Malaria Dok.docx

  • Uploaded by: Nurul Istiqlal Lailiyah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Malaria Dok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,664
  • Pages: 34
MAKALAH MALARIA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I) yang diampu oleh (HOSNU INAYATI, S. Kep., Ns., M. Kep)

Kelompok 12 Indri Nur Safitri

:717.6.2.0911

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah malaria. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Sumenep, 09 September 2018 Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3 BAB I5 PENDAHULUAN................................................................................................ 5 1.1

Latar Belakang .................................................................................................. 5

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

1.3

Tujuan Penulisan .............................................................................................. 6

1.4

Manfaat penelitian ............................................................................................ 6

BAB IIPEMBAHASAN .................................................................................................... 7 2.1

Pengertian Penyakit Malaria ........................................................................... 7

2.2

Etiologi Penyakit Malaria ................................................................................ 7

2.3

Patofisiologi ....................................................................................................... 8

2.4

Manifestasi Klinis.............................................................................................. 9

2.5

Pencegahan Malaria ....................................................................................... 10

2.6

Pengobatan Malaria........................................................................................ 10

2.7

Masalah Keperawatan .................................................................................... 12

2.7.1 Umum ............................................................................................................... 12 2.7.2 Resiko Infeksi .................................................................................................. 12 2.8

Asuhan Keperawatan ..................................................................................... 12

2.8.1 PENGKAJIAN ................................................................................................ 12 2.8.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 13 2.8.4 Perencanaan Keperawatan ............................................................................ 14 2.8.5 IMPLEMENTASI ........................................................................................... 20 2.8.6 EVALUASI ...................................................................................................... 20 BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN MALARIA ...................................................... 21 3.1

Contoh kasus ................................................................................................... 21

3.1.1 PENGKAJIAN ................................................................................................ 21 3.1.1.1 IDENTITAS KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB ................................ 21 3.1.1.2 RIWAYAT KESEHATAN ............................................................................. 22 3.1.1.3 PEMERIKSAAN FISIK ................................................................................. 24 3.1.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG ................................................................... 25 3.1.1.5 THERAPY ....................................................................................................... 26

3

3.1.2 ANALISA DATA ............................................................................................ 26 3.1.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................... 28 3.1.4 INTERVENSI KEPERAWATAN ................................................................. 29 3.1.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ............................................................ 30 3.2

PATHWAY/WOC........................................................................................... 32

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 33 4.1

Kesimpulan ...................................................................................................... 33

4.2

Saran ................................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 34

4

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah kata “malaria” berasal dari bahasa Italia yang terdiri dari dua suku kata, “mal dan aria” yang berarti udara yang jelek. Mungkin orang Italia pada masa dahulu mengira bahwa penyakit ini penyebabnya ialah musim dan udara yang jelek. Penyakit malaria sudah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu yang mungkin sudah mempengaruhi populasi dan sejarah manusia. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar luas di seluruh dunia meskipun umumnya terdapat di daerah berlokasi antara 60° Lintang Utara dan 40° Lintang Selatan (Yatim, 2007). Malaria hampir ditemukan di seluruh bagian dunia, terutama di negara negara yang beriklim tropis dan sub tropis dan penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,5 milyar orang atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya berjumlah 300-500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian, terutama di negaranegara benua Afrika (Prabowo, 2007). Tinjauan situasi di Indonesia tahun 1997 s/d 2001 penyakit malaria ditemukan tersebar hampir di seluruh kepulauan Indonesia dengan jumlah kesakitan sekitar 70 juta orang atau 35 % penduduk Indonesia yang tinggal di daerah resiko malaria (Depkes RI, 2008). Pemerintah memandang malaria masih sebagai ancaman terhadap status kesehatan masyarakat terutama pada rakyat yang hidup di daerah terpencil. Hal ini tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor: 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015 - 2019 dimana malaria termasuk penyakit prioritas yang perlu ditanggulangi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1

Apa pengertian penyakit malaria?

1.2.2

Bagaimana etiologi malaria?

1.2.3

Bagaimana patofisiologi malaria?

1.2.4

Bagaimana manifestasi klinis malaria?

1.2.5

Bagaimana Pencegahan malaria?

1.2.6

Bagaimana pengobatan malaria? 5

1.2.7

Bagaimana asuhan keperawatan malaria?

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah : 1.3.1 Tujuan Umum 1.3.1.1 Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang penyakit malaria. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Untuk mengetahui pengertian penyakit malaria 1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi malaria 1.3.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi malaria 1.3.2.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis malaria 1.3.2.5 Untuk mengetahui Pencegahan malaria 1.3.2.6 Untuk mengetahui pengobatan malaria 1.3.2.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan malaria 1.4 Manfaat penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah: 1.4.1

Manfaat bagi penulis Mendapat pengetahuan tentang penytakit malaria secara detail.

