Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Cindy Muspratomo, S.Pd.I
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
BAGAN KONSEP
PERISTIWA PERISTIWA PENTING
REAKSI MASYARAKAT THD PROKLAMASI
PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA
PERISTIWA RENGAS DENGKLOK
BADAN KELENGKAPAN
PEMBENTUKAN BADAN PERJUANGAN
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
DETIK-DETIK PROKLAMASI
PROSES PEMBENTUKAN TNI
Latar belakang kemerdekaan bangsa Indonesia
Setelah mengalami berbagai kekalahan dalam medan pertempuran di pasific (1943-1944), Jepang mulai mengkhawatirkan kemungkinan serangan sekutu terhadap wilayah wilayah jajahan Jepang di pasific, termasuk Hindia Belanda (Indonesia), maka untuk tetap mendapat dukungan dari wilayah jajahanya Jepang memberikan janji kemerdekaan terhadap wilayah-wilayah jajahannya, yang disampaikan oleh P.M. Koiso pada 7 September 1944 didepan parlemen Jepang, yang kemudian dikenal sebagai JANJI SEPTEMBER 1944
Sebagai realisasi kemerdekaan tersebut maka tentara pendudukan Jepang di Indonesia membentuk badan penyelidik kemerdekaan Indonesia yang disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai atu dikenal dengan BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI bertugas menyelidiki dan menyusun kelengkapan sebuah negara, antara lain menyusun dasar negara dan UUD BPUPKI dilantik tanggal 28 Mei 1945, dan memulai sidang pertamanya tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. BPUPKI diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat.
Hasil sidang-sidang BPUPKI adalah menghasilkan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 sebagai dasar negara yang disebut dengan Pancasila.
Menghasilkan rumusan UUD 1945
Setelah menyelesaikan tugasnya BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan PPKI (dokuritsu junbi inkai) pada tanggal 7 Agustus 1945 panitia yang bertugas menyiapkan kemerdekaan Indonesia, diketuai oleh Ir. Soekarno
PPKI DIUNDANG KE DALATH, VIETNAM
Pada tanggal 9 Agustus 1945, pimpinan PPKI yaitu : Ir. Soekarno. Drs Moh. Hatta dan dr. Radjiman di undang oleh Jendral Terauchi Hisaichi panglima tertinggi Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara ke Dalath (300 km utara Saigon)
Ketiga pimpinan PPKI didampingi wakil pemerintahan tentara Jepang di Jawa, yaitu : Letkol. Nomura, Kapten Myosi (penterjemah) dan Kapten Masaki serta wakil dari balatentara Jepang wilayah Singapura, Mayjen Shimura dan seorang ajudan.
Apa yang dilakukan di Dalath?
Pertemuan dengan Terauchi terjadi pada tanggal 12 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi waktu setempat. Inti pembicaraan adalah bahwa Jepang menyerahkan urusan kemerdekaan kepada PPKI tentang segala persiapan dan waktunya Tanggal 15 Agustus 1945 rombongan kembali ke tanah air, disambut oleh Gunseikan (pimpinan AD) Jendral Yamamoto
PERISTIWA RENGASDENGLOK
Sekembalinya rombongan dari Dalath, para pimpinan PPKI mendapat desakan dari gol. Muda yang menginginkan Proklamasi segera dilakukan tanggal 16 Agustus 1945, tanpa campur tangan Jepang ! Mereka telah menerima kabar dari Radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Golongan Tua (pimpinan PPKI) menyatakan perlunya sidang PPKI untuk memutuskan hal tsb.
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Gol.Muda yang gagal meyakinkan gol. Tua , akhirnya sepakat dalam rapat mereka di Jl. Cikini 71 Jakarta untuk menjauhkan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 6.10 mereka melakukan aksinya dengan “menculik” dua tokoh PPKI tsb dan membawa mereka ke Rengasdengklok (Karawang, Jabar). Penculikan dipimpin oleh Singgih, seorang perwira PETA di Jakarta, dan beberapa tokoh muda seperti Soetjipto, Soekarni dan Joesoef Koento.
