Mikronutrient Pada Tumbuhan.docx

  • Uploaded by: Melinda Mulya Fitry
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mikronutrient Pada Tumbuhan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 635
  • Pages: 4
Mikro Nutrien pada Tumbuhan Mikro nutrien adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil/sedikit, yaitu: Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl. Dibutuhkan < 100 ppm

No Unsur . 1. Fe (Besi)

2.

Cu (Tembaga)

Bentuk Tersedia - Besi-protein ditemukan dalam semua organisme mulai dari yang promotif arch aea hingga manusia[1]

- Tingkat ketersediaan unsur hara mikro (Cu) bagi tanaman sangat tergantung pada pH tanah, tanah yang ber-pH rendah atau bersifat masam, beberapa unsur mikro lebih banyak tersedia terutama dalam bentuk kation diantaranya

Fungsi

Gejala Defisiensi

- sebagai pelaksana - Klorosis di antara vena dan pada daun muda. [2] pemindahan electron dalam proses metabolisme. - Sebagai kofaktor dari berbagai enzim - Bagian dari kloroplas dan esensial dalam pembentukan enzim. - Berperan dalam pembentukan auksin - Daun hijau gela. - mengaktifkan enzim sitokrom- - Spot necrotic di ujung daun muda oksidase, askorbitabsisi awal[2] oksidase, asam - daun menjadi bercorengbutirat-fenolase coreng (belang), ujung daun dan laktase. memutih, keadaan demikian Berperan dalam lazim disebut penyakit metabolisme reklamasi (reclamation protein dan desease). Jika kekurangan karbohidrat, Cu berkelanjutan, tanaman berperan terhadap akan menjadi layu dan perkembangan akhirnya mati. tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin. - Membentuk senyawa (Cu(NH3)4)++

Fe, Mn, Zn dan Cu. Bila pH naik, ketersediaan unsur Cu dalam tanah sekitar 0,1 – 4 ppm sedangkan kebutuhan normal tanaman 5-20 ppm[5]

untuk mencegah terlalu banyaknya NH3 yang tertimbun di dalam tubuh tanaman karena NH3 yang berlebihan dalam tubuh tanaman akan bersifat racun.[6]

3.

Zn (Zink/Seng)

-

‘4.

Mo (Molibdenu m) B (Boron)

-

5.

Diserap dalam bentuk: BSO3-

-

-

-

Berperan - Buku pendek, mengkerut di mengaktifkan margin daun, klorosis daun beberapa enzim tua dan spot necrotic putih.[2] (aktivator enzim - Zn menyebabkan ujung akar karbonik an mengalami salah tumbuh dan hidrase yang akhimya menyebabkan mengkatalisis pertumbuhan terhambat. reaksi H20 + C02 --+ H+ + HC03-, enzim amilum sintetase. Sangat di"butuhkan dalam sintesis triptofan (bahan pembentuk IAA) (lndol Asetat Acid, suatu zat pengatur tumbuh yang sangat berperan dalam pembentukanakar) Sebagai Kofaktor - Enzim mengubah nitrat nitrat reduktase.[2] menjadi nitrit maka gejalanya seperti defisiensi N.[2] Transportasi - Spot nekrotik hitam di daun karbohidrat dalam muda, meristem mati diikuti tubuh tanaman. percabngan yg banyak[2] Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan. Berperan dalam pembentukan/pembiak an sel terutamadalam titik tumbuh pucuk, juga dalam

pembentukantepung sari, bunga dan akar. - Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K)dan Kalsium (Ca). 6.

Na (Natrium)

7.

Cl (Klor)

8.

Mn (Mangan)

- Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman. - Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal

- Klorosis, keadaan jaringan tumbuhan, khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya pempentukan klorofil, melainkan kuning atau pucat hampir putih.[3] - nekrosis, bentuk cedera sel yang mengakibatkan kematian pre matur selsel pada jaringan hidup dengan autolisis.[4] - gagal berbunga pada tumbuhan C4.[2] - Ujung daun layu.[2]

- Pembentukan protein - Klorosis, keadaan jaringan dan vitamin tumbuhan, khususnya pada terutamavitamin C. daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya - Mempertahankan pempentukan klorofil, kondisi hijau melainkan kuning atau pucat daun pada hampir putih.[3] daunyang tua. - Sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifatormacammacam enzim.

- Berperan sebagai komponen penting untuklancarnya proses asimilasi

Dapus :

1. ^ Lippard, S. J.; Berg, J. M. (1994). Principles of Bioinorganic Chemistry. Mill Valley: University Science Books. 2. Anggraeni, S. 2014.Nutrisi Mineral .Pendidikan Biologi. Bandung.Upi_edu. 3. ^ (Indonesia) Agrios, George N. (1996). Plant Pathology (dalam bahasa Ingriss). diterjemahkan oleh Munzir, Busnia dan disunting oleh Martoredjo, Toekidjo (edisi ke-Tiga). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 4. ^Proskuryakov SY, Konoplyannikov AG, Gabai VL (2003). "Necrosis: a specific form of programmed cell death?". Exp. Cell Res. 283 (1): 1–16 5. Mengel, K. and Kirkby, E.A. (2001) Principles of Plant Nutrition. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, 849 p. 6. Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Related Documents


More Documents from "anisa"