Asuhan Kebidanan Patologi Tugas & Kewenangan Bidan dalam Persalinan Vakum Ekstraksi Dosen Pembimbing : Siti Istiyati,S.ST.,M.Kes
Disusun Oleh : Dita Oktaviani (1710105134) 4A1/D3 Kebidanan
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III FAKULTAS ILMU KESEHATAN Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca perihal permasalahan kebidanan di patologi, untuk ke depannya semoga dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 18 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Contents BAB I ................................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4 A. LATAR BELAKANG............................................................................................................... 4 B.
RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 5
C.
TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................................ 6 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................... 6 A. Definisi Vakum Ekstraksi ......................................................................................................... 6 B. Indikasi dan Kontra Indikasi Vakum Ekstraksi ......................................................................... 6 C. Syarat- syarat Vakum Ekstraksi ................................................................................................ 7 D. Alat- alat dan Prosedure Vakum Ekstraksi ................................................................................ 7 E. Keuntungan dan Kerugian Vakum Ekstraksi ............................................................................. 8 Keuntungan : .................................................................................................................................. 8 F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dari Vakum Ekstraksi .......................................................... 9 G. Kegagalan dan Penyebab Kegagalan dari Vakum Ekstraksi ..................................................... 9 Kegagalan....................................................................................................................................... 9 H. Komplikasi .............................................................................................................................. 10 I.
Kewenangan Bidan dalam Persalinan Vacum Ekstraksi ....................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................................... 12 PENUTUP .......................................................................................................................................... 12 A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 12 B.
Saran ..................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 13
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Setiap wanita menginginkan proses persalinan berjalan secara normal dan melahirkan bayi yang sempurna. Proses persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor yang berperan yaitu kekuatan mendorong janin keluar (power) yang meliputi kekuatan uterus (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diaphragma dan ligamentum action, faktor lain adalah faktor janin (passanger) dan faktor jalan lahir (passage). Apabila his normal, tidak ada gangguan karena kelainan dalam letak atau bentuk janin dan tidak ada kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir maka proses persalinan akan berlangsung secara normal. Namun apabila salah satu ketiga faktor ini mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan kekuatan his tidak adekuat, kelainan pada bayi atau kelainan jalan lahir maka persalinan tidak dapat berjalan normal sehingga perlu segera dilakukan persalinan dengan tindakan seperti dengan ektraksi vacum dan forsep untuk menyelamatkan jiwa ibu & bayi dalam kandungannya. Hal ini sesuai dengan Rencana Strategis Nasional yang terdapat dalam pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu : setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat. Persalinan tindakan pervaginam dengan ektraksi vakum atau forsep dilakukan apabila syarat persalinan dipenuhi dan ada indikasi. Ekstraksi vakum merupakan salah satu dari dua instrumen tindakan obstetrik operatif yang bertujuan untuk menolong persalinan melalui jalan lahir atau pervaginam. Alat ekstraksi vakum terdiri dari mangkok penghisap, botol vakum dan pompa untuk membentuk tekanan negatif. Tindakan ini dilakukan untuk semua keadaan yang mengancam ibu dan janin yang memiliki indikasi untuk menjalani persalinan pervaginam dengan bantuan alat. Penelitian lainnya yang dilakukan di klinik Obstetri Gynekology Kosovo didapatkan persalinan yang menggunakan ektraksi vakum sebesar 158 atau (1,74%) dari 10742 persalinan, dimana 121 (76,5%) dari 158 kasus ektraksi vakum tanpa memiliki riwayat aborsi, sebanyak 101 (64%) wanita dengan melakukan persalinan dengan ektraksi vakum berusia 21-30 tahun. Pada penelitian tersebut menggambarkan indikasi utama dari tindakan ektraksi vakum karena kelelahan seorang ibu pada kala II yang ditemukan pada 115 kasus (72%). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80% karena komplikasi obstetri dan 20% oleh sebab lainnya, sedangkan penyebab tidak langsung adalah “3 Terlambat” dan “4 Terlalu”. Tiga faktor terlambat yang dimaksud adalah terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan terlambat
dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan. Adapun 4 terlalu yang dimaksud adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% . Namun disisi lain, pertolongan persalinan dengan tindakan memberikan dampak kesakitan pada ibu dan bayi. Persalinan tindakan pervaginam dengan ektraksi vakum dan forsep, dapat meningkatkan bahaya robekan jalan lahir dan perdarahan pasca persalinan yang merupakan faktor penyebab kematian ibu.
B.
RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi vakum ? 2. Apa indikasi dan Kontraksi dari ekstraksi vakum? 3. Apa syarat-syarat ekstraksi vakum ? 4. Apa sjaa kewenangan bidan dalam persalinan vakum ekstraksi ?
C.
TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui definisi dari ekstraksi vakum 2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari ekstraksi vakum 3. Untuk mengetahui syarat-syarat ekstraksi vakum 4. Untuk mengetahui dari alat- alat dan prosedure ekstraksi vakum 5. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dari ekstraksi vakum 6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari ekstraksi vakum 7. Untuk mengetahui kegagalan dan penyebab kegagalan dari ekstraksi vakum 8. Untuk mengetahui komplikasi dari ekstraksi vakum 9. Kewenangan bidan dalam persalinan dalam vakum ekstraksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Vakum Ekstraksi Adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum dari Malstrom. Persalinan dengan ekstraksi vakum dilakukan apabila ada indikasi persalinan dan syarat persalinan terpenuhi. Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstrasi pada bayi, (Sarwono, 2002). Ekstraksi vakum, seperti juga ekstraksi forsep merupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang maih berada dalam jalan lahir. Tekanan vakum yang dianggap tidak berbahaya untuk bayi berkisar antara 0,4 – 0,6 kg /cm, (Mochtar, 1998)
B. Indikasi dan Kontra Indikasi Vakum Ekstraksi Indikasi : Indikasi persalinan dengan ekstraksi vakum adalah : a) Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk mengejan b) Partus macet pada kala II c) Gawat janin d) Toksemia gravidarum e) Ruptur uteri mengancam. Kontra Indikasi : a. Ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejan, panggul sempit. b. Bukan presentasi belakang kepala, presentasi muka atau dahi. c. Panggul sempit (disproporsi kepala panggul) d. Kepala belum masuk pintu atas panggul. e. Pembukaan serviks tidak lengkap. f. Bukti klinis adanya CPD. g. Kontraindikasi – Relatif. h. Preterm atau TBJ > i. Penurunan kepala di panggul tengah. j. Tidak kooperatif
C. Syarat- syarat Vakum Ekstraksi Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi vakum dengan catatan persyaratan persalinan pervaginam memenuhi. Syarat untuk melakukan ekstraksi vakum adalah sebagai berikut15 : a) Pembukaan lengkap b) Penurunan kepala janin boleh pada Hodge III c) Presentasi kepala, janin aterm, TBJ >2500 g d) Cukup bulan ( tidak prematur ). e) Tidak ada kesempitan panggul. f) Kepala sudah masuk pintu atas panggul. g) Anak hidup dan tidak gawat janin. h) Kontraksi baik. i) Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan. j) Ketuban sudah pecah / dipecahkan. k) Analgesia yg sesuai. l) Kandung kencing ibu kosong
D. Alat- alat dan Prosedure Vakum Ekstraksi 1. Alat yang digunakan dalam ekstraksi vakum adalah:
1 buah vakum dengan manometer Beberapa mangkuk (terbuat dari besi) dengan diameter 30, 40, 50, dan 60 mm. Selang karet Rantai besi Pompa tangan Alat penarik khusus
2. Teknik pemasangan a)
Tindakan
b)
Instruksikan kepada asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi sudah tersedia. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum. Masukkan tangan ke wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%, lalu bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan. Lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut
Pemasangan mangkok vakum
Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati introitus pasangkan pada kepela bayi (perhatikan agar
c)
tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata atau moulage di daerah ubun-ubun kecil) Dengan jari tengah dan telunjuk tahan mangkok pada posisinya dan dengan jari tengah dan telunjuk tangamn lain lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit antara mangkok dan kepala. Setelah hasil pemeriksaan baik, keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya. Instruksikan asistenuntuk menurunkan tekanan secara bertahap. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) -2 (malmstroom)setelah dua menit, naikkan hingga skala 60 (silastik)atau -6 (malstroom) dan tunggu 2 menit. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme)pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut dan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih kuat.
Penarikan
Pada fase acme (puncak)dari his, minta klien untuk mengedan secara simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai (tangan luar menarik pengait. Ibu jari tangan dalam pada mangkuk , telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi) Bila belum berhasil dalam tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomi (pada pasien dengan pertineum yang kaku) dilakukan saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali saat suboksiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka dan dagu.
E. Keuntungan dan Kerugian Vakum Ekstraksi Keuntungan : Keuntungan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi forseps antara lain adalah : 1)
Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau kurang dengan demikian mengurangi frekuensi seksio sesare
2)
Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang pada belakang kepala, samping kepala ataupun dahi
3)
Mangkuk dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8 – 9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk itu dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada serviks. Tarikan
tidak boleh terlalu kuat untuk menghindari robekan serviks. Disamping itu mangkuk tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan otak.
Kerugian :
a)
Memerlukan waktu lebih lama untuk pemasangan mangkuk sampai dapat ditarik relatif lebih lama daripada forseps (+ 10 menit) cara ini tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distres (gawat janin).
b)
Kelainan janin yang tidak segera terlihat (neurologis).
c)
Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.
F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dari Vakum Ekstraksi 1)
Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun – ubun besar
2)
Penurunan tekanan harus berangsur – angsur
3)
Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
4)
Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengedan
5)
Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang mangkuk yang terbesar
6)
Mangkuk tidak boleh dipasang pada muka bayi
7)
Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi prematur.
