4. Kegunaan Polarisasi Cahaya Ada begitu banyak kegunaan atau aplikasi dari konsep polarisasi cahaya. Yuliara (2016) menjelaskan aplikasi-aplikasi dari polarisasi cahaya adalah seperti berikut. 1.Kaca Polaroid Pantulan cahaya dari suatu permukaan benda yang mengakibatkan efek silau dapat diminimalisir dengan menggunakan kaca polaroid. Hal ini juga diterapkan pada kacamata yang dilapisi dengan lapisan polaroid untuk mengurangi efek silau. Dalam hal ini, pantulan dari lensa horizontal biasanya menimbulkan silau sehingga dapat diakali dengan sumbu polarisasi yang lensanya vertikal. 2.Analisis Tekanan (stress) Adanya tekanan atau stress dapat mengakibatkan terjadinya frinji (gejala yang berkaitan dengan prinsip interferensi yang terjadi karena beda lintasan optik). Frinji dapat dianalisis menggunakan bagian blok transparan. Selanjutnya analisis tekanan dapat dilakukan dengan mengamati pola-pola frinji yang bervariasi terhadap besaran tekanan. 3.Liquid Cristal Display (LCD) LCD adalah zat yang berperilaku mirip dengan cairan dan telah cukup lama digunakan sebagai media penampilan informasi (display). Bentuk molekulnya penyusunnya ada yang panjang dan tipis. Tampilan display yang bervariasi dapat dikarenakan oleh filter polarisasi yang terkena pengaruh tegangan listrik LCD saat dinyalakan ataupun dimatikan. 4.Antena VHF danUHF Biasanya statiun-stasiun pemancar mentransmisikan gelombanggelombang radio yang terpolarisasi
linier. Selanjutnya gelombang radio terdeteksi melalui medan magnet dan medan listrik. Medan listrik yang menghasilkan arus dalam antenna yang terdapat pada batang besi antena, lalu disambungkan ke receiver. Selain itu Indayati (2015) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa konsep polarisasi cahaya dapat diterapkan dalam menentukan kualitas minyak goreng, yaitu dengan cara memanaskan minak goreng hingga suhunya mencapai 200oC, lalu diukur menggunakan polarimeter. Semakin sering minyak dipanaskan, maka sudut polarisasi akan semakin meningkat.
5. Mineral Isotropik dan Anisotropik Berdasarkan sifat suatu mineral terhadap cahaya, mineral terbagi menjadi dua yaitumineral transparan / tembus cahaya dan mineral opak/ tidak tembus cahaya. Mineral tembus cahaya dapat diamati menggunakan mikroskop polarisasi, sedangkan mineral tak tembus cahaya tidak bisa. Mineral tembus cahaya terbagi lagi menjadi dua yaitu mineral isotropik dan anisotropik. Berdasarkan bahan ajar Lab. Geologi Optik UGM, pada mineral isotropik sinar yang lewat ke semua arah memiliki kecepatan yang sama, sehingga sifat optik yang berkaitan dengan jalur/lintasan cahaya yang melalui bidang kristal akan sama pada seluruh arah bidang kristal, dengan demikian apabila kristal diputar 360o maka akan terlihat kenampakkan sifat optik yang sama. Mineral jenis ini hanya akan memiliki satu harga indeks bias saja. Indikatriks optik mineral isotropik dalam bentuk 3D adalah seperti bola. Contoh mineral isotropik: olivin,
hornblende, biotite, kuarsa, staurolit, dan lain-lain. Lain halnya dengan mineral anisotropik, mineral ini indeks bias antara kedua sumbunya tidaklah sama besar, sehingga kecepatan cahaya yang lewat melaluinya tidak sama. Pada sumbu dengan indeks bias lebih kecil cahaya lewat lebih cepat dan digambarkan
dengan garis sumbu yang lebih pendek. Begitu pula sebaliknya, pada sumbu yang indeks biasnya lebih besar cahaya akan merambat / lewat lebih lambat. Indikatriks optik mineral anisotropik dalam bentuk 3D adalah seperti elipsoid. Contoh mineral anisotropik: hematit, korundum, kalsit, aragonit, dolomit, barit, azurit, gypsum, malakit, dan lain-lain.
Dafpus Yuliara, I Made. 2016. Modul Polarisasi. FMIPA UNUD. Diakses 2 maret 2019 melalui https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/c1ec6f9b89889b3d310f22af e8f9974a.pdf
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale SawalaKampusUniversitasPadjadjaran, Jatinangor APLIKASI KONSEP POLARISASI CAHAYA UNTUK MENENTUKAN KUALITAS MINYAK GORENGINDAYATI, KIFLAINI FITRI LESTARI,RODLIYAH ORGIYATMI KARTIKA SENJA*,TIARA SETIA SATIT
MINERALOGI OPTIK. PENGAMATAN MINERAL SECARA KONOSKOPIK. Diakses pada 2 maret 2019 melalui http://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/sites/32/2018/02/04-MODUL-ACARA-IV-MINERALOGI-OPTIK.pdf