ANALISA PERBANDINGAN ANTARA SIMULASI YANG DIBUAT DENGAN SOFTWAR eQUEST DENGAN AUDIT ENERGI YANG DILAKUKAN DI GEDUNG B POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL
Disusun Oleh : 1. Dyosua Endyagus A. 2. Eko Puji Widodo 3. Firdaus Setiawan 4. Gigih Tujo P. 5. Ivanky Ramadhani N. 6. Kemal Pasya 7. M. Khafid F. Kelas
: 3 AMES
Mata Kuliah
: Manajemen Energi
POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL 2018
ABSTRAK Hampir
tahun 2030 masih akan ada sekitar 1,4 milyar
semua
sektor
tidak
bisa
dipisahkan dari sektor energi. Pada sektor rumah tangga, energi berfungsi untuk penerangan, pemanasan, pendinginan, dan lainnya bergantung faktor lokasi rumah tersebut. Analisis dilakukan
dengan
penduduk yang mengalami kesulitan akses terhadap listrik, turun sekitar 200 juta dari kondisi saat ini dan lebih dari 2,6 milyar penduduk akan masih bergantung pada bahan bakar biomassa. Didalam
penelitian
ini
kami
ingin
membandingkan hasil konsumsi energi
Membandingkan simulasi energi Gedung B
antara simulasi yang dibuat menggunakan
Politeknik-GT memanfaatkan software eQuest,
software e-quest dengan audit energi yang
dengan audit energi yang
telah dilakukan sebelumnya. pada saat
dilakukan sebelumnya di gedung tersebut.
mengaudit telah didapatkan konsumsi energi di GEDUNG B sebesar 49916,26 kWh/Th.
sudah pernah
Kampus Politekik-GT karena beriklim tropis beban
yang
digunakan
adalah
beban
pendinginan, selain beban-beban yang lain seperti pencahayaan. Kebiasaan hidup di kota yang panas biasanya membutuhkan AC untuk
PENGANTAR
meningkatkan kenyamanan. Selain itu juga Energi memainkan peran yang sangat
beban pencahayaan dan beban perlatan yang
penting dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar di
karena
kehidupan
masyarakat
energi merupakan
parameter.
penting
bagi pembangunan
pertumbuhan
kampus.
dan
ekonomi. Hampir semua
sektor kehidupan (industri, rumah tangga,
BACKGROUND
transportasi, jasa, dan lain-lain) tidak bisa
Iklim Tangerang
dipisahkan dari sektor energi.
Pada
sector rumah tangga, energi berfungsi untuk penerangan, memasak, pemanas dan pendingin ruangan serta berbagai kegiatan rumah tangga yang lain. Untuk skala dunia, saat ini ada sekitar 1,6 milyar penduduk
yang
masih
mengalami
kesulitan akses terhadap listrik, dan sekitar 2,4 milyar penduduk masih bergantung pada bahan bakar tradisional biomassa untuk memasak dan pemanas. Berdasarkan perkiraan sampai dengan
Tangerang terletak di Indonesia yang beriklim tropis.Indonesia sepanjang tahun terdiri dari dua musim yaitu musim penghujandan musim kemarau. Iklim di sini adalah tropis. Ini adalah banyak curah hujan di Tangerang, bahkan di bulan terkering. Iklim ini dianggap menjadi Af menurut klasifikasi iklim KöppenGeiger. Suhu di sini rata-rata 27.6 °C. Dalam setahun, curah hujan rata-rata adalah 1922 mm. Terdapat
perbedaan
dalam 278 mm dari
presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah variasi suhu sepanjang tahun adalah
1.1 °C. Data
iklim
untuk
kota
Tangerang ditunjukan pada tabel 1.
parameter
yang
dimasukkan
berdasrkan
keadaan actual Gedung B Politeknik-Gt. Kemudian hasil kalkulasi tersebut dibandigkan dengan hasil audit yang telah didapat melalui pengamatan di lapangan.
Tabel 1. Data iklim untuk Tangerang
METODOLOGI Dalam
analisis
pemodelan
sistem
memanfaatkan software eQuest.
eQuest
merupakan software yang dikembangkan oleh Departement Energi Amerika. Salah satu kelebihan software ini mampu memodelkan Meninjau
beban tujuan
pada
bangunan.
awal
penelitian
adalahuntuk mendapatkan perbandingan simulasi energi di Gedung B PoliteknikGT
dengan
memanfaatkan
software
eQuest, dengan audit energi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di gedung B tersebut
tanpa
software
eQuest.
Kalkulasi dari eQuest di dapat dari
HASIL Hasil dari simlasi menggunakan eQuest berupa model gedung dalam bentuk gambar 2D dan 3D serta grafik hasil kalkulasi beban pada gedung B.
1.Pemodelan gedung B di eQuest :
Gambar 1. Gedung B tampak atas
Gambar 2. Gedung B tampak 3D
2.Kalkulasi gedung B di eQuest :
Gambar 3a. Hasil kalkulasi energi pada pemodelan eQuest di Gedung B
Gambar 3.b Hasil kalkulasi penggunaan beban di Gedung B
Gambar 4 Hasil kalkulasi energi yang di dapat melalui audit langsung pada Gedung B
4. ANALISA
mana mengkonsumsi banyak energi. Pada
eQuest merupakan software yang sering digunakan untuk menganalisa energi suatu ruangan. Dalam penelitian ini yang ingin saya
tekankan
adalah
perbandingan
konsumsi energy antara memakai software eQuest dengan hasil peninjauan yang kami lakukan sebelumnya. Hasil perbandingan
Alat Bantu Perkuliahan data simulasi eQuest yaitu 66510 (kWh) lebih sedikit disbanding data audit langsung 24926,4 (kWh) karena alat bantu perkuliahan merupakan faktor konsumsi paling besar daripada dua faktor lainnya, dikarenakan pada alat bantu kuliah terdapat komputer beserta power supply nya. Data penerangan yang didapat dari simulasi
akan ditujukkan pada tabel 2.
eQuest lebih besar yaitu 84920 (kWh) Audit
daripada data audit langsung disebabkan
Faktor
eQuest
Langsung
oleh faktor keadaan dan cuaca pada saat
Beban
23810 (kWh)
8794,32
pengambilan data langsung yaitu 3220,9
Pendingin
(kWh)
(kWh).
Alat
24926,4
bantu 66510 (kWh)
Perkuliahan Penerangan
(kWh) 84920 (kWh)
3220,9 (kWh)
Tabel 2. Perbandingan konsumsi beban hasil software eQuest dengan hasil peninjauan yang dilakukan sebelumnya (dalam Tahun).
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil yang didapat saat kegiatan audit langsung ke lapangan dengan simulasi menggunakan software eQUEST cukup terjadi perbedaan yang signifikan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, contoh pada beban pendingin data yang didapat dengan audit langsung lebih sedikit yaitu 8794,32 (kWh) daripada data simulasi eQuest
dengan
data
23810
(kWh)
dikarenakan tidak semua ruangan pada Gedung B menggunakan pendingin AC yang
REFERENSI 1. Data
Iklim
wilayah
Tangerang
https://id.climatedata.org/asia/indonesia/banten/tange rang-31802/2. 2. Jurnal ANTARA
“ANALISA RUMAH
ENERGI DI
LOS
ANGLES, CALIFORNIA DAN DI JAKARTA, INDONESIA” Muhammad Ridwan Arif Cahyono, Jurusan
Teknik
Fisika
09/285256/TK/35703
UGM,