MAKNA ATAP PADA RUMAH ADAT MELAYU LIPAT KAJANG RIAU
Sumber : google image Rumah Melayu Lipat Kajang, yang berasal dari Kepulauan Riau. Disebut dengan lipat kajang karena atap rumah ini memiliki bentuk menyerupai bentuk perahu. Ujung atas bangunan rumah ini melengkung ke atas dan sering disebut dengan lipat kejang atau pohon jerambah oleh masyarakat sekitar.
Atap Rumah Melayu Lipat Kajang Bahan utama atap adalah daun nipah dan dau rumbia, tetapi pada perkembangannya sering dipergunakan atap seng. Untuk meletakkan dipergunakan tali rotan, sedangkan untuk meletakkan perabung dipergunakan pasak yang terbuat dari nibung. Pekerjaan memasang disebut menyangit. Rumah ini didirikan diatas tiang yang tingginya rata-rata antara 1,05 – 2,40 M, sehingga disebut juga tipe Rumah panggung.
Makna pada atap Rumah Melayu Lipat Kajang
a. Lambang pada atap Atap Kajang Bentuk atap ini dikaitnya dengan fungsinya, yaitu tempat berteduh dari hujan dan panas. Yang memiliki makna, hendaknya sikap hidup orang Melayu dapat pula menjadi naungan bagi keluarga dan masyarakat.
b. Selembayung Selembayung juga disebut juga Sulo Bayung dan Tanduk Buang, adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah ada kalanya diberi pula hiasan tambahan seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung (tombak-tombak). Selembayung memiliki beberapa makna, antara lain : 1.) Tajuk Rumah : selembayung membangitkan seri dan cahaya rumah. 2.) Pekasih Rumah : lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga. 3.) Pasak Atap : lambang sikap hidup yang tahu diri. 4.) Tangga Dewa : lambang tempat turun para dewa, mambang, akuan, soko, keramat,dan sisi yang membawa keselamatan bagi manusia. c. Sayap Layang-layang atau Sayap Layangan Hiasan ini terdapat pada keempat sudut cucuran atap. Bentuknya hampir sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselembayung haruslah memakai sayap layangan sebagai padanannya. Letak sayap layang-layang pada empat sudut cucuran atap merupakan lambang sari empat pintu hakiki, yaitu pintu rizki, pintu hati, pintu budi, dan pintu Illahi. Sayap layang-layang juga merupakan lambang kebebasan, yaitu kebebasan yang tahu batas dan tahu diri. d. Lebah Bergantung Hiasan yang terletak di bawah cucuran atap (lisplang) dan kadang-kadang di bagian bawah anak tangga. Hiasan ini melambangkan manisnya kehidupan rumah tangga, rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri. e. Perabung Hiasan yang terdapat pada perabung rumah /terletak sepanjang perabung disebut Kuda Berlari. Hiasan ini amat jarang digunakan, lazimnya hanya dipergunakan untuk perabung istana atau balai tertentu. f. Singap/Bidai Bagian ini biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilas. Pada bagian menjorok keluar di beri lantai yang disebut teban layaratau lantai alang buang atau disebut juga Undan- undan.
DAFTAR PUSTAKA : Al mudara mahyudin, 2004, ”Rumah Melayu – Memangku Adat Menjemput Zaman”, Yogyakarta, BKPM dan Adicita Penataran Strata I Ikatan Arsitek Indonesia Riau, Pekanbaru. Effendi, Tenas, 2002, “Sekilas Tentang Bangunan Tradisional Melayu Riau”, Kertas Kerja Kebudayaan Indonesia, Kebudayaan Rumah Adat Riau,2014 https://karyapemuda.com/rumah-adat-riau/