PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK
BAB II PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK
Anak
juga
manusia
mereka
diperlakukan
dijamin
hak-haknya
dan
dengan terpenuhi.
sudah
lebih
selayaknya
manusiawi
Konvensi
Hak
dan anak
merupakan sebuah turunan dari Hak Asasi manusia yang berlaku secara universal. Namun demikian seringkali mereka terpinggirkan karena dianggap belum layak mendapatkan perlakuan seperti orang dewasa. Terlepas dari segala kekurangan mereka, sebagai manusia mereka mempunyai hak-hak yang tidak bisa dinafikkan begitu saja.
Mengingat
peran
strategis
mereka
(sebagai
generasi penerus) maka amat penting bagi kita untuk memberikan
perhatian
lebih
pada
mereka,
maka
pemenuhan Hak Anak menjadi sesuatu yang amat penting
guna
menjamin
perkembangan
dan
keberlangsungan mereka. A. Sekilas KHA Pada tahun 1949 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) di tanda tangani oleh hampir seluruh negara dalam PBB. Ada beberapa poin penting dengan di dklarasikan HAM yaitu bahwa ada Pengembangan Desa Ramah Anak
17
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK jaminan tentang pengakuan dan perlindungan Entitas Hak Asasi Manusia oleh seluruh bangsa di dunia. Perbedaan utama dari hukum HAM dibandingkan dengan
hukum
internasional
lainnya
ialah
menyangkut relasi yang diatur. Hukum internasional HAM mengatur relasi yang bersifat vertikal, antara manusia
dengan
Negara,
dimana
manusia
mempunyai hak dan Negara memegang kewajiban. Setiap konvensi HAM mengatur dua substansi utama. Di satu pihak ia meletakkan norma-norma legal hak asasi yang diakui secara internasional, dan di pihak lain
ia
mengatur
kewajiban-kewajiban
Negara
menyangkut hak asasi yang diakui. Pada tahun 1989 PBB mengadopsi Konvensi Hak Anak sebagai salah satu turunan dari Hak asasi manusia. Semua kaidah HAM berlaku juga pada KHA, dengan demikian KHA merupakan sebuah turunan HAM yang menyeluruh dan berlaku Universal. KHA mengatur norma-norma legal tentang substansi hak anak yang diakui dan diterima secara internasional, melintasi batas-batas
negara dan budaya, serta
mengatasi berbagai sistim hukum, sistim politik dan sistim ekonomi yang ada. Jika
kita
bandingkan
instrumen-instrumen
antara
internasional
KHA HAM
dengan lainnya,
katakanlah misalnya dengan Deklarasi Universal Hak Pengembangan Desa Ramah Anak
18
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Asasi Manusia (DUHAM) atau Kovenan Internasional Hak Sipil Politik (KIHSP) dan Kovenan Internasional Hak Ekonomi-Sosial-Budaya (KIHESB), akan nampak nyata bahwa sebagian besar hak anak sama belaka dengan
hak
asasi
yang
berlaku
bagi
manusia
(dewasa) pada umumnya. Namun demikian, ada beberapa hak orang dewasa yang tidak dimiliki oleh anak-anak, dan sebaliknya anak memiliki beberapa hak yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Isi dan Kandungan KHA dan UUPA Secara keseluruhan ada 8 (delapan) kelompok hak yang terdapat dalam KHA:
1 (satu) kandungan kewajiban umum Negara.
1 (satu) kandungan definisi, berisi definisi tentang anak.
1 (satu) kelompok kandungan prinsip yang terdiri atas 4 rincian prinsip
5 (lima) kelompok kandungan hak
Selengkapnya, kandungan hak anak (dan kewajiban umum Negara) dalam KHA ialah sebagai berikut: I.
Langkah-langkah
implementasi
umum
(kewajiban umum Negara) Pasal 4, 42, 44 ayat 6 II.
Definisi anak
Pengembangan Desa Ramah Anak
19
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Pasal 1 III.
Prinsip-prinsip umum Pasal 2, 3, 6, 12
IV.
Hak dan kebebasan sipil Pasal 7, 8, 13-17, 37(a)
V.
Lingkungan keluarga dan pengasuhan pengganti Pasal 5, 18 ayat 1-2, 9-11, 19-21, 25, 27 ayat 4, 39
VI.
