Manajemen Ft Luka Bakar.docx

  • Uploaded by: NurulAnnisa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Ft Luka Bakar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,010
  • Pages: 14
Tugas : Ft. Integumen

MANAJEMEN FISISOTERAPI PADA LUKA BAKAR KELOMPOK III

MAWADDAH SAJIDAH ANITA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI 2014

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kerena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MANAJEMEN FT PADA LUKA BAKAR”ini, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisioterapi Integumen. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak/Ibu selaku dosen tutor mata kuliah Fisioterapi Integumen yang memberikan pengajaran kepada kami; 2. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan; 3. Kakak-kakak senior yang telah membantu kami juniornya 4. Pihak lain yang tidak dapat penulis kemukakan satu per satu, terima kasih atas dukungannya, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih baik. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan di hari kemudian. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran pada mata kuliah FT. Integumen, khususnya Manajemen FT pada luka bakar.

Makassar, 26 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ 2 Daftar Isi................................................................................................................. 3 Bab I

: Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3.

Latar Belakang................................................................................. 4 Rumusan Masalah............................................................................ 4 Tujuan.............................................................................................. 5

Bab II

: Pembahasan...................................................................................

6

Bab III

: Penutup.......................................................................................... 15

Daftar Pustaka....................................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga ter latih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan

komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang serius. 1.2.

1.3.

RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian luka bakar? 2. Apa etiologi luka bakar? 3. Bagaimana patofisiologi luka bakar? 4. Apa saja fase fase dalam luka bakar? 5. Bagaimana klasifikasi luka bakar? 6. Bagaimana cara pengukuran luas luka bakar? 7. Bagaimana cara pemeriksaan FT pada luka bakar? TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian luka bakar 2. Untuk mengetahui etiologi luka bakar 3. Untuk mengetahui patofisiologi luka bakar 4. Untuk mengetahuifase fase dalam luka bakar 5. Untuk mengetahui klasifikasi luka bakar 6. Untuk mengetahui cara pengukuran luas luka bakar 7. Untuk mengetahui cara pemeriksaan FT pada luka bakar

BAB II ISI 1.1 PENGERTIAN Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. 1.2 ETIOLOGI Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal: 1. Panas (misal api, air panas, uap panas) 2. Radiasi 3. Listrik

4. Kimia 5. Laser Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa kuat acids atau bases.[1] Chemical burns are usually caused by caustic chemical compounds, such as sodium hydroxide, silver nitrate, and more serious compounds (such as sulfuric acid and Nitric acid).[2] Hydrofluoric acid Dapat menyebabkan kerusakan dari tulang jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.[3]

1.3 PATOFISIOLOGI Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel. 1.4 FASE LUKA BAKAR Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu : 1.Fase akut Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik. 2.Fase sub akut Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi. 3.Fase lanjut Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya

1.5 KLASIFIKASI LUKA BAKAR 1. Klasifikasi berdasarkan penyebab :

-

Luka bakar karena api Luka bakar karena air panas Luka bakar karena bahan kimia Laka bakar karena listrik Luka bakar karena radiasi Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).

2. Berdasarkan kedalaman luka bakar

a.Luka bakar derajat I - Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis - Kulit kering, hiperemi berupa eritema - Tidak dijumpai bulae - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi - Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

b.Luka bakar derajat II - Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. - Dijumpai bulae. - Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.

- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.

C.Luka bakar derajat III Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. Tidak dijumpai bulae. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.

3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka

American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu: a. Luka bakar mayor - Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak, - Luka bakar fullthickness lebih dari 20%, - Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum, - Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka, - Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi. b. Luka bakar moderat - Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak, - Luka bakar fullthickness kurang dari 10%, - Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. c. Luka bakar minor - Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak. - Luka bakar fullthickness kurang dari 2%. - Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. - Luka tidak sirkumfer. - Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

1.7 PENGUKURAN LUKA BAKAR

1.6 Pemeriksaan Fisioterapi Luka Bakar

1. Anamnesis Umum Pemeriksa menanyakan ; Nama, Jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat dan hobi. 2. Anamnesis Khusus Pemeriksa menanyakan ; a. Keluhan Utama Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru. b. c. d. e.

Lokasi keluhan sifat keluhan Faktor yang memperparah keluhan Riwayat Perjalanan Penyakit Pemeriksa menanyakan : - Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar.

-

Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.

f. Inspeksi a. Keadaan umum ; Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat. b. Menentukan derajat luka, c. Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat, d. Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal, e. Mukosa bibir kering f. Tanda-tanda inflamasi, g. Pemeriksaan thorak / dada Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi. h. Abdomen Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis. i. Pemeriksaan Vital sign Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama. j. Pemeriksaan kepala dan leher - Kepala dan rambut Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar. - Mata Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar. - Hidung Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang rontok. - Mulut Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang. - Telinga

k.

l.

m.

n.

o.

Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen. - Leher Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan. Urogenital Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter. Muskuloskletal Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri. Pemeriksaan neurologi Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik). Pemeriksaan kulit Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka). Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu : Rule of nine. Merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas daerah yang terhadap luas permukaan tubuh.

g. Palpasi a. Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya), b. Suhu pada luka.

Manajemen Fisioterapi a. Breathing Exc b. Mempertahankan fungsi c. Mencegah kontraktur d. Mengembalikan ROM e. Streching Metode 

Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita mendapatkan pertolongan untuk mengatasi shock dan luka telah dirawat oleh tim medis lain



Hari II setelah kejadian LB, mula-mula diberikan assisted exc (tidak boleh pasif)



Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk fleksibilitas dan UV untuk general tonik efek Prinsip Pengobatan Fisioterapi

a. Memperbaiki KU pasien b. Mencegah/ menghilangkan : 1. Kontraktur 2. Stiff joint 3. Disuse atropi 4. Kelemahan otot 5. Gangguan chest 6. Decubitus (Pressure sore)

1. Memperbaiki KU pasien •

Individual exc  BE



Class exc  Latihan pengembangan thorax



Latihan anggota gerak yang sehat



Menganjurkan makanan bergizi  kalau perlu extra protein dan vitamin



Buatkan program latihan praktis diatas bed, disesuaikan dengan LB nya.

2. Mencegah Kontraktur •

Lokal massage  efflurage, friction, kneading dsb.



PROMEX + AROMEX



Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)



Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)



Kalau perlu IRR daerah isolasi



Untuk luka yang tidak sembuh-sembuh berikan US,UV untuk merusak jaringan nekrosis. 3. Mencegah stiff joint



PROMEX full Rom



Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.



Manual therapy 4. Mencegah disuse atropy / kelemahan otot



Statik kontraksi



Asisted exc



PNF



Kalau perlu REX 5. Gangguan chest



Class exc



Individual Exc  BE, Pengembangan thorax

6. Memperbaiki aktifitas fungsional •

Strengthening Exc



ADL Exc, dll 7. Membantu mempercepat penyembuhan luka pasien.



Melancarkan sirkulasi darah  IR, UV, massage.



Rileksasi



FT harus tahu sterilisasi

P3K LUKA BAKAR -

Siram air banyak (jangan sedikit-sedikit)

-

Jangan memegang dalam keadaan tangan kotor

-

Banyak minum

Related Documents


More Documents from ""