Pada Mamalia.docx

  • Uploaded by: Nadinnn
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pada Mamalia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,470
  • Pages: 8
Pada Mamalia

Proses sistem pernapasan hewan mamalia secara umum sama persis dengan sistem respirasi dari manusia. Hewan yang termasuk dalam hewan mamalia merupakan hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan dan menyusui anaknya seperti misalnya kucing, anjing, sapi, dan lain-lain. Bagaimana mamalia melakukan sistem respirasi? 

Secara umum, proses pernapasan hewan mamalia ini sama persis dengan manusia, dimana melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-paru.



Pada waktu hewan mamalia menarik nafas, maka secara otomatis otot diafragma akan berkontraksi. Nah, karena otot diafragma berkontraksi, maka otot-otot tulang rusuk juga akan berkontraksi sehingga rongga dada mengembang.



Mengembangnya rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke dalam paru-paru dan membuat paru-paru mengembang. Proses ini dinamakan dengan fase inspirasi pernapasan dada.



Selanjutnya terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan dada yang ditandai oleh pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan oleh melemasnya otot diafragma dan otot tulang rusuk dan juga dibantu oleh kontaksi dari otot perut.



Melemasnya otot diafragma membuat otot diafragma ini akan melengkung keatas, sedangkan tulang rusuk akan menurun yang mengakibatkan rongga dada mengecil dan tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan membuat udara akan keluar dari paru-paru melalui sistem pernapasan.

Pada Aves

Kelompok hewan berikutnya yang akan dibahas adalah sistem pernapasan kelompok hewan Aves. Hewan yang termasuk ke dalam spesies aves ini diantaranya adalah hewan unggas semacam berbagai jenis burung. Secara umum, hewan aves memiliki alat pernapasan yang terdiri dari: 

2 pasang lubang hidung.



Trakea atau yang biasa juga disebut batang tenggorok.



Faring yang akan menghubungkan rongga mulut dengan trakea.



Sepasang paru-paru yang dihubungkan dengan pundi-pundi uadara.

Bagaimana aves melakukan sistem respirasi? 

Secara umum, cara hewan aves ini melakukan sistem respirasi dapat dibedakan ketika hewan ini sedang terbang dan juga ketika sedang tidak terbang.

Ketika hewan aves sedang terbang: 

Pada saat hewan aves sedang terbang, maka proses pengambilan oksigen melalui hidung tentu saja akan terhambat karena selama terbang, terjadi kontraksi pada otot dada yang menyebabkan udara akan sulit masuk ke dalam paru-paru.



Oleh karena alasan diataslah, pada waktu terbang, hewan aves ini memanfaatkan cadangan udara yang terdapat pada pundi-pundi udara dan udara ini dapat masuk ke paru-paru.



Setelah udara masuk ke paru-paru, maka akan terjadi proses pertukaran gas. Kemudian oksigen akan diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses oksidasi dan melepas karbondioksida dalam darah melalui hidung.



Pundi-pundi udara dapat diisi oleh udara kembali pada saat aves hinggap di suatu tempat atau terbang melayang tanpa mengepakkan sayapnya.

Ketika hewan aves sedang tidak terbang: 

Inspirasi – Pertama-tama, otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka rongga dada akan mengembang. Hal ini menyebabkan udara dapat memasuki paru-paru. Sebagian dari udara akan diteruskan melalui pundi-pundi udara.



Ekspirasi – Proses ini ditandai dengan melemasnya rongga dada, sehingga hal ini akan membuat tekanan pada paru-paru akan meningkat sehingga udara akan keluar dari paru-paru menuju sistem pernafasan.

Pada Reptil

Sistem pernapasan pada hewan reptil biasanya berupa paru-paru dan juga cederung mirip dengan aves dengan saluran pernapasan yang terdiri dari lubang hidung, bronkus, dan juga paru-paru. Nah, hewan yang termasuk reptil ini merupakan hewan seperti kadal, buaya, dan kura-kura. Bagaimana reptil melakukan sistem respirasi?



Secara umum, sebenarnya proses respirasi dari hewan reptil ketika melakukan fase inspirasi dan ekspirasi sungguhlah identik dengan proses pernapasan yang terjadi pada hewan mamalia.



Saat fase inspirasi, tulang rusuk akan terangkat dan merenggang sehingga volume rongga dada pun pastinya akan semakin besar. Membesarnya volume rongga dada ini akan membuat udara luar masuk ke paru-paru.



Saat fase ekspirasi, tulang rusuk akan melemas dan melakukan relaksasi sehingga volume rongga dada pun pastinya akan semakin kecil. Hal ini akan membuat udara yang berada di paru-paru keluar menuju saluran pernapasan.



Khusus hewan reptil yang juga dapat hidup di air semisal buaya, maka akan terdapat katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongan mereka sehingga ketika buaya menyelam ke dalam air, air tersebut tidak dapat memasuki saluran pernapasan ataupun sistem pencernaan buaya.



Pada kura-kura, proses pernapasan yang dilakukan oleh paru-paru akan dibantu oleh semacam lapisan kulit tipis, dengan banyak kapiler darah disekitar kloaka.

Pada Ikan

Sistem

pernapasan

pada

ikan adalah

menggunakan insang yang biasanya berjumlah 4 pasang. Nah, keempat pasang insang pada ikan ini berada di samping kiri dan kanan suatu ikan dan juga ada di bagian kepala. Insang ini memiliki lembaran yang diselubungi dengan jaringan epitel yang berisi jaringan-jaringan pembuluh darah kapiler. Bagaimana ikan ini melakukan sistem respirasi?



