Makalah Vanishing Cream.docx

  • Uploaded by: Aulia Riski Utami
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Vanishing Cream.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,001
  • Pages: 13
TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMI SOLIDA VANISHING CREAM

DI SUSUN OLEH : Kelompok 6 1.

Selvi Agustini

( PO.71.39.0.16.035)

2.

Siti Aliyah Putri D

( PO.71.39.0.16.036)

3.

Sofiah Mardani R

( PO.71.39.0.16.037)

4.

Tiara Zaila Marta A ( PO.71.39.0.16.038)

5.

Tria Yulinda

( PO.71.39.0.16.039)

6.

Ulfa Azizah

( PO.71.39.0.16.040) KELAS : Reguler 1 A

DOSEN PEMBIMBING : Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes NILAI

PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI TAHUN AKADEMIK 2017/2018

PRAKTEK TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMI SOLIDA PEMBUATAN VANISHING CREAM I.

TUJUAN Adapun tujuan praktikum kali ini diharapkan : a. Mengetahui proses pembuatan sediaan krim dan mengetahui parameter uji untuk evaluasi sediaan. b. Mahasiswa mampu membuat formulasi Vanishing Cream dengan Acid Stearin sebagai zat berkhasiat serta teknik pembuatannya.

II.

PRINSIP Pembuatan Krim dengan mencampurkan zat aktifnya denganzattambahan yang cocok.

III.

LANDASAN TEORI Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri. Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit. Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar. Definisi Krim Krim merupakan salah satu sediaan yang berbentuk emulsi. Krim dapat didefinisikan berbagai macam dari beberapa sumber yang berbeda. Menurut Ansel(1989), krim adalah emulsi setengah padat baik bertipe air dalam minyak atauminyak dalam air yang biasanya digunakan sebagai emolien (pelembab) atau pemakaian obat pada kulit. Menurut British Pharmacopeia,krim adalah formulasiuntuk memberikan persiapan yang pada dasarnya bercampur dengan sekresi kulit.Mereka dimaksudkan

untuk diterapkan pada kulit atau selaput lendir tertentuuntuk pelindung, terapeutik atau profilaksis tujuan, terutama di mana efek oklusiftidak diperlukan. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuksediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dandimaksudkan untuk pemakaian luar. Sedangkan, Menurut Farmakope IndonesiaEdisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Tujuan umum dibentuknya sediaan krim adalah untuk mendapatkan efekemolien atau pelembut. Berdasarkan fase dispersinya, krim digolongkan menjadi2 tipe, yakni tipe air terdispersi dalam minyak (A/M) dan krim minyak terdispersidalam air (M/A). Krim tipe air dalam minyak (A/M) Merupakan suatu krimyang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke dalam komponen minyak;sifatnya tidak mudah hilang bila terkena air; berwarna putih atau transparan danagak kaku; dan diproduksi oleh pengemulsi agen dari alam, misalnya lilin lebah,alkohol wol atau wol lemak. Contoh :Cold cream, yaitu sediaan kosmetika yangdibuat untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, biasanya berwarna putih dan bebas dari butiran kasar. Krim tipe minyak dalam air (M/A) Merupakan suatu emulsi yang dibuat denganmendispersikan komponen minyak ke dalam komponen air; sifatnya mudah dicucidengan air; berwarna putih, tipis dan halus; dan diproduksi oleh sintetis lilin,misalnya macrogol dan cetomacrogol. Contoh : Vanishing cream, yaitu sediaankosmetika yang digunakan untuk membersihkan dan melembabkan kulit sertasebagai alas bedak. Berdasarkan tujuan penggunaannya, krim dapat dibedakanmenjadi 2, yaitumedicated creamdannon medicated cream.Medicated

cream digunakan untuk pengobatan topikal maupun sistemik melalui

penghantarantransdermal. Sedangkannon medicated cream digunakan bukan untuk pengobatan dan penyembuhan, tetapi bertujuan untuk pencegahan dan perawatan kulit yang biasanya disebut krim kosmetik. Bentuk sediaan krim mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan menggunakan sediaan krim sebagai berikut: Kelebihan : 

Mudah menyebar rata dan praktis



Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air untuk tipe m/a(minyak dalam air)



Tidak lengket dan tidak berminyak, untuk tipe m/a (minyak dalam air)



Zat aktif yang diabsorbsi pada pemakaian topikal tidak cukup beracun,sehingga efek samping dapat dimimalisir .



Meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkankulit berminyak.

Kekurangan : 

Susah dalam pembuatannya, karena dibutuhkan suhu yang optimal padasaat pembuatan (fase minyak dan fase air)



Mudah pecah, karena suhu tidak optimal atau saat pencampuran faseminyak dan fase air pengadukannya tidak tepat.

Komponen krim : 1. Zat berkhasiat 2. Minyak 3. Air 4. Pengemulsi Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat, polisorbat, PEG. Bahan – bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain : 1. Zat pengawet untuk meningkatkan stabilitas sediaan Bahan pengaweT sering digunakan umumnya metal paraben 0,12 – 0,18 % propel paraben 0,02 – 0,05 %. 2. Pendapar untuk mempertahankan PH sediaan 3. Pelembab 4. Antioksidan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Kestabilan Krim Kestabilan krim akan terganggu / rusak jika sistem campuranya terganggu,terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengenceranya yang cocok dan dilakukan dengan tehnik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol)dengan kadar 0,02% hingga 0,05%.

Monografi Bahan 1. Vanishing Cream Acidum Stearicum/ Asam Stearat (FI III hal. 57) Pemerian

: Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Khasiat

: Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20%.

Glycerin/ Glycerolum (FI IV hal. 413) Pemerian

: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak. Higroskopis, netral terhadap lakmus).

Kelarutan

: Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Khasiat

: Pemanis, pembasah, dan pengental. Kadar 5-10%.

Triaethanolamin (FI IV hal. 1203) Pemerian Kelarutan

: Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak. : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air dingin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Khasiat

: Surfaktan, emulgator. Kadar 2-4%.

Nipagin/ Methylis Parabenum (FI IV hal. 551) Pemerian

: Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutan

: Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Khasiat

: Preservatif atau pengawet. Kadar 0,12-0,18%.

Natruim biborat (FI IV hal.1203) Pemerian

: Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basah. Dalam udara kering merapuh

Kelarutan

: Dalam 20 bagian air, dalam 0.6 bagian air mendidih dan dalam kurang dari 1 bagian glycerol P, praktis tidak larut dalam etanol 95% P

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat

: Antiseptikum ekstern

Penggolongan Krim Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam–asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum. Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”. IV.

ALAT DAN BAHAN No.

Alat

Bahan

1.

Mortir

Acid stearin

2.

Stamper

Glycerin

3.

Gelasukur

Natrium Biborat

4.

BekerGelas

Traethanolamin

5.

Erlenmeyer

AsamSitrat

6.

Neraca gram

Aquadest

7.

Neraca milligram

Nipagin

8.

Tube

V.

9.

Anaktimbangankasar

10.

Anaktimbanganhalus

11.

Label

12.

Lap

13.

Kotak kemasan

14.

Sudip

15.

Etiket Biru

16.

Kertas perkamen

USULAN FORMULA 

FORMULA ACUAN (FMS Hal: 100 ) Acid Stearin

142 g

Glycerin

100 g

Natrium Biborat

2.5 g

Traethanolamin

10 g

Aquadest

750 g

Nipagin

q.s

m. f. Cream S. U. E



FORMULA YANG DIUSULKAN Tiap 10 g mengandung : Acid Stearin

14.2 g

Glycerin

10 g

Natrium Biborat

0.25 g

Traethanolamin

1g

Aquadest

75 ml

Nipagin( 0,3 % )

0.03 g

Formula

Bahan

VI.

