Menggagas Perpustakaan Bercirikan Budaya Melayu

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menggagas Perpustakaan Bercirikan Budaya Melayu as PDF for free.

More details

  • Words: 1,091
  • Pages: 5
MENGGAGAS PERPUSTAKAAN BERCIRIKAN BUDAYA MELAYU

Dalam Undang Undang tentang Perpustakaan (UU No. 43/2007) dinyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan. Adapun masyarakat luas mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan, memanfaatkan, dan mendayagunakan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosialekonomi. Bahkan masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor letak geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus, misalnya melalui sarana perpustakaan keliling atau perpustakaan terapung. Tidak terkecuali bagi mereka yang memiliki cacat, kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial juga berhak memperolah layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi perpustakaan masing-masing. Ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan di Indonesia benar-benar didasarkan atas asas demokratis, keadilan, dan pembelajaran sepanjang hayat. Terkait dengan hal tersebut di atas, kehadiran dan keberadaan Perpustakaan Soeman Hs memiliki makna khusus bagi masyarakat Riau yang notabenenya berbudaya Melayu. Sebab dalam Undang Undang tentang Perpustakaan dinyatakan bahwa pemerintah daerah berkewajiban menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum berdasar kekhasan daerah (koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah) yang berguna sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budaya daerah di wilayahnya. Dengan demikian, pendirian dan penyelenggaraan Perpustakaan Soeman Hs yang bercirikan budaya daerah yaitu Melayu Riau selain untuk memenuhi amanat Undang-undang Perpustakaan juga sejalan dengan Visi Riau 2020, yang antara lain akan menjadikan Riau sebagai pusat 1

Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Kehadiran perpustakaan tersebut hendaknya benarbenar menjadi simbol kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan budaya Melayu. Agar maksud tersebut dapat direalisasikan - yaitu terselenggaranya perpustakaan umum yang bercirikan budaya Melayu - ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya: Perpustakaan Soeman Hs sebagai perpustakaan umum yang bercirikan budaya daerah hendaknya memperjelas, mempertegas, dan/atau menyesuaikan visi dan misi perpustakaan. Sebab pengadaan dan pengembangan koleksi harus didasarkan atas kebijakan, prosedur, dan aturan seleksi sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Disamping itu jenis perpustakaan juga sangat menentukan komposisisi koleksi perpustakaan. Bagi perpustakaan umum daerah, prinsip pengadaan dan pengembangan koleksinya adalah berupaya menyediakan koleksi seluas-luasnya yang mencakup seluruh kebutuhan golongan pembaca, namun tetap mendukung pelestarian budaya daerah seperti yang diamanatkan dalam pasal 8 dan 22 Undang Undang tentang Perpustakaan. Dengan kekhasan budaya Melayu yang ingin ditonjolkan oleh Perpustakaan Soeman Hs tersebut, konsekwensinya kebijakan dalam pengadaan dan pengembangan koleksi harus berorientasi kepada memperbanyak pengadaan sumber-sumber informasi atau karyakarya

Melayu

baik

fiksi

ataupun

non-fiksi.

Diupayakan

untuk

lebih

dahulu

menginventarisasi, mengumpulkan, dan menyimpan hasil karya para penulis, budayawan, sastrawan Melayu Riau (baik dari angkatan tua maupun angkatan muda), kemudian setelah itu baru melengkapinya dengan karya-karya budaya Melayu yang ada di Nusantara, bahkan kalau memungkinkan karya-karya yang ada di seluruh dunia. Dengan demikian perpustakaan ini bisa menjadi icon ilmu pengetahuan dan budaya Melayu.

2

Pengadaan buku tersebut dapat dilakukan dengan cara membeli, mendapat hibah, pertukaran, ataupun penitipan dari pihak lain. Dalam hal ini Perpustakaan Soeman Hs bisa bekerjasama dengan perpustakaan di instansi/dinas terkait seperti Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata, Dinas Pendidikan, atau Dinas Pemuda dan Olahraga, Lembaga Adat Melayu Riau, dan perpustakaan-perpustakaan

