Mkalah Leadership.docx

  • Uploaded by: Atika Hema Mulia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mkalah Leadership.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,869
  • Pages: 15
KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN (LEADERSHIP)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan ? 2. Bagaimana Teori Kepemimpinan ? 3. Bagaimanakah manajemen Kepemimpinan itu ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Para ahli lain berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai seni untuk mengatur individu dan masyarakat, serta memotivasi semangat mereka untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat lain menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai seni untuk memengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan metode tertentu agar mereka berusaha untuk taat, loyal, dan membantu dalam satu cara untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersamasama. Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya. Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan

orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective. 1. Syarat – Syarat Kepemimpinan 1) Memberi kesenangan dalam jasmani 2) Menunjuk pada keahlian dan kepastian hokum 3) Menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion 4) Memberi kesenangan rohaniah 5) Menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran kepada para pengikutpengikutnya 6) Menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati 7) Menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan ketrampilan 8) Sifat memberikan semangat kepada anak buah

2. Tugas Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan 1) Tugas Kepemimpinan  Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi para pengikut-pengikutnya  Mengawasi dan mengendalikan serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang dipimpinnya

 Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia luar kelompok yang dipimpin

2) Gaya Kepemimpinan a) Gaya kepemimpinan yang otoriter  Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak  Pengikut sama sekali tidak dapat diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara untuk mencapai suatu tujuan  Pemimpin terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi didalam kelompok tersebut

b) Gaya Kepemimpinan yang demokratis  Secara

musyawarah

dan

mufakat

pemimpin

mengajak warga anggota kelompok untuk ikut serta merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai kelompok, serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut  Pemimpin secara aktif memberikan saran bagi para pengikutnya  Ada kritik positif, baik dari pemimpin maupun dari para pengikutnya  Pemimpin secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok

c) Gaya Kepemimpinan yang Bebas  Pemimpin menjalankan peranannya secara pasif  Penentuan tujuan yang akan dicapai kelompok sepenuhnya dan diserahkan kepada kelompok

 Pemimpin

hanya

menyediakan

sarana

yang

diperlukan bagi para kelompoknya  Pemimpin berada pada ditengah-tengah kelompok, namun dia hanya beperan sebagai penonton

3. Ciri Kepemimpinan yang Baik Salah satu konsultan manajemen menyatakan bahwa untuk memimpin dan menjaga kelangsungan sebuah perusahaan, dibutuhkan seorang pemimpin yang tepat. Terdapat empat macam karakter paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu: 1) Jujur (honest) Seorang harus yang baik jujur dalam semua tindakan yang dia lakukan. Seoran pemimpin yang bohong dan sering “bermain belakang” tidak akan dihargai oleh anak buahnya da orang lain 2) Selalu memandang ke depan (forward looking) Seorang

pemimpin

harus

selalu

mempunyai

kemauan

dan insting untuk mau maju ke depan dan mau melihat ke masa yang akan datang. Dia akan terus maju tanpa hanya sekedar melihat lalu dan menghasut pihak lain uuntuk membenci orang yang melakukan kesalahan yang telah terjadi di masa lalu 3) Inspirasi (inspiring) Pemimpin yang baik harus sanggup memberika inspirasi kepada bawahannya. Sering kali manusia mengalami kesusahan dan kesulitan dalam dunia bisnis maupun kehidupan sehari-hari. Dalam situasi ini pemimpin dituntuk untuk mampumemberikan inspirasi kepada semua bawahannya, harus mampu membangkitkan semangat dan keyakinan anak buahnya bahwa suatu saat mereka akan mendulang keberhasilan dan kesuksesan 4) Kemampuan (competent) Pemimpin yang baik adalah mereka yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan semua tugasnya sebagai seorang pemimpin agar

bisa memberikan contoh teladan bagi anak buah dan semua orang yang ada di sekitarnya.

B. Teori Kepemimpinan 1. Teori dengan Pengaruh Kekuasaan Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orangorang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu.(Salito Wirawan, 2005:40) Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu ;  Kedudukan  Kepribadian  Politik

2. Teori Bakat Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain. Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.

Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut berdasarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.

3. Teori Perilaku Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalam kaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas. Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain; Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin (manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antar pribadi adalah sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator. Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal itu. Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatkan teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi, pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan, pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi. Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki

kemampuan tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang lain. 4. Teori Situasional Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam hubungan, yaitu (1) perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari situasi dan (2) perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi. Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua masuk dalam variabel bebas (independent variable).

C. Manajemen Kepemimpinan Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya. Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang pimpinan.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan. Seorang pimpinan Manajemen selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah organisasi maupun oleh para pe-langgannya. Manajemen selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan sampai ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama.Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya

bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi halhal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara mengejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumberdaya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan Manajemen dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuankemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya. Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-lain kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Setidaknya begitulah pengertian mutu menurut Manajemen. Pimpinan dalam Manajemen dianjurkan melakukan pembandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya

dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan Manajemen selalu berusaha menyamai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara tentang persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen dikembangkan untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu pimpinan Manajemen selalu harus menyadari adanya persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam organisasinya. Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu. Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan Manajemen yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang. Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan Manajemen semakin baiklah mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan , dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampuan

mempengaruhi

pendirian/pendapat

orang

atau

sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan antisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan di masa yang akan datang. Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya.

SARAN Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin. Seharusnya

Pemimpin

Manajemen

tidak

berusaha

memusatkan

kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN (LEADERSHIP)

Disusun Oleh :

Atika Hema Mulia Aldy Riansyah Riyan Hidayat

ILMU PEMERINTAHAN REG A SORE STISIP NURDIN HAMZAH JAMBI 2017/2018

Related Documents


More Documents from "Nichosius Dae"