( 125mg/ 5ml )

Acid Stearin

14.2 g

Glycerin

10 g

Natrium Biborat

0.25 g

Traethanolamin

1g

Aquadest

75 ml

Nipagin (0.3 %)

0.03

PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN a. Perhitungan Bahan Bahan Obat

Data perhitunganuntuk10 g ( 1 tube )

1. Acid Stearin

10/100 X 142 = 14.2 g

2. Glycerin

10/100 X 100 = 10 g

3. Natrium Biborat

10/100 X 2.5 = 0. 25 g

4. Traethanolamin

10/100 X 10 = 1 g

5. Aquadest

10/100 X 750 = 75 g = 75 ml

6. Nipagin

0.3/100 X 10 = 0.03 g

Bahan Obat

Data perhitungan untuk 60 g ( 6 Tube)

1. Acid Stearin

60/10 X 14.2 = 85,2 g

2. Glycerin

60/10 X 10 = 60 g

3. Natrium Biborat

60/10 X 0.25 = 1,5 g

4. Traethanolamin

60/ 10 X 1 = 6 g

5. Aquadest

60/10 X 75 = 450 g = 450 ml

6. Nipagin

60/10 X 0.03 = 0.18 g

Air untuk Nipagin

0.18 X 20 = 3,6 ml

b. Penimbangan Bahan Bahan

VII.

Formula

Fungsi Bahan

(10 g )

Acid Stearin

14.2 g

Zat Tambahan dan pelembut kulit

Glycerin

10 g

Pemanis, pembasah, dan pengental

Natrium Biborat

0.25 g

Antiseptikurm ekstern

Traethanolamin

1g

Surfaktan / Emulgator

Aquadest

75 ml

Pelarut

Nipagin

0.03 g

Pengawet

PROSEDUR PEMBUATAN 1. Panaskan Lumpang 2. Acid Stearin dileburdiataspenangas air ( masa 1) 3. Nipagin dilarutkan denan air mendidih( 0.21 X 20 = 4.2 ml ). 4. Natrium Biborat dilarutkan dengan air panas secukupnya. 5. Campurkan masa 1 dengan nipagin dan Natrium Biborat yang telah larut sedikit demi sedikit sampai homogen. 6. Tambahkan sisa aquadest sedikit demi sedikit sampai homogen. 7. Timbang seluruh sediaan, Bagi menjadi 7 bagian sama rata. 8. Masukkan dalam tube dan beri penandaan. g

VIII.

HASIL PENGAMATAN

VII.

PEMBAHASAN

VIII.

KESIMPULAN

IX.

PENGEMASAN  

Tube 10 g Etiket



Kotak Kemasan



Brosur

GEVAN Vaishing Cream

Komposisi : Tiap 10 gram mengandung Acid Stearin 14.2 g Gevan : Vanishing cream adalah krim perawatan kulit serbaguna penambah kecantikan yang diformulasikan khusus untuk daerah tropis dan mengandung zat nutrisi untuk kulit. Kegunaan : 1. Melindungi Wajah dari sinar matahari 2. Sebagai dasar make up 3. Sebagai pelembab kulit 4. Menyejukkan kulit Pemakaian: Pakailah Vanishing Crea setiap hari, pagi, siang, dan malam ke gbagian wajah dan seluruh badan, maka kulit akan sehat, halus, dan berseri. Cocok bagi priadan wanita

Penyimpanan : Simpan dibawah 30 derajat celcius. Dalam wadah rapat

Kemasan : Tube 10 gram

No. Reg No. Batch Mfg. date Exp. Date

: DBL 353637383940 : 160899GP : 25 April 2018 : 25 April 2020

Diproduksi Oleh : PT. GEPUK FARMA Palembang – Indonesia

Related Documents


More Documents from "Max L. Costner"