Makalah Sosper.docx

  • Uploaded by: Hery Anto Togatorop
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sosper.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,537
  • Pages: 9
MAKALAH MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN Matakuliah Sosiollogi Pretanian

DISUSUN OLEH : Heryanto Simatupang

150510170154

Meita Putri Shafira

150510170078

ANAJALI

1505101700

JAKA

1505101700

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITS PADJAJARAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab rahmat dan karunia-Nya kita semua diberikan kemudahan, kesehatan, kejernihan pikiran, dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah sosiologi pertanian dengan membuat suatu makalah hasil wawancara dengan masyarakat desa dan masyarakat perkotaan Kami juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen matakuliah sosiologi pertanian yang tela memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan dan menambah wawasan atau pengalaman di bidang sosiologi pertanian Besar harapan agar apa yang telah kami selesaikan dari makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi banyak orang. Kami juga sangat terbuka bagi siapapun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan kami dan kita semua tentunya.

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................Error! Bookmark not defined. BAB I .............................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3

Tujuan............................................................................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................................. 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2 2.1 Pengertian Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakt Pedesaan ................................................ 2 2.2 Indikator Pada Masyarakat Pedesa Dan Kota ....................................................................... 3 2.3 Penyebab Indikator Pada Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan ........ Error! Bookmark not defined. BAB III ........................................................................................................................................... 6 PENUTUP....................................................................................................................................... 6 3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 6

ii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah perkumpulan indidvidu individu di dalam suatu tempat yang sama dalam luasan yang dapat dijangkau. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang bersifat interdependen (saling ketergantungan satu sama lain). Secara umum masyarakat disebut sebagai perkumpulan sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang teratur dan terjangkau. Masyarakat merupakan istilah yang dipakai terhadap komuniti manusia yang tinggal secara bersama-sama. Dari segi pelaksanaannya masyarakat itu ada yang dibuat oleh sekumpulan orang da nada juga yang tidak sengaja dibuat oleh sekumpulan orang itu. Kata societas (msyarakat) diambil dari socius yang berarti “teman”, maknanya dimana masyarakat itu saling membutuhkan satu sama lain yang berkaitan juga dengan kata social. Hal tersebut bermakna bahwa ahli-ahlinya dalam masyarakat memiliki kepentingan dan matlamat yang sama. Walaupun setiap masyarakat berbeda, namun dalam lingkungan masyarakat akan adanya saling menghargai sehingga harus taat terhadap aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam lingkungan masyarkat tersebut. Setiap anggota masyarakat memiliki pola pikir yang berbeda sehingga diperlukan adanya saling menghargai antara satu individu dengan individu lain agar keharmonisan dalam suatu masyarakat tetap terjaga. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan kita bahas dalam penulisan makalah ini, antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan dan kota? 2. Bagaimana perbandingan indikator yang terjadi dalam masyarakat kota dan pedesaan? 3. Hal apa yang menjadi penyebab indikator yang berbeda dalam masyarakat kota dan pedesaan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat kota dan pedesaan 2. Untuk mengetahui perbandingan indikator masyarakat kota dan masyarkat pedesaan 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan indikator masyarakat desa dan masyarakat perkotaa

1

BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakt Pedesaan Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara wargayang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolongdan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial cenderung berkurang.Kehidupan masyarakat kota mempunyai sisi positif dan negatif. Dari segi negatif, masyarakat kotacenderung bersifat individual & sangat jarang untuk saling mengenal antara warga yang satu denganlainnya meskipun

tempat

tinggalnya

berdekatan.

Ini

dikarenakan

kehidupan

mereka

yang

semakinmoderen. Dapat kita lihat bahwa di kota kebanyakan rumah mereka dibatasi oleh pagarpagar tembok yang begitu tinggi. Yang sekaligus membatasi berlangsungnya interaksi antar tetangga. Mereka seolah-olah hidup pada dunia mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri. Hal inimembuat rasa persatuan, tolong-menolong dan gotong-oyong mulai memudar begitupun dengankepedulian sosial antara tiap warganya. Itu memicu terjadinya kesenjangan sosial di kalangan masyarakat kota. Kepadatan penduduk menjadi bagian dari kehidupan kota yang mana merekabersifat heterogen (berasal dari berbagai ras, adat dan suku) yang hidup saling berjejalan dalamlingkungan yang agak kumuh, kotor dan tidak sehat dengan berbagai pencemaran yang identikdengan kehiduopan kota. Norma yang ada sudah tidak terlalu ketat, sehingga kehidupankeagamaannya juga semakin menipis. Walaupun ada yang melanggar, orang yang melihatnya menganggap hal itu adalah hal yang lumrah atau biasa sehingga tidak memperdulikan lagi. Selain itu ada stratifikasi sosial yang memicu diskriminasi di mana masyarakat seolah memiliki kasta atau tingkatan yang terbagi atas kalangan atas yang hanya mau bergaul dengan sesamanya, juga ada kalangan menengah dan kalangan bawah. Kebutuhan orang kalangan atas yang selalu didahulukan karena dilihat memiliki materi yang lebih. Dari segi positif, orang kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Kemungkinankemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kotakarena ketersediaan mata pencahariannya di segala bidang. Sehingga banyak dari warga desa yangpergi mengadu nasib di kota dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yangbanyak. Jalan pikiran yang mereka anut pada umumnya bersifat rasional. Selain itu kota dianggap mewakili suatu kedinamisan dan progresifitas (kemajuan). Masyarakat kota seolah 2

