Makalah Perakitan Strawberry berbuah besar Penampilan karakter kuantitatif dan kualitatif serta keberhasilan persilangan pada 4 varietas stroberi (Fragaria x ananassa Duch)
Disusun oleh : Heryanto Simatupang.
150510170154
Muhamad Rafly Ardiansyah.
150510170222
Ilma sachra sentika.
150510170226
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME, dengan rahmat, dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Anas selaku dosen mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat memiliki kegunaan dalam rangka menambah pengetahuan serta wawasan mengenai perakitan Tanaman Strawberry berbuah besar. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami mengharapkan saran, usulan, kritik atas tugas yang kami susun ini mengingat ketidaksempurnaan makalah ini Semoga laporan ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sekiranya akalah ini telah kami susun, sebelumnya kami meminta maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan kata ataupun adanya kata kata yang kurang berkenan
Jatinangor, 23 Oktober 2018
i
DAFTAR ISI BAB I .............................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2
Tujuan Penelitian .......................................................................................................................... 1
1.3
Urgensi Penelitian ......................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3 PERMASALAHAN ...................................................................................................................... 3 2.1 Permasalahan utama............................................................................................................................ 3 2.2 Fokus Permasalahan............................................................................................................................ 3
BAB III........................................................................................................................................... 4 ISI ................................................................................................................................................... 4 3.1 Bahan dan Metode .............................................................................................................................. 4 3.2 Hasil dan pembahasan......................................................................................................................... 4
BAB IV ......................................................................................................................................... 12 PENUTUPAN .............................................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Stroberi (Fragaria spp.) merupakan buah khas yang berasal dari Amerika dan dikembang biakkan di daerah Amerika Utara Fragaria Virginiana L, var Duchesne dan disilangkan dengan Fragaria Chiolensis L. var Duchesne asal Chili yang menghasilkan hybrid stoberi modern (komersil) Fragaria X Annanassa var Duchesne yang paling kita kenal akan rasanya yang manis dan aroma yang menggoda selera yang dapat ditemui di pasar swalayan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul dengan melakukan pemuliaan tanaman, Program pemulia tanaman saat ini pada stroberi untuk mendapatkan stroberi dengan karakter kuantitatif dan kualitatif yang disenangi masyarakat dan yang paling menguntungkan. Demi mendapatkan varietas yang diinginkan dilakukanlah persilangan 4 varietas tanaman stroberi yaitu Earlibrite, Sweet Charlie, California dan Lokal Batu. Perlakuan yang dilakukan dengan cara menyilangkan keempat varietas untuk dua varietas berbeda, sehingga hasil persilangan tersebut kita jadikan benih untuk ditanam kembali, Hasil dari tiap tanaman baru akan kita amati antara lain untuk karakter kuantitas tanaman seperti, jumlah anakan, jumlah stolon, umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah dan bobot buah total pertanaman. Pengaruh yang berperan dalam peningkatan karakter kuantitas dan kualitas tanaman stroberi ada beberapa hal berikut peningkatan jumlah anakan dapat dipengaruhi oleh macam dan dosis pemberian pupuk organik, pemberian pupuk kandang sapi menunjukkan hasil yang lebih baik daripada pupuk bokashi (Supriyadi,. 2007), jumlah stolon dapat ditingkat dengan perlakuan penambahan cahaya (photo-period) dengan lampu 100 W selama 15 hingga 17 jam (Hasan et al., 2011), yang menyatakan bahwa penjarangan bunga dapat meningkatkan rata rata bobot buah, akan tetapi penjarangan pada bunga primer dan sekunder tidak mempengaruhi peningkatan bobot buah (Khanizadeh, Lareau dan Buszard., 2006), dan perkembangan tunas stroberi dipengaruhi oleh suhu lingkungan,perkembangan tunas terjadi saat suhu diantara 10 hingga 20oC (Menurut Antunes et. al.,2011). 1.2
Tujuan Penelitian Tujuan pengamatan ini untuk menemukan keberhasilan persilangan antara 4 varietas stroberi yang berbeda untuk mendapatkan varietas baru dengan karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman yang lebih unggul dan mengetahui faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah produksi stroberi pada jumlah produksi terutama rasa dan aroma stroberi. 1.3
Urgensi Penelitian Stroberi merupakan salah satu komoditas tanaman buah-buahan yang unik dan terkenal di Indonesia karena rasa dan bentuknya yang unik sehingga masyarakat menyenangi tanaman terlebih buah tanama tersebut. Tanaman stroberi digunakan bukan hanya sekedar buah melainkan dapat dijadikan obat herbal juga. Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat 1
ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. Budidaya stroberi yang masih kurang diindonesia disebabkan hasil dan ukuran buah yang kurang bagus yang menyebabkan petani kurang memberikan perhatian dalam mengmbangkan budidaya tanaman tersebut. sehingga pada pengamatan ini permasalahan tersebut diberi penyelesaian masalah dengan dilakukannya persilangan antara 4 spesies untuk mendapatakan karakter buah yang lebih baik kuantitas dan kualitasnya.