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Sesampainya di Rengasdengklok, rombonan diserahkan kepada pimpinan PETA Rengasdenglok Soebeno. Rombongan mulanya ditempatkan dirumah Soebeno, tetapi takut mencolok akhirnya ditempatkan di rumah Giau I Siong. Di Rengasdenglok ternyata sudah terjadi “kudeta” terhadap pimpinan Jepang di sana, terbukti dengan ditawannya petinggi Jepang Wedana Mitsui dan staffnya.
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Adalah Achmad Soebardjo dari Kaigun (angkatan Laut) seorang tokoh dari gol. Tua yang juga anggota PPKI, yang berhasil meyakinkan gol pemuda untuk “mengambil” Soekarno-Hatta, dan berjanji dengan jaminan taruhan nyawanya bahwa Proklamasi paling lambat akan dilaksanakan besok (17 Agustus 1945)
Sekembalinya dari Rengasdenglok, rombongan langsung ke rumah laksamana Tadashi Maeda, seorang jendral A.L. Jepang yang mendukung dan menjamin kemerdekaan Indonesia.
Malam itu juga para piminan menghadap kepala pemerintahan umum mayjen Nisyimura untuk menjajaki sikapnya, namun Nisyimura tidak mengijinkan adanya Proklamasi karena takut disalahkan oleh Sekutu.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa proklamasi memang harus dilaksanakan sendiri lepas dari pengaruh Jepang.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Malam itu juga, sekitar pukul 23.00 segera diadakan musyawarah mengenai penyusunan naskah proklamasi. Yang hadir adalah anggota PPKI dan tokoh-tokoh dari golo. Muda (sekitar 30an orang)
Naskah disusun oleh 3 orang yaitu, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo bertempat diruang makan rumah Maeda, yang lain berada di ruang depan.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Kalimat pertama atas usulan Soebarjo, diambil dari preambule UUD 1945 (piagam Jakarta).”kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Kalimat kedua adalah usulah Moh Hatta “halhal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya. Soekarno bertugas menulis kedua konsep tsb.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI Setelah konsep tersebut jadi, lalu dibawa ke ruang depan untuk dimusyawarahkan. Timbul masalah tentang siapa yang akan menandatangani naskah tersebut. Atas usulan Soekarni, teks ditandatangani saja oleh SoekarnoHatta atas nama bangsa Indonesia.
Naskah diketik oleh Sajuti Melik dengan sedikit perubahan, seperti kata tempoh diganti dengan tempo, wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan atas nama bangsa Indonesia, juga penulisan tanggal menggunakan tahun Showa/Sumera (penanggalan Jepang). Naskah yang diketik disebut sebagai naskah yang OTENTIK (sejati).
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Naskah kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta Perumusan sampai penandatanganannya baru selesai sekitar pukul 04.00 tanggal 17 Agustus 1945 Diputuskan saat itu juga bahwa Proklamasi akan dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10.00 di halaman rumah Soekarno, jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Detik-detik Proklamasi
Tepat pukul 10.00 waktu Jawa, dikumandangkanlah Proklamasi kita Soekarno didampingi Hatta, membuka dengan pidato singkat, kemudian membacakan teks proklamasi yang telah disusun semalam sebelumnya. Dikibarkan sang dwiwarna oleh perwira Peta Latief Hendraningrat dan Soehoed, diiringi lagu Indonesia Raya.
PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI
Adam Malik mengambil salinan proklamasi, diserahkan pada Asa Bafagih untuk diteruskan pada Pangulu Lubis, yang kemudian menyiarkan melalui corong radio kantor berita Domei. Maladi dan Jusuf Ronodipuro, pemuda yang bekerja di stasiun radio, mengambil alat pemancar dan menyebaruaskan kepelosok negeri (cikal bakal munculnya RRI)
PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI
Surat kabar pertama yang memuat berita Proklamasi adalah Tjahaja, Bandung dan Soeara Asia, Surabaya
Keduanya lalu ditutup oleh Jepang
Muncul Soeara Merdeka, Semarang yang juga menyebarkan semangat kemerdekaan
REAKSI RAKYAT
Rakyat menyambut baik dan suka cita berita tentang Proklamasi, bendera merah putih berkibar dimana-mana. Corat-coret anti imperialisme dilakukan disetiap sudut kota, terutama ditujukan pada pasukan sekutu yang akan mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang Rapat di lapangan IKADA 19 Sept 1945
Aksi corat coret menentang Sekutu
Sekali Merdeka Tetap Merdeka….
