Mengangkasa Sendiri Publikasi: 20/08/2003 08:15 WIB eramuslim - Malam belum larut saat sebuah cahaya lemah bergerak. Sebuah bintang kecil melaju tenang membelah langit malam. Melewati deretan bintang lain yang terpaku. Pelan tapi pasti ia bergerak. Gerakan yang terlihat pelan dalam keanggunannya, meski dalam perhitungan matematik bisa jadi lebih cepat dari Titanic sekalipun. Sungguh kekuatan yang luar biasa yang mampu mengerek bintang “kecil” di angkasa yang luas. Sumber energi yang tiada pernah habis. Tenaga yang tak akan lekang dan berkurang. Allah lah pemilik energi itu. Bintang yang terlihat sebagai berkas cahaya kecil dianugerahi Allah energi untuk berpindah. Dan tanpa membantah ia pun patuh. Ia hijrah dari tempatnya semula menuju tempat lain yang asing. Meski ia tak tahu harus berhenti dimana, tapi itu tak menyurutkan langkahnya. Dengan ketaatan penuh ia melaju hingga berkas cahayanya menghilang di kerimbunan dedaunan. Ketaatan penuh sebagai seorang hamba. Hamba Allah lainnya tercatat pernah melakukan perjalanan yang sama. Ibrahim alaihi salam pernah melakukan perjalanan amat panjang bersama Luth alaihi salam dan Sarah, istrinya. Mereka menyusuri gurun tandus yang membentang luas di tepi Asia hingga Afrika. Melintasi perbatasan Yerusalem, Syiria, Mekah, hingga ke Mesir. Terselimuti debu padang pasir dan terjangan terik mentari yang menyengat. Namun dengan teguh mereka patuh. Berbagi suka dan duka bersama tiupan angin gurun. Semangat yang luar biasa. Tercelup keimanan kental menghapus segala rintangan menjadi jalan meraih cinta Illahi. Banyak sudah peristiwa yang terjadi. Bentuk-bentuk ketaatan yang tercermin pada pribadi mempesona. Penuh pelajaran. Bagai cermin tempat memandang dan menilai diri sendiri. Hijrahnya Ibrahim as diteruskan hingga Utsman bin Affan ra contoh nyata akan jiwa-jiwa yang tersibghoh keimanan kepada Allah. Allah pemilik segala kuasa. Maha Penyantun. Sebaik-baik pemberi rizki. Kepada-Nyalah segala bentuk ketaatan dipersembahkan. Apapun yang kita alami adalah skenario dari Nya. Baik itu sesuatu yang baik ataupun yang buruk dalam pandangan kita. Yakinlah selalu tak ada yang sia-sia. Ada hikmah di setiap peristiwa. Tak ada satupun yang terlewati. Karena tak ada pemberi balasan yang paling baik selain Allah. Dia-lah yang memiliki alam ini sendirian. Dan sesungguhnya karena Dia pulalah yang mengangkasa sendiri.