2
BAB II PERMASALAHAN 2.1 Permasalahan utama Perbedaan iklim antara tropis dengan subtropis menyebabkan tanaman strawberry tidak dapat berbuah sebesar ketika ditanam di iklim tropis, dan perbedaan iklim ini dikarenakan beberapa factor yang mempengaruhi seperti suhu, pencahayaan, dan siklus musiman dari tanaman tersebut. Hasil produksi buah dipengaruhi oleh jumlah stolon, jumlah stolon tanaman strawberry yang ditanam didaerah tropis cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lainnya yang beriklim subtropics, dikarenakan untuk memicu pertumbuhan stolon dibutuhkan pencahayaan yang lebih dari 12 jam, yaitu sekitar 15 jam. Pada tanaman strawberri lokal (batu), permasalahan utama terdapat pada pembungaan yang terlambat dan umur panen yang lama. 2.2 Fokus Permasalahan Untuk fokus permalahan yang dikaji dalam makalah ini cara perakitan strawberry berbuah besar dengan cara persilangan 4 varietas demi mendapatkan buah strawberry besar, manis, beraroma dan kuantitas tinggi. Dengan perbanyakan menggunakan stolon maka kita akan mendapatkan tanaman strawbeery baru yang memiliki sifat dan karakter sama dengan inang hasil persilangan antara 4 varietas yang memiliki sifat tanaman besar, beraroma, manis, dan kuantitas tanaman yang tinggi. Untuk jenis tanaman strawberry yang umum di Indonesia berbuah kecil sehingga pada makalah ini akan dibahas penyebab buah strawberry kecil dan cara merakit buah strawberry agar berbuah besar. Varietas tanaman strawberry persebarannya sudah mendunia sehingga kita dapat melakukan persilangan karena sudah lebih mudah mendapatkan plasmanuftah bahan persilangan tanaman tetapi untuk mendapatkan sifat dan karakter tanaman dimana setelah nantinya tanaman inang didapatkan dengan seleksi dan persilangan akan diperbanyak dengan perbanyakan stolon sehingga permasalahan yang terjadi yaitu cara mendapatkan tanaman baru yang berbuah besar sebagai tanaman inang nantinya dan perbanyakan tanaman inang tersebut agar tinggi.
