Minipro Rezky.docx

  • Uploaded by: Okisaras wu
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Minipro Rezky.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,776
  • Pages: 35
LAPORAN MINI PROJECT

SIMULASI ULAR TANGGA KIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KSI “KELOMPOK SAYANG IBU” TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN CEBONGAN, PUSKESMAS CEBONGAN KOTA SALATIGA

Disusun Oleh: dr. Rezky Putri Wahyu A.

Pendamping : dr. Galuh Ajeng Hendrasti NIP. 19821014 201001 2 017

Puskesmas Cebongan Kota Salatiga Periode Agustus 2018 – November2018 Program Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga Periode November 2017-November 2018

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Laporan F.7 Mini Project

Topik: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER KSI “KELOMPOK SAYANG IBU” TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN CEBONGAN, PUSKESMAS CEBONGAN KOTA SALATIGA

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Cebongan Kota Salatiga

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal November 2018

Mengetahui, Dokter Internship,

dr. Rezky Putri Wahyu A.

Dokter Pendamping

dr. Galuh Ajeng Hendrasti NIP. 19821014 201001 2 017

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui

keluarga merupakan bagian terkecil dari

masyarakat yang dapat mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari visi tersebut terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan

alasan

utama

diperlukannya

pelayanan

keluarga

berencana.Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasiinfomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandanganpandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya. Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/

3

obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi. Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah: 

Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan



Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan



Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di masyarakat



Terjangkau harganya oleh masyarakat



Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali untuk kontrasepsi mantap.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1) Bagaimana tingkat pengetahuan Kader KSI tentang Keluarga Berencana di Kelurahan Cebongan wilayah kerja Puskesmas Cebongan? 2) Apakah permainan ular tangga KIA dapat meningkatkan pengetahuan Kader KSI tentang kesehatan Ibu dan Anak di Kelurahan Cebongan wilayah kerja Puskesmas Cebongan?

1.3 TUJUAN 1.3.1.Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Kader KSI tentang Keluarga Berencana di kelurahan Cebongan wilayah kerja Puskesmas Cebongan melalui permainan ular tangga KIA. 1.3.2. Tujuan Khusus 1) Meningkatkan pengetahuan Kader KSI di wilayah kerja Puskesmas Cebongan mengenai Keluarga Berencana melalui permainan ular tangga KIA terhadap pemilihan kontrasepsi yang tepat sehingga dapat dilakukan

4

promosi kesehatan sebagai peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penggunan alat kb.

1.4 MANFAAT Hasil dari permainan ular tangga KIA ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu meningkatkan pengetahuan kader KSI khususnya mengenai Keluarga Berencana Kelurahan Cebongan Kota Salatiga

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana, yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Budiharto,2010). Tingkatan pengetahuan dibagi menjadi 6, yaitu: a. Tahu (know) b. Memahami (comprehension) c. Aplikasi (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis) f. Evaluasi (evaluation) Apabila materi atau objek yang ditangkap pancaindera adalah tentang gigi, penyakit mulut, serta kesehatan gigi dan mulut, maka pengetahuan yang diperoleh adalah mengenai gigi, penyakit mulut, serta kesehatan gigi dan mulut (Budiharto,2010). Pengukuran pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner dengan menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo,2007).

6

2.2. Keluarga Berencana 2.2.1 Pengertian Keluarga Berencana Definisi Keluarga Berencana Secara umum keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut (Sastrawinata, 1980: 14). Peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program (FEUI, 1981: 162). Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi. Pasangan Usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun. 2.2.2 Tujuan Keluarga Berencana Menurut BKKBN 1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. 2. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. 2.2.3 Alat Kontrasepsi Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang 7

menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi . Jenis-jenis Kontrasepsi 1. Senggama Terputus Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan menarik penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.Cara ini merupakan cara kontrasepsi yang tertua dikenal manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang paling banyak dilakukan sampai sekarang.Keuntungannya adalah cara ini tidak membutuhkan

biaya

dan

persiapan.Kekurangannya

adalah

memerlukan

pengendalian diri yang besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki yang tidak bisa mengontrol emosionalnya. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh: a)

Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang.

b)

Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina

c)

Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

2. Pembilasan Pasca Senggama Pembilasan pascasenggama dilakukan oleh perempuan dengan cara membilas vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat (cuka atau obat lainnya) segera setelah berhubungan seks. Maksudnya untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina. 3. Pantang berkala/sistem kalender Pantang berkala yang juga diistilahkan dengan sistem kalender mula-mula

8

diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman sekitar tahun 1931.Karena itu cara ini juga sering disebut dengan cara OginoKnaus. Dasar pemikirannya adalah perempuan hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya.Masa tersebut disebut masa subur atau fase ovulasi itu dan terjadi sekitar 14 hari (toleransinya sekitar 2 hari) sebelum hari pertama haid yang akan datang. Kendalanya adalah sulit bagi perempuan untuk menentukan masa suburnya, terutama bagi mereka yang masa haidnya tidak teratur.Banyak yang mengatakan cara ini adalah yang paling aman dan tidak mempunyai efek samping. Tabel. 2.1 Menentukan masa subur Lamanya daur haid

Hari pertama masa

Lamanya daur haid

terpendek

subur

terpanjang

21 hari

hari ke-3

21 hari

22 hari

hari ke-4

22 hari

23 hari

hari ke-5

23 hari

24 hari

hari ke-6

24 hari

25 hari

hari ke-7

25 hari

26 hari

hari ke-8

26 hari

27 hari

hari ke-9

27 hari

28 hari

hari ke-10

28 hari

29 hari

hari ke-11

29 hari

30 hari

hari ke-12

30 hari

9

31 hari

hari ke-13

31 hari

32 hari

hari ke-14

32 hari

33 hari

hari ke-15

33 hari

34 hari

hari ke-17

34 hari

35 hari

hari ke-18

35 hari

4. Kondom Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno.Pada 1553, Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera diolesi dengan minyak yang dipasang menyelubungi penis sebelum berhubungan seks dengan tujuan mencegah laki-laki dari penyakit kelamin. Keuntungan: a) Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). b) Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang c) Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau. Kekurangan: a) Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau disimpan sesuai aturan b) Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan kondom. c) Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual.

10

5. Cervical cap Terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang pinggirnya terbuat dari karet yang tebal.Ukurannya lebih kecil dari diafragma vaginal.Alat ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.

Gambar 1.Diafragma Vagina

Gambar 2. Cervical Cap

6. Spermatisida Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa dan vechikulum yang dipakai untuk membuat tablet, krim, atau jelly.Spermatisid berguna untuk mematikan sperma sebelum melewati serviks.Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih sangat sedikit. Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk: 

Suppositorium



Jelly atau crème

11



Tablet busa



C-Film

7. Pil Ada tiga macam pil kontrasepsi yaitu: mini pil, pil kombinasi, danpil pascasenggama.Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil jugamempunyai efek lain terhadap traktus genitalis. Efeknya berupa perubahan-perubahan pada lender serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental.Dengan demikian sperma tidak bisa memasuki rongga rahim.Yang umum dipakai adalah pil kombinasi antara estrogen dan progesteron.Pil terbuat dari hormon sintetik.Walau macamnya banyak tersedia dipasaran dan tingkat efektivitasnya sangat tinggi, tidak semua perempuan dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Keadaan yang tidak diperbolehkan menggunakan pil KB adalah: 1. Perempuan yang mempunyai tumor yang dipengaruhi oleh estrogen 2. Perempuan yang menderita penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun 3. Perempuan yang pernah menderita trombophlebitis, tromboemboli, dan kelainan cerebro-vaskuler 4. Perempuan yang mempunyai penyakit diabetes mellitus 5. Perempuan yang mengalami depresi, migren, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea. (Khusus untuk kondisi ini bersifat relatif dan pemberian pil kombinasi bagi perempuan yang mengalami kelainan-kelainan ini harus di diawasi secara teratur, sedikitnya sekali dalam tiga bulan). Keuntungan : 1. Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium. 2. Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi. 3. Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi. 4. Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism (rambut tumbuh menyerupai pria).

