METODE PELAKSANAAN Nama Perusahaan Pekerjaan Tahun anggaran
: CV. BINA CIPTA : Peningkatan Jalan Dusun Umbul Bandung-Sukamulya Kec. Katibung Kab. Lampung Selatan : 2018
LINGKUP PEKERJAAN : DIVISI 1 UMUM : 1. Mobilisasi dan Demobilisasi DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH : 1. Galian Biasa 2. Pembersihan dan Pengupasan Lahan DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR : 1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL : 1. Lapis Perekat - Aspal Cair 2. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang) 3. Bahan anti pengelupasan 4. Lapis Permukaan Penetrasi Macadam DIVISI 7 STRUKTUR : 1. Pasangan Batu 2. Baja Tulangan U 24 Polos 3. Pasangan Batu 4. Pembongkaran Pasangan Batu 5. Pembongkaran Beton DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR : 1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B utk Pekerjaan Minor
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam daftar kuantitas dan harga.
I
PEKERJAAN FISIK 1. PEKERJAAN MOBILISASI 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi : 1.1. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan aspal selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek. 1.2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp,pembuatan kantor Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan. 1.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap kegiatan lapangan.Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan. 1.4. Rekayasa Lapangan Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekrjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan direksi teknis. 15. Material dan Penyimpanan Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan standard yang berlaku, baik ukuran,type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Asphalt Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat, diolah dan dipoolkan di stone crusher/AMP pihak Direksi Teknis sewaktu-waktu dapat mengadakan pemeriksaan terhadap lokasi stone crusher dan AMP dimaksud guna mengetahui kondisi yang ada. 16. Jadwal Konstruksi Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre Construction Meeting/PCM). 1.7. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi : a. Alat-alat yang digunakan adalah: 1. Asphalt Finisher 2. Asphalt Finisher 3. Pneumatic Tyre Roller 4. Tandem Roller 5. Air Compressor 6. Dump Truck 3,5 ton 7. Truck Mixer
8.
Water Tanker
1.8. Papan Nama Proyek 1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek. 2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan 3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, plywood, amplas, cat kayu, paku, split, cat minyak, semen, dan lain-lain. 4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan. 5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek. 2. Relokasi Utilitas dan Pelayanan anatara lain: Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya melalui beberapa tahapan : a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang sudah ditetapkan b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen terkait
3. PEKERJAAN TANAH a. Timbunan Biasa dari sumber galian Timbunan yang harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
5. PERKERASAN BERBUTIR 1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat Agregat kasar dengan agnularitas 95/90* Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut : a. Pengangkutan Material Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain. b. Penghampara Material Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kondisi cuaca yang memungkinkan b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi. c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan c. Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang
drum dan seterusnya hingga mencapai areal pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial compaction. Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan - Asumsi : - pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik) - lokasi pekerjaan sepanjang jalan - Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor - Prosedur pelaksanan : - Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat Wheel loader - Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader - Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller - Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat batu
2. Perkerasan Beton Semen Pasang Bekisting Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan pekerjaan pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan. Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar dan dowel terlebih dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana sebagian dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-celah pada bagian bawah bekisting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air semen tidak akan keluar dari adukan beton yang baru dicor.
Pasang Tulangan Untuk Dudukan : Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter tulangan yang tertera dalam gambar kerja. Pasang Dowel Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat pada besi dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang untuk menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada titik-titik lokasi pemasangan.
Pekerjaan Beton Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan Pengececoran / membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set, concrete vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang) yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian slump beton kemudian dan
sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang rata. Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah mengeras maka akan dilakukan pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar dan dowel sesuai jarak yang telah ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pemotong beton hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan dimana terlebih dahulu telah dilakukan penggarisan pada permukaan beton sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila pemotongan beton ini telah selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint sealent pada lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan permukaan beton.
Memperbaiki Permukaan Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi. Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan. Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan. Finishing Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan. Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masingmasing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm. Pengujian Kerataan Permukaan Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang
melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti. Perawatan dan Perlindungan Beton - Perawatan Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus dititik beratkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal. - Perawatan dengan Lembar Goni atau Terpal Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya. - Perawatan Celah Gergajian Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang cepat.Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang sesuai. - Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalulintas umum harus diperbaiki atau diganti. - Perlindungan terhadap hujan Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras. - Toleransi Tebal Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran ketebalan terhadap permukaan tanah dasar atau
lapis pondasi bawah dengan menggunakan benang dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa tebal perkerasan setelah penghamparan, maka tebal perkerasan dapat ditentukan dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus dilakukan pada interval yang disyaratkan.