3
BAB III ISI 3.1 Bahan dan Metode Penelitian pada literature yang kami baca dilaksanakan di lahan petani di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu dengan elevasi 800 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Desember 2013. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan perlakuan 4 varietas tanaman stroberi dan diulang sebanyak 4 kali. sebagai perlakuan antara lain (EB) : varietas earlibrite; (SC) : varietas sweet Charlie; (CL) : varietas california; (LB): lokal batu. Persilangan dilakukan pada semua kombinasi sehingga terdapat 16 kombinasi persilangan. Pengamatan meliputi pengamatan kuantitatif yaitu bobot buah (g), bobot buah/ tanaman (g), jumlah buah/ tanaman, umur berbunga (hari), umur panen (hari), jumlah anakan dan jumlah stolon. Sedangkan pengamatan kualititatif meliputi aroma buah, kemanisan, kemasaman, kekerasan buah. Data hasil pengamatan kuantitatif dianalisis dengan ANOVA taraf 10% dan bila terdapat pengaruh nyata, dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf 10%. Data pengamatan kualitatif dianalisis menggunakan uji organoleptik metode simple rank test dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji LSDrank 3.2 Hasil dan pembahasan Untuk penentuan tetua dari tanaman yang digunakan adalah dengan seleksi melakukan seleksi massa dimana pertaman melakukan penanaman 4 lahan yang dimana tiap lahan ditanami satu varietas kemudian setelah berbuah kita melakukan seleksi massa dengan memilih tanaman yang memiliki buah besar. Tanaman strawberry yang kita pilih dari tiap lahan atau varietas kemudian kita perbanyak dengan cara perbanyakan stolon untuk mendapatkan kuantitas tanaman lebih banyak tiap varietas diseleksi tersebut agar lebih mudah untuk melakukan persilangan dengan varietas lainnya.
Terlihat pada tabel diatas buah tanaman strawberry dengan varietas lokal batu memiliki bobot buah yang jauh daripada 3 varietas lainnya yang bobot buahnya hampir 4
mirip. Namun tanaman strawberri lokal memiliki potensi produktifitas yang cukup tinggi dengan menghasilkan anakan yang lebih banyak dibandingkan varietas lain, dan karakteristik strawberri varietas lokal adalah varietas ini memiliki wangi yang harum dibandingkan varietas lainnya, untuk varietas lainnya karakteristiknya hampir mirip yaitu memiliki bobot buah yang cukup besar. Namun tanaman strawberry memiliki potensi bobot buah yang lebih besar pada daerah subtropics karena Pada iklim subtropis, bobot buah yang lebih besar akibat dari translokasi fotosintat yang terfokus pada buah hanya pada musim semi dan panas, sedangkan pada musim gugur dan dingin fotosintat disimpan dalam akar dan tanaman mengalami dormansi. Setelah mengalami dormansi, simpanan fotosintat di akar baru dipindahkan menuju tunas dan bunga. Berbeda dengan iklim subtropis, penanaman di iklim tropis mengakibatkan tanaman berproduksi sepanjang tahun sehingga fotosintat terus menerus disalurkan pada buah.
Pada tabel diatas terlihat karakteristik yang dimunculkan oleh tanaman strawberry dari tiap varietasnya. Tanaman lokal memiliki tingkatan aromatic paling tinggi diantara yang lainnya. Rasa asam dan manis yang terkandung pada strawberry memiliki perbedaan yang paling sedikit
kombinasi persilangan antara varietas lokal batu dengan semua varietas introduksi diduga akan memberikan keragaman pada bobot buah. Hal ini dikarenakan semua varietas introduksi memiliki bobot buah yang jauh berbeda dengan varietas lokal. Hal yang sama 5
mungkin juga terjadi pada karakter bobot total buah. Selain itu, kombinasi persilangan antara varietas lokal batu dengan varietas earlibrite diharapkan mampu menghasilkan varietas baru yang beraroma wangi dan keras. Pada persilangan antara lokal batu dengan varietas sweet charlie diharapkan mampu meningkatkan aroma wangi pada buah, dikarenakan varietas sweet charlie adalah yang paling wangi diantara varietas introduksi. Metode yang dipakai pada proses perakitan ini adalah persilangan antara 4 varietas sehingga mendapatkan 16 jenis tanaman yang dihasilkan dari persilangan antara satu dengan lainnya, metode ini digunakan mungkin