Makalah Syok Obstetri.docx

  • Uploaded by: Nafia Nur Handayani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Syok Obstetri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,056
  • Pages: 17
Blok 8 Deteksi Dini Persalinan Patologis : Komplikasi Status Ibu dan Janin “Syok Obstetri” Dosen Pembimbing : Diadjeng Setya W, Dr.,M.Kes

Nafia Nur Handayani

165070607111011

Nadia Nur Fadilah

165070607111002

Yessy Mulyanur Anggraeni

165070607111003

Wening Pangerti Mhaharani

165070607111004

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA S1 KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2018/2019

1

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga makalah yang berjudul “Komplikasi Status Ibu dan Janin: Syok Obstetri” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari Ibu Diadjeng Setya W, Dr.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan temanteman sebagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Malang, 24 Agustus 2018 Penyusun

2

Daftar Isi Kata Pengantar….........................................................................................................................................2 Daftar Isi…......................................................................................................................................................3 Bab 1 Pembukaan 1.1 Pendahuluan …...........................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4 1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4 Bab 2 Pembahasan 2.1 Definisi.............................................................................................................................................6 2.2 Klasifikasi.......................................................................................................................................6 2.3 Penyebab atau Faktor Fresiko...............................................................................................7 2.4 Patofiiologis..................................................................................................................................8 2.5 Tahapan Syok...............................................................................................................................9 2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................................................9 Bab 3 Penutup 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................16 3.2 Saran..............................................................................................................................................16 Daftar Pustaka...........................................................................................................................................17

3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme. Dengan demikian syok merupakan suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai (3). Syok sulit di definisikan, hal ini berhubungan dengan sindrom klinik yang dinamis, yang di tandai dengan perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran jika tidak ditangani dapat menyebabkan kematian (2). Pada kondisi hamil, syok dapat terjadi pada kehamilan muda ataupun kehamilan lanjut, penyebabnya dapat disebabkan karena nyeri ataupun perdarahan

yang

berdampak

pada

keadaan

yang

menyebabkan

berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnyaserangan jantung atau gagal jantung ), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).Oleh karena itu pemberi layanan kesehatan termasuk bidan harus mampu melakukan identifikasi syok dan memberikan penatalaksanaan yang tepat, cepat dan berkualitas (4). Diharapkan kami dapat melaksanakan asuhan kebidanan berkaitan dengan kegawatdaruratan maternal pada ibu dengan syok obstetri. Secara khusus, dan mahasiswa mampu melakukan : 

Melakukan penilaian awal dari syok obstetric



Melakukan penilain klinik kasus syok obstetric



Melakukan penatalaksanaan untuk kasus syok obstetric (4)

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa definisi persalinan dengan Syok Obstetri? 2. Bagaimana konsep fisiologis dan klasifikasi dari Syok Obstetri ?

4

3. Apa penyebab atau factor resiko Syok obstetriv? 4. Bagaimana patofisiologis, diagnosis, dan mekanisme penurunan ? 5. Bagaimana penatalaksanaan kelahiran Syok Obstetri ? 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi persalinan dengan Syok Obstetri 2. Untuk mengetahui konsep fisiologis dan klasifikasi dari Syok Obstetri 3. Untuk mengetahui penyebab atau factor resiko Syok Obstetri 4. Untuk mengetahui patofisiologis, diagnosis, dan mekanisme penurunan 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan kelahiran Syok Obstetri

5

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Syok Obstetri merupakan syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab sebab lainnya. Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan ingtensif. Penyebab syok pada kasus gawat darurat obsteri biasanya adalah perdarahan (syok hipovolemik), sespsi (syok septik), gagal jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok neurogenic), alerdi (syok anafilatik). Curigai atau antisipasi syok, jika terdapat satu atau lebih kondisi berikut : 

Perdarahan pada awal kehamilan (seperti abortus, kehamilan ektopik, atau mola)



Perdarahan pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solution plasenta, rupture uteri)



Perdarahan setelah melahirkan (seperti rupture uteri, atonia uteri, robekan jalan lahir, plasenta yang tertinggal)



Infeksi (seperti pada abortus yang tidak aman atau abortus septik, amnionitis, metritis,pienefretis)



Trauma (seperti perlukaan pada uterus atau usus selama proses abortus, rupture uteri, robekan jalan lahir) (2).

2.2 Klasifikasi Terdpat beebrapa jenis syok obstetrik, yang dibedakan berdasarkaan penyebabnya diantaranya : a. Syok Hemoragik Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas (mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir (2).