Ikan melakukan sistem pernapasan dengan membuka dan menutup mulutnya sembari bergantian membuka dan menutup insangnya.



Pada waktu mulut ikan terbuka, air tentu saja akan masuk ke dalam rongga mulut ikan dan pada waktu ini, biasanya ikan ini akan menutup. hal ini akan membuat oksigen yang terlarut dalam air akan masuk secara difusi ke dalam pembuluh kapiler yang terdapat pada insang.



Pada waktu mulut ikan tertutup, maka insang akan membuka yang akan menyebabkan air beserta karbondioksida keluar melalui lembaran-lembaran insang.



Fase inspirasi dari pernapasan ikan adalah pada saat air masuk melalui rongga mulut. Pada awalnya celah mulut pada ikan menutup, namun dikarenakan penutup insang menyamping dan celah belakangnya tertutup selaput, maka rongga mulut akan membesar. Keadaan ini akan membuat tekanan dalam rongga mulut akan lebih kecil daripada tekanan di luar,sehingga rongga mulut ikan akan terbuka dan air masuk ke dalam rongga mulut.



Fase ekspirasi dari pernapasan ikan adalah proses pengikatan oksigen dan air sekaligus pelepasan karbondioksida. Nah, setelah rongga mulut ikan penuh terisi oleh air, celah mulut akan tertutup dan insang akan terbuka. Kemudian karena insang akan terbuka maka air akan didorong melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler insang akan mengeluarkan karbondioksida dan mengikat oksigen dan air.

Baca Juga: Ikan Pari

Pada Amfibi

Hewan amfibi merupakan hewan yang dapat hidup di dua wilayah, yaitu di darat dan juga di air. Maka tidak heran jika sistem pernapasan pada hewan amphibi bisa berupa paru-paru, kulit, maupun insang. Contohnya adalah katak. Pada saat katak masih berupa larva, maka katak akan bernapas dengan menggunakan insang luar, sedangkan ketika katak masih berupa beludru, maka akan bernapas dengan menggunakan insang dalam hingga ketika telah tumbuh menjadi dewasa, katak akan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Bagaimana hewan amfibi melakukan sistem respirasi? 

Pertama, perlu diketahui bahwa pada katak dewasa, terdapat 2 buah kantung berdinding tipis dan juga elastis yang banyak mengandung kapiler darah dan kedua kantung paru-paru ini biasanya saling berhubungan dengan bronkus.



Saat bernapas, terjadi proses penambahan udara ketika otot rahang bawah katak sedang mengendur sedangkan otot yang dinamakan sterno hiodiesus mengalami kontraksi sehingga udara dapat masuk ke rongga mulut.



Setelah melalui rongga mulut, maka udara akan masuk menuju paru-paru dan akan terjadi proses pertukaran gas disana.



Pada saat fase ekspirasi, maka otot hiodiesus dan otot perut akan mengalami kontraksi sehingga volume rongga perut mengecil dan udara pun dapat keluar dari paru-paru.

Pada Insekta

Hewan yang tergolong dalam insekta atau yang biasa disebut dengan serangga ini biasanya akan bernapas dengan alat pernapasan yang dinamakan trakea. Trakea ini memiliki struktur bercabang-cabang yang menembus struktur jaringan tubuh dan biasa disebut dengan trakeol. Trakea ini akan berakhir pada sebuah lubang kecil yang biasa disebut spirakel. Nah, spirakel ini merupakan suatu tempat yang memfasilitasi keluar masuknya udara pernapasan pada insekta. Bagaimana hewan insekta melakukan sistem respirasi? 

Secara umum, sistem pernapasan pada serangga ini terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase inspirasi, fase pertukaran gas, dan fase ekspirasi.



Fase inspirasi ini biasanya memakan waktu seperempat deti, pada saat spirakel membuka. Pada fase ini, otot pada kerangka luar suatu serangga akan mengendur dan tubuhnya mengembang, sehingga udara luar dapat masuk melalui spirakel menuju trakeol sampai ke sel-sel tubuh.



Di dalam trakeol akan terjadi proses perukaran gas dengan sel-sel tubuh, dimana oksigen akan berdifusi dari spirakel ke sel-sel tubuh dan karbondioksida akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke spirakel.



Pada fase ekspirasi, otot kerangka luar pada serangga akan berkontraksi sehingga karbondioksida akan menuju ke trakea dan akan keluar melalui spirakel.

Pada Cacing

Hewan yang tergolong dalam golongan cacing sebagian besar dan pada umumnya bernapas dengan menggunakan permukaan kulitnya. Pada hewan yang tergolong dalam cacing, biasanya mereka memanfaatkan permukaan kulitnya untuk melakukan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida dengan memanfaatkan proses difusi. Bagaimana cacing melakukan sistem respirasinya? 

Kulit cacing pada umumnya memiliki banyak kapiler darah dan juga kelenjar lendir yang secara kontinu akan selalu menghasilkan lendir.



Lendir yang dihasilkan ini memiliki manfaat untuk menjaga kulit cacing agar tetap basah sehingga oksigen akan mudah berdifusi melalui permukaan kulit cacing.



Oksigen yang masuk ke dalam tubuh cacing melalui proses difusi ini akan berikatan dengan hemoglobin di dalam plasma darah sehingga membentuk oksihemoglobin, yang kemudian siap diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.



Zat sisa pembakaran yang berupa karbohidrat dan juga uap air kemudian akan keluar melalui permukaan kulit cacing melalui proses difusi

Related Documents


More Documents from ""