dianggap paling mudah dan paling murah untuk digunakan, dikarenakan mekanismenya yang masih konventional dan tidak membutuhkan ilmu yang terlalu mendalam untuk melakukan persilangan. Kekurangan dari metode ini adalah variasi genetic yang hampir serupa sehingga variasi antara tanaman satu dengan lainnya hampir memiliki kemiripan Skema persilangan Persilangan awalnya dilakukan dengan mencari sumber daya genetic dalam hal ini 3 varietas tanaman strawberry yang di introduksi dari daerah lain, lalu mengidentifikasi karakteristik yang terdapat pada tanaman introduksi, lalu tanaman dilakukan persilangan dengan tanaman varietas lokal dengan harapan adanya perubahan susunan gen pada generasi tanaman berikutnya sehingga tanaman varietas lokal dapat menghasilkan buah dengan bobot lebih besar. Dari persilangan yang telah dilakukan maka didapatkan varietas baru dengan buah besar, beraroma, manis dan kuantitas tinggi terjadi pada persilangan tanaman strawberry varietas Earlibrite dengan Sweet Charlie dengan seleksi massa pada tanaman buah yang besar didapatkan buah paling besar, jumlah stolon paling banyak, jumlah buah dan jumlah bunga yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (tanaman paling diinginkan) sehingga dijadikan tanaman indang dan diperbanyak dengan perbanyakan stolon sehingga tanaman hasil persilangan menjadi tanaman inang dan tanaman baru memiliki sifat dan karakter yang sama karena diperbanyak secara vegetatif. Untuk perbanyakan dengan stolon dilakukan dengan cara bibit strawberry yang telah disiapkan, ditanam dalam tiap polibag ukuran 10 x 15 cm yang telah berisi media. Bibit strawberry diukur tinggi awal dan jumlah daun saat pertama kali bibit ditanam. Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 5 kali. Bibit strawberry yang telah berumur 4 minggu setelah tanam (MST) dipisahkan dari induknya, kemudian dipindahkan dalam polibag ukuran 15 x 30 cm yang telah berisi media. Pemeliharan strawberry dilakukan dengan penyiraman air dua kali (pagi dan sore) setiap hari, dilakukan pemangkasan pada daun yang layu atau terserang hama, dan mencabut gulma yang tumbuh di polibag. Pemotongan stolon dilakukan pada sore hari, hal ini bertujuan untuk mengurangi laju transpirasi tanaman induk. Semua stolon dipotong pada bagian pangkal dengan waktu yang berbeda, yaitu pada 5 MST (perlakuan P1), dan 8 MST (perlakuan P2). Pengamatan pertumbuhan dimulai dari 1 MST 13 MST, dengan mengukur tinggi tanaman, menghitung jumlah daun, jumlah stolon, umur munculnya bunga dan jumlah bunga. Parameter yang diamati pada penelitian ini antara lain tinggi tanaman (cm), yang diukur dengan cara menangkupkan semua daun menjadi satu kemudian diukur dari pangkal batang hingga ujung daun yang tertinggi menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan setiap seminggu sekali, dari 1 MST - 13 MST. Jumlah daun tanaman dihitung tiap satu minggu 6
sekali, dari awal penanaman bibit hingga usia 13 MST. Jumlah stolon yang tumbuh dari masing-masing tanaman induk dihitung seminggu sekali. Stolon yang akan dipotong dihitung jumlahnya terlebih dahulu. Umur berbunga diamati saat pertama kali bunga muncul pada setiap tanaman. Pengukuran berat basah (g) tanaman dilakukan dengan menimbang tanaman yang telah dicabut kemudian akarnya dicuci dengan air agar bersih dari tanah. Berat basah tanaman ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Berat kering (g) tanaman diperoleh dengan cara tanaman yang telah ditimbang berat basahnya dikeringkan di dalam oven dengan suhu 700 C sampai menunjukkan berat yang konstan (setelah dilakukan penimbangan 3 kali). Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal, yaitu faktor waktu pemotongan stolon. Adapun perlakuan tersebut terdiri dari P0 (tanaman strawberry yang stolonnya tidak dipotong), P1 (tanaman strawberry yang stolonnya dipotong pada 5 MST), dan P2 (tanaman strawberry yang stolonnya dipotong pada 5 MST). Masing-masing perlakuan dengan ulangan lima kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variances (ANOVA), apabila menunjukkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95 % .