6

b. Syok Neurogenik Syok yang dapat terjadi karena adanya rasa sakit yang berat, disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tibatiba tumor ovarium yang sangat besar (2). c. Syok Kardiogenik Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung (2). d. Syok Endotoksik/septic Merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan (2) e. Syok Anafilatik Yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi/hipersensitif terhadap obatobatan. Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik) (2). 2.3 Penyebab atau Faktor Resiko A. Faktor Predisposisi 

Anemia berat dan kondisi kesehatan yang buruk



Toksemia pada kehamilan



Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan



Persalinan yang lama, kelaparan, dehidrasi, dan asidosis



Retensi plasenta dalam waktu yang lama



Ruptur membrane yang berkepanjangan (4)

7

2.4 Patofisiologis Kematian sel merupakan jalan akhir dari adanya syok. Apabila sebagian besar sel dari organ vital telah mencapai stadium ini, syok menjadi ireversibel dan kematian akan terjadi, meskipun sudah dilakukan koreksi penyebab yang mendasar (2). Mekanisme patogenetik yang menyebabkan kematian sel tidak seluruhnya dimengerti. Satu dari denomiator yang lazim dari ketiga bentuk syok adalah curah jantung rendah. Pada pasien dengan syok hipovolemik, syok kardiogenik, dan syok obstruktif ekstrakardiak serta pada sebagian kecil syok distributif, timbul penurunan curah jantung yang berat sehingga terjadi penurunan perfusi organ vital. Pada awalnya, mekanisme kompensasi seperti vasokonstrikisi dapat mempertahankan tekanan arteri pada tingkat yang mendekati normal. Bagaimanapun, jika proses yang menyebabkan syok terus berlangsung, mekanisme kompensasi ini akhirnya gagal dan menyebabkan manifestasi klinis sindroma syok. Jika syok tetap ada, kematian sel akan terjadi dan menyebabkan syok ireversibel (2).

Patogenesis Syok Hipovolemik

8

2.5 Tahapan Syok Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih) (2). 1. Tahap kompensasi Adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah,dan pengisian pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat normal (2). 2. Tahap dekompensasi Dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu (2). 3. Tahap ireversibel Dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati,maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki (2) 2.6 Penatalaksanaan Prinsip pertama dalam penanganan kedaruratan medik dalam penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan atau setiap kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran nafas (Airway). Pernapasan (Breathing) dan sirkulasi

9

darah (Circulation). Jika situasi tersebut terjadi di luar rumah sakit, pasien harus dikirim ke rumah sakit dengan segeran dan aman (4). Tujuan utama pengobatan syok adalah melakukan penanganan awal dan khusus untuk:  Menstabilkan kondisi pasien  Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah  Mengefisiensikan system sirkulasi darah  Setelah pasien stabil tentukan penyebab syok (4) A. Penanganan Awal a. Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat b. Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas. c. Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh) d. Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka. e. Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya. f.

Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki) (4). B. Penanganan Khusus Mulailah infus intra vena jika memungkinkan dengan menggunakan kanula

atau jarum terbesar no. 6 ukuran terbesar yang tersedia. Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocokan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan. 

Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit

10



Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik pada resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat berbahaya.



Berikan paling sedikit 2 Liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan



Setelah

kehilangan

cairan

dikoreksi,

pemberian

cairan

infuse

dibutuhkan

dalam

dipertahankan dalam kecepatan 1 liter per 6-8 jam (4). Infus

dengan

kecepatan

yang

lebih

tinggi

mungkin

penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang diperkirakan hilang. 

Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down



Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.



Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.



Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung (4).

Setelah syok teratasi, langkah selanjutnya yang harus dikerjakan adalah Penentuan dan penanganan penyebab syok. Tentukan penyebab syok setelah ibu tersebut stabil keadaannya (4). a. Syok Perdarahan Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab syok: 1) Ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan perdarahan (seperti oksitosin, masasse uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta, persiapan untuk tindakan pembedahan). 2) Transfusi sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah. Pada kasus syok karena perdarahan, transfusi dubutuhkan jika Hb <8 g%. Biasanya darah yang diberikan ialah darah segar yang baru diambil dari donor darah.

11

3) Tentukan penyebab perdarahan dan tata laksana: 

Jika perdarahan terjadi pada 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik atau mola



Jika perdarahan terjadi setelah 22 minggu atau pada saat persalinan tetapi sebelum melahirkan, curigai plasenta previa, solusio plasenta atau robekan dinding uterus (rupture uteri).



Jika perdarahan terjadi setelah melahirkan, curigai robekan dinding uterus, atonia uteri, robekan jalan lahir, plasenta tertinggal. d. Nilai ulang keadaan ibu: dalam waktu 20-30 mnit setelah pemberian cairan, nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk melihat tanda-tanda perbaikan.

4) Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau ada perbaikan sebagai berikut: 

Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmHg



denyut jantung stabil



Kondisi mental pasien membaik, ekspresi ketakutan berkurang



Produksi urin bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam (4).

b. Syok Septik 

Jika infeksi dicurigai menjadi penyebab syok: 

Ambil sampel secukupnya darah, urin, pus, untuk kultur mikroba sebelum memulai terapi antibiotika, jika fasilitas memungkinkan.