1.4.2

Manfaat bagi instansi memberikan informasi mengenai penyakit malaria dan sebagai bahan untuk membuat program pencegahan malaria khusunya di Indonesia

1.4.3

Manfaat bagi pembaca Sebagai bahan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah dengan tema yang sama atau sejenis

6

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penyakit Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa burung, kera, dan primata lainnya (Achmadi, 2008). Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai penyakit yang muncul kembali (reemerging disease). Hal ini disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi karena polusi akibat ulah manusia yang menghasilkan emisi dan gas rumah kaca, seperti CO2, CFC, CH3, NO, Perfluoro Carbon dan Carbon Tetra Fluoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan merusak lapisan ozon, sehingga radiasi matahari yang masuk ke bumi semakin banyak dan terjebak di lapisan bumi karena terhalang oleh rumah kaca, sehingga temperatur bumi kian memanas dan terjadilah pemanasan global (Soemirat, 2004). 2.2 Etiologi Penyakit Malaria Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto P.N.2000). Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria

7

kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, Karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. (Harijanto P.N.2000). 2.3 Patofisiologi

Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus ini dimulai dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah manusia yang terinfeksi malaria yang mengandung plasmodium pada stadium gametosit (8). Setelah itu gametosit akan membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit (betina) (9). Keduanya mengadakan fertilisasi menghasilkan ookinet (10). Ookinet masuk ke lambung nyamuk membentuk ookista (11). Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang nantinya akan pecah (12) dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di kelenjar ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai. 8

Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan siklus eritrositik. Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia sehat. Sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia melewati luka tusuk nyamuk (1). Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga menginfeksi sel hati (2) dan akan matang menjadi skizon (3). Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik. Pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae hanya mempunyai satu siklus eksoeritrositik, sedangkan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai bentuk hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus eksoeritrositik dapat berulang. Selanjutnya, skizon akan pecah (4) mengeluarkan merozoit (5) yang akan masuk ke aliran darahsehingga menginfeksi eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik. Merozoit tersebut akan berubah morfologi menjadi tropozoit belum matang lalu matang dan membentuk skizon lagi yang pecah dan menjadi merozoit lagi (6). Diantara bentuk tropozoit tersebut ada yang menjadi gametosit (7) dan gametosit inilah yang nantinya akan dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan berulang-ulang terus. Gametosit tidak menjadi penyebab terjadinya gangguan klinik pada penderita malaria, sehingga penderita dapat menjadi sumber penularan malaria tanpa diketahui (karier malaria). 2.4 Manifestasi Klinis Pada anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat bepergian ke daerah endemic malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah : 1. Demam Demam periodic yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang ( sporulasi ). Pada malaria tertiana ( P. vivax dan P. ovale ), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke – 3, sedangkan malaria kuartana ( P. malariae ) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodic. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil ( 15 menit – 1 jam ), puncak demam ( 2 – 6 jam ), dan berkeringat ( 2 – 4 jam ). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun. 2. Splenomegali

9

Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah. 3. Anemia Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P. falciparum. Anemia disebabkan oleh : a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama ( reduced survival time ) c. Gangguan pembentukkan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang ( diseritropoesis ). 4. Ikterus Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. 2.5 Pencegahan Malaria Menghindari diri agar tidak tergigit nyamuk adalah cara terbaik agar tidak tertular malaria. Beberapa cara lain yang bisa dilakukan adalah: 

Memakai kelambu berinsektisida untuk menutupi ranjang.



Menggunakan pakaian atau selimut yang bisa menutupi kulit tubuh.



Membersihkan bak mandi dan menabur serbuk abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.



Menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk.



Memakai losion anti serangga. Losion yang paling efektif adalah yang mengandung DEET atau diethyltoluamide.



Memakai obat nyamuk bakar atau semprot secara teratur.



Melakukan fogging atau pengasapan secara teratur di lingkungan tempat tinggal.

2.6 Pengobatan Malaria Untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, WHO membuat suatu regimen terapi yang disebut dengan artemisin-based combination therapies (ACT), yakni:

10



Kombinasi artemether dan lumefantrine atau



Kombinasi artesunate dan amodiaquine atau



Kombinasi artesunate dan mefloquine atau



Kombinasi dihydroartemisinin dan piperaquine atau



Kombinasi artesunate + sulfadoxine + pyrimethamine.