Hasil pengamatan rerata tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman umur budidaya 13 minggu setelah tanam (MST) tersaji pada Tabel 1, Gambar 2 dan Gambar 3 Perlakuan Jumlah Daun P0 13,20 P1 10,60 P2 11,60 Keterangan : P0= Stolon tidak di potong (kontrol) P1= Pemotongan stolon 5 MST P2= Pemotongan stolon 8 MST
Parameter Tinggi (cm) Berat Basah (g) 29,96 30,30 31,48
7
31,32 26,44 23,43
Berat Kering (g) 5,90 5,77 5,02
Gambar. 1 Grafik rerata jumlah daun tanaman Strawberry dengan perlakuan pemotongan stolon pada waktu yang berbeda
Analisis ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan pemotongan stolon tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman strawberry, namun berpengaruh nyata terhadap jumlah stolon. Hal ini disebabkan karena pemotongan stolon tidak sepenuhnya dapat menghilangkan kompetitor tanaman induk, karena stolon dapat tubuh kembali.
8
Gambar 2. Grafik rerata tinggi tanaman Strawberry dengan perlakuan pemotongan stolon pada waktu yang berbeda Pertumbuhan tinggi tanaman strawberry pada 1 MST - 5 MST relatif sama, hal itu dikarenakan belum adanya pemotongan stolon. Perbedaan rerata tinggi tanaman mulai terlihat pada 6 MST -7 MST, dimana tanaman yang stolonnya dipotong pada 5 MST (P1) lebih tinggi dibandingkan tanaman yang stolonnya tidak dipotong (P0) dan dipotong pada 8 MST (P2), namun pada umur 11 MST – 13 MST perlakuan P1 lebih rendah dibandingkan P2. Hal ini dikarenakan tanaman strawberry sudah memasuki fase generatif. Tinggi tanaman P2 umur 13 MST menunjukkan hasil paling tinggi yaitu 31,48 cm dibandingkan dengan perlakuan P0 (29,96 cm) dan P1 (30,30 cm). Perlakuan pemotongan stolon tanaman strawberry pada 5 MST (P1), tanaman induk masih dalam fase vegetatif, oleh karena itu translokasi asimilat dari tanaman induk menuju stolon terhenti sementara. Diduga asimilat lebih banyak digunakan untuk persiapan pembungaan dibandingkan pertumbuhan organ vegetatif. Salisbury & Ross (1995) menyatakan pemangkasan bagian apical menjelang pembungaan,mengakibatkan terjadinya pembungaan pada tanaman tersebut. Goldworthy & Fisher (1996) menjelaskan, pembungaan mengakibatkan pembentukan sink baru dan persaingan internal untuk asimilat di dalam tanaman lebih besar. Peristiwa ini mengakibatkan asimilat kurang tersedia untuk pertumbuhan vegetatif tanaman (batang, daun, stolon). Tinggi tanaman strawberry yang tidak dipotong stolonnya (P0) menunjukkan hasil yang paling rendah pada umur 6 MST – 13 MST, karena adanya pertumbuhan daun dan stolon yang tinggi selama pertumbuhan. Stolon yang tumbuh pada fase vegetatif mengakibatkan terjadinya persaingan hasil asimilat untuk pembentukan akar, batang dan daun tanaman induk, karena stolon merupakan sink yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi sepanjang pertumbuhan vegetatif (Gardner, 1991).