Penyebab utama syok septic (70% kasus) ialah bakteri gram negatif seperti Esckherisia koli, Klebsiella pnemoniae, Serratia, Enterobakter, dan Psedomonas.



Antibiotika harus diperhatikan apabila diduga atau terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsis, syok septic, cedera intraabdominal, dan perforasi uterus.

Jangan diberikan antibiotika melalui mulut pada ibu yang sedang syok: 

Untuk kebanyakan kasus dipilih antibiotika berspektrum luas yang efektif terhadap kuman gram negatif, gram positif, anerobik, dan klamidia. Antibiotika harus diberikan dalam bentuk kombinasi agar diperoleh cakupan yang luas.



Berikan kombinasi antibiotika untuk mengobati infeksi aerob dan anaerob dan teruskan sampai ibu tersebut bebas demam selama 48 jam.

12

 Penisillin g 2 juta unit atau ampisilin 2 g I. V setiap 6 jam  Ditambah gentamisin 5 mg/kg BB I.V. setiap 24 jam  Ditambah metronidazol 500 mg I.V. setiap 8 jam  

Nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk menilai adanya tanda-tanda perbaikan

Jika trauma dicurigai sebagai penyebab syok, lakukan persiapan untuk tindakan pembedahan



Perubahan kondisi sepsis sulit diperkirakan, dalam waktu singkat dapat memburuk(4)

Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau ada perbaikan adalah : 

Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmhg



Denyut jantung stabil



Kondisi maternal membaik, ekspresi ketakutan berkurang



Produki urin bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam (4).

Penilaian Ulang a. Nilai ulang respon ibu tehadap pemeriksaan varian dalam waktu 30 menit untuk menentukan apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda perbaikan meliputi: 

nadi yang stabil (90 menit atau kurang)



Peningkatan tekanan darah (sistolik 00 mmHg atau lebih)



Perbaikan status mental (berkurangnya kebingungan dan kegelisahan)



meningkatnya jumlah urin (30 ml per jam atau lebih)

b. Jika kondisi ibu tersebut membaik  Sesuaikan kecepatan infuse menajadi 1 liter dalam 6 jam  Teruskan penatalaksanaan untuk penyebab syok c.

Jika kondisi ibu tersebut tidak membaik, berarti ia membutuhkan penanganan selanjutnya (4).

c.

Syok Anafilaktik Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau zat

kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan, adalah:

13

a. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah (1). b. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu: 1) Airway (membuka jalan napas). Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan, dan buka mulut (1). 2) Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pada syok anafilaktik yang disertai udem laring, dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi jalan napas total atau parsial. Penderita yang mengalami sumbatan jalan napas parsial, selain ditolong dengan obat-obatan, juga harus diberikan bantuan napas dan oksigen. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi (1). 3) Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar (1). Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru (1). d. Syok Neurogenik Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut. Penatalaksanaannya adalah a. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi Trendelenburg) (1). b. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi yang berulang (1).

14

c. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi (1). d. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat : 1) vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan seperti 2) ruptur lien) : 3) Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi. 4) Norepinefrin: Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Epinefrin. Efek vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya terhadap jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu bahwa pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh diberikan pada pasien syok neurogenik 5) Dobutamin: Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya cardiac output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer (1).

15

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Syok Obstetri merupakan syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab sebab lainnya.

Syok

merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Terdpat beebrapa jenis syok obstetrik, yang dibedakan berdasarkaan penyebabnya diantaranya Syok Hemoragik, Syok Neurogenik, Syok Kardiogenik, Syok Endotoksik/septic, Syok Anafilatik. Syok obstetrik dapat disebabkan oleh beebrapa hal diantaranya anemia berat dan kondisi kesehatan yang buruk, toksemia pada kehamilan, perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan yang lama, kelaparan, dehidrasi, dan asidosis, retensi plasenta dalam waktu yang lama, ruptur membrane yang berkepanjangan. Penatalaksanaan syok obstetrik dapat dibedakan berdasarkan klasifikasinya. Prinsip pertama dalam penanganan kedaruratan medik dalam penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan atau setiap kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran nafas (Airway). Pernapasan (Breathing) dan sirkulasi darah (Circulation). Jika situasi tersebut terjadi di luar rumah sakit, pasien harus dikirim ke rumah sakit dengan segeran dan aman.

3.2 Saran Semoga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan bisa melengkapi segala informasi dengan semaksimal mungkin.

16

Daftar Pustaka 1. Fitria, Cemy Nur. 2010. Syok dan Penanganannya. 2. Lumbanraja, Sarma N. 2015. Kegawatdaruratan dalam kehamilan / Sarma N. Lumbanraja-Medan: USU Press. 3. Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka 4. Setyarini, Didien Ika,, Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.Jakarta:Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

17

Related Documents

Makalah Syok Endus.docx
November 2019 19
Syok
June 2020 26
Syok Kardiogenik.pptx
April 2020 45
Syok Kardiogenik
October 2019 58

More Documents from "dr liza M.Pd.I MM CHt"