- Pembukaan dan Pembatarasan Lali-lintas Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup. 3. Lapis Pondasi bawah Beton Kurus Proses pelaksanaan diawali denganmelakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian lantai kerja berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, permukaan badan jalan dibersihkan dan dibasahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan air semen dari beton B0 yang akan digelar. Lalu pemasangan bekesting melintang dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan serta memperhatikan panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari berdasarkan kapasitas concrete mixer. Bentuk akhir atau bagian atas lantai kerja (B0) harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk meletakkan pelat beton. Setelah pengecoran lantai kerja selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiram air) guna mencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses pengerasan/pengeringan beton. Pekerjaan lantai kerja / Lapis Pondasi bawah Beton Kurus ini dilaksanakan untuk seluruh badan jalan dengan ketebalan lantai kerja pada pekerjaan ini 7 cm secara merata.
6. PERKERASAN ASPAL 1. Lapis Perekat - Aspal Cair a. Penyiapan permukaan · Kerusakan perkerasa yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu · Jika dilaksanaka pada perkerasan yang baru, maka perkerasa tersebut harus sudah dikerakan sepenuhnya · Debu dan kotoran lain harus dibersihkan dengan compressor · Tonjola benda benda asing harus di buang · Permukaan harus dalam keadaan kering atau mendekati kering. b. · ·
Takaran dan Suhu Pemakaian Bahan Lapis Resap Pengikat : 0,4 - 1,3 Lt/m2 Lapis Perekat : Permukaan baru 0,15 Lt/m2 aspal cair 0,20 Lt/m2 emulsi
0,40 Lt/m2 emulsi diencerkan · Suhu Penyemprotan Jenis Aspal Rentang Suhu Aspal cair 50 pph (MC 70) 70 +/- 10 C Aspal cair 75 pph (MC 30) 45 +/- 10 C Aspal emulsi diencerkan tidak dipanaskan c. · · · · · · · · ·
Pelaksanaan Penyemprotan Batas yang akan disemprot harus diukur da ditandai Masih dimungkinkan lalu lintas satu jalur Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang kedap Ada bagian yang tumpang tindih selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan Aspal yang di semprot harus benar benar merata di seluruh permukaan Lokasi yang disemprot Prime Coat yang menunjukan bahas aspal berlebih di tutup dengan bahan yang bias menyerapnya sesudah 4 ja penyemprotan. Lapisan aspal berikutnya dihampar setelah prime coat meresap sepenuhnya, arus lalu lintas diperbolehkan setelah 4 jam penghamparan Penghamparan lapisan aspal berikutnya diatas tack coat di lakukan sebeluk daya lekat tack coat hilang Apabila lalu lintas di ijinkan melewati Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap (Blotter material) dari agregat single size 9,5 mm.
PENGENDALIAN MUTU a. Ambilkan sampel aspal dan sertifikatnya pada saat pegangkutan b.
2 liter sampel aspal diambil dari asphalt sprayer saat awal dan akhir penyemprotan
c.
Pelapisan harus menutup seluruh permukaan yang disemprot, tanpa ada bagian bagian yang beralur atau kelebihan aspal
d.
Distributor aspal harus di periksa sebelum pelaksanaan pekerjaan dan setiap 6 bulan skali atau di masa penyemprotan 150.000 lt
e.