9
Gambar 3. Histogram berat basah tanaman strawberry umur 13 MST Gambar 3. menunjukkan rata-rata berat basah tanaman strawberry yang stolonnya tidak dipotong (P0) lebih tinggi dibandingkan tanaman yang dipotong pada 5 MST (P1) dan 8 MST (P2). Peningkatan biomasa tanaman dipengaruhi oleh banyaknya absorpsi air dan penimbunan hasil fotosintesis (berat kering). Perlakuan pemotongan stolon mengakibatkan tanaman kehilangan biomassa, sehingga berat basah dan berat keringnnya lebih rendah. Tanaman strawberry yang stolonnya tidak dipotong memiliki jumlah daun dan jumlah stolon lebih banyak, dan hal ini terlihat juga pada berat basah yang lebih tinggi.
10
Gambar 4. Histogram berat kering tanaman strawberry umur 13 MST Gambar 4. menunjukkan rata-rata berat kering tanaman strawberry yang stolonnya tidak dipotong (P0) lebih tinggi dibandingkan tanaman yang dipotong pada 5 MST (P1) dan 8 MST (P2). Sitompul & Guritno (1995) menjelaskan, berat kering tanaman digunakan untuk menaksir pertumbuhan tanaman, karena mencerminkan akumulasi senyawa organik yang disintesis tanaman dari senyawa anorganik. Kozlowsky (1991) menyatakan bahwa secara umum perbedaan biomassa dipengaruhi oleh besarnya produk fotosintesis yang dihasilkan. Tanaman strawberry yang stolonnya tidak dipotong (P0) memiliki jumlah daun terbanyak, sehingga mampu menghasilkan produk fotosintesis lebih banyak, hal ini ditunjukkan berat kering yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang stolonnya dipotong pada 5 MST maupun yang dipotong pada 8 MST. Berat basah dan berat kering tanaman yang dipotong stolonnya pada 8 MST (P2) lebih rendah dari pada yang dipotong pada 5 MST (P1). Meskipun stolon yang dihasilkan perlakuan P2 pada umur 13 MST lebih banyak, namun ukurannya lebih kecil-kecil. Hal ini disebabkan karena stolon perlakuan P1 dapat tumbuh selama 8 minggu setelah pemotongan, sedangkan perlakuan P2 hanya 5 minggu.
11
BAB IV PENUTUPAN Dari pemilihan tanaman inang dengan cara seleksi massa terhadap 4 varietas tanaman didapatkan tanaman paling diinginkan untuk berbuah besar, beraroma, manis dan kuantitas buah tinggi terjadi pada persilangan varietas Earlibrite dengan Sweet Charlie sehingga dijadikan menjadi tanaman inang dan tanaman inang diperbanyak kembali dengan perbanyakan stolon atau secara vegetatif. Buah besar yang diinginkan didapatkan dengan pemilihan induk secara seleksi massa dan metode perakitannya dengan cara persilangan.
12
DAFTAR PUSTAKA Aristya G, Daryono B. 2014. Karakter fenotipik tanaman stroberi festival (Fragaria x ananassa D.)Hasil induksi kolkisin pada konsentrasi 0,05% dan 0,01% . Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada
Syahroni A, Purnamaningsih S, Soetopo L. 2015. Penampilan karakter kuantitatif dan kualitatif serta keberhasilan persilangan pada empat varietas stroberi (Fragaria x ananassa Duch). Malang. Universitas Brawijaya Aristya G, Daryono B. 2014. Karakter fenotipik tanaman stroberi festival (Fragaria x ananassa D.) Hasil induksi kolkisin pada konsentrasi 0,05% dan 0,01% . Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Gardener,F.P.,R. B. Pearce & R.L Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta Prihatman, K. 2000. Stroberi. BAPPENAS. Jakarta. Syahroni A, Purnamaningsih S, Soetopo L. 2015. Penampilan karakter kuantitatif dan kualitatif serta keberhasilan persilangan pada empat varietas stroberi (Fragaria x ananassa Duch). Malang. Universitas Brawijaya
13