Pengobatan ini harus diberikan setidaknya selama 3 hari. Sedangkan untuk malaria akibat Plasmodium vivax, pengobatan yang disarankan adalah dengan menggunakan golongan klorokuin pada daerah yang masih belum resisten klorokuin. Namun pada daerah yang telah resisten klorokuin, pengobatan yang disarankan adalah dengan ACT. Terapi kombinasi artemisinin (ACT) direkomendasikan oleh WHO untuk pengobatan malaria. Artemisinin berasal dari tanaman Artemisia annua, dan dikenal karena kemampuannya untuk mengurangi jumlah parasit Plasmodium dalam aliran darah dengan cepat. ACT dapat dikombinasikan dengan obat lain sebagai obat mitra untuk pengobatan malaria. Peran artemisinin adalah untuk mengurangi jumlah parasit dalam tiga hari pertama sedangkan obat mitra menghilangkan sisanya. Obat-obatan Antimalaria pada Wanita Hamil Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya.Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Pengobatan malaria falciparum pada ibu hamil UMUR KEHAMILAN

PENGOBATAN

Trimester I (0-3 bulan)

Kina tablet + Clindamycin selama tujuh hari

Trimester II (3-6 bulan)

ACT tablet selama tiga hari

Trimester I (6-9 bulan)

ACT tablet selama tiga hari

Pengobatan malaria vivaks pada ibu hamil UMUR KEHAMILAN

PENGOBATAN

Trimester I (0-3 bulan)

Kina tablet selama tujuh hari

Trimester II (3-6 bulan)

ACT tablet selama tiga hari

11

Trimester I (6-9 bulan)

ACT tablet selama tiga hari

2.7 Masalah Keperawatan 2.7.1 Umum 

Hypertermia



Perubahan perfusi jaringan



Intoleransi aktifitas



Kurang pengetahuan

2.7.2 Resiko Infeksi 

Pada Hati Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh



Pada Ginjal Ketidak seimbangan cairan elektrolit : kurang volume cairan .



Pada Saluran GastroIntestinal Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan



Pada Paruh Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-kapiler ( efek inflamasi )



Pada Otak Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hivovolemia.

2.8 Asuhan Keperawatan 2.8.1

PENGKAJIAN

2.8.1.1 Riwayat Sekarang : Keluhan saat ini, sesuai dengan manifestasi klinis yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya 2.8.1.2 Riwayat Masa Lalu : apakah ada riwayat pasien bepergian ke daerah endemic malaria, kontak dengan nyamuk. 2.8.1.3 Pemeriksaan Fisik : inpeksi/lihat adakah kemerahan dan bentuk luka dikulit, sesak dan palpasi adakah pembengkakan, demam, nyeri lambung. 2.8.1.4 Pemeriksaan Penunjang : adakah pemeriksaan laboratorium untuk melihat keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti trofozoit yang berbentuk cincin. 2.8.1.5 Penatalaksanaan : terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.

12

2.8.1.6 Dischart Planning Tindakan pencegahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara : 

Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated ( dicelup peptisida : pemethrin atau deltamethin.



Menggunakan obat pembunuh nyamuk : gosok, spray, asap, elektrik.



Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi ( baju lengan panjang, kaos stocking ). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 sampai jam 06.00. nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 m.



Memproteksi tempat tinggal/kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti nyamuk.

2.8.2 Diagnosa Keperawatan 2.8.2.1 Umum 2.8.2.2 Hypertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme penyakit 2.8.2.3 Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel 2.8.2.4 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum 2.8.2.5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaannya

2.8.3

Resiko Infeksi

Pada Hati 2.8.3.1 Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik Pada Ginjal 2.8.3.2 Ketidak seimbangan cairan elektrolit : kurang volume cairan berhubungan dengan fase diuretic GGA, dengan peningkatan volume urine dan melambatnya kemampuan absorpsi tubular. Pada Saluran GastroIntestinal

13

2.8.3.3 Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan bisa disebabkan kehilangan yang berlebihan diare berat, muntah, berkeringat, demam, hiperventilasi Pada Paru 2.8.3.4 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-kapiler ( efek inflamasi ) Pada Otak 2.8.3.5 Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipovolemia. 2.8.4 Perencanaan Keperawatan Umum NO Tujuan keperawatan

Diagnosa dan hasil

INTERVENSI

1.

Hypertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme penyakit, ditandai dengan : DS : DO :

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, suhu tubuh klien kembali nomal Kriteria hasil :  Suhu tubuh 3637°C  Akral teraba hangat  Kulit lembab

Mandiri  Pantau ( kaji ) tanda vital, perhatikan adanya diaphoresis  Berikan pakaian tipis, terang, longgar sesuai kebutuhan  Berikan kompres hangat, air biasa  Anjurkan pasien banyak minum Kolaborasi  pemberian tipiuretik

2.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel, ditandai dengan : DS : DO :

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, kebutuhan oksigen/nutrient pasien terpenuhi Kriteria hasil :  Menunjukan perfusi adekuat  tanda-tanda vital stabil  membrane mukosa warna merah muda  pengisian kapilaer

Mandiri  awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, wana kulit/membrane mukosa, dasa kuku  awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas  selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi  kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang,

14

baik  haluaran urine adekuat

3

4.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan : DS : DO :

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaannya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, aktifitas klien meningkat secara optimal Kriteria hasil :  Klien dapat beraktifitas dengan bantuan minimal  Meningkatnya fungsi bagian tubuh yang sakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, pengetahuan klien

15

agitasi, gangguan memori, bingung  catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi kolaborasi  awasi lab : hb/ht, jumlah SDM, AGD  berika SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi, awasi untuk komplikasi transfuse  berikan O2 sesuai indikasi Mandiri  Bantu kebutuhan klien  Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap  Bantu klien melakukan latihan ROM aktif dan pasif  Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan  Obsevasi adanya daerah yang mengalami nyeri Kolaborasi  Ahli fisioterapi Mandiri  Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya  Jelaskan tentang

meningkat Kriteria hasil :  Klien mengerti dan memahami penyakit yang dialaminya.  Klien dapat menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya  Klien dapat bekerjasama dalam tindakan keperawatan

proses penyakit, cara penularan dan pencegahan penyakit  Tinjau factor resiko individual dan bentuk penularan. Kolaborasi  Dokter dalam memberikan informasi mengenai terapi obat-obatan, epek samping, ketaatan program

Resiko Infeksi ( Resiko Komplikasi ) (1) Pada hati NO Tujuan keperawatan 5.

Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditandai dengan : DS : DO :

Diagnosa dan hasil

INTERVENSI

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil :  Berat badan klien stabil bahkan meningkat  Klien menghabiskan porsi makan  Klien tampak legih segar dan bersemangat

Mandiri  Pantau pemasukan diet / jumlah kalori  Timbang berat badan setiap hari  Berikan makan sedikit tapi dalam frekuensi sering  Diskusikan makanan yang disukai klien  Sajikan dalam keadaan hangat  Berikan lingkungan yang nyaman  Anjurkan makan pada posisi duduk tegak  Diskusikan pentingnya asupan nutrisi dalam proses penyembuhan penyakit.

16

Kolaborasi  Ahli Gizi (2) Pada gagal ginjal NO Tujuan keperawatan 6.

Ketidak seimbangan cairan elektrolit : kurang volume cairan berhubungan dengan fase diuretic GGA, dengan peningkatan volume urine dan melambatnya kemampuan absorpsi tubular.

Diagnosa dan hasil

INTERVENSI

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, kebutuhan cairan klien terpenuhi Kriteria hasil :  Intake dan output cairan balance  Tidak terjadi dehidrasi  Turgor kulit normal  Tidak terjadi oedem

Mandiri  Lakukan ‘”UMU” selama 24 jam secara akurat  Berikan asupan cairan selama 24 jam sesuai indikasi.  Pantau denyut jantung, tekanan darah, CVP.  Pantau tanda-tanda dehidrasi  Kaji tingkat kesadaran, gelisah, status mental.  Kaji turgor kulit dan pantau adanya oedem

Kolaborasi  Pemberian terapi sesuai indikasi, pemeriksaan laboratorium. (3) Pada saluran gastrointestinal NO Tujuan keperawatan 7.

Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan : diare berat, muntah, berkeringat, demam, hiperventilasi, ditandai dengan : DS : DO :

Diagnosa dan hasil

INTERVENSI

Tujuan : Mandiri Setelah dilakukan  Pantau tanda-tanda tindakan keperawatan vital selama 7 x 24 jam,  Catat peningkatan diharapkan kebutuhan suhu dan durasi cairan klien terpenuhi. demam Kriteria hasil :  Kaji turgor kulit,  Intake dan output membrane cairan seimbang mukosa, rasa haus serta adekuat 17

 

Dapat  mempertahankan hidrasi Tugor kulit,  membrane mukosa lembab 



Ukur haluaran uine dan berat jenis urine Timbang BB sesuai indikasi Pantau pemasukan peroral dan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari Hindari makanan yang menyebabkan diare

Kolaborasi  Berikan cairan elektrolit  Pantau pemeriksaan lab : HB/HT, elektrolit serum, BUN,  Berikan obatobatan sesuai indikasi  Antiemetic dan antidiare (4) Pada paru NO Tujuan keperawatan 8.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-kapiler ( efek inflamasi ), ditandai dengan : DS : DO :

Diagnosa dan hasil

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, kebutuhan oksigen mencukupi untuk kebutuhan individual Kriteria hasil :  Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat  GDA dalam rentang normal  Bebas gejala distress pernapasan

18

INTERVENSI Mandiri  Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan, catat penggunaan otot aksesori, napas bibir.  Tinggikan kepala tempat tidur  Dorong pasien napas dalam perlahan  Dorong mengeluarkan sputum, penghisapan bila



Berpartisipasi dalam program  pengobatan dalam tingkat kemampuan  klien 



diindikasikan Auskultasi bunyi napas. Awasi tingkat kesadaran / status mental Berikan lingkungan tenang, batasi aktifitas pasien Awasi tanda vital dan irama jantung

Kolaborasi  berikan oksigen sesuai indikasi hasil GDA, pantau gambaran seri GDA, berikan terapi sesuai indikasi

(5) Pada otak NO Tujuan keperawatan 9.

Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hivovolemia, ditandai dengan : DS : DO :

Diagnosa dan hasil

INTERVENSI

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, fungsi serebral meningkat, deficit neurologi dapat diperbaiki  Kriteria hasil : Mempertahankan tingkat kesadaran biasa / perbaikan, kognisi, dan fungsi motoik / sensorik  Mendemostrasikan tanda vital stabil dan tak ada tandatanda peningkatan TIK.

Mandiri  Observasi tandatanda vital  Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara kiri dan kanan, dan reaksinya terhadap cahaya  Kaji respon motorik terhadap perintah yang sederhana  Hindari pemakaian bantal besar pada kepala, pertahankan letak leher dan kepala pada posisi tengah

19







Berikan waktu istirahat diantara waktu aktifitas keperawatan dan batasi waktu dari setiap prosedur tersebut Berikan lingkungan nyaman dan tenang Bantu pasien menghindari batuk, muntah, feces yang dipaksakan.

Kolaborasi ; - Berikan oksigen, terapi sesuai indikasi 2.8.5 IMPLEMENTASI Implementasi sesuai intervensi 2.8.6 EVALUASI Evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP dan masalah keperawatan teratasi.

20

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA 3.1 Contoh kasus Tn.A berusia 25 th sedang dirawat di RS keadaan umum lemah, merasa demam dan menggigil, serta klien mengeluhkan mual, muntah dan sulit tidur, kulitnya terlihat kering dan kemerahan dan kuku pucat. Sebelumnya Tn. A pernah melakukan perjalanan ke luar kota untuk tujuan penelitian lebih satu bulan yakni pada bulan nopember, desember dan januari. Daerah yang ia kunjungi adalah daerah endemis yaitu Korowi, Broven Dogul Papua. Klien mengeluhkan gejala demam, berkeringat dan menggigil. Dari hasil observasi TTV TD:110/70 mmHg, S:38°C, RR:24x/m, TB: 155 cm, BB: 47 Kg, dan dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil, HB 14,8, Leukosit 8700, Trombosit 210.000, Hematokrit 34%, Basofil 0, Eosinofil 0, Batang 5, Sigmen 70, Lomfosit 20, Monosit 5. Klien diduga mendapat gigitan nyamuk di luar kota tempat tinggalnya tepatnya di Papua saat melakukan penelitian.

3.1.1

PENGKAJIAN

3.1.1.1 IDENTITAS KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB 2.11.1.1 Identitas Klien Nama

: Tn. “A”

Umur

: 25 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku / Bangsa

: Indonesia

Alamat

: JL. Abi kusmo, Plaju

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Swasta

Status Perkawinan

: Menikah

No.Rekam Medik

: 0559888

Tanggal Masuk RS

: 17 Februari 2010

Tanggal Pengkajian

: 18 Februari 2010

Diagnosa Medis

: Malaria vivax 21

2.11.1.2 Identitas Penanggung Jawab Nama

: Ny. “N“

Umur

: 23 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku / Bangsa

: Indonesia

Alamat

: JL. Abi kusmo, Plaju

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Hubungan dengan klien

: Istri

3.1.1.2 RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Klien merasa demam & menggigil b. Riwayat Perjalanan Penyakit Sejak + 2 minggu SMRS klien mengatakan lemah, demam terlalu tinggi, suhunya naik turun, klien tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Klien sempat minum obat yang dibeli dari warung karena badannya masih panas pada pukul 08.00 WIB tanggal 17 Februari 2010, klien langsung di bawa keluarganya ke RSUD Palembang Bari. c. Riwayat Kesehatan Dahulu Tidak ada masalah kesehatan terdahulu d. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit malaria. e. Riwayat Psikologi Klien mengatakan sudah bisa menerima keadaannya dan keluarga selalu memberikan motivasi kepada klien f. Riwayat Sosial Klien bersikap baik dan dapat bekerjasama dengan perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya

22

g. Riwayat Spritual Klien menganut agama Islam dan selalu berdoa akan kesembuhan penyakitnya h. Pola aktivitas sehari-hari NO 1.

