Maping Osteomeilitis.docx

  • Uploaded by: dwira januar
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Maping Osteomeilitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,424
  • Pages: 5
OSTEOMI ELITIS

PENGERTIAN Osteomielitis merupakan infeksi piogenik berat pada tulang dan jaringan sekitar walaupun

ANATOMI DAN FISIOLOGI Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentukn ya :  Tulang panjang (Femur, Humerus)  Tulang pendek (carpals)  Tulang pendek datar (tengkorak)  Tulang yang tidak beraturan (vertebrata)  Tulang sesamoid merupakan tulang keciL Fungsi tulang adalah sebagai berikut :  Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.  Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan lunak.  Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).  Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis).  Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

KLASIFIKASI      

Osteomielitis Hematogen Akut Osteomielitis Hematogen Subakut Osteomielitis Kronis Osteomielitis akibat fraktur terbuka Osteomielitis pasca operasi Osteomielitis sclerosing atau osteomielitis Garre

merupakan bakteri pada awalnya, Osteomielitis dapat juga disebabkan oleh virus atau fungal. staphylucoccus aureus merupakan organisme tersering menginfeksi, namun Escherivhiacoli, pseudomanas, klebsiella, salmonella, dan organisme proteus.

ETIOLOGI  Osteomielitis dapat terjadi karena penyebaran hematogen (melalui darah) dari focus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer ).  Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul dan luka (stafilokokus aureus ( 75%), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas).  Staphylolococcus hemolyticus ( koagulasi positif) sebanyak 90 % dan jarang Sterptococcus hemolyticus.  Haemophilus influenza ( 5- 50 %) pada anak usia dibawah 4 tahun.  Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa apsulate, pneumokokus, Salmonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacteroides fragilis.

OSTEOMI OLITIS

KOMPLIKASI Dini :  Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)  Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya sembuh  Atritis septik Lanjut :  Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan fungsi tubuh yang terkena  Fraktur patologis  Kontraktur sendi  Gangguan pertumbuhan

PATOFISIOLOGI Osteomyelitis eksogen terjadi oleh karena luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang, Pada mulanya terdapat suatu embolus bacteri yang umumnya terjadi dibagian metaphyse dari tulang dan berkembang biak. Jika daya tahan tubuh lemah, maka peradangan yang mula-mula ada di metaphyse tidak bertahan ditempat itu saja akan tetapi dapat segera menjalar ke lain tempat, diantaranya ia bisa melalui epiphyse menerobos ke dalam sendi di dekatnya sehingga menimbulkan peradangan sendi. Peradangan ini dapat menerobos pada sendi, diaphyse sehingga seluruh sumsung tulang, periost sehingga terdapat periostitis, pada jaringan-jaringan diatas tulang, pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan sepsis. Peradangan berjalan lama sehingga menjadi suatu proses kronis. Adanya

PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan laboratorium Pada fase akut ditemukan CRP yang meningi, LED yang meninggi dan leukositosis  Pemeriksaan radiologik Rongent dini menunjukkan hanya jaringan lunak yang mengalami pembengkakan. Pada osteomyelitis kronik ditemukan hasil rongent tulang menunjukkan rongga besar tak teratur, kenaikan periosteum, dan ditemukan suatu involukrum serta sequester.  Pemeriksaan Scan tulang Pada pemeriksaan Scan tulang dengan menggunakan nukleotida berlabel radioaktif dapat memperlihatkan peradangan di tulang

tulang-tulang yang terputus dari pembuluh darah sehingga mati (sequestra).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  Pada Osteomielitis akut : Pemeriksaan sinar-x hanya menunjukan pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler, nefrosis tulang, pengangkatan periosteum dan pembentukan tulang baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu diagnosis definitive awal. Pemeriksaan darah memperhatikan peningkatan leukosit dan peningkatan laju endap darah. Kulur darah dan kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.

ASUHAN KEPERAWATAN

 Pada Osteomielitis kronik: Besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar-x. Pemindaian tulang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area terinfeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih biasanya normal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk menentukan organisme infektif dan terapi antibiotic yang tepat.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

 Perawatan di rumah sakit  Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu. Kemudian daya tahan tubuh perlu diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.  Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang diberi jendela.  Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang hebat, adanya sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma epidermoid)  Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah mati dan terlepas perlu diambil dengan jalan operasi  Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-lubang pada tulang.

