ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA
DISUSUN OLEH:
NAMA
: YENI KURNIA
NIM
: 344070. 16121
KELAS
: III A
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TAHUN AJARAN 2017-2018
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA
A. Pengertian Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam mencapai batas normal kadar glukosa darah (Kedia, 2011). Dan hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa darah <60 mg/dl. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah dibawah normal yaitu <60 mg/dl menurut Mc Naughton (2011). Adapun batasan hipoglikemia adalah: 1. Hipoglikemia murni : ada gejala hipoglikemi , glukosa darah < 60 mg/dl 2. Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl 3. Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl 4. Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3-5 jam sesudah makan. B. Klasifikasi Hipoglikemia
menurut
Setyohadi
(2012)
dan
Thompson
(2011)
diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Hipoglikemia ringan 2. Hipoglikemia sedang 3. Hipoglikemia berat C. Etiologi Menurut Sabatine (2004), Hipoglikemi dapat terjadi pada penderita Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi sebagai berikut : 1. Pada Diabetes
Overdosis insulin
Asupan makanan kurang (tertunda atau lupa, terlalu sedikit, output yang berlebihan dan diit yang berlebihan)
Aktivitas berlebihan
Gagal ginjal
hipotiroid
2. Pada Non Diabetes
Peningkatan produksi insulin
Aktivitas berlebih
Konsumsi makanan yang sedikit kalori
Konsumsi alkohol
Setelah melahirkan
Post gastrectomy
Penggunaan obat-obatan dalam jumlah besar (salisilat, sulfonamide).
D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) antara lain: 1. Adrenergik : pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah, sakit kepala, mengantuk. 2. Neuroglikopenia : bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap perilaku, lemah, disorientasi, penurunan kesadaran, kejang, penurunan terhadap stimulus bahaya. E. Pemeriksaan diagnostik 1. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa postpradial oral 5
jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah
5 jam. 2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah. 3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin dua kali negatif terhadap glukosa. 4. EKG: Takikardia.
F. Penatalaksanaan Tujuan tatalaksana hipoglikemia: Memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak terjadi kerusakan irreversibel dan tidak mengganggu regulasi DM. Manajemen Hipoglikemi menurut Soemadji (2006); Rush & Louise (2004); Smeltzer & Bare (2003) sebagai berikut tergantung derajat hipoglikemi: 1. Hipoglikemi ringan:
a. Diberikan 150-200 ml teh manis atau jus buah atau 6-10 butir permen atau 2-3 sendok teh sirup atau madu b. Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit maka ulangi pemberiannya Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti coklat, kue, donat, ice cream, cake. 2. Hipoglikemi berat: a. Tergantung pada tingkat kesadaran pasien b. Bila klien dalam keadaan tidak sadar jangan memberikan makanan atau minuman karena resiko aspirasi. Terapi hipoglikemi:
Glukosa oral
Glukosa intravena
Glukagon 1 mg (sc/im)
Thiamine 100 mg (IV/IM)
KONSEP ASUHANKEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN HIPOGLIKEMIK
A. Pengkajian 1. Pengkajian Primer a. Airway (jalan napas) Kaji adanya sumbatan jalan napas. Terjadi karena adanya penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke otak. b. Breathing (pernapasan) Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal – sengal , sianosis. c. Circulation (sirkulasi) Kebas , kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin, hipotermi, nadi cepat tapi lemah, tekanan darah menurun. d. Disability (kesadaran) Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai nutrisi ke otak. e. Exposure. Pada exposure kita melakukan pengkajian secara menyeluruh. Karena hipoglikemi adalah komplikasi dari penyakit DM kemungkinan kita menemukan adanya luka/infeksi pada bagian tubuh klien / pasien. 2. Pengkajian Sekunder a. Keluhan Utam Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. b. Riwayat kesehatan -
Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya. -
Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita. -
Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung. -
SAMPLE S : tanda dan gejala yang dirasakan klien A: alergi yang dipunyai klien M : tanyakan obat yang dikonsumsi untuk mengatasi masalah P : riwayat penyakit yang diderita klien L : makan minum terakhir, jenis yang dikonsumsi, penurunan dan peningkatan napsu makan E : pencetus atau kejadian penyebab keluhan
-
Pengkajian nyeri P : pencetus nyeri Q: kualitas nyeri R: arah perjalanan nyeri S: skala nyeri T: lamanya nyeri sudah dialami klien
c. Tanda tanda vital Tekanan darah, irama dan kekuatan nadi, irama kedalaman pernapasan, dan penggunaan otot bantu pernapasan, suhu tubuh d. Pemeriksaan fisik 1) Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. 3) Sistem pernafasan Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi. 4) Sistem kardiovaskuler Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. 5) Sistem gastrointestinal Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. 6) Sistem urinary Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih. 7) Sistem musculoskeletal Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas. 8) Sistem neurologis Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi e. Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
B. Diagnosa keperawatana dan intervensi
No
Diagnosa
Intrvensi
Tindakan intervensi
keperawatan 1
Pola
napas
efektif
b/d
depresan
tidak Pemantawan adanya Respirasi pusat
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas 2. Monitor
pola
napas
pernapasan, obesitas,
(bradipnea,
takipnea,
penurunan
hiperventilasi,
kussmaul,
energi/kelelahan,
cheyne-stokes,
biot
dan
ataksik) 3. Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru 4. Auskultasi bunyi napas 5. Monitor saturasi O2 6. Monitor nilai AGD 7. Berikan O2 bila perlu 8. Kolaborasi pemberian obat 2
Gangguan
perfusi
1. Catat
status
neurologi
jaringan b/d hipoksia
secara teratur, bandingkan
jaringan.
dengan nilai standart. 2. Pantau tekanan darah 3. Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai. 4. Berikan posisi semi fowler atau fowler 5. Berikan indikasi
oksigen
sesuai
DAFTAR PUSTAKA Gallo & Hundak. 2009. “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume Ii ”. Jakarta : EGC. Mcnaughton. 2011. “Diabetes In The Emergency”. Dapartement:Clinical Diabetes PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi I. Jakarta:BPP PPNI PPNI. 2016. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi I. Jakarta:BPP PPNI Setyohadi, Bambang. 2011. “Kegawatdaruratan Penyakit Dalam”. Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Smaltzer. 2002. “Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Burner & Suddarth Edisi 8 Vol.2”. Jakarta: EGC