Kesehatan dan kesejahteraan dasar Pasal 6, 18 ayat 3, 23, 24, 26, 27 ayat 1-3
VII.
Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya Pasal 28, 29, 31
VIII. Perlindungan khusus, meliputi: A.
Perlindungan
bagi
anak
dalam
situasi darurat Pasal 22, 38, 39 B.
Perlindungan
bagi
anak
yang
berkonflik dengan hukum Pasal 40, 37(b-d), 39 C.
Perlindungan
bagi
anak
dari
anak
dari
eksploitasi dan kekerasan Pasal 32-36, (+39) D.
Perlindungan
bagi
kelompok minoritas dan masyarakat adat terasing Pasal 30 Pengembangan Desa Ramah Anak
20
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK
Dalam KHA terkandung 31 Hak Anak 1. hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang 2. hak untuk mendapatkan nama 3. hak untuk mendapatkan kewarganegaraan 4. hak untuk mendapatkan identitas 5. hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak 6. hak untuk mendapat standar kesehatan yang paling layak 7. hak untuk mendapat perlindungan khusus dalam konflik bersenjata 8. hak untuk mendapat pelindungan khusus jika mengalami konflik hokum 9. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi sebagai pekerja anak 10. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami eksploitasi dalam penyalahgunaan obat-obatan 11. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami
eksploitasi
seksual
dan
penyalahgunaan seksual. 12. hak untuk mendpatkan perlindungan khusus dari penculikan, perjualan dan perdagangan anak 13. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika mengalami
eksploitasi
sebagai
anggota
kelompok minoritas atau masyarakat ada Pengembangan Desa Ramah Anak
21
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK 14. hak untuk hidup dengan orang tua 15. hak untuk tetap berhubungan dengan orang tua bila di pisahkan dengan salah satu orang tua 16. hak untuk mendapat pelatihan keterampilan 17. hak untuk berekreasi 18. hak untuk bermain 19. hak untuk berpartusipasi dalam kegiatan seni dan budaya 20. hak untuk mendapat perlindungan khusus dari situasi genting 21. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus sebagai pengungsi 22. hak untu bebas beragama 23. hak untuk berserikat 24. hak untuk bebas berkumpul secara damai 25. hak untuk mendapatkan informasidari berbagai sumber 26. hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi 27. hak untuk mendapatkan perlindungan dari siksaan 28. hak
untuk
mendapatkan
perlindungan
dari
perilaku kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi 29. hak
untuk
mendapatkan
perlindungan
dari
penagnkapan yang sewenang-wenang 30. hak
untuk
mendapatkan
perlindungan
dari
perampasan kebebasan Pengembangan Desa Ramah Anak
22
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK 31. hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara Cuma-cuma
Pengembangan Desa Ramah Anak
23
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK 31 Hak Anak dipilah dalam 4 hak dasar yaitu : 1.
Hak dan kebebasan sipil
2.
Lingkungan keluarga dan pengasuhan pengganti
3.
Kesehatan dan kesejahteraan dasar
4.
Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya
Atau dalam bentuk yang lebih sederhana 1. Hak hidup 2. Tumbuh kembang 3. Perlindungan dan 4. Partisipasi Kewajiban negara. Didalam khasanah hak asasi manusia, kewajiban negara
mengimplikasikan
tindakan
yang
harus
dilakukan atau tidak dilakukan oleh negara guna mengimplementasikan HAM. Ada beberapa kategori kewajiban negara, namun kita hanya akan membahas satu kategori saja, yakni kewajiban generik. Kewajiban generik ialah jenis kewajiban berdasarkan mana semua kewajiban yang lain berasal. Ada 4 kewajiban seperti ini, yakni:
Kewajiban
menghormati
(the
obligation
to
respect). Kewajiban ini mengharuskan negara untuk absten dari tindakan yang melanggar HAM, karenanya disebut kewajiban negatif. Kita Pengembangan Desa Ramah Anak
24
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK ambil sebagai contoh, umpamanya, hak anak atas pendidikan. Kewajiban menghormati dalam konteks hak ini mengharuskan negara untuk tidak mengambil tindakan yang melanggar hak anak atas pendidikan, misalnya menetapkan legislasi
atau
sekelompok
kebijakan
anak
yang
dari
hak
mendeprivasi mereka
atas
pendidikan. Negara mempunyai kewenangan untuk
memenjarakan
anak
yang
terbukti
melanggar hukum pidana, namun negara tidak boleh
membuat
anak-anak
itu
tidak
bisa
mengenyam pendidikan.
