Menyusuri Pembelajaran Sains 10 Demonstrasi Dan Percobaan

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menyusuri Pembelajaran Sains 10 Demonstrasi Dan Percobaan as PDF for free.

More details

  • Words: 664
  • Pages: 2
Menyusuri pembelajaran sains 10: Demonstrasi atau percobaan dan laporan Leo Sutrisno Walaupun percobaan dan demonstrasi mempunyai fungsi yang berbeda namun dalam praktek di kelas sering dianggap sama. Seorang anak yang sedang memasang baterai untuk melihat apakah lampu senter menyala atau tidak berarti ia sedang melakukan percobaan. Sekalipun idenya ia peroleh dari buku atau dari bapak-Ibu gurunya, mencoba melakukan sesuatu sendiri membuat ia senang. Ia melihat sendiri apa yang terjadi. Ia mungkin akan melakukannya berulang-ulang tanpa merasa bosan hingga ia yakin bahwa hasilnya akan sama. Ia disebut melakukan demonstrasi jika ia sedang menunjukkan kepada kawan-kawan sekelasnya bagaimana baterai dipasang sehingga lampu senter menyala. Domenstrasi biasanya singkat dan cepat. Karena sudah dipersiapkan dengan baik maka demontsrasi biasanya berhasil. Ilmuwan, mungkin melakukan percobaan bertahun-tahun tetapi hany memerlukan waktu yang sangat pendek untuk mendemonstrasikan hasilnya. Demonstrasi mirip dengan sajian gambar tiga dimensi yang disampaikan secara verbal. Percobaan itu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa sendiri yang memungkinkan yang bersangkutan melakukan eksplorasi. Demonstrasi juga merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan tujuan menunjukkan sesuatu kepada temantemannya. Biasanya, kegiatan demonstrasi sudah dirancang cermat dan memerlukan waktu yang relatif singkat. Di lapangan, sering para guru mengeluh bahwa jumlah alat yang dimilikinya tidak sebanding dengan jumlah murid. Akibatnya, mereka lebih memilih melakukan demonstrasi dari pada percobaan. Misalnya, hanya ada satu (1) preparat protozoa di sebuah sekolah maka guru IPA di sekolah itu memilih demonstrasi ketimbang percobaan. Selain waktunya yang singkat juga kemungkiban akan ’keselamatan’ menjadi bahan pertimbangan. Sesungguhnya, ada cara untuk mengatasi kekurangan alat sehingga siswa tidak dapat melakukan percobaan yaitu menetapkan waktu yang lebih lama dan fleksibel. Misalnya, setiap istirahat para siswa dapat menggunakan alat itu secara bergiliran hingga senua siswa berkesempatan melakukan percobaan. Sembari melakukan percobaan, ilmuwan selalu membuat catatan tentang apa yang telah dilakukannya serta apa yang diperolehnya secara rinci, lengkap dan cermat. Pada umumnya, mereka tidak menunda terlalu lama. Mereka tidak akan hanya menggantungkan diri pada kemampuan ingatannya. Tidak!. Sembari melakukan percobaan ilmuwan membuat catatan, sekalipun ada kemungkinan dilakukan percobaan ulang lagi. Ilmuwan tidak pernah lupa akan catatannya. Dikatakan, ”Jika ada ilmuwan yang berpengalaman tanpa membawa catatan berarti ia sedang cuti”.Ilmuwan, seperti juga yang lain, mencatat apa yang terjadi bukan yang yang ia pikirkan akan terjadi. Catatan mereka cukup lengkap dan rinci sedemikian rupa sehingga apabila orang lain menirukan akan menghasilkan sesuatu yang sama. Anak-anak perlu dilatih agar memiliki kebiasaan membuat catatan. Mereka perlu dilatih membuat catatan tentang apa yang mereka lihat, mereka rasakan, mereka bau, mereka raba dan apa yang mereka dengar serta apa yang mereka. Membuat catatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar. Pada ingkat sekolah dasar, para guru perlu membimbing siswa-siswanya tentang bagaimana melakukan pengamatan

dan bagaimana membuat catatan dari yang diamatinya. Membuat catatan tentang pengamatan dan percobaan merupakan bagian yang esensial dari proses belajar. Bagaimana cara membuat catatan? Ada berbagai cara membuat catatan tentang pengamatan dan percobaan yang dapat siswa lakukan. Namun, tampaknya membuat cacatan selama percobaan masih berlangsung merupakan salah satu cara membuat catatan yang efektif, karena kemungkinan lupa sangat kecil. Mungkinkah dilakukan juga di kelas rendah? Jawabannya secara implisit terkandung dalam sajian berikut ini. Marilah kita lihat sebuah kasus di kelas satu SD. Selama satu minggu terakhir ini beberapa ekor kelinci dan marmut disimpan di ruang kelas. Anak-anak diminta mengamati perilaku seekor kelinci atau seekor marmut. Sambil mengamati, ia mengatakan sifat-sifat hewan yang ia amati. Gurunya serius mendengarkannya serta menuliskan apa yang dikatakan siswa itu. Itu dilakukan guru kelas itu hingga semua siswa telah selesai mengamati. Siswa juga diijinkan ’menggambar’ kelinci atau marmut yang diamatinya. Gambar beserta catatan itu kemudian dikumpulkan menjadi satu buku catatan pengamatan siswa tentang kelinci dan marmut. Setiap siswa memperoleh satu ’buku kecil’ kelinci dan marmut. Siswa diminta menunjukkan kepada orang tua mereka. Tentu orang tua siswa akan sangat senang melihat karya anaknya dibukukan. Jadi, sebaiknya siswa diberi kesempatan mengeksplorasi pngetahuannya dengan cara melakukan ’percobaan’. Sembari melakukan ’percobaan’, siswa dilatih membuat catatan yang lengkap dan teliti. Dengan cara seperti ini, kita menyadari bahwa percobaan itu nerupakan bagian tak terpisahkan dari serangkaian kegiatan belajar seorang anak. Semoga!

Related Documents