NAMA
: NUR PRATIWI PATATA
KLS
: VI GIZI
NIM
: 216 240 059
1. Jelaskan gambaran umum tentang Rumah Sakit ! Rumah sakit St.Carolus atau Saint Crolus merupakan rumah sakit umum yang berlokasi di Salemba, Jakarta Pusat, Indonesia yang didirikan pada tahun 1919. Pada saat pertama kali dibagun rumah sakit ini hanya memiliki kapasitas 40 kamar tidur. Seiring berjalannya waktu rumah sakit ini terus berbenah dan dibangun hingga saat ini. Semakin berkembangnya inovasi dalam dunia konstruksi membuat pihak rumah sakit memilih sistem beton pracetak pada pembangunannya kali ini. Pada tahun 1980, nama rumah sakit diubah menjadi Pelayanan Kesehatan St. Carolus (disingkat PK St. Carolus, atau PKSC) untuk menggambarkan perhatian dan orientasi yang semakin luas terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. PK St. Carolus telah mendapatkan akreditasi
penuh
dari Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia di
bidang
administrasi manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, dan rekam medis pada tahun 1997. Lokasi pembangunan rumah sakit St.Carolus hanya berjarak beberapa meter saja dari UGD rumah sakit sehingga dengan menggunakan sistem beton pracetak diharapkan tidak akan mengganggu kegiatan oprasional rumah sakit. Produk beton pracetak yang digunakan dalam pembanguan rumah sakit St.Carolus meliputi precast concrete wall, hollow core slab, precast column
VISI PK St Carolus Menjadi
Pelayanan
Kesehatan
yang
dikenal
melayani
dengan
sentuhanmanusiawi, utuh dan terpadu atas dasar cinta kasih dan terbuka bagi sesamamelalui sumber daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras dan terus belajar mengembangkan diri. MISI PK St Carolus A.
Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dengan sikap bela rasa, sabar, rendahhati, hormat terhadap kehidupan dan adil terutama kepada mereka yang palingmembutuhkan.
B.
Memberikan pelayanan kesehatan melalui Balkesmas, Rawat Inap, Rawat Jalandan Pelayanan Penunjang dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial danspiritual.
C.
Menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua agama, ras,golongan dan strata sosial serta ekonomi dengan cara subsidi silang.
D.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan diri bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dankemampuan P.K. St. Carolus.
E.
Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung persaudaraansejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan P.K. St. Carolus.
2. Jelaskan pelayanan gizi Rumah Sakit yang diberikan ! Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dari 21/7/2018 sampai 20/8/2018 pada instalasi gizi di Rumah sakit St.Carolus, dengan mengamati persiapan bahan makanan dimulai dari pemesanan bahan makanan hingga bahan makanan siap untuk dimasak didapatkan bahwa pada persiapan bahan makanan ditambahkan dengan cadangan makanan (buffer) sebesar 10% yang ditambahkan untuk menu tertentu. berdasarkan hasil wawancara mendalam mengenai prasyarat dan pengolahan bahan makanan tidak menjadi masalah dalam penelitian. Terbukti dari hasil observasi yang peneliti lakukan dari 21/7/2018 sampai 20/8/2018 pada instalasi gizi, dengan mengamati pengolahan bahan makanan didapatkan bahwa pada pemasakan bahan makanan sesuai dengan
pedoman PGRS 2013 dan kebijakan yang ditetapkan rumah sakit, yakni Setiap tahap pelayanan makanan, ahli gizi berkolaborasi dengan tenaga medis atau non-medis. Selama pasien dirawat di rumah sakit ahli gizi berkolaborsi dengan perawat, dokter serta apoteker. Sisa makanan Pengolahan Makanan Pada pengumpulan data sisa makanan pasien yang telah disajikan di RS St. Carolus pada Agustus 2017 rata – rata sebesar 33%, nilai ini masih dibawah nilai standar pelayanan minimal rumah sakit yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebesar ≤ 20%.(4) Selain hal sisa makanan pasien diatas, pada hasil residensi yang peneliti amati pada 19 – 25 Maret 2018 bahwa masih terdapat sisa pengolahan makanan yang tidak terdistribusi sebesar 342 P penukar untuk makanan pokok dan 173 P untuk lauk hewani di Instalasi Gizi RS St. Carolus, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sisa pengolahan makanan yang tidak terdistribusi.
3. Jelaskan bentuk penyelenggaraan makanannya Proses distribusi secara kombinasi yang dijalankan di RS St. Carolus yakni pembagian makanan pokok, kuah, dan buah dibagikan secara jumlah besar di satu tempat untuk dibawa ke pantry unit perawatan (desentralisasi) sedangkan untuk lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran sudah dibagikan ke dalam plato pasien masingmasing (sentralisasi). Selama observasi peneliti mendapati bahwa petugas pelaksana diruangan masih belum konsisten pelaksanaannya sesuai dengan SPO distribusi makanan.