2.

3.

Kegiatan Pola makan - Frekuensi - Jenis - Jumlah - Masalah

Pola minum - Frekuensi - Jenis - Jumlah - Masalah Pola eliminasi BAB - Frekuensi - Konsisten si Warna - Masalah BAK -

4.

5.

Frekuensi Warna Jumlah Masalah

Pola aktivitas dan istirahat - Tidur siang - Tidur malam - Gangguan tidur

Personal hygiene - Mandi - Gosok gigi

SMRS

Setelah MRS

-

3x sehari Nasi dan lauk 1 piring Tidak ada

-

2x sehari Nasi dan lauk ¼ piring Ada masalah. Klien merasakan lidahnya pahit dan mual saat makan

-

8 gelas/hari Air putih 1.5 liter Tidak ada

-

8 gelas/hari Air putih 1.5 liter Tidak ada

-

1x/hari Padat kuning

-

1x/hari Padat kuning

-

Tidak ada

-

Tidak ada

-

-

6-7x/hari Kuning jernih 1000-1500 cc/hari Tidak ada

-

6-7x/hari Kuning jernih 1000-1500 cc/hari Tidak ada

-

1jam/hari

-

2 jam/hari

-

7 jam/hari

-

2 jam/hari

-

Tidak ada

-

Ada masalah. Klien menggigil dan klien merasa terganggu dengan suasana lingkungan yang ramai.

-

2x/hari 2x/hari

-

1x/hari 2x/hari

-

23

-

Rambut Kuku Ganti pakaian

-

Bersih Bersih 2x/hari

-

Cukup bersih Bersih 1x/hari

3.1.1.3 PEMERIKSAAN FISIK B1 (Breathing) : 

Inspeksi: bentuk normal, simetris, gerak napas simetris, retraksi tidak ada



Palpasi: fremitus raba simetris



Perkusi: sonor



Auskultasi: suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada wheezing tidak ada



RR 24x/menit



Batuk: (-)

Sputum: (-)

Masalah : tidak ada kelainan B2 (Blood) : 

Inspeksi: kulit nampak kering dan pucat, kuku pucat



Palpasi: kulit teraba panas, turgor baik



Perkusi: sonor



Auskultasi: Irama jantung teratur, nadi 86x/menit, Tekanan darah 110/70 mmHg

Masalah: demam b/d proses penyakit, dan anemia b/d pecahnya eritrosit B3 (Brain) : 

Ekspresi wajah tampak sesak, gelisah, lemah

Masalah : tidak ada kelainan B4 (Bladder) : 

Buang air kecil lancar

24



Jumlah urine kurang lebih 1500cc perhari



BAB lancar 1x/hari, konsestensi padat kuning

Masalah : tidak ada kelainan B5 (Bowel) : 

Tidak kembung



Bising usus normal



Nafsu makan normal (SMRS) dan mulai tidak nafsu makan saat masuk rumah sakit



Makan 3x sehari (SMRS), dan makan 2x sehari ¼ piring Masalah: gangguan pemenuhan nutrisi

B6 ( Bone ) : 

Kekuatan otot normal



Kaki dan tangan tidak ada kelumpuhan

Masalah : tidak ada kelainan 3.1.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG (17 Februari 2010) HEMATOLOGI

HASIL

Hemoglobin

14,8

Leukosit Trombosit Hematokrit

8700 210.000 34 %

Basofil Eosinofil Batang Sigmen Limfosit Monosit DDR (malaria)

0 0 5 70 20 5 (+) plasmodium vivax

25

NORMAL L : 14-16 g/dl P : 12-14 g/dl 5.000-10.000/ul 150.000-400.000/ul L : 40-48% P : 37-43% 0-1% 1-3% 2-6% 50-70% 20-40% 2-8% Negatif

3.1.1.5 THERAPY -

IVFD RL gtt 20 x/menit

-

Paracetamol 3x1 mg

-

Kloroquin 4-4-2

-

Ranitidin 2 x1 ampul

-

Clobazam 1x1 mg

-

Diet BB

3.1.2 ANALISA DATA Nama Klien

: Tn. A

No. Reg.

: 055988

Umur

: 25 tahun

Diagnosa

: Malaria

Ruang Rawat

: Perawatan laki-laki

Alamat

: Jl.abi kusmo

NO

1.

JAM/TGL ANALISA DATA

18-02-10 08.00 wib

DS: Klien mengatakan badannya menggigil DO: - Klien tampak gelisah - Klien tampak menggigil - T : 38 ° c - RR: 24 x / menit - Nadi : 86 x/ menit

ETIOLOGI

Nyamuk anopheles

MASALAH

Peningkatan suhu tubuh

Plasmodium vivax

Masuk jaringan tbh

Viremia

Inter leukin

Peningkatan hipotalamus

Pningkatan suhu tbh 2.