G. Kegagalan dan Penyebab Kegagalan dari Vakum Ekstraksi Kegagalan a. Ekstraksi vacum dianggap gagal jika : Kepala tidak turun pada tarikan. b. Jika tarikan sudah tiga kali dan kepala bayi belum turun, atau tarikan sudah 30 menit, Mangkok lepas pada tarikan pada tekanan maksimum.
c. Setiap aplikasi vacum harus dianggap sebagai ekstraksi vacum percobaan. Jangan lanjutkan jika tidak terdapat penurunan kepala pada setiap tarikan. Penyebab Kegagalan a. Tenaga vacum terlalu rendah. b. Tekanan negatif dibuat terlalu cepat. c. Selaput ketuban melekat. d. Bagian jalan lahir terjepit. e. Koordinasi tangan kurang baik. f. Traksi terlalu kuat. g. Cacat alat, dan h. Disproporsi sefalopelvik yang sebelumnya tak diketahui.
H. Komplikasi 1)
2)
I.
Pada Ibu : Perdarahan akibat atonia uteri / trauma. Trauma jalan lahir Infeksi Pada Janin : Aberasi dan laserasi kulit kepala. Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu. Nekrosis kulit kepala Perdarahan intrakranial sangat jarang Jaundice. Fraktur klavikula Kerusakan N.VI dan VII.
Kewenangan Bidan dalam Persalinan Vacum Ekstraksi
Penyelenggaraan Praktek Bidan dan Kewenangan Bidan. Kewenangan bidan yang tercantum dalam Permenkes No.1464/Menkes/Per/X/2010 menyebutkan bahwa kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki seluruh bidan yang meliputi salah satunya yaitu pelayanan kesehatan ibu yang meliputi pelayanan konseling pada masa pra hamil, pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pelayanan persalinan normal, pelayanan nifas normal, pelayanan ibu menyusui dan pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. Bidan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah yang seharusnya melakukan tindakan sesuai kewenangannya yaitu salah satunya menolong persalinan normal tidak jarang harus melakukan tindakan vakum ekstraksi karena rasio dokter spesialis yang ada di Rumah Sakit – Rumah Sakit Umum terbatas tidak sesuai dengan banyaknya pasien rujukan yang datang ke Rumah Sakit Umum tersebut. Menurut data Rekam medik di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Banjar Tahun 2010 sampai dengan 2014 di Rumah Sakit Umum
Daerah itu 99 Persen bidan menolong persalinan dengan vakum ekstraksi dengan jumlah tenaga medis yaitu 4 ( empat ) tenaga Dokter spesialis dan 18 ( delapan belas) tenaga bidan yang dihadapkan pada jumlah pasien yang datang rata –rata 144 yang harus di lakukan tindakan vakum ekstraksi sehingga berakibat bidan harus melakukan tindakan tersebut dengan tanpa adanya pengawasan dan pendampingan yaitu salah satunya tindakan persalinan dengan bantuan alat yaitu tindakan vakum ekstraksi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. 2. 3. 4.
B.
Ekstraksi Vacum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum dari Malstrom. Alat-alat ekstraksi vacum terdiri dari mangkok (cup), rantai penghubung, pipa penghubung, botol dan pompa pengisap. Indikasi pemakaian ekstrasi vakum adalah: Kelelahan ibu, Partus tak maju, Gawat janin yang ringan, Toksemia gravidarum dan Rupture uteri iminens Kontra Indikasi antara lain : Ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejan, panggul sempit, bukan presentasi belakang kepala, presentasi muka atau dahi dan kepala belum masuk pintu atas panggul.
Saran Dalam penatalaksanaan vakum ekstraksi ini sebaiknya sebagai bidan kita senantiasa bersikap hati-hati agar dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jilid I Edisi 2. Jakarta : EGC; 1998. Mose C.J., Alamsyah M. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo: Persalinan Lama. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010. Pacarda M, Zeqiri F, Hoxha S, Dervishi Z, Kongjeli N, Qavdarbasha H, et al. Impact of parity and intrauterine fetal condition during vacuum extraction. Med arh [Internet] 2010 [cited 2010 Oct 5]; 64(3):175 .Available from : Scopemed Martinus G. Bedah Kebidanan Martinus. Jakarta: EGC; 1997. Cunningham G.F., Gant F.N., Levono J.K., Gilstrap III, C. Larry, Hayth C.J., Wesnstrom D.K. Obstetri Williams. Vol.1 Edisi 21. Jakarta: EGC; 2006. American Family Physican. Assisted vaginal delivery using the vacuum extractor [Internet]. C2000 [cited 2011 Oct 30]. Available from : http://www.aafp.org/afp/2000/0915/p1316.html 15.Angsar D.M. Ilmu Bedah Kebidanan: Ekstraksi Vakum dan Forsep. Jakarta: PT Bina Pustaka, 2010. Obstetri Operatif. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran; 2000 Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: Bagian Obstetri dan Gynekologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 1999.