pribadi milik para tokoh dan budayawan

Melayu yang banyak tersebar di bumi Melayu ini. Dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan Perpustakaan-perpustakaan Melayu yang ada di provinsi lain se Indonesia, kalau perlu se-regional Asia Tenggara. Sebab negara-negara tersebut sudah lebih dahulu menyelenggarakan, mengelola, dan mengembangkan perpustakaan bercirikan budaya Melayu seperti Perpustakaan Nasional Malaysia dan Brunei Darussalam. Yang tak kalah pentingnya adalah peran akademisi, peneliti, tokoh, budayawan, dan para pakar di bidang kemelayuan dalam mengembangkan dan mendayagunakan koleksi yang ada di perpustakaan. Misalnya melalui seminar, ceramah, lokakarya, diskusi, bedah buku, dialog tentang budaya dan tamadun Melayu, Melayu Klasik, Melayu Kontemporer, dan sebagainya. Kegiatan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk mendayagunakan dan mengembangkan koleksi Melayu yang ada di perpustakaan, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat. Kerjasama antar perpustakaan (library cooperation) juga perlu dikembangkan, baik di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional. Bentuk kerjasama tersebut misalnya dalam pengadaan koleksi dan database, pelayanan peminjaman kepada pengguna (sirkulasi), peminjaman antar pustaka (inter library loan), dan berbagai bentuk pelayanan lainnya. Sebagai contoh misalnya judul buku tertentu yang dibutuhkan oleh pemustaka (pengguna) tidak ditemukan dalam katalog perpustakaan dimana dia meminjam/menjadi anggota, tetapi tersedia di katalog perpustakaan lain, maka buku tersebut dapat dipinjamkan asalkan sudah ada kerjasama dengan perpustakaan tersebut. Begitu juga koleksi apa saja yang tersedia 3

dalam suatu jaringan kerjasama antar perpustakaan dapat diakses dengan mudah dimana dan kapan saja berkat adanya aplikasi teknologi informasi dalam perpustakaan misalnya WebOPAC (Online Public Access Catalog), online database, online journal, dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan pustakawan yang trampil, berkompeten, dan profesional menjadi syarat mutlak demi terwujudnya sebuah perpustakaan yang mampu memuaskan kebutuhan pengguna. Penguasaan ICT (teknologi informasi dan komunikasi) dan kemahiran berbahasa Inggris sudah menjadi keharusan bagi seorang pustakawan di era globalisasi sekarang ini. Sedangkan kemampuan tambahan berbagai macam bahasa lain seperti bahasa Arab, Prancis, Mandarin, dan lain-lain adalah sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pengklasifikasian dan pengkatalogan buku-buku berbahasa asing. Oleh karena itu penerapan dan penggunaan teknologi informasi dalam perpustakaan adalah hal yang tidak dapat dielakkan. Baik dalam bentuk otomatisasi perpustakaan, yaitu penggunaan teknologi guna mempermudah pengelolaan perpustakaan seperti pengadaan buku, klasifikasi, katalogisasi, inventarisasi, sirkulasi, pengelolaan dan statistik anggota (library house keeping), maupun dalam bentuk perpustakaan digital (digital library), yaitu menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi dalam bentuk digital, tanpa kertas, dan mengaksesnya harus melalui alat bantu lain, misalnya komputer. Penggunaan jaringan global (internet) pada zaman sekarang juga sudah menjadi kelaziman bagi sebuah perpustakaan, dan akan lebih sempurna lagi kalau dilengkapi dengan wifi access point yang tersebar merata di beberapa ruang perpustakaan. Dengan adanya aplikasi teknologi informasi dalam perpustakaan, koleksi yang bertemakan budaya Melayu tidak hanya disediakan dalam bentuk buku (tercetak), tetapi bisa juga dalam bentuk video, grafik, animasi, dan gambar yang tersimpan dalam format multimedia, live streaming, kaset, CD/VCD/DVD, dan sebagainya. Hal ini akan menambah 4

daya tarik bagi pemustaka untuk mengetahui, mempelajari dan meneliti khazanah kebudayaan Melayu. Adapun bentuk

bangunan perpustakaan menyerupai rehal Al-Quran merupakan

simbol identitas Melayu (Islam) yang menyiratkan makna bahwa segala yang kita baca, ilmu yang diperoleh, serta pemanfaatannya hendaknya diniatkan atas nama Allah swt Yang Maha Mengetahui, dan Dialah hakikat sumber segala ilmu pengetahuan. Corak arsitektur yang menarik ini, dihiasi ornamen dan relief yang terdapat pada sisi-sisi dindingnya menggambarkan ketinggian seni budaya dan sastra Melayu - cukup menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang berkunjung kesana ataupun sekedar menikmati keindahan arsitekturnya dengan memandang dari jauh. Demikianlah, sebuah harapan yang sangat besar atas kehadiran Perpustakaan Soeman Hs yang dianggap termegah se Indonesia; begitupun hendaknya jumlah koleksinya juga terus ditambah. Semoga ia bisa menjadi ikon wisata baru di bumi Melayu, yaitu Wisata Membaca dan Taman Mini Riau bagi siapa saja yang datang berkunjung ke Pekanbaru.

5

Related Documents