MAKALAH SINGKAT “CONTOH KASUS EUTHANASIA DENGAN KAIDAH DASAR BIOETIK AUTONOMI”
OLEH: JEHAN SABRIANI / 1701011101023
TAHUN AJARAN 2017/2018 SEMESTER 1 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga jualah saya dapat menyelesaikan makalah singkat yang berjudul “Contoh Kasus Euthanasia dari Segi Kaidah Dasar Bioetik Autonomi” ini tepat pada waktunya dan menjadi pemenuhan tugas harian saya sebagai mahasiswa di Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kedokteran. Salam dan Shalawat tak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. yang telah menghantarkan kita dari jaman jahiliah menuju jaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen-dosen yang telah memberikan materi sebagai bahan untuk saya pribadi menyusun makalah ini, dan juga kepada dosen di ruanga tutorial dr. Fransiskus Lintong, M. Kes yang telah membimbing dan mengarahkan saya pribadi dan teman-teman sejawat di ruang tutorial 7 untuk menyelesaikan makalah ini. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman sejawat yang telah berpartisipasi dalam membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pihak-pihak yang terkait.
Manado, 24 Agustus, 2107
Jehan Sabriani
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu dan thanatos. Kata eu berarti baik, dan thanatos berarti mati. Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit. Oleh karena itu euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing, a good death, atau enjoy death (mati dengan tenang). Autonomi adalah salah satu prinsip dari Kaidah dasar Bioetik, yang menjelaskan tentang prinsip memberikan kuasa penuh pada pasien untuk menentukan nasib sendiri. Dalam dunia kedokteran kasus euthanasia ini sering terjadi, maka dari itu euthanasia ini menjadi bahan atau topik yang akan dibahas dimakalah ini, dan juga dalam makalah ini akan membahas euthanasia ditinjau dari Kaidah Dasar Bioetik Autonomi. B. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui contoh kasus euthanasia dan dinilai dari KDB Autonomi
BAB II ISI Contoh kasus Euthanasia yang terjadi di Korea Korea Pada tahun 2002, ada seorang pasien wanita berusia 68 tahun yang terdiagnosa menderita penyakit sirosis hati (liver cirrhosis). Tiga bulan setelah dirawat, seorang dokter bermarga Park umur 30 tahun, telah mencabut alat bantu pernapasan (respirator) atas permintaan anak perempuan si pasien. Pada Desember 2002, anak lelaki almarhum tersebut meminta polisi untuk memeriksa kakak perempuannya beserta dua orang dokter atas tuduhan melakukan pembunuhan. Seorang dokter yang bernama dr. Park mengatakan bahwa si pasien sebelumnya telah meminta untuk tidak dipasangi alat bantu pernapasan tersebut. 1 minggu sebelum meninggalnya, si pasien amat menderita oleh penyakit sirosis hati yang telah mencapai stadium akhir, dan dokter mengatakan bahwa walaupun respirator tidak dicabutpun, kemungkinan hanya dapat bertahan hidup selama 24 jam saja. Dari kasus diatas terdapat beberapa kalimat yang menunjukkan adanya KDB Autonomi yang dilakukan oleh dr. Park Seperti pada kalimat: 1. Tiga bulan setelah dirawat, seorang dokter bermarga Park umur 30 tahun, telah mencabut alat bantu pernapasan (respirator) atas permintaan anak perempuan si pasien Kalimat ini menujukkan bahwa pihak keluarga tertua dari pasien yakni anak tertuanya meminta untuk dilakukan euthanasia pada ibunya ddan hal inipun dilakukan oleh dr. Park, dah hal ini membuktikan bahwa dr. Prak memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri namun pada hal ini karena pasien yang telah sekarat sehingga keputusan diberikan sepenuhnya pada pihak keluarga pasien 2. Pada tahun 2002, ada seorang pasien wanita berusia 68 tahun yang terdiagnosa menderita penyakit sirosis hati (liver cirrhosis) 3. dokter mengatakan bahwa walaupun respirator tidak dicabutpun, kemungkinan hanya dapat bertahan hidup selama 24 jam saja Kedua kalumat ini menunjukkan bahwa dokter telah menjelaskan bagaimana keadaan pasien dengan diagnose yang telah dilakukan dan juga yang akan terjadi jika respirator tidak dicabut. Ini membuktikan bahwa dokter tersebut berterus terang dimana hal ini merupakan salah saru bagian dari prinsip autonomi Dan pada kalimat kedua yang menjelaskan tentang bagaimana keadaan pasien apabila respirator tidak dicabut pada pihak keluarga pasien, membuktikan adanya penjagaan hubungan kontrak yang dilakukan oleh dr. Park agar si keluarga pasien tidak salah faham. Dan penjelasan lain tentang bagian-bagian autonomi yang ada didalam check list pada modul bioetik tidak ditemukan pada kasus ini karena penjelasan secara rinci tidak dilakukan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu dan thanatos. Kata eu berarti baik, dan thanatos berarti mati. Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit. Oleh karena itu euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing, a good death, atau enjoy death (mati dengan tenang). Autonomi adalah salah satu prinsip dari Kaidah dasar Bioetik, yang menjelaskan tentang prinsip memberikan kuasa penuh pada pasien untuk menentukan nasib sendiri. Pada kasus yang terjadi di Korea yang ditangani oleh dr. Park, dapat ditemukan adanya Kaidah Dasar Bioetik Autonomi yang dilakukan oleh sang dokter, yakni dia memberikan hak pada keluarga selaku perwakilan pasien yang telah sekarat utnuk menentukan langkah yang akan dilakukan. B. Saran Bagi Mahasiswa Meningkatkan analisa pada kasus sehingga tidak salah dalam menentukan kesimpulan Bagi tim pengajar Mampu menghidupkan suasana sikelas agar mahasiswa lebih aktif dalam bertanya maupun menanggapi suatu hal.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=pengertian+euthanasia&btnG=&oq=pe nge https://rafflesiahydrangea.wordpress.com/2014/05/02/8-kasus-euthanasia-di-dunia/ DS Maksud, DSO Penderita - academia.edu