12

Kekurangan : 1. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual. 2. Harus rutin diminum setiap hari. 3. Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting. 4. Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual 5. Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.

8. Suntikan Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan.Pertama, golongan progestin seperti depoprovera, depogeston, depoprogestin, dan noristerat.Kedua, golongan

progestin

dengan

campuran

estrogen

propionat,

seperti

cycloprovera.Obat ini bekerja dengan jalan menekan pembentukan hormon dari otak sehingga mencegah terjadinya ovulasi.Obat suntikan ini sangat cocok diberikan pada ibu- ibu yang sedang menyusui karena cara kerjanya tidak mengganggu laktasi. Keuntungan: 1. Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui. 2. Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual. 3. Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi kram saat menstruasi. Kekurangan : 1. Dapat mempengaruhi siklus mentruasi. 2. Kekurangan suntik kontrasepsi/kb suntik dapat menyebabkankenaikan berat badan pada beberapa wanita. 3. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

13

9. Susuk/implant Ada dua macam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi, yaitu norplan dan implanon.Norplan merupakan metoda kontrasepsi berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul silastik silikon berisi masing-masing 36 mg levonorgestrel dan disisipkan dibawah kulit.Implanon hanya berjarak 3 tahun dan berbentuk batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter 2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter khusus. Mekanisme kerja 1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. 2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote. 3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi. Keuntungan : 1. Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun. 2. Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui. 3. Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual. Kekurangan : 1. Sama

seperti

kekurangan

kontrasepsi

suntik,

Implan/Susuk

dapat

mempengaruhi siklus mentruasi. 2. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual. 3. Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Dari bahan bakunya IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe.Ada yang terbuat dari plastik, mengandung tembaga, dan ada yang mengandung hormon steroid.Dari segi bentuknya, IUD terbagi ke dalam bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin.Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional

14

adalah IUD jenis Lippes loop. Dibandingkan dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD mempunyai keunggulan karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak menimbulkan efek sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal, efektivitasnya cukup tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak (reversibel). Namun demikian, IUD bisa menimbulkan efek samping seperti pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan gangguan atau ketidaknyamanan pada suami.Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik dan endometritis. Keuntungan : 1. Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif. 2. Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD dengan lilitan tembaga. 3. IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit. Kekurangan : 1. Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi. 2. Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari. 3. Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram menstruasi. Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam rahim.

11. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi) Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dan tubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadap perempuan dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan cara tertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Vasektomi adalah tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yang mengakibatkan

seorang

laki-laki

tidak

bisa

menghamili

lawan

jenisnya.Keunggulan sterlisasi ini diantaranya adalah efektivitasnya hampir 100 persen, tidak mempengaruhi libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir 15

tidak ada. Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk : 1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. 2) Melumpuhkan sperma. 3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

16

BAB III METODOLOGI

A. KERANGKA ACUAN INPUT 1. Man 1) Narasumber Pelaksana Program KSI Kelurahan Cebongan KoordinatorKesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Cebongan Koordinator Dokter Internsip Kepala Puskesmas Cebongan 2) Sasaran : Seluruh Kader KSI kelurahan Cebongan 3) Pelaksana : Dokter Internsip Salatiga Periode Agustus 2018 - November 2018 2. Money : Dana program KSI Puskesmas Cebongan 3. Material 

Surat tugas Kepala Puskesmas Cebongan untuk mengadakan kegiatan KSI dan permainan ular tangga KIA



Permainan ular tangga KIA dan dadu



Referensi tentang materi KIA meliputi ANC, Asi Eksklusif, KB, Imunisasi



Powerpoint materi



Pretest dan Posttest

4. Method Pretest, permainan ular tangga KIA, posttest, dan analisis hasil pretest dan posttest 5. Machine : Permainan ular tangga KIA dan dadu Alat tulis (pulpen, kertas)