Kewajiban
melindungi
protect),
(the
mengharuskan
melindungi pelanggaran
setiap oleh
manusia
obligation negara dari
pelaku-pelaku
to
untuk tindakan
non-negara.
Kewajiban yang sering disebut juga dengan “horizontal effect of human rights”. Jika terjadi pelanggaran hak oleh pelaku bukan negara, maka negara harus menyediakan mekanisme redress bagi korban dan menghukum pelaku pelanggaran. Untuk memenuhi kewajiban ini, negara
harus
mengadopsi
hukum
dan
membangun aparatur penegakan hukum yang sesuai. Dalam contoh diatas, negara harus membuat legislasi yang menjamin agar setiap Pengembangan Desa Ramah Anak
25
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK anak bisa memperoleh pendidikan, dan jika orangtua melarang anaknya bersekolah maka negara harus menyediakan mekanisme dimana korban bisa memperoleh kembali haknya atas pendidikan – kalau perlu dengan mencabut kuasa asuh orangtua. Karena mengharuskan negara mengambil tindakan tertentu, kewajiban ini disebut sebagai kewajiban positif.
Kewajiban memenuhi (the obligation to fulfill), adalah juga kewajiban positif dimana negara harus menempuh tindakan untuk memenuhi hak anak. Dalam contoh di atas, negara harus mengalokasikan
dana,
membangun
sekolah,
menyelenggarakan pendidikan guru dsb.
Kewajiban
memajukan
(the
obligation
to
promote). Kewajiban ini mengharuskan negara untuk
mengambil
langkah-langkah
guna
mendorong dan memudahkan anak-anak dalam menikmati
hak-hak
mereka,
juga
tergolong
dalam kewajiban positif. Dalam contoh di atas, dan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 28 KHA, negara wajib, misalnya, membuat agar informasi
tentang
pendidikan,
latihan
serta
bimbingan vokasional tersedia dan bisa diakses oleh semua anak (KHA, ps 28, ayat 1[d]).
Pengembangan Desa Ramah Anak
26
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Secara
spesifik,
kewajiban
ini
berperan
dalam menggantikan kewajiban memenuhi untuk semua hak atas kebebasan, karena kebebasan tidak bisa
dipenuhi.
kebebasan
Misalnya
bebas
menyampaikan
dari
penyiksaan,
pendapat,
kekebasan
berpikir dsb., yang semuanya itu tidak bisa dipenuhi. Peran orangtua/wali menyangkut hak anak. Di atas tadi telah dikemukakan bahwa posisi dan peran orangtua/wali adalah krusial. Di satu pihak orangtua/wali mempunyai fungsi fasilitasi terutama dalam
perlindungan
dan
pemenuhan
hak
anak.
Namun di pihak lain, orangtua/wali bisa bersifat disruptif. Menelantarkan anak, melarang anak belajar, melakukan
tindak
kekerasan
merupakan
contoh-contoh
terhadap
dimana
anak,
orangtua/wali
bersifat disruptif terhadap hak-hak anak. Contoh lainnya
ialah
orangtua/wali
yang
tidak
bersedia
mewakili anaknya meng-klaim tindakan redress yang disediakan Negara jika anak mengalami kekerasan oleh orang lain. Memahami hak-hak anak, kewajiban negara dan peran orangtua/wali akan sangat berguna bagi masyarakat sipil (non-state actors) untuk mengaddress isyu menyangkut hak anak.
