Definisi
EPILEPSI
Penyebab
Gangguan kronik otak
31. T
dengan ciri timbulnya
26.
gejala-gejala yang datang
r dalam serangan berulang, a disebabkan lepas muatan
a
listrik abnormal sel-sel saraf
a
6. u 7. m 8. 9. a
l
l
a
a
u
Klasifikasi
m
Penyebab
otak, yang bersifat reversible.
Focus
h
1.
2.
epilepsi idiopatik: tidak di ketahui penyebabnya epilepsi simtomatik: ada penyebabnya
1. epilepsi Partial i Sederhana: kejang dengan kesadaran r tetap normal. , 2. epilepsi Partial Kompleks: kejang dengan gangguan kesadaran. A 3. Lena s Mal 4. Grand
p Pemeriksaan Diagnostik
1. 2. T 3. 4. r 5.
h
1. CT Scan dan MRI; untuk mendeteksiy lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler x abnormal, gangguan degeneratif serebral.
i waktu 2. EEG; untuk mengklasifikasi tipe kejang, serangan. a 3. Kimia Darah; hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah.
n
Trauma lahir Cedera Kepala Infeksi sistem syaraf Keracunan CO intoksikasi obat/alcohol Demam ganguan metabolik Tumor Otak Kelainan pembuluh darah
Manifestasi Klinis
h
1. Kejang-kejang, gangguan kesadaran. i 2. Kelainan gambaran EEG. 3. Dapat mengalami r aura: suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptic. , 4. Napas sesak dan jantung berdebar. 5. Pucat dan berkeringat. 6. Satu jari atau tangan bergetar, mulut A gejala sensorik khusus tersentak dengan atau somatosensorik seperti: mengalami s sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak p keadaan normal. normal seperti pada 7. Terdiam tidak bergerak atau bergerak h secara automatik, dan terkadang tidak ingat kejadian ytersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat. x 8. Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendangi menendang. a 9. Hitam bola matanya berputar- putar. 10. Terkadang keluar busa dari liang mulut diikuti dengan buang air kecil.
n
e
e
o
o
n
n
a
a
t
t
o
o
r
r
u
u
m
m
32. C
27. C
e
e
PENATALAKSANAAN EPILEPSI
Manajemen Epilepsi 1.
2. 3.
Saat Kejang
Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan explorasi etiologi dari epilepsy. Melakukan terapi simtomatik. Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang dicapai, yakni: a. Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan. b. Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat yang normal. c. Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal.
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
8.
Setelah Kejang
Berikan privasi pada pasien . Mengamankan pasien. Jauhkan pasien dari tempat benda berbahaya. Longgarkan bajunya. miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan pernapasan. Biarkan kejang berlangsung. Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya epilepsi atau yg biasa disebut "aura". Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau penyandang terluka berat, bawa ia ke dokter atau rumah sakit terdekat.
a. Penderita akan bingung setelah kejang terjadi. b. Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. c. Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal d. Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang e. Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan f. Beri pasien minum. g. Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut h. Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.
Pencegahan Program
skrining
mengidentifikasi anak gangguan kejang
pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat
anti
konvulsan
secara
bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan
bagian
pencegahan ini.
dari
Pengobatan
untuk
rencana
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Fenitoin (PHT) Karbamazepin (CBZ) Fenobarbital (PB) Asam valproat (VPA) Gabapentin (GBP) Lamotrigin (LTG) Topiramate (TPM) Tiagabine (TGB)
Patofisiologi EPILEPSI