17

Alat presentasi (laptop, LCD) Alat dokumentasi (kamera digital/kamera handphone) Kursi/tikar, meja Alat tranportasi Sound system dan microphone

PROSES 1. P1 (Perencanaan) 1) Membuat rencana pelaksanaan kegiatan Menemui pembina

(Koordinator KSI Puskesmas Cebongan) untuk

mendiskusikan metode pelaksanaan kegiatan permainan ular tangga KIA 2) Mempersiapkan tempat dan sarana 3) Mencari referensi tentang KIA meliputi ANC, Keluarga Berencana, KB, dan imunisasi 4) Mempersiapkan materi dan peralatan untuk permainan ular tangga KIA 2. P2 Penggerakan 1) Mengajukan izin kepada Kepala Puskesmas Cebongan Salatiga sehubungan dengan kegiatan permainan ular tangga KIA 2) Menemui pemegang program KSI Kelurahan Cebongan Pelaksanaan 1) Menyiapkan perlengkapan pelaksanaan kegiatan.  Permainan ular tangga KIA dan dadu  Alat tulis (pulpen, kertas)  Alat dokumentasi (kamera digital/kamera handphone)  Lembar pre-test dan post-test 2) Melaksanakan pre-test 3) Bermain permainan ular tangga KIA serta menggunakan media slide presentasi yang berisikan materi terkait pertanyaan yang muncul sesuai angka dadu pada permainan

18

Kegiatan ini dilakukan dengan metode permainan ular tangga.  Alat 1) Lantai ular tangga Ukuran 4m x 2,5 m 2) Dadu 3) Pertanyaan di Power Point 4) Jawaban di Power Point  Cara bermain : Peserta dibagi menjadi 3 kelompok ditentukan secara acak (kelompok merah, biru, hijau) Dalam 1 kelompok, 1 orang sebagai pelempar dadu, 1 orang sebagai pion, yang lain membantu menjawab pertanyaan Permainan ular tangga dilakukan dengan dadu secara bergantian Penilaian o

Sistem pertanyaan



Jawaban benar sempurna point 3



Jawaban benar kurang sempurna point 1



Jawaban salah point 0



Jika kelompok tidak dapat menjawab, maka

pertanyaan dapat dilempar ke kelompok lain. Bila jawaban benar maka point 1 o

Sistem jarak



Yang paling jauh akan mendapatkan tambahan

point 5, 3, 1 Kelompok yang berhenti dikotak yang sama, maka akan diberi pertanyaan lain. Untuk kelompok yang lain akan membantu menjawab saat di beri pertanyaan. Sebelum permainan di mulai akan dibacakan aturan mainnya terlebih dahulu.  Aturan main :

19

Waktu menjawab soal 1 menit Juara 1 adalah kelompok dengan jumlah point paling tinggi Bila ada jumlah point yang sama, maka akan diberikan pertanyaan rebutan. Kelompok yang berada pada kotak tangga, jika menjawab pertanyaan dengan benar maka dapat naik tangga Kelompok yang berada pada kotak ekor ular, jika menjawab pertanyaan dengan benar maka tidak jadi turun Bila kelompok melempar dadu mendapatkan angka 6, kelompok berhak melempar dadu 1x dan angka tersebut akan diakumulasi Kelompok yang mendekati kotak finish, akan mundur jika jumlah angka dadu melebihi jumlah angka menuju kotak finish. 4) Diskusi dan tanya jawab mengenaipertanyaan yang mucul pada permainan ular tangga KIA 5) Melaksanakan post-test 6) Mencatat hasil pretest dan posttest serta menganalisis hasilnya 7) Mendokumentasikan acara pelaksanaan 3. P3 Pengawasan Mengawasi pelaksanaan kegiatan permainan ular tangga KIA pada kader KSI sesuai dengan rencana yang telah disusun, baik sasaran, waktu, maupun hasil yang dicapai Pengendalian Mengendalikan pelaksanaan kegiatan apabila didapatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan perencanaan Penilaian Menilai pelaksanaan dan efektivitas kegiatan permainan ular tangga KIA pada kader KSI Kelurahan Cebongan