Pengembangan Desa Ramah Anak
27
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Dalam hal ini perlu diingat bahwa, dalam kaitannya dengan peran orangtua/wali, negara juga mempunyai kewajiban, misalnya untuk memastikan agar orangtua/wali tetap memikul tanggungjawab finansial atas kelangsungan hidup dan perkembangan anak
atau
mengembangkan
kemampuan
orangtua/wali dalam pengasuhan anak, atau untuk melindungi anak dari tindak kekerasan dan eksploitasi oleh
orangtua/wali
selama
anak
berada
dalam
pengasuhan mereka. Isi UUPA No. 23 Th. 2002 Kewajiban dan Tanggung Jawab keluarga dan orang tua
1. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
2. Menumbuhkembangkan
anak
sesuai
dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya; dan;
3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anakanak (pasal 26). Kewajiban dan tanggung jawab orang tua dapat dialihkan kepada keluarga atau orang tua alternatif bila
orang
tua
keberadaannya,
tidak
atau
ada,
tidak
tidak
dapat
diketahui
melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawabnya.
Pengembangan Desa Ramah Anak
28
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak asasi anak tanpa diskriminasi •
memberikan dukungan sarana dan prasarana penye-lenggaraan perlindungan anak, misalnya sekolah, lapangan bermain, lapangan olahraga, rumah
ibadah,
balai
kesehatan,
gedung
kesenian, tempat rekreasi, ruang menyusui, tempat penitipan anak, dan rumah tahanan khusus anak. •
menjamin
perlindungan,
kesejah-teraan
anak
pemeliharaan
dengan
dan
memperhatikan
hak dan kewa-jiban orang tua, wali atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak. •
mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
•
menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak. (Pasal 2124).
Kedudukan anak yang diatur dalam UndangUndang •
Setiap anak harus diberi identitas diri sejak kelahirannya
yang
dituangkan
dalam
akta
kelahiran. Pembuatan akta kelahiran didasarkan Pengembangan Desa Ramah Anak
29
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK pada
surat
keterangan
dan
orang
yang
menyaksikan dan/atau yang membantu proses kelahiran. Bila proses kelahiran tidak diketahui, pembuatan akta didasarkan pada keterangan orang yang menemukan. •
Akta kelahiran diberikan tanpa biaya dan harus diberikan selambat-lambatnya sebulan setelah tanggal permohonan. Pembuatan akta menjadi tanggung
jawab
pelaksanaannya
pemerintah
diselenggarakan
yang serendah-
rendahnya pada tingkat desa/kelurahan. Dasar dari pengasuhan anak •
Pada dasarnya anak tidak dipisahkan dari orang tuanya, kecuali pemisahan tersebut merupakan keputusan yang terbaik bagi anak
pengasuhan pengasuhan
alternatif
melalui
dan
perwalian,
penyelenggaraan
perlindungan anak dalam memeluk agama •
Perlindungan meliputi
anak
dalam
pembinaan,
memeluk
pembimbingan
agama dan
pengamalan ajaran agama bagi anak. •
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua,
wali
dan
lembaga
sosial
menjamin
perlindungan anak dalam memeluk agamanya Pengembangan Desa Ramah Anak
30
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK
Tujuan
penyelenggaraan
perlindungan
anak
dalam aspek kesehatan •
Fasilitas dan upaya kesehatan yang komprehensif diselenggarakan bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan
Pengembangan Desa Ramah Anak
31
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Penyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan •
Pemerintah
wajib
menyediakan
fasilitas
dan
menyeleng-garakan upaya kesehatan dengan didukung oleh peranserta masyarakat. •
Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan
dilakukan
secara
komprehensif,
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif baik untuk pelayanan dasar maupun rujukan. •
Upaya kesehatan yang komprehensif tersebut diselenggarakan
secara
cuma-cuma
bagi
keluarga tidak mampu. Tanggung jawab orang tua dan keluarga dalal Kesehatan •
Orang
tua
dan
keluarga
bertanggung
jawab
menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan. •
Bila
orang
tua
melaksanakan
dan
keluarga
tanggung
tidak
jawab
mampu tersebut
pemerintah wajib memenuhi.
Pengembangan Desa Ramah Anak
32
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Penyelenggaraan pendidikan diatur? •
Semua anak wajib belajar 9 tahun.
•
anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental
diberi
aksesibilitas
kesempatan untuk
yang
sama
memperoleh
dan
pendidikan
biasa dan luar biasa. •
anak
yang
kesempatan
memiliki dan
keunggulan
diberi
aksesibilitas
untuk
memperoleh pendidikan khusus. •
anak dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan
wajib
dilindungi
dari
tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya. •
Pemerintah
wajib
menyelenggarakan
pemeliharaan dan perawatan anak terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga. Perlindungan khusus •
Anak dalam situasi darurat: anak yang menjadi pengungsi, anak korban kerusuhan, anak korban bencana alam, dan anak dalam situasi konflik bersenjata.