selalu diburu olehwaktu dan situasi yang mendorong mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih kreatif. Untuk sebisamungkin mencukupi kebutuhannya. Di kota ada banyak hiburan yang tersedia. Ada juga ketersediaan alat-alat transportasi yang beraneka ragam. Toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan yang dibutuhkan maupun yang diinginkan. Gedung-gedung pencakar langit juga pusatperbelanjaan yang modern dan mewah yang bisa jadi tempat sekedar mencuci mata sekalipun. Kehidupan masyarakat di desa juga memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi negatif, desa dianggap menyimbolkan kediaman dan keterbelakangan serta kemalasan. Kenapa? Karena di desa masih kurang fasilitas pendukung aktivitas masyarakatnya. Kebanyakan lahan pekerjaan yang tersedia dari segi pertanian yang hasilnya juga tak seberapa. Dari sisi positif, masyarakat desa memiliki hubunganyang lebih erat dan lebih mendalam antar warganya. Biasanya mereka hidup berkelompok danmayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula yang berstatus PNS, TNI, POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil. Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua berpengaruh dominan dan memegang peranan penting selain juga menjadi tokoh panutan bagi warga setempat yang tiap-tiapkeputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari hari dan menjadi adat setempat, bisa dikatakan normanya masih terjaga dengan baik. Sehingga pelanggarandianggap tabu dan sebagai konsekuensinya bisa dikkucilkan dari warga yang lainnya. Rasa persatuanyang sangat kuat dan rasa tolong-menolong atau gotong-royong dalam segala hal masih terjagadengan baik pula. Alat komunikasi moderen yang sangat kurang membuat komunikasi yangberkembang cenderung sangat sederhana, masih berupa desas-desus yang menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu terkadang pula dilakukan pada hal-hal yangmengarah negatif. Dilihat dari jumlah penduduknya, di desa tidak terlalu padat dan bersifat homogen. Kontrol sosial masih tinggi, juga sifat kekeluargaannya masih ada.

2.2 Indikator Pada Masyarakat Pedesa Dan Kota Indikator merupakan hal yang terealisalikan dalam suatu kegiatan diman kegiatan berjalan sesuai aturan-aturan serta budaya yang berbeda. Untuk masyarakat pedesaan indikatornya sebagai berikut: 3

1. Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis di daerah desapetani, realitas alam ini sangat vital menunjang kehidupannya. Kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam seperti dalam pola berfikir dan falsafah hidupnya menentukan. 2. Dalam Segi Pekerjaan/Mata Pencaharian Umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani, sedangkan mata pencaharian berdagang merupakan pekerjaan sekunder sebagian besar penduduknya bertani. 3. Ukuran Komunitas Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dan daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah kilo meter perseginya. 4. Kepadatan Penduduknya Kepadatan penduduknya lebih rendah, biasanya kelompok perumahan yang dikelilingi oleh tanah pertanian udaranya yang segar, bentuk interaksi sosial dalam kelompok sosial menyebabkanorang tidak terisolasi. 5. Diferensiasi Sosial Pada masyarakat desa yang homogenitas, derajat diferensiasi atau perbedaan sosial relatif lebih rendah. 6. Lapisan Sosial Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah tidak terlalu besar. 7. Pengawasan Sosial Masyarakat desa pengawasan sosial pribadi dan ramah tamah disamping itu kesadaran untuk mentaati norma yang berlaku sebagai alat pengawasan sosial. 8. Pola Kepemimpinan

4

Menentukan kepemimpinan di daerah cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dariindividu. Disebabkan oleh luasnya kontak tatap muka dan individu lebih banyak saling mengetahui.Misalnya karena kejujuran, kesolehan, sifat pengorbanannya dan pengalamannya. Untuk indikator masyarakat perkotaan indikator yang sesuai sebagai berikut: a). Netral Afektif Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkan rasionalitas dan sifat rasional. Mereka tidak mau mencampur adukan hal-hal yang bersifat emosional atauyang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulahsebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. b). Orientasi Diri Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri,pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaandengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diripada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik. c). Universalisme Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiranrasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme. d). Prestasi Mutu

atau

prestasi

seseorang

akan

dapat

menyebabkan

orang

itu diterima

berdasarkankepandaian atau keahlian yang dimilikinya. e). Heterogenitas Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebihbanyak komponen dalam susunan penduduknya

5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari hasil mengidentifikasi indikator dari masyarakat dan perkotaan maka adanya kegiatan yang bersifat negative maupun positf di setiap lingkungan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Kebanyakan indikator positif ditemukan pada masyarakat pedesaan disebabkan karena masih banyaknya interaksi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Di lingkungan perkotaan terjadi interaksi antar masyarakat yang mementingkan kepentingan individu semata tanpa adanya rasa saling ketergantungan yang erat atau toleransi sudah minim. Perbedaan indikator tersebut kebanyakan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda di perkotaan dengan pedesaan.

6

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

12.docx
June 2020 5
Rencana Hidup.docx
June 2020 19
Doc1.docx
June 2020 7
Makalah Sosper.docx
June 2020 1
K Dan P.docx
June 2020 5