan sendok teh dengan arah tetap sesuai dengan putaran jarum jam makin lama makin cepat. Perhatikan, dari samping gelas, kecepatan arus putaran airnya sehingga mampu membawa pasir dan bahkan lama kelamaan menjadi melayang di dalam air. Kita dapat menambahkan butiran-butiran pasir yang lebih besar. Aduk lagi seperti tadi. Perhatikan kecepatan adukan sehingga butirbutir pasir tersebut dapat melayang-layang di dalam air. Semakin cepat semakin besar benda yang dapat dihanyutkan. Kegiatan 2: Papan erosi. Kita sediakan papan dari tripleks 40x60 centimeter. Papan itu sebaiknya dilapisi plastik tutup meja untuk mencegah agar air tidak meresap ke papan. Juga selembar plastik tutup meja, atau karpet dengan ukuran 100x 200 meter. Pada papan tripleks ditaburkan pasir, tanah lumpur dan mugkin kalau ada tanah liat, serta segenggam kerikil kecil-kecil yang ditaburkan merata. Di bagian tengah ditempatkan seppetak tanah yang ditumbuhi rumput (Jawa: gebal) selebar 10x20 centimeter. Pertama-tanah plastik yang berukuran 100x200 centimeter kita hamparkan di lantai (sebaiknya di luar kelas). Papan erosi yang telah ditebari berbagai jenis tanah

dipasang miring sekitar 15 derajad dengan bagian bawahnya berada di salah satu ujung plastik yang sudah terhampar di lantai. Kita buat tetesan air dengan botol bekas infus, dan diletakkan di atas papan erosi. Diusahakan agar tetesan air itu jatuh di bagian atas papan erosi. Atur tetesan air sedemikian rupa sehingga tidak terlalu kuat sehingga proses itu bisa berlangsung hingga 24 jam. Amati apa yang terjadi pada hari berikutnya. Perhatikan bagian-bagian tanah yang mudah kena erosi dan yang tidak. Apa perbedaannya? Amati juga pola sedimentasi yang tebentuk di lembaran plastik tutup meja yang sudah terhampar itu. Seperti kegiatan yang sudah disajikan tetapi, posisi papan erosi tidak terlalu miring. Bandingkan apa yang terjadi pada proses ’pengikisan’ kedua keadaan itu!

Air menetes

Lapisan tanah dengan rerumputannya

Plastic penampung air dan sedimennya

Kegiatan 3: lapisan sedimen. Masukkan satu sendok pasir pada satu gelas air. Aduk kuat-kuat. Masukkan juga satu sendok makan tanah liat ke dalam satu gelas air yang lain. Aduk juga kuat-kuat. Kedua gelas ini letakkan di atas meja demonstrasi. Diamkan beberapa waktu sehingga air tenang kembali dan menjadi jernih. Perhatikan gelas yang mana yang lebih cepat menjadi jernih kembali. Sekarang masukkan satu sendok pasir dan satu sendok tanah liat pada segelas air. Aduk campuran ini beberapa waktu. Kemudian, tumpahkan ‘adonan encer’ ini di lantai (sebaiknya di luar kelas). Perhatikan bagaimana air mencoba memisahkan pasir dari tanah liat itu. Pasir lebih dahulu berhenti, sementara tanah liat masih meneruskan perjalanan. Ulangi seperti ini, tetapi ketika menumpahkan di lantai sedikit didorong. Air akan mengalir agak lebih jauh, tetapi pasir tetap lebih dahulu berhenti. Kita juga dapat mencoba yang sedikit berbeda. Mula-mula pasir diaduk dalam segelas air kemudian dituangkan ke dalam toples atau wadah yang lebih besar. Ulangi seperti itu, tetapi tanah liat. Adonan ini dituangkan ke wadah yang telah diisi adonan pasir tadi. Terakhir masukkan batu kapur (bisa juga kapur sirih). Tuangkan ke wadah tadi sehingga di dalamnya terdapat campuran antara pasir, tanah liat, dan tanah kapur, tentu juga air. Biarkan beberapa waktu sehingga air menjadi tenang dan terbentuklah endapan. Kita, melihat akan terjadi endapan yang berlapis-lapis. Semacam inilah proses sedimentasi berlangsung.

Related Documents