REAKSI RAKYAT
Sultan Jogya HB IX, dan Paku Alam VIII mendukung penuh, dan menyatakan Yogyakarta menjadi bagian dari Republik Indonesia. Di Jogyakarta, Ki Hadjar Dewantara dengan mengendarai sepeda melakukan pawai keliling kota bersama-sama murid-muridnya sore hari pada tanggal 17 Agustus 1945 Melalui corong Mesjid, lonceng Gereja dan kentongan rumah penduduk diberitakan proklamasi kemerdekaan kita.
Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada akhir bulan September, instalasiinstalasi penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda Indonesia. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan dan kesenian. Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Para mantan prajurit Peta dan Heiho membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam kelompok-kelompok bersenjata Islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin oleh para Kiai. tanggal 20 Agustus 1945 pemancar radio domei disegel dan para pegawainya dilarang masuk. Para pemuda kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di samping melalui siaran radio, para wartawan juga menyebarluaskan berita proklamasi melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran, dan penerbitan-penerbitan yang lain. Pada tanggal 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai.Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada (sekarang Monas). Rapat yang digagas oleh para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam “Kesatuan van Aksi”, untuk melakukan rapat raksasa di lapangan Ikada, yang semula digagas tanggal 17 September 1945, mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Sukarno sudah dihubungi dan bersedia akan menyampaikan pidato di dalam rapat raksasa pada tanggal 19 September 1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan dan memenuhi Lapangan Ikada. Rapat itu untuk memperingati sebulan kemerdekaan Indonesia. Rakyat dari berbagai penjuru dengan tertib berdatangan ke Lapangan Ikada dengan membawa poster dan bendera merah-putih. Mereka menuntut kebulatan tekad untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Mereka juga bertekad untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia bukan atas bantuan Jepang, tetapi merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain sebagai berikut. a. Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah istimewa dari Negara Indonesia. b. Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat. c. Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku Kepala Daerah Istimewa bertanggung jawab kepada Presiden.
Sementara di Surabaya, memasuki bulan September 1945, terjadi gerakan perebutan senjata di gudang Don Bosco. Rakyat Surabaya juga merebut Markas Pertahanan Jepang di Jawa Timur, serta pangkalan Angkatan Laut di Ujung sekaligus merebut pabrik-pabrik yang tersebar di sana.
Pada tanggal 19 September 1945, seorang bernama Ploegman dibantu kawan-kawannya mengibarkan bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato. Residen Sudirman segera memperingatkan agar Ploegman dan kawankawannya menurunkan bendera tersebut. Peringatan itu tidak mendapat tanggapan. Hal ini telah mendorong kemarahan para pemuda Surabaya. Para pemuda Surabaya kemudian menyerbu Hotel Yamato. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel dan menurunkan bendera Merah Putih Biru, kemudian merobek bagian warna birunya.
KEHIDUPAN POLITIK SETELAH PROKLAMASI
Sidang-sidang PPKI Tanggal 18 Agustus 1945 : - mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 - memilih Soekarno sbg Presiden, dan Moh. Hatta sbg wakilnya secara aklamasi. - Presiden dan wakil, sebelum dibentuknya MPR akan dibantu oleh Komite Nasional.