Agregat penutup/blotter harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
2. Laston Lapis Antara (AC-WC) Tahapan pekerjaan ini harus sudah selesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC–WC) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari m e t a l d a n h a r u s b e r s i h d a r i k o t o r a n . dan pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak cepat turun suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan ulirulir pendisiribusian, menempalkqn material secara merala didepan batang perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyar dan Direksi Pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR. Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan radio komunikasi (HT). pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphali concrete. Peralatan yqng dipakai : Aspal Mixing Plant {AMP) Genset; yang dipakai pada AMP Aspal Finisher Dump Truck Tandem Roller PTR Wheel Laader Aggregat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai dengan Jab Mix Design) yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi leknis.setiap hasil campuran yang telah dimual kedalam dump truck untuk dibawq ke lapangan pekerjqan terlebih dahulu ditimbang untuk mengelahui tonase cqmpuran tersebut. Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari material lepas yang tidak dihendaki dengan menggunakan comperessar atau alat manual.untuk memastikan lebar dan tebal hamparan Aspal, makq pada tepi-tepi jalan dipasang balok pembatas atau benang garis atau garis pembatas. Aspal dihampar dengan aspal finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR, penggilasan harus terdiri dari tiga aperasi yaitu :
penggilasan qwal 0-10 menit, penggilasan sekunder 10-20 menil dan penggilasan akhir 20-45 menit. Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Tandem Roller dan PTR : Pemadatan Awal (Breakdawn Rolling) menggunakan Tandem Roller. Pemadatan qwal dilaksanakan sedekal mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan awal dilakukan pada saal temperatur 125 0C - l45 0C atau sekiiar 0-I0 menii setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah linlasan sesuai dengan hqsil lrial campectian uniuk masing-masing jenis lapiran perkerasan. Pemadatan Sekunder (lntermediale Ralling) menggunakan PTR Pemadatan skunder dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan skunder dilakukan pada saat temperatur 100 0C – 125 0C atau sekitar 0 – 10 menit setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compection untuk masing-masing jenis lapisan perkerasan. * Pemadatan Akhir (Finish Rolling) menggunakan Tandem Roller Pemadatan akhir dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan akhir dilakukan pada saat suhu > 95 0C atau sekitar > 45 menit setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan Jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compection untuk masing-masing jenis lapisan perkerasan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan * Asumsi : * Menggunakan alat berat (secara mekanik) * Lokasi Pekerjaan : Sepanjang Jalan * Kondisi Existing Jalan : Rusak dan Peningkatan * Jarak Rata-rata Base Camp ke Lokasi Pekerjaan * Prosedur Pelaksanaan * Wheel Loader memuat aggregat dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP.
3. BAHAN PENGISI (FILLER) TAMBAHAN Bahan pengisi {Filler} yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated limeJ, semen atau abu terbang yqng sumbernya disetujui areh Direksi Pekerjaaan. Filler sebagai bahan tqmbahan campuran Lastan AC-WC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada Lapisan AC-WC itu sendiri. Filler digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara Lapis Resap Pengikat-Aspal cair dan Laston ACWC, bahan ini memberikan makna dan fungsi khusus untuk menambah kekakuan ikatan antara kedua lapisan tersebut, sehingga hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan tersebut lebih terpenuhi dan tercapai.
7. STRUKTUR Pasangan Batu Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, Semen, Pasir, dan Air dicampur dengan perbandingan yang telah ditentukan dan diaduk menggunakan Concrete Mixer. Batu yang akan digunakan untuk pasangan harus sesuai dengan spesifikasi. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang. Penyelesaian dan perapihan setelahpemasangan. Membersikan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya sesuai profil yang dipasang. Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Juga meliputi semua bahan, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan yang ditunjukkan dalam Gambar.
8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian material agregat base dengan luas lebih dari 40 x 40 cm dan total volume maksimal 10 m3/km, Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor adalah sebagai berikut : a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c.
Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck. Kemudian agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan. d. Material agregat kelas B dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper. e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas B, maka untuk mendapatkan kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat. f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
-
Administrasi / Dokumentasi Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan : * Laporan berkala secara menyeluruh * Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan / Pemilik. * Dokumen Foto, meliputi : - Pekerjaan sebelum dilaksanakan - Pekerjaan sedang dilaksanakan - Pekerjaan setelah dilaksanakan Disusun rapi dan diketahu Direksi Pekerjaan. Foto-foto bangunan diambil dari empat arah. * Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan
Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.
Pembersihan Akhir Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lainlain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, PPTK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180 hari segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawan.
Bandar Lampung, 23 Oktober 2018 PT. GENTA BANGUN NUSANTARA
HIDAYAT HAMTORI Direktur Utama