18-02-10 08.30 wib

DS: klien mengatakan kurang nafsu makan DO: - klien tampak lemah - Klien tampak mual - porsi makan

Nyamuk anopheles

Gangguan kebutuhan nutrisi

Plasmodium vivax

Masuk jaringan tbh

Viremia 26

-

yang tersedia hanya dihabiskan ¼ piring BB SMRS: 48 kg BB selama MRS : 47 kg TD: 110 / 70 mm Hg Nadi : 86 x / menit RR : 24 x / menit

Lambung

Asam lambung meningkat

Refleks mual dan muntah

Intake nutrisi menurun

Anoreksia

Perubahan nutrisi 3.

18-02-10 08.45

DS:Klien mengeluh mual dan sulit tidur

wib

Nyamuk anopheles

nyaman Plasmodium vivax

DO: - Suhu tubuh: 38°C - Klien tampak gelisah

Gangguan rasa

Masuk jaringan tbh

Viremia

Inter leukin

Peningkatan hipotalamus

Pningkatan suhu tbh

mual

27

Gangguan rasa nyaman

3.1.3

DIAGNOSA KEPERAWATAN

3.1.3.1 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan hipotalamus ditandai dengan: DS: Klien mengatakan badannya menggigil DO: -

Klien tampak gelisah

-

Klien tampak menggigil

-

T : 38°c

-

RR: 24 x / menit

-

Nadi : 86 x/ menit

3.1.3.2 Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan : DS: klien mengatakan kurang nafsu makan DO: -

klien tampak lemah

-

Klien tampak mual

-

porsi makan yang tersedia hanya dihabiskan ¼ piring

-

BB SMRS: 48 kg

-

BB selama MRS : 47 kg

-

TD: 110 / 70 mm Hg

-

Nadi : 86 x / menit

-

RR : 24 x / menit

3.1.3.3 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan: DS:Klien mengatakan susah tidur dan mual DO: -

Suhu tubuh 38°C

-

Klien tampak gelisah 28

3.1.4 NO

INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

KEPERAWATAN

1

Peningkatan suhu tubuh b/d peningkatan hipotalamus ditandai dengan DS: Klien mengatakan badannya menggigil DO: - Klien tampak gelisah - Klien tampak menggigil - T : 38°c - RR: 24 x / menit - Nadi : 86 x/ menit

2

Gangguan kebutuhan nutrisi b/d intake nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan: DS: klien mengatakan kurang nafsu makan DO: - klien tampak lemah - Klien tampak mual - porsi makan yang tersedia hanya dihabiskan ¼ piring - BB SMRS: 48 kg - BB selama MRS : 47 kg - TD: 110 / 70 mm Hg - Nadi : 86 x / menit - RR : 24 x / menit

Setelah dilakukan  Kaji TTV,  Mengetahui kondisi tindakan suhu, nadi, TD pasien keperawatan  Anjurkan  Agar tidak dehidrasi selama 1 x 24 jam, banyak minum  Agar menurunkan diharapkan :  Anjurkan mengurangi panas Suhu tubuh pasien keluarga untuk klien normal (36-37 0C) kompres  Agar hemat energi hangat  Untuk menurunkan  Anjurkan panas pasien untuk bedrest  Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi antipiretik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan  Nafsu makan kmbali meningkat  Tidak tampak Lemas  Tidak tampak Pucat  TTV dalam batas normal (TD : 120/ 80 mmHg, N : 60100 x/ menit).

29

  

 

Kaji Pola Nutrisi klien Ukur TTV. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering Anjurkan klien untuk diet TKTP Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit

 

 

Untuk mengetahui pola nutrisi klien. Bila terjadi perubahan tekanan darah dan nadi menunjukkan perubahan Mengurangi resiko kurang nutrisi pada klien Memberikan energi pada klien

3

Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit ditandai dengan: DS:Klien mengatakan susah tidur dan mual DO: - Suhu : 38°C - Klien tampak gelisah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan:  Suhu tubuh klien dapat turun sehingga dapat tidur dengan nyaman dan rasa mual berkurang

 batasi aktivitas sebelum tidur  kaji pola tidur klien  identifikasi kemungkinan efek obat terhadap pola tidur  minitor pola tidur dan jam tidur klien  diskusikan pada klien kemungkinan faktor lain yang menyebabkan gangguan pola tidur  memberikan kompres  monitor kenyamanan lingkungan, cahaya, dll sebelum tidur  ajarkan klien tehnik relaksasi  kolaborasi pemberian obat  observasi tanda-tanda vital

 jam tidur kembali normal seperti biasa  klien mengatakan kwalitas tidur baik  bangun tidur klien merasa segar dan tidak mengeluhkan mual lagi.

