Menyusuri Pembelajaran Sains 2 Bahan Pelajaran Sains

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menyusuri Pembelajaran Sains 2 Bahan Pelajaran Sains as PDF for free.

More details

  • Words: 835
  • Pages: 4
Menyusuri pembelajaran sains 2: Bahan material pengajaran IPA Leo Sutrisno Belajar, dalam keadaan yang sesungguhnya, merupakan suatu aktivitas seseorang yang spontan. Belajar lebih merupakan suatu proses aktif mencari sesuatu dari pada menerima penjelasan dari orang lain dengan pasif. Karena itu, sumber-sumber yang memfasilitasi proses belajar menjadi sesuatu yang mendasar. Memfasilitasi berarti ‘membuat lebih mudah’. Memfasilitasi belajar berarti ‘membuat belajar menjadi lebih mudah (dilaksanakan)’. Mari kita simak ‘pembicaraan’ dua orang siswa kelas 4 SD yang berasal dari dua sekolah yang berbeda berikut ini. ‘Kami tadi di sekolah asyiiik’ ‘Kerja apa?’ ‘Itu, membuat air mancur dari botol aqua. Asyik, air bisa naik, memancar ke atas’. ‘Nyamanlah, kau’ Penggal obrolan ini memperlihatkan bahwa, sesungguhnya siswa lebih senang melakukan suatu aktivitas tertentu dalam belajar IPA ketimbang duduk manis mendengarkan penjelasan dari para gurunya. Sebaliknya, dalam perjalanan dari sekolah ke sekolah menemukan banyak pembelajaran IPA yang dilakukan guru adalah asyik menjelaskan (baca: membacakan) atau membuatkan catatan di papan tulis dan siswanya duduk manis (baca: diam bagai patun) menyimak atau sibuk mencatat. Ada dua alasan yang sering disampaikan para guru. Pertama, kekurangan ‘fasilitas’. Tidak memiliki laboratorium. Kurang dana dsb. Kedua, kekurangan waktu. Materi yang harus ‘diajarkan’ banyak. Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan memperlihatkan ada hubungan antara ketersediaan bahan dan alat (fisilitas) dengan temuan-temuan berikutnya. Misalnya, Anton van Leeuwehock, seorang pembuat lensa di Belanda, menciptakan mikroskop yang menyebabkan munculnya ilmu pengetahuan baru dalam bidang kesehatan, juga dalam genetika dan microbiologi. Galileo menggunakan alat-alat yang relatif sederhana, saat itu, untuk menguji ‘kebenaran’ gagasannya tentang gerak dan waktu. Tetapi. Teleskopnyalah yang membuat berhasil menemukan bulan pada planet Jupiter. Ketersediaan alat dan bahan merupakan suatu hal yang mendasar dalam pembelajaran IPA. Francis Bacon pernah mengatakan bahwa bukan hanya tangan kosong dan penjelasan, tetapi juga alat dan bantuan bagaimana mempergunakannya yang diperlukan untuk memahami sesuatu. Pernyataan ini, kini diterima sebagai prinsip dasar IPA dan pembelajarannya.

Cara memperoleh alat dan bahan Pandangan umum mengatakan bahwa membangun laboratorium IPA perlu biaya yang besar. Laboratotium IPA mahal. Karena itu, perlu waktu dan usaha khusus jika akan membangun laboratorium IPA di sekolah dasar. Benarkah? Sesungguhnya, banyak alat dan benda di sekitar kita yang dapat kita pungut menjadi alatalat laboratorium IPA. Cermin bekas dapat menjadi alat melihat spectrum cahaya dan peristiwa interferensi jika lapisan belakangnya digores dengan pisau silet yang masih tajam. Goresan itu akan menghasilkan celah sempit yang mampu menghasilkan pristiwa difraksi cahaya. Kancing baju ‘cetit’ logam, sepotong jarum, dan sebuah pisau silet bekas dapat disusun menjadi ‘meter listrik’ untuk berbagai percobaan electromagnet. Batubatuan yang di pungut para siswa ketika berjalan ke sekolah dapat dijadikan suatu koleksi batu-batuan. Pendek kata dengan mendorong kreativitas siswa dan orang tua mereka para guru dapat membuat laboratorium sains yang murah meriah berbahan dasar barang bekas serta local. Kaleng bekas minuman sangat banyak manfaatnya. Dapat pengganti beaker glass, bisa juga, jika di lubangi bagian bawahnya, dipakai untuk ‘pot’ tanaman untuk menumbuhkan benih dsb. Kertas warman hitan atau kertas karbon yang dilubangi atau ditempeli gambar bintang temple yang dapat dibeli di mall, dapat dipakai sebagai peta bintang. Dsb. Sebagai penghargaan, nama-nama mereka dapat dituliskan pada alat dan bahan yang mereka sumbangkan. Sudah barang tentu di pasar sudah banyak tersedia kit alat-alat IPA yang siap dikirim ke sekolah-sekolah yang membelinya. Membuat sendiri alat yang sederhana Dalam berbagai kesempatan, siswa sangat senang jika dapat menghasilkan sesuatu. Misalnya, dengan plastic kantong yang disangga dengan kotak kayu bekas seorang siswa dapat membuat ‘akuarium’ yang cukup pantas dapat dipajang di kelas. Bagi siswa yang membuat, tentu menjadi sesuatu yang membanggakan. Baterai bekas jangan dibuang begitu saja, setelah ‘dibongkar’, lapisan seng dan batang arangnya dicuci bersih dengan air panas dapat digunakan sebagai kutub-kutub suatu elemen basah jika dimasukkan ke dalam air garam yang ditampung dengan cangkir. Sekitar enam buah yang di susun seri cukup membuat radio transistor berbunyi kembali (Gambar 1). Pendek kata, akan lebih menguntungkan jika para siswa dibuat membuat alat sederhana untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam. Selain biaya pengadaan alat-alat IPA menjadi lebih murah juga memberi kesempatan para siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Mempergunakan sumber sekitar Selain mengamati dan melakukan percobaan di ruang IPA, sumbe sekitar sekolah juga dapat dimamfaatkan. Ambillah sebagai contoh, halaman sekolah ternyata penuh dengan bahan ilmu tumbuh-tumbuhan; bahkan sampah pun dapat dipergunakan bahan dalam mempelajari lingkungan. Kalau kita ingin membangun masyarakat madani para siswa kita tentu dilatih hidup dalam suasana demokratis, termasuk di sekolah. Pengetahuan yang mereka pelajari bukan merupakan sesuatu yang tabu untuk dikritisi. Pengetahuan ilmiah merupakan penjelasan yang terbaik saat itu yang setiap kali siap untuk dipertanyakan bahkan mungkin diubah. Kebenaran ini diperoleh dari pengamatan yang tepat sasaran, dengan menggunakan

prosedur yang benar dan dianalisis dengan penalaran yang sahih. Kemampuan mempertanyakan ‘kebenaran’ ilmiah akan muncul jika yang bersangkutan mendapat latihan yang panjang untuk melakukan itu. Latikan mengamati. Latihan memilih prosedur. Latihan mengolak]h dan menganalisis data dan informasi. Dan latihan membuat kesimpulan yang betul. Semuanya itu dapat terjadi jika para siswa diberi kesempatan yang lebih banyak dari sekedar mendengarkan penjelasan guru, membaca buku ajar dan menyalin catatan yang dibuat guru di papan tulis. Semoga!

Lempengan seng Batang arang Air garam dalam gelas atau cangkir Gambar 1

Related Documents