•
Anak yang berhadapan dengan hukum;
•
Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;
•
Anak
tereksploitasi
secara
ekonomi
dan/atau
seksual; Pengembangan Desa Ramah Anak
33
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK •
Anak yang diperdagangkan;
•
Anak
yang
menjadi
korban
penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza); •
Anak
korban
penculikan,
penjualan
dan
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental; •
Anak yang menyandang cacat, dan
•
Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
Jenis kejahatan yang diatur dalam UndangUndang Perlindungan Anak 1. Melakukan tindakan: Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil
maupun
moril
sehingga
menghambat fungsi sosialnya; atauPenelantaran terhadap
anak
yang
mengakibatkan
anak
mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial; Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. mengetahui dan sengaja membiarkan anak yang ber-hadapan
dengan
hukum,
anak
dari
kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, Pengembangan Desa Ramah Anak
34
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban
penyalahgunaan
narkotika,
alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak
korban
penculikan,
perdagangan,
atau
anak
anakkorban
korban
kekerasan,
padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu. Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 3. Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang
bertentangan
dengan
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) 4. melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak. o Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). o Bila anak luka berat pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pengembangan Desa Ramah Anak
35
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK o Bila anak mati pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak
Rp200.000.000,00
(dua
ratus juta rupiah). Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan tersebut
apabila
yang
melakukan
penganiayaan orang tuanya
5. sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa
anak
melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta
rupiah)
dan
paling
sedikit
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 6. sengaja
melakukan
kekerasan
atau
ancaman
kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul. pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta
rupiah)
dan
paling
sedikit
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Pengembangan Desa Ramah Anak
36
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK 7. memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual. pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta
rupiah)
dan
paling
sedikit
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 8. Secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). melakukan
jual
beli
organ
tubuh
dan/atau
jaringan tubuh anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau jaringan
tubuh
anak
tanpa
memperhatikan
kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa
seizin
orang
tua
atau
tidak
mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, Pengembangan Desa Ramah Anak
37
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 9. Dengan
sengaja
menggunakan
tipu
muslihat,
rangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
memilih
agama
lain
bukan
atas
kemauannya sendiri, padahal diketahui atau patut
diduga
bahwa
anak
tersebut
belum
berakal dan belum bertanggung jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 10. Merekrut
atau
memperalat
anak
untuk
kepentingan militer atau penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata
atau
pelibatan
dalam
kerusuhan
sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 11. mengeksploitasi dengan
ekonomi
maksud
untuk
atau
seksual
menguntungkan
anak diri
sendiri atau orang lain. Pengembangan Desa Ramah Anak
38
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 12. sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibat-kan
penyalahgunaan,
anak
produksi
atau
dalam distribusi
narkotika dan/atau psikotropika. Pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) . 13. sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibat-kan
penyalahgunaan,
anak
produksi,
atau
dalam distribusi
alkohol dan zat adiktif lainnya . Pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda
paling
banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
B. Pengarus Utamaan Hak Anak Permasalahan mendasar pada pemenuhan hak anak adalah belum terpahaminya hak anak secara menyeluruh
(komprehensif)
pada
tiap
strata
masyarakat. Hal ini menimbulkan banyak persoalan Pengembangan Desa Ramah Anak
39
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK anak
terabaikan
selayaknya.
dan
tidak
Sedikitnya
tertangani
organisasi
dengan
kemasyarakan
yang mempunyai konsen di anak dan kurangnya perhatian pemerintah merupakan sebuah indikator yang mudah terlihat. Selain itu faktor kemiskinan masyarakat
menjadi
sebuah
tantangan
dalam
mainstreaming hak anak. Masih dipandangnya Hak Anak sebagai Produk Barat membuat hak anak (KHA) sulit diterima oleh masyarakat.