20

OUTPUT 1. Meningkatnya pengetahuan kader KSI mengenai kesehatan ibu dan anak 2. Data jumlah peserta yang menghadiri kegiatan permainan ular tangga KIA pada kader KSI Kelurahan Cebongan

B. METODE PENGAMATAN TERLIBAT Metode pengamatan terlibat yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan pretest , permainan ular tangga KIA, posttest serta pengukuran menggunakan instrumen yang sesuai, dan pencatatan hasil.

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Cebongan 1.DATA WILAYAH Puskesmas Cebongan merupakan Puskesmas yang terletak paling selatan dari Kota Salatiga. Lokasi bertempat di Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Batas wilayah Puskesmas Cebongan adalah : Utara : Kelurahan Gendongan Kota Salatiga Timur : Ds. Bener, Ds. Tegal Waton, Kabupaten Semarang Selatan : Desa Patemon, Desa Karang Duren Kabupaten Semarang Barat : Kelurahan Randuacir dan Kelurahan Tegalrejo Kota Salatiga Puskesmas Cebongan pada Tahun

1994 bergabung dengan Kota

Salatigasetelah sebelumnya merupakan bagian dari Puskesmas di Kabupaten Semarang. Puskesmas Cebongan Terdiri dari 4 wilayah, yaitu kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Cebongan & Kelurahan Noborejo. Pada Tahun 2005 dilakukan pelayanan tambahan di Puskesmas Cebongan yaitu IGD 24 Jam. Pada tahun 2007 ditambah layanan rawat inap dan dilakukan rewilayah kerja Puskesmas menjadi 3 wilayah, yaitu Kelurahan Cebongan, Kelurahan Noborejo & Kelurahan Ledok. Wilayah kerja Puskesmas Cebongan terletak daerah bergelombang (kelurahan Ledok), daerah miring ± 25 % (Kelurahan Cebongan) dan Daerah datar ± 10 % (kelurahan Noborejo). Dengan ketinggian 450 – 825 diatas permukaan laut dan beriklim tropis berhawa sejuk dan udara segar .

2. JUMLAH DESA/KELURAHAN Memiliki 3 wilayah yaitu : 

Kelurahan Cebongan



Kelurahan Noborejo



Kelurahan Ledok

22

3. PETA WILAYAH

4.DATA PENDUDUK Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Cebongan 22.607 jiwa terdiri dari : 

Kelurahan Cebongan : 5.140 Jiwa



Kelurahan Noborejo : 2.034 Jiwa



Kelurahan Ledok

: 11.065 Jiwa

Jumlah KK wilayah Puskesmas Cebongan 6.916 KK, terdiri dari : 

Kelurahan Cebongan : 1.460 KK



Kelurahan Noborejo : 2.034 KK



Kelurahan Ledok

: 3.422 KK

23

2.

Hasil Penelitian Data Kesehatan Masyarakat (Primer) Grafik 1. Sasaran Keluarga Berencana di Kelurahan Cebongan sampai Agustus 2018

SASARAN 1200 1000 800 600

SASARAN

400 200

0 PUS

PUS 4T

Dari grafik diatas, sasaran Keluarga Berencana di Kelurahan Cebongan sampai Agustus 2018 terdiri dari PUS sejumlah 1126 orang dan PUS 4T sejumlah 463 orang. Grafik 2. Pelayanan Keluarga Berencana di Kelurahan Cebongan sampai Agustus 2018

Pelayanan Keluarga Berencana 500 400 300 Pelayanan Keluarga Berencana

200 100 0 KB Aktif

KB Pasca Persalinan

PUS 4T Ber-KB

24

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa Pelayanan Keluarga Berencana di Kelurahan Cebongan terdiri dari KB Aktif sejumlah 392 orang, KB Pasca Persalinan sejumlah 33 orang, PUS 4T Ber-KB sejumlah 47 orang. Maka, kesertaan ber-KB wilayah Cebongan sejumlah 34%. Artinya cakupan sasaran PUS menjadi PA di daerah tersebut belum mencapai target yang telah ditetapkan karena kurang dari 65%.

