Mewujudkan Layanan Prima.docx

  • Uploaded by: Oktovianus Palullu
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mewujudkan Layanan Prima.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 624
  • Pages: 2
Mewujudkan Layanan Prima, Puskesmas Pleret luncurkan 9 Program Inovasi Kesehatan Sri Ratnaningsih salah satu pengunjung yang menikmati Program Inovasi "Main Kar Free Day" pada Rabu 10 Mei 2017. Dinkes/YA Bantul, Dinkes- Mewujudkan layanan prima, Puskesmas Pleret meluncurkan 9 program inovasi kesehatan. Puskesmas yang berada di Jalan Imogiri Timur ini terkenal dengan slogannya Serasa Ces Pleng (Senyum, Ramah, Sayang, Cekatan, Etis, Senang, Prasaja, Legawa, Nguwongaken) . “Kami berusaha semaksimal mungkin mewujudkan layanan prima bagi masyarakat Pleret, dengan meluncurkan 9 program inovasi yang merupakan bentuk upaya perventif dan promosi kami dengan basis pemberdayaan masyarakat,” terang dr Fauzan Kepala Puskesmas Pleret usai membagikan jamu tradisional kepada para pengunjung puskesmas pada Rabu lalu (10/5). Program edukatif Ia juga menegaskan bahwa timnya telah meluncurkan 9 program inovasi kesehatan. Pertama Main Kar Free Day (MKFD). Program inovasi yang diterapkan setiap hari rabu ini merupakan upaya Puskesmas Pleret dalam mewujudkan Puskesmas Ramah Anak dengan menyediakan ruang bermain yang edukatif bagi anak saat menunggu imunisasi ataupun menunggu saat orang tuanya melakukan pemeriksaan. “Setiap Hari Rabu kami menyediakan spot bermain dengan fasilitas rumput sintetis, alat permainan edukatif serta gambar lucu dan menarik di dinding. Kedepanya kami harap kegiatan ini dilaksanakan disetiap hari dan kami sedang mencari spot yang tepat dan jauh dari tempat pemeriksaan penyakit,” tambah dr Fauzan. "kami sangat mengapresiasi dengan pengadaan tempat bermain ini, permainananya juga edukatif seperti lego jadi bisa mengasah motorik anak-anak," jelas Sri Ratnaningsih, salah satu pengunjung yang menikmati layanan Puskesmas Pleret, Rabu, (10/5). Kedua, Jamuku. Program ini merupakan upaya membumikan kembali jamu sebagai obat tradisional asli Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan setiap Hari Rabu ini tak hanya memberikan jamu siap minum, namun juga memberikan pengetahuan berkaitan tentang jamu dari resep hingga khasiatnya. Ketiga program Keripek Paru (Kita perangi Penyakit Paru). Program ini merupakan upaya merubah stigma masyarakat tentang penyakit TBC sehingga masyarakat tidak malu lagi untuk melakukan pemeriksaan TBC dan mengikuti program penyembuhan TB. Kotak Rasa Hatiku, merupakan program inovasi yang keempat dari Puskesmas Pleret. Dimana pengguna layanan kesehatan dapat mengungkapkan kepuasan atau ketidak puasan atas pelayanan yang diberikan. “Program ini ada sebelum kotak saran dari Bapak Bupati, tujuannya simple agar ini sebagai indicator kinerja kami di setiap unit layanan kesehatan,” tegas dr Fauzan. Program inovasi kelima adalah Pager Sibotak (Pekan Gerakan Serentak Imuniasasi Boster Batita) yang telah dilaksanakan pada Bulan Mei yang lalu. dr. Fauzan menjelasakan program ini menyasar anak usia Sembilan bulan hingga 15 tahun, sebagai upaya Puskesmas untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella di Kecamatan Pleret. Selanjutnya, Formalisasi menjadi program inovasi yang keenam. Program ini merupakan upaya dari Puskesmas Pleret dalam rangka mengedukasi masyarakat untuk llebih peduli dengan imunisasi.

Program Pemberdayaan Tiga Program inovasi kesehatan terakhir merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas Pleret dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif masyarakat meningkatkan kesadaran hidup sehat. Ketujuh, Tuman Balita atau Kegiatan pemantauan balita. Kegiatan ini merupakan program integrative antara petugas puskesmas dengan orang tua dan lembaga pendidikan sekolah prasekolah. “Banyak alasan atas ketidakhadiran balita saat penimbangan di pos yandu. Satu diantaranya adalah balita sedang berada di PAUD atau TK. Makanya kami berupaya untuk bekerjasama dengan orang tua dan guru PAUD untuk melakukan skrining kesehatan agar tumbuh kembang anak terpantau baik oleh puskesmas maupun orang tua,” ujar Sajinem, AMd. Gizi. Kedelapan Muhamadiyah Boarding School Pleret Pesantren Sehat Bebas Asap Rokok (MBS Pleret Pesat Berkokok) dan yang kesembilan adalah Kawasab Bebas Asap Rokok Purworejo dan Bawuran (Kabar Purba). “MBS Pleret Berkokok dan Kabar Purba ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat Pleret mewujudkan Kawasan Bebas Asap rokok, dengan menyasar lembaga pendidikan berbasis asrama dan masyarakat umum. Kami harap gerakan bebasa asap rokok ini dapat menular ke dusun-dusun lain di Pleret,” tegas dr Fauzan. Ia juga menegaskan bahwa Puskesmas Pleret akan terus berupaya untuk menggali ide-ide dari Puskesmas ataupun dari luar puskesmas demi mewujudkan masyarakat Pleret yang sehat. (YA)

Related Documents


More Documents from "Dedi Priadi"