Meski
Indonesia
sudah
menerbitkan
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) No 23 th. 2002, sampai sekarang Hak Anak belum bisa menjadi Fokus Perhatian. Hal ini juga disebabkan
karena
belum semua Masyarakat mengerti dan memahami Hak Anak. Maka Upaya Sosialisasi Hak Anak masih perlu terus dilakukan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap hak anak. Upaya ini dilakukan dapat dengan melakukan kampanye
dan
membumikan
hak
anak
melalui
kearifan dan keunggulan lokal sehingga hak anak bukan lagi menjadi sesuatu yang asing. Dengan semikian maka akan timbul sebuah paradigma (cara pandang) baru tentang mainstreaming hak anak. Selain
itu
dekonstruksi
perlu pada
ada
upaya
pola
untuk
perilaku
melakukan dan
sikap
masyarakat terhadap anak. Pengembangan Desa Ramah Anak
40
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Selama ini upaya mainstreaming hak anak seringkali dilakukan secara parsial tanpa menyentuh sisi-sisi lain yang terkait dengan hal itu. Bahwa permasalahan anak tidak hanya akan selesai dengan penerbitan Undang-undang Perlindungan Anak atau Perda/ Perdes
Perlindungan Anak. Yang paling
mendasar adalah bagaimana Hak anak menjadi Fokus dari
keseluruhan
stake
holder.
Belajar
dari
pengalaman maka perlu sebuah strategi jitu untuk membuat mainstreaming hak anak menjadi sebuah gerakan bersama. Metode pendekatan mainstreaming hak anak selama ini seringkali menempatkan NGO sebagai oposan pemerintah (pengambil kebijakan) dan anak sebagai
objek
halangan
kerja.
dari
upaya
Hal
ini
seringkali
mainstreaming
menjadi
hak
anak.
Membangun habungan yang sinergis, baik antar NGO, CSO
maupun
Pemerintah
dipandang
lebih
bisa
mengakomodir kepentingan bersama. Penyadaran dan membangun kesepehaman pada kondisi-kondisi Riil yang dihadapi dan Resiko-resiko yang bakal diterima
bila
hak
anak
tidak
terpenuhi
perlu
dilakukan. Untuk itu harus ada pembagian peran yang proporsional dan sinergis pada tiap-tiap sumber daya yang
ada.
Pembangunan
komitmen
bersama
merupakan agenda yang harus segera dilakukan. Pengembangan Desa Ramah Anak
41
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Dengan
demikian
maka
diharapkan
semua
sumberdaya (resources) dapat berkontribusi pada mainstreaming hak anak. Peningkatan peran anak dalam mainstreaming hak
anak
perlu
dilakukan
guna
memberikan
pembelajaran pada anak. Kerja-kerja yang dilakukan selama ini seringkali menempatkan anak tak lebih sebagai objek, belum memperlihatkan anak sebagai subjek. Pemberian kesempatan yang lebih besar pada anak
untuk
dapat
berperan dalam
pengambilan
kebijakan dan mengadvokasi hak-hak mereka perlu dilakukan. Bukan lagi sekedar bekerja untuk anak namun lebih pada bagaimana bekerja bersama anak. Upaya-upaya masyarakat
harus
peningkatan dipandang
kesejahteraan sebagai
aspek
pendukung penting dalam mainstreaming hak anak. Bukan hanya pada peningkatan ekonomi namun juga pada peningkatan kemampuan keluarga untuk dapat mengemban
tanggung
jawab
dan
memberikan
perlindungan pada anak-anak mereka. Kemiskinan lebih
disebabkan
oleh
struktur
yang
diciptakan
negara yang mempersempit dan membatasi akses masayarakat pada layanan-layanan publik (politik, ekonomi,
sosial,budaya).
Ketidakmampuan
masyarakat untuk mengakses layanan-layanan ini menyebabkan masyarakat terpinggirkan dalam setiap Pengembangan Desa Ramah Anak
42
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK aspek kehidupan. Untuk itu maka upaya-upaya harus dilakukan dalam rangka membuka dan memperluas akses dengan
masyarakat
pada
layanan-layanan
publik
langkah-langkah
pemberdayaan
serta
meningkatan
kapasitas
masyarakat
dengan
memberikan pendidikan dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya dengan membangun kesadaran kritis pada masyarakat.
Pengembangan Desa Ramah Anak
43