Grafik 3. Jumlah peserta KB Aktif menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern di Kelurahan Cebongan Agustus 2018

Jumlah peserta KB Aktif Kondom Pil Suntik

Akdr Implan MOW MOP

Dari grafik diatas Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern yang masing-masing terdiri dari Kondom sejumlah 57 orang, Pil sejumlah 50 orang, suntik sejumlah 209 orang, AKDR sejumlah 37 orang, Implan sejumlah 35 orang, MOW sejumlah 4 orang dan tidak ada yang MOP.

25

Grafik 4. Jumlah peserta KB Pasca Persalinan menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern di Kelurahan Cebongan Agustus 2018

Jumlah Peserta KB Pasca Persalinan Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP

Dari grafik diatas mengenai Jumlah Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern yaitu Kondom sejumlah 7 orang, Pil sejumlah 2 orang, suntik sejumlah 11 orang, AKDR sejumlah 7 orang, Implan sejumlah 5 orang, MOW sejumlah 1 orang dan tidak ada yang MOP. Grafik 5. Jumlah peserta KB Baru menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern di Kelurahan Cebongan Agustus 2018

26

Jumlah Peserta KB Baru Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP

Dari grafik diatas mengenai Jumlah Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern yaitu Kondom sejumlah 11 orang, Pil sejumlah 5 orang, suntik sejumlah 23 orang, AKDR sejumlah 14 orang, Implan sejumlah 11 orang, MOW sejumlah 3 orang dan tidak ada yang MOP.

2.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Keluarga Berencana Tabel 2.1.1 Pengetahuan Responden Mengenai Keluarga Berencana PRETEST KATEGORI

Soal 2

Soal 1

Soal 3

Jumlah (n)

Persentase (%)

Jumlah (n)

Persentase (%)

Jumlah (n)

Persentase (%)

BENAR

14

100%

5

36%

8

57%

SALAH

0

0%

9

64%

6

43%

Jumlah

14

100

14

100

14

100

POSTEST

KATEGORI

Soal 1

Soal 2

Soal 3

27

Jumlah (n)

Persentase (%)

Jumlah (n)

Persentase (%)

Jumlah (n)

Persentase (%)

BENAR

14

100%

9

64%

10

71%

SALAH

0

0%

5

36%

4

29%

Jumlah

14

100

14

100

14

100

Dari data tersebut, diketahui bahwa kader KSI Kelurahan Cebongan semuanya mengikuti program KB terlihat dari pertanyaan no. 1 mengenai sikap ber-KB. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah intervensi ular tangga dengan melihat adanya perbaikan nilai pre test dan post test.

28

BAB V DISKUSI

Setelah dilakukan pretest selanjutnya para kader bermain permainan ular tangga KIA. Para kader menyambut dengan antusias dan menjawab pertanyaan sesuai kotak dari hasil angka lemparan dadu. Nomer soal dibacakan dan para kader menjawab dengan diberikan waktu 1 menit. Apabila jawaban benar diberi skor 3, apabila kurang tepat diberi skor 1. Lalu kami menampilkan jawaban di media power point serta memberikan penjelasan dari materi tersebut. Setelah selesai permainan, kami memberikan reward ke masing-masing kelompok berdasarkan skor tertinggi hingga terkecil. Tiap posyandu diberikan kenang-kenangan berupa poster yang dapat bermanfaat dipajang di masingmasing posyandu.

