Menejemen Strategi Pak Rektor.docx

  • Uploaded by: Clara Vincentia Samantha
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menejemen Strategi Pak Rektor.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 611
  • Pages: 3
TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

Oleh : dr. Samantha 20170309012 Pembimbing : Prof. Arief Kusuma , MBA

PROGAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

2019 Analisis kasus The Arravind Eye Hospital

1. Can you identify the key factors that have led to Aravind’s success? Membangun sebuah RS yang berbasis kemanusiaan, tidaklah mudah. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Arah dan momentum yang diinginkan organisasi telah didiskusikan dan dipilihkan, dicapai selama proses perencanaan strategi, namun tidak aka nada keberhasilan jika tidak ada gerakan yang terjadi. Untuk memulai kemajuan yang nyata suatu tindakan perencanaan harus dikembangkan diseluruh organisasi. Namun kunci yang dapat kita lihat adalah kegigihan dan konsistensi perjuangan yang dilakukan oleh dr V. Dalam setiap permasalahan yang dihadapin oleh Aravind tidak pernah mundur dari konsistensinya dalam memperjuangkan pasienpasiennya. Hal tersebutlah yg dapat menggerakkan dan menunjukkan bahwa RS ini begitu berarti untuk para pasien. Memanfaatkan hal tersebut dr V berusaha untuk menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi lain. 2. What has dr. v’s role been all this? Beliau mengkomunikasikan strategi keseluruhan kepada mereka yang harus mengembangkan tindakan perencanaan khusus mencapai strategi dan menyediakan manajer dengan format yang konsisten untuk diimplementasikan. Dan disinilah yang diperlihatkan oleh dr V sebagai seorang pemimpin sejati yang membawa perubahan menuju kesuksesan. Sebagai seorang pemimpin beliau membawa api semangat untuk melayani pasien tanpa pamrih, beliau menularkan paham dimana sebagai seorang dokter juga harus bisa melayani. Sehingga orang-orag yang bekerja di Aravind dapat melayani maksimal meski dengan cost yang lebih kecil. 3. How do you evaluate the quality of service at the free hospital? At the paying hospital? Pastinya akan terjadi kesenjangan di RS yang menerapkan konsep “gratis” dengan yang berbayar. Namun pada Aravind berbeda. Aravind menerapkan bahwa tidak boleh ada pembedaan perlakuaan pada RSnya baik yang bayar maupun tidak kepada pasien. Semua pasien diperlakukan sama rata tanpa memandang status social. Yang membedakan adalah fasilitas yang diterima oleh kedua RS tersebut. Pada RS yang berbayar pastinya memiliki fasilitas yang lebih lengkap karena ada dana yang dikelola sendiri untuk

pembelian alat-alat medis, sedangkan pada RS yang gratis memiliki dana yang lebih terbatas. 4. What has been the role of aravind’s clinical and support staff in all this? Are they dedicated and altruistic or do they have an ulterior motive? Peran serta para staff medis sangatlah penting dalam perkembangannya. Dr V sangat mengutamakan pelayanan pasien serta melayani dengan hati. Maka beliau menyemangati dan mengarahkan seluruh staff untuk bekerja dengan hati. Namun untuk tetap mendukung dokter-dokter yang bekerja serta untuk memenuhi permintaan pasien dr V juga menjalin kerjasama untuk residensi sehingga bisa lebih banyak menyerap tenaga medis. Untuk bekerja di RS ini apapun motif yang dimiliki oleh para staf dr V hanya menekankan pada pelayanan yang terbaik untuk pasien. 5. Are there any weaknesses at all with the Aravind model of delivering eye care? Ya tetap ada kelemahan pada model delivering eye care Aravind. Karena fasilitas kesehatan ini adalah berbasis kemanusiaan maka sewaktu-waktu RS ini bisa kehilangan sponsornya untuk berdiri. Memang dr V telah membuat RS yang berbayar untuk subsidi silang namun tetap diperlukan kerjasama dan bina hubungan yang baik antar organisasi- organisasi sponsor. Dalam hal ini maka dibutuhkan team manajerial yang dapat memaksimalkan ekspansi dari Aravind ini.

6. How are its satellite hospitaks at Tirunelveli (best labeled T-Valley) and theni doing? How are its eye camp performing? Camp yang dilakukan berjalan cukup baik meskipun dengan keterbatasan dana yang ada. Konsep camp ini sebenarnya sudah dibuat oleh pemerintah terlebih dulu namun berbasis fasilitas kepemerintahan. Karena kasus kebutaan yang masih tinggi maka dr V berinisiatif untuk membuat camp ini dengan basis RS yang beliau miliki. Camp ini dibuat untuk screening awal dimana kasus kebutaan bisa di deteksi dini. Ketika pasien tersebut membutuhkan penanganan lebih maka akan dikirim ke RS.

Related Documents

Menejemen Pemasaran
June 2020 31
Strategi
May 2020 47
Strategi
August 2019 65

More Documents from "Yazidsaing"