KEHIDUPAN POLITIK SETELAH PROKLAMASI
Sidang PPKI Tanggal 19 Agustus 1945 : membentuk 8 provinsi berikut menunjukkan gubernurnya. menyusun kabinet, dengan membentuk 12 kementrian departemen.Diangkat juga 4 mentri tanpa portofolio, Jaksa Agung, Mahkamah Agung, Sekneg dan Jubir Presiden. Membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) untuk membantu tugas Gubernur
Kabinet pertama setelah Kemerdekaan
KEHIDUPAN POLITIK SETELAH PROKLAMASI
Sidang-sidang PPKI Tanggal 22 Agustus 1945 : - menjadikan PNI satu-satunya parpol di Indonesia. - membentuk Badan Keamanan Rakyat - membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Komite Nasional
Komite Nasional dibentuk diseluruh Indonesia, berpusat di Jakarta. Komite Nasional berperan sementara sebagai lembaga legislatif (MPR/DPR) , sementara itu di daerah dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah yang bertugas membantu tugastugas Gubernur. KNIP dilantik tanggal 29 Agustus 1945, beranggotakan 125 orang diketuai oleh Mr. Kasman Singodimedjo Untuk memperlancar tugas-tugas KNIP, dibentuk Badan Pekerja (BPKNIP)
PEMBENTUKAN BADAN KEAMANAN RAKYAT
Setelah kemerdekaan, mulai dipikirkan untuk membentuk tentara kebangsaan Namun untuk menghindari provokasi/ bentrokan / kemarahan Jepang/Sekutu (karena kita merasa belum mampu menghadapi mereka secara militer) maka hanya dibentuk BKR. Dalam BKR dihimpun kekuatan dari ex PETA, Seinenda, Kaibodan, Kaigun dll.
Tentara PETA
HEIHO….
REAKSI PEMUDA AKIBAT DARI PEMBENTUKAN BADAN KEAMANAN RAKYAT
Kebijakan pemerintah dalam membentuk BKR mendapat reaksi tidak puas dari golongan pemuda, mereka menginginkan bentuk tentara nasional, oleh karena itu maka pemuda kemudian membentuk laskar-laskar perjuangan (bersenjata) seperti API (angkatan Pemuda Indonesia) BPI ( barisan pemuda Indonesia) Hizbullah, Sabilillah , dll.
Laskar rakyat
PEMBENTUKAN TENTARA KEAMANAN RAKYAT
Kebijakan pemerintah menunda pembentukan tentara semakin gawat karena hampir disetiap kota terjadi pertempuran, baik thd Jepang maupun Sekutu/AFNEI dan NICA. Pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat yang isinya menyebutkan bahwa untuk memperkuat keamanan umum diadakan suatu Tentara Keamanan Rakyat
PEMBENTUKAN TENTARA KEAMANAN RAKYAT
Ditunjuk kemudian sebagai pimpinan tertinggi TKR adalah Supriyadi (tokoh pemberontakan PETA di Blitar) dibantu kepala staff umum yang dipimpin oleh Jendral Oerip Soemohardjo Supriyadi tak kunjung muncul setelah ditunggu selama satu bulan, sehingga atas saran jendral Oerip, ditujuklah Kolonel Soedirman menjadi panglima TKR melalui konfrensi militer pada bulan November 1945
Jendral Oerip S.
Jendral Soedirman
TKR menjadi TRI, kemudian menjadi TNI
Pada tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral Januari 1946 TKR diubah menjadi TRI (Tentara Rakyat Indonesia) untuk menunjukkan bentuk RI nya kepada pihak sekutu maupun \ Belanda 5 Mei 1947 pemerintah mempersatukan TRI dengan laskar-laskar rakyat (pemuda) dalam satu wadah yang kemudian diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947 sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Pelantikan Soedirman sebagai Panglima TKR
Pembentukan Partai-partai
Masyarakat bereaksi menolak adanya partai tunggal, krn hal tsb menunjukkan bhw pem tidak demokrasi dan otoriter, membungkam aspirasi masy melalui parpol (yg sudah ada sejak jaman Bld) Menanggapi hal tsb maka keluarlah maklumat pemerintah no X tgl 3 nov 1945 tentang pembentukan parpol ( menuju sistem pem parlementer/ multi partai.