Kelebihan dan Kekurangan Mini Project 1. Kelebihan Pada mini project ini didapatkan data mengenai pengetahuan kader KSI kelurahan Cebongan.Dengan adanya permainan ular tangga KIA sehingga dapat melakukan penanganan dini yang tepat. Selain itu dengan adanya mini project ini telah diberikan panduan materi penyuluhan sehingga untuk memajukan pengetahuan dan kesehatan lansia dapat dikelola dengan baik.

2. Kekurangan a. Pada mini project ini kami hanya menilai pretest dan postestsederhana dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia baik dari peserta maupun dari pelaksana. Sehingga kami tidak bisa menilai secara keseluruhan apakah materi sudah benar-benar dipahami setelah dilakukan permainan ular tangga KIA

29

b. Pada mini project, jumlah peserta yang diharapkan sejumlah 50 orang. Namun pada hari pelaksanaannya sebagian para lansia tidak berada di lingkungan rumah sehingga hanya 16 lansia yang dapat mengikuti acara mini project ini.

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba IBG. Pelayanan keluarga berencana. Dalam : Manuaba IBG (eds). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2001. h. 715 – 719. 2. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Metode Amenorea Laktasi (MAL). Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 40 –71. 3. Albar E. Kontrasepsi tanpa menggunakan Alat. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, dan Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo FK UI; 2010. h. 535539. 4. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Metode Barier. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 16 – 26. 5. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Kombinasi. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 27 – 39. 6. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Progestin. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 40 – 71. 7. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 72 – 77. 8. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Mantap. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 78 – 85.

31

LAMPIRAN

1. Soal Pre Test dan Post Test PRE – POST TEST

DATA RESPONDEN 1. Nama responden

: …………………………….

2. Umur

: …………………………….

3. Tingkat Pendidikan

: ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA / SMK ( ) Akademi / Sarjana

4. Pekerjaan

: ( ) IRT / tidak bekerja ( ) Petani / buruh ( ) PNS /Pegawai Swasta

1.Apakah ibu sudah mengikuti program KB? a. Ya

b. Tidak

2.Yang termasuk KB jangka panjang / MKJP antara lain IUD/Spiral, Implant/susuk, MOP/Vasektomi, MOW/ Steril, dan kondom a. Benar

b. Salah

3.Ibu nifas dengan menyusui lebih cocok memakai kontrasepsi pil progestin dari pada pil kombinasi. a. Benar

b. Salah

4. Keluarga Berencana adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. a. Benar

b.Salah

5. Manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI ?

32

a. Memberi nutrisi

c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak d. Semua jawaban benar

6. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya? a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan

7. Pemeriksaan tinggi badan ibu hamil termasuk dalam pemeriksaan ANC. a. Benar

b. Salah

8. Yang tidak termasuk isi dari stiker P4K? a. Tempat persalinan

c. Umur ibu

b. Pendamping persalinan

d. Transportasi

9. Keputihan pada ibu hamil merupakan tanda bahaya pada kehamilan. a. Benar

b. Salah

10. Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit menular. a. Benar

b.Salah

11. Imunisasi dasar terdiri dari Hepatitis B,BCG, DPT-HiB,Polio,Campak, MR a. Benar

b.Salah

12. Penyakit TBC(Tuberculosis) dapat dicegah dengan imunisasi BCG. a. Benar

b.Salah

33

2. Dokumentasi Acara a. Kader KSI Datang dan Mengisi Daftar Kehadiran

b. Kader KSI Melakukan Pengisian Kuesioner dan Pre – Post Test

c. Proses Bermain Ular Tangga

34

d. Pembagian Hadiahdan PosterKepada Peserta

e. Foto Bersama

35

Related Documents

Minipro Anemia.pdf
August 2019 60
Minipro (3)
October 2019 13
Minipro Isan.docx
May 2020 15
Minipro Cover.docx
June 2020 11
Minipro Rezky.docx
December 2019 13
Minipro Fafa Isi.docx
December 2019 3

More Documents from ""