3.1.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NO

HARI/TANGGAL&JA

IMPLEMENTASI

EVALUASI

M

1.

18-februari-2010 09.15 WIB



Mengompres dengan air hangat  Mengukur TTV. hasil: TD : 120/ 70 mmHg

30

S :Klienmengatakan panasnyamulaiberkurang O: TTV: 

TD

: 120/ 70 mmHg

2.

18-februari-2010 09.45 WIB

3.

18-februari-2010 10.25 WIB

S : 37 0C N : 80 x/ menit R : 24 x/ menit  Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam bila timbul rasa nyeri yaitu menarik nafas melalui hidung dengan hitungan1, 2, 3, tahan sebentar kemudian hembuskan melalui mulut yang mencucu dengan hitungan 4, 5, 6, 7. Teknik ini diulangi 3-4 kali hingga Klien merasa nyaman Hasil: Klien mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam.  Membantu Klien mencari posisi yang nyaman. Hasil Klien merasa nyaman dengan posisi miring.  Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesik. Hasil: Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam via IV  Menganjurkan makan sedikit tapi sering  Menyajikan makanan bervariasi dalam porsi kecil  Menyajikan makanan daalam keadaan hangat

   

 S : 37 0C  N : 82 x/ menit  R : 24 x/ menit A: masalah teratasi P: -

S: klien mengatakan selera makannya mulai bertambah O: - porsi yang disajikan dapat dihabiskan - tidak terlihat sisa makanan diatas meja pasien A: masalah teratasi P: S : klien mengatakan bahwa memonitor TTV badan masih terasa panas kaji pola tidur klien diskusikan faktor lain sehingga sulit untuk tidur O : klien terlihat lemah, TD penyebab tidak bisa tidur ajarkan tehnik relaksasi nafas : 130/70 mmHg, nadi 104 x/menit, suhu 38 C dalam A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

31

3.2 PATHWAY/WOC Gigitan nyamuk anopheles

Plasmodium malariae

Pencegahan Memakai kelambu tidur,membersihkan dan menutup bak mandi, memakai losion dan obat anti serangga,melakukan pengasapan dan memaikai selimut saat tidur

Plasmodium ovale

Plasmodium vivaks

Menginvasi parenkim hati

Plasmodium falciparum

Manifestasi klinis

Demam

Anemia

Spleno megali

Ikterus

Masuk surkulasi darah Eritrofagositosit

MALARIA

B1

B2

B3

B4

B5

B6

Eritrosit pecah

Eritrosit pecah

Suplai O2 ke otak

Produksi darah-ginjal tidak terpenuhi

Mual muntah

Panas lemah

Hb menurun

Suplai o2tubuh

Saraf terganggu

Anoreksia

Gangguan pergerakan

O2 darah menurun

DX: gangguan pertukaran gas

Kebutuhan o2 ketubuh tidak terpenuhi

Asietas,diso rientasi deliriu (koma)

DX: perfusi perifer tidak efektif

DX: gangguan perfusi jaringan serebral

Produksi urin

DX: gangguan pola eliminasi

BB turun

DX: resiko defisit nutrisi

Pengobatan

WHO: artemisin-

based combination therapies (ACT)

32

DX: intoleransi aktivitas

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. Patofisiologi pada malaria masih belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama mungkin berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endothelium kapiler. Malaria dapa di klasifikasikan menjadi : malaria tropika, malaria kwartana, malaria ovale, dan malaria tersiana. Manifestasi klinis dapat beruap demam, anemia, splenomegali dll. Komplikasi yang dapat muncul dari malaria dapat berupa ; malaria otak, anemia berat, anemia berat, dan hiperglikemia. 4.2 Saran Dalam melakukan

proses keperawatan, perawat harus benar-benar

mengetahui penyakit malaria, penyebab dan harus pula memperhatikan bagaimana penanganannya sesuai dengan sop dan berpedoman SDKI agar tidak adanya kekeliruan saat menegakkan diagnosa.

33

DAFTAR PUSTAKA Bakta, I.M. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta:EGC. Engram, B. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 dan 2 (Penerjemah: Samba S, dkk). Jakarta: EGC. http://www.askepmalaria.pdf/09/10/2018/50-asuhan-keperawatan-malarialengkap/dedehsuhartini http://www.72-article-281-1-10-20180429/09/10/2018-asuhan-keperawatanmalaria/emanuelileatanlewar http://www.bukusakumalaria.pdf

34

Related Documents

Malaria
June 2020 37
Malaria
November 2019 72
Malaria!!!
November 2019 58
Malaria
May 2020 40
Malaria
November 2019 50
Malaria
November 2019 8

More Documents from ""