A. Pengkajian Identitas Pasien : nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, dan lain-lain. B. Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka, riwayat operasi tulang dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal dan pada osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat sehingga memungkinkan terjadinya supurasi tulang. c) Riwayat Kesehatan Dahulu Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daeah vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan, atau pengobataan imunosupresif.

PENATALAKSANAAN MEDIS Terapi : Osteomielitis hematogen akut paling bagus di obati dengan evaluasi tepat terhadap mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme tersebut dan 4-6 minggu terapi antibiotic yang tepat. Pemberian antibiotic dapat dilakukan :  Melalui oral (mulut)  Melalui infuse : jika diberikan melalui infus, maka diberikan selama 2 minggu, kemudian diganti menjadi melalui mulut. Jika dalam 24 jam pertama gejala tidak membaik, maka perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operasi untuk mengurangi tekanan yang terjadi dan untuk mengeluarkan nanah yang ada. Etelah itu dilakukan irigasi secara kontinyu dan dipasang drainase. Teruskan pemberian antiniotik selama 34 minggu hingga nilai laju endap darah (LED) normal.

C. Pemeriksaan Fisik a) Keadaan Umum  Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada keadaan klien)  Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan paa kasus osteomielitis biasanya akut)  Tanda-tanda vital tidak normal b) Sistem Pernafasan Pada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara nafas tambahan. c) Sistem Kardiovaskuler Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur.

d) Sistem Muskuloskeletal Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas e) Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis f) Sistem perkemihan Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada sitem ini. g) Pola nutrisi dan metabolisme Evaluasi terhadap pola nutrisi klien dapat menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat. Masalah nyeri pada osteomielitis menyebabkan klien kadang mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang.

Nyeri Akut b.d Agens Cedera Biologis NOC : Kontrol nyeri 

Mengenali kapan nyeri terjadi (2-4)



Menggambarkan faktor penyebab (24)



Menggunakn tindakan pencegahan (24)



Menggunakan tindakan tanpa analgesik (2-4)



Menggunakan analgesik yang direkomendasikan

(2-4) NIC : Manajemen nyeri 

Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, freekuensi, kualitas, intensitas, beratnya nyeri dan faktor pencetus



Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif



Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan

RENCANA ASUHAN

yang ketat 

Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui

KEPERAWATAN

pemgalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri 

Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri



Pertimbangkan pemgaruh budaya terhadap respon nyeri

Hipertermia b.d Penyakit NOC : Termoregulasi 

Peningkatan suhu kulit



Hipertermia



Sakit kepala



Mengantuk



Perubahan warna kulit



Dehidrasi



Kram panas

NIC : Perawatan demam



Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya



Monitor waran kulit dan suhu



Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang tak dirasakan



Beri obat atau cairan IV



Tutup

pasien

dengan

selimut

atau

pakaian ringan, tergantung pada fase demam 

Dorong konsumsi cairan

Kerusakan integritas kulit b.d gangguan turgor kulit NOC : Integritas jaringan : kulit & membran mukosa  Perfusi jaringan (2-4)  Pigmentasi abnormal (3-4)  Lesi pada kulit (2-4)  Penebalan kulit (2-4)  Wajah pucat (3-4) NIC : Terapi latihan: ambulasi  Beri pasien pakaian yang tidak mengekang  Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki yang menfasilitasi pasien untuk berjalan dan mencegah cedera  Sediakan tempat tidur yang ketinggiannya rendah, yang sesuai  Tempatkan sekelar posisi tempat tidur yang mudah dijangkau  Dorong untuk dudk di tempat tidur, disamping tempat tidur, sebagaimana yang dapat ditoleransi (pasien)  Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana ambulasi, sesuai kebutuhan

Related Documents


More Documents from "Amelia Agustina"

Maping Osteomeilitis.docx
November 2019 20
Woc Agenesis Tulang.docx
November 2019 19
Intervensi Agenesis.docx
November 2019 36
Produk Kreati.docx
June 2020 16
4012-9443-1-sm.pdf
August 2019 10
801